ACARA KE 3 dan 4
PENGAMATAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI pada
LEUKIMIA MIELOSITIK AKUT (Acute Myeloid Leukimia) dan LEUKIMIA
MIELOSITIK KRONIK (Chornic Myeloid Leukimia)
Disusun oleh:
Nama : Aprianto
NIM : 1811050039
Kelas : 5A TLM
M6 Eritroleukimia (3-5%)
20%. Pada fase ini jumlah leukosit bisa mencapai 300 ribu/mm3 yan didominasi
oleh eosinofil dan basofil. Sel yang leukemik mempunyai kelainan kromosom lebih
dari satu (selain kromosom Philadelphia)
c. Fase blastik atau krisis blastik
Pada fase ini pasien mempunyai blas lebih dari 20% pada darah serta sumsum
tulangnya. Sel blas telah menyebar ke jaringan lain dan organ di luar sumsum
tulang. Pada pasien ini, penyakit berubah menjadi leukemia mieloblastik akut atau
leukemia limfositik akut.
8. Diagnosis
Diagnostik LMK adalah gambaran khas hitung leukosit yang tinggi, sumsum tulang
hiperseluler dan basofilia. Analisis kromoson dan molekuler digunakan untuk
konfirmasi adanya translokasi BCR/ABL, adalah sebagai berikut:
a. Hitung jenis: jumlah lekosit bervariasi antara meningkat ringan hingga lebih
200.000/mm. Trombosit normal atau meningkat dan sering terjadi anemia
normositik normokromik.
b. Gambaran darah tepi: memiliki nilai diagnostik yang tinggi karena banyak
gambaran LMK yang unik yaitu terdapat pergeseran ke kiri dari mieloblas, mielosit,
metamielosit dan band form. Tanda khas (hallmark) LMK adalah basofilia dengan
hitung basofil sering lebih 1.000/mm Basofilia hampir tidak ditemukan diluar LMK
dan ditemukan beberapa kasus mastositosis. Eosinofilia dan kadang sel darah merah
berinti juga sering ditemukan. Morfologi trombosit biasanya normal tetapi dapat
ditemukan trombosit besar.
c. Bone Marrow Aspirate (BMA) dan Bone Marrow Biopsy (BMB): aspirasi sumsum
tulang menunjukkan selular “spicules“dan pada biopsi didapatkan hipersuler yang
hampir mengisi tempat sel-sel lemak. Terdapat hyperplasia granulositik dari seri
eosinofil neutrofil dan seri basofil. Megakariosit normal atau meningkat dan jumlah
nucleus berkurang. Histiosit biru laut umum ditemukan dalam sumsum tulang.
Fibrosis dan blas yang meningkat > 15 % merupakan gambaran fase aselerasi LMK.
Pada fase blas ditemukan blas > 20%.
d. Lain-lain: pengecatan neutrofil alkali fosfatase rendah atau tidak ada. Ini dipercaya
karena G-CSF yang rendah. LDH, dan vitamin B12 serum meningkat.
III. METODE
Microscopy / Virtual Microscopy / Slide Microscopy
Keterangan: Berdasarkan hasil praktikum pengamatan sediaan leukimia myeloid akut dapat
diketahui sel-sel yang ditemukan adalah eritrosit normal, spherosit, ovalosit, stomatosit,
bur sel, limfosit dan fragmen sel.
Gambar 3. Laporan Sementara Gambar 3. Hasil Screen Shoot Chorionic Myeloid Leukimia
Keterangan: Berdasarkan hasil pengamatan pada sediaan apus Chorionic Myeloid Leukimia
dapat diketahui bahwa sel yang ditemukan adalah: basophil, sel target, mikrositik hipokrom,
neutrophil batang, neutrophil segmen, limfosit dan eritrosit normal
IX. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan preparat sediaan apusan darah tepi
leukimia mielositik akut terdapat jenis-jenis leukosit dan eritrosit yaitu limfosit, target sel,
bur sel, stem sel, sickle sel dan ovalosit, hal ini sesuai denga teori dari Rahmalia (2005).
Pemeriksaan sediaan apusan darah tepi leukimia mielositik akut memiliki gambaran
peningkatan jumlah leukosit sel blas.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan preparat sediaan apusan darah tepi
leukimia mielositik kronik terdapat jenis-jenis leukosit dan eritrosit yaitu neutrofil segmen,
neutrofil batang, stem sel, hipokrom mikrositik, basofil, dan limfosit, hal ini sesuai dengan
teori Rendra M, dkk, (2013) yaitu Pemeriksaan apusan darah tepi leukimia mielosiitk
kronik memiliki gambaran eritrosit sebagian besar hipokromik mikrositer. Tampak seluruh
tingkatan diferensiasi dan maturasi sel granulosit, presentasi sel meilosit dan metamielosit
meningkat, demikian dengan prestasi eosinofil dan basofil.
Anwar, Cindy. Made Ayu Widyaningsih. 2017. Acute Myeloid Leukimia. Denpasar: Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana
Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: Penerbit Buku Kedikteran EGC.
ByrdJC, BloomfieldCD, dan WetzlerM. 2008. Acute and Chronic Myeloid Leukemia.
Dalam: Fauci, A.S. dkk (editor).Harrison’s Principles ofInternal Medicine17 the
Edition.USA: TheMcGraw-Hill Companies: (Hal 965-975)
Denny Ariffriana, Devita Yusdiana, Indra Gunawan. 2016. Hematologi Bidang Keahlian
Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Istiroha dan Roihatul Z. 2019. Asuhan Keperawatan pada Kasus Hematologi. Surabaya: CV.
Jakad Publishing Surabaya
Rahmalia A .2005. Lecture Notes: Kedokteran Klinis. Jakarta: Erlangga
Rendra M, dkk .2013. Gambaran Laboratorium Leukimia Kronik di Bagian Penyakit Dalam
RSUP Dr.M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol 2(3).
RottyWAL. Leukemia Limfositik Kronik.Dalam: Sudoyo, AW dkk (editor). 2009. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid2 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing (Hal. 1276-1282)
Sudarsono, Tantri Analisawati. 2020. Buku Penuntun Hematologi 3. Purwokerto:
Universitas Muhammadiyah Purwokerto