Anda di halaman 1dari 23

BIVALVIA

Klasifikasi Bivalvia secara umum


Kerajaan : Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Bivalvia (Linnaeus, 1758).

Pengertian Umum dan Struktur Tubuh Bivalvia


Bivalvia merupakan salah satu kelas dari Filum Mollusca. Bivalvia disebut
juga dengan Pelecypoda dan Lamellibrankhiata. Disebut Bivalvia karena hewan
ini mempunyai dua cangkang di kedua sisi hewan dengan engsel dibagian dorsal.
Fungsi dari cangkang tersebut adalah sebagai pelindung tubuh dan bentuknya
digunakan untuk identifikasi. Bivalvia disebut juga Pelecypoda karena kakinya
yang berbentuk kapak. Sedangkan disebut Lamellibrankhiata karena insangnya
yang berbentuk lembaran-lembaran dan berukuran sangat besar dan juga dianggap
memiliki fungsi tambahan yaitu pengumpul bahan makanan, disamping sebagai
tempat pertukaran gas. Salah satu contoh hewan ini adalah kerang, tiram, remis
atau kijing, lokan, simping, serta kima. Bivalvia memiliki habitat dalam lumpur
dan pasir dalam laut serta danau, tersebar pada kedalaman 0,01 – 500 m.
Umumnya hewan ini mempunyai cangkang setangkup dan sebuah mantel
yang berupa dua daun telinga atau cuping. Mantel dilekatkan pada cangkang
dengan bantuan otot-otot yang meninggalkan bekas garis melengkung (pallial
line) dan biasanya berwarna putih mengkilat. Pada permukaan cangkang kerang
terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang. Kerang tidak
memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang
dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut dan anus. Kerang dapat bergerak dengan
kaki berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu
atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.
8 Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan memiliki kebiasaan menggali
lubang pada pasir dan lumpur yang merupakan substrat hidupnya dengan
menggunakan kakinya. Sebagian besar jenis Bivalvia hidup di lautan, hanya
sedikit jenis yang hidup di darat. Cara hidup Bivalvia dengan tiga cara, yaitu (a)
membuat lubang pada substrat, (b) melekat langsung pada substrat dengan semen,
(c) melekat pada substart dengan perantara seperti benang.
Bivalvia merupakan salah satu kelompok organisme invertebrata yang
banyak ditemukan dan hidup di daerah intertidal. Hewan ini memiliki adaptasi
khusus yang memungkinkan dapat bertahan hidup pada daerah yang memperoleh
tekanan fisik dan kimia seperti terjadi pada daerah intertidal. Organisme ini juga
memiliki adaptasi untuk bertahan terhadap arus dan gelombang. Namun, Bivalvia
tidak memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga
menjadi organisme yang sangat mudah untuk ditangkap (dipanen).

Anatomi Bivalvia

Gambar 1. Susunan Anatomi Bivalvia. (Photo by Kim Lindgren is licensed under CC-BY-SA-3.0)

Berikut ini adalah keterangan anatomi Bivalvia:


1. Aduktor posterior 7. Kaki
2. Aduktor anterior 8. Gigi (struktur bergerigi pada
3. Insang bagian luar cangkang)
4. Insang bagian dalam 9. Ligamen engsel
5. Sifon arus keluar 10. Mantel
6. Sifon arus masuk 11. Umbo
Sistem Pencernaan Bivalvia
Makanan berupa organisme atau zat-zat terlarut yang berada dalam air.
Makanan diperoleh dengan tabung siphon dengan cara memasukkan air ke dalam
siphon dan menyaring zat-zat terlarut. Pada sistem pencernaan makanan mollusca
jenis Bivalvia atau kelas Pelecypoda tidak memiliki radula. Hal ini membuat
hewan kelas pelecypoda merupakan filter feeder atau menyaring makanan
menggunakan insang. Air yang masuk ke dalam tubuh disaring oleh insang yang
dilengkapi dengan cilia yang menyerupai rambut, selanjutnya air keluar melalui
saluran pembuangan. Makanan yang berhasil disaring melalui insang diteruskan
ke dalam mulut dan selanjutnya makanan terbawa lendir masuk ke dalam
lambung.

Gambar 2. Sistem pencernaan makanan Mollusca pada kelas Pelecypoda

Reproduksi
Kerang berkembang biak secara kawin. Umumnya berumah dua dan
pembuahannya internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang manjadi
larva glosidium yang terlintang oleh dua buah katup. Ada beberapa jenis yang dari
katupnya keluar larva panjang dan hidup sebagai parasit pada tubuh hewan lain,
misalnya pada ikan. Setelah beberapa lama, larva akan keluar pada tubuh hewan
tersebut dan hidup sebagaimana nenek moyangnya.
Kebanyakan jenis kerang memiliki organ reproduksi terpisah dan dapat dibedakan
secara jelas. Tetapi beberapa jenis ada yang hermaphrodit seperti Crassostera spp.
atau memiliki gonad yang berfungsi sebagai ovarium dan testis pada saat yang
bersamaan (Tridacna sp.). Pemijahan biasanya dilakukan secara eksternal, dimana
telur dan sperma dikeluarkan langsung ke dalam air. Telur yang telah dibuahi
kemudian menjadi trocophore, kemudian berkembang menjadi veliger yang
bersifat planktonik dan beberapa minggu kemudian bentuknya sudah menyerupai
induknya, kemudian menetap pada substrat tertentu.
Pada fase planktonik terjadi tingkat kematian yang tinggi, hal ini diakibatkan
adanya pemangsaan oleh predator. Kerang dewasa hidup menetap atau
membenamkan diri pada substrat berpasir atau berlumpur, beberapa ada yang
hidup menempel pada benda keras dan sebagian lainnya mempunyai kemampuan
untuk berenang bebas di perairan
Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari
ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi
pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah
dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada
yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar
dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah
beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya
Mollusca ini hidup bebas di alam.

Gambar 3. Simulasi Proses Pembuahan pada Bivalvia


Adaptasi Bivalvia
Bivalvia merupakan salah satu kelompok organisme invertebrata yang
banyak ditemukan dan hidup yang hidup di daerah interdal. Hewan ini
mempunyai adaptasi khusus yang memungkinkan dapat bertahan hidup pada
daerah yang memperoleh tekanan fisik dan kimia seperti yang terjadi pada daerah
intertidal. Organisme ini juga memiliki adaptasi untuk bertahan terhadap arus dan
gelombang. Namun, Bivalvia tidak memiliki kemampuan untuk berpindah tempat
secara cepat (motil), sehingga menjadi organisme yang mudah untuk ditangkap.
Bivalvia mempunyai dua keping cangkang yang setangkup. Diperkirakan terdapat
sekitar 1000 jenis yang hidup di perairan Indonesia. Mereka menetap di dasar laut,
membenam di dalam pasir, lumpur maupun menempel pada batu karang. Bivalvia
melekatkan diri pada substrat dengan menggunakan byssus yang berupa benang-
benang yang sangat kuat. Cangkang bivalvia berfungsi untuk melindungi diri dari
lingkungan dan predator serta sebagai tempat melekatnya otot. Cangkang bivalvia
merupakan engsel secara dorsal dan terbuka di sekitar katup margin ketika
terbuka. Wilayah intertidal secara periodik akan mengalami perubahan mendasar
sebagai sebuah ekosistem peralihan. Aktivitas pasang air laut yang periodik
berlangsung dua kali dalam sehari semalam, menyebabkan daerah intertidal juga
mengalami perubahan sebanyak dua kali dalam sehari semalam sebagai ekosistem
daratan dan juga lautan. Aktivitas pasang air laut yang terjadi pada siang yang
terik menyebabkan intertidal menjadi wilayah daratan yang terbuka dan panas
atau sebaliknya aktivitas pasang yang terjadi pada saat turun hujan deras
menyebabkan intertidal menjadi wilayah laut dengan kadar salinitas yang rendah
karena bercampurnya air hujan. Tekanan-tekanan fisik di atas secara langsung
akan menyebabkan perubahan pada parameter kimia intertidal, dan hanya
organisme dengan adaptasi tertentu yang mampu hidup di daearah intertidal ini.
Bivalvia bernafas dengan menggunakan insang yang terdapat dalam rongga
mantel dan memperoleh makanan dengan menyaring partikel-partikel yang
terdapat dalam air. Dari semua anggauta Mollusca, Bivalvia lebih dikategorikan
sebagai deposit feeder ataupun suspension feeder. Bivalvia memiliki kemampuan
hidup pada rentangan salinitas yang lebar dan terjadi pada waktu yang relative
singkat (3-6 jam) dan terjadi secara periodik sepanjang tahun yang menyebabkan
daerah ini dihuni oleh organisme-organisme yang memiliki kemampuan adaptasi
perubahan salinitas yang ekstream. Bivalvia sangat toleransi terhadap perubahan
salinitas dan kondisi kekurangan oksigen. Kemampuan bertahan hidup pada
oksigen rendah disebabkan karena larva ke dua spesies ini hanya membutuhkan
sedikit nutrisi dan bentuk polisakarida proporsinya juga relatif kecil dari total
energi cadangannya. Dan juga memanfaatkan sumber nutrisi.Sebagai biofiltration
dan biodeposition yang hidup sesil umumnya sumber nutrisinya relatif minim dan
Mytilus hanya membutuhkan sedikit nutrisi untuk hidupnya dan mampu melepas
kembali bahan organik ke dalam lingkungan melalui feses.
Distribusi dan populasi kerang dipengaruhi oleh adanya pergeseran pasif
yang diakibatkan ombak, semakin jauh dari batas surut terendah maka jumlah
mortalitas bivalvia semakin meningkat. Akan tetapi kerang Donax sp. mempunyai
kemampuan untuk bergerak dalam substrat sebagai respon terhadap perubahan
kelembaban subtrat dan perubahan suhu.
Masukan air tawar juga dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
lingkungan yang ekstrim, seperti perubahan salinitas dan konsentrasi nutrien.
Kerang Donax sp. banyak ditemukan di pantai berpasir yang merupakan daerah
pasang surut (zona intertidal). Pasang surut merupakan faktor lingkungan paling
penting yang mempengaruhi kehidupan zona intertidal. Akan tetapi karena pasang
surut terjadi secara teratur dan dapat diramalkan, maka pasang surut cenderung
menimbulkan irama tertentu pada organisme pantai.
Faktor lingkungan lainnya yang berpengaruh adalah lamanya zona
intertidal berada di udara terbuka dan suhu udara. Selanjutnya dikatakan bahwa
beberapa jenis kerang, seperti Donax sp. dan Mytilus edulis, mempunyai
kemampuan hidup di daerah intertidal karena mempunyai kemampuan untuk
mencegah kehilangan air. Kerang akan menutup rapat cangkangnya yang kedap
air, sehingga air tidak keluar dari tubuhnya. Kerang juga mempunyai kemampuan
untuk membenamkan diri ke dalam substrat untuk mencari tempat yang lebih
lembab. Sementara itu adaptasi terhadap suhu tinggi dilakukan dengan
menyimpan air dalam cangkang yang berfungsi sebagai pendingin. Tetapi kerang
tidak memiliki mekanisme adaptasi terhadap perubahan salinitas, sehingga
fluktuasi salinitas yang dapat menyebabkan kematian. Kerang Donax sp.
mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan pasang surut,
tetapi distribusinya dibatasi oleh kebutuhannya terhadap lingkungan pantai
dengan energi tinggi dan kaya bahan organik. Hubungan allometrik ukuran
cangkang (panjang, tinggi, lebar) dan volume cangkang dapat digunakan untuk
menduga pertumbuhan.

Gambar 4. Kerang jenis Donax sp.

Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Family : Donacidae
Genus : Donax

Nilai Ekonomis Bivalvia


A. Mutiara
B. Berbagai Olahan Makanan
Selain dapat menghasilkan mutiara, manfaat lain dari tiram adalah dapat
dikonsumsi oleh manusia karena rasanya yang lezat dan banyak dijadikan menu
olahan di restoran-restoran selain rasanya yang lezat tentunya tiram banyak sekali
mengandung manfaat diantanyanya adalah sebagai sumber propein, zing, asam
amino, zat besi dan rendah lemak serta kolesterol.
Menurut Sujono dalam artikelnya zing yang terkandung pada tiram sangat
bermanfaat bagi kaum lelaki karena dapat menjaga kualitas dari sperma yang
sangat membantu kesuburan lelaki. Zing juga sebagai nutrisi dari sperma sehingga
kualitas sperma akan terjaga serta membantu memproduksi hormon testosteron
pada lelaki. Selain itu zat besi yang terkandung dalam tiram sangat berguna untuk
pembentukan hemoglobin, yaitu zat dalam darah yang berfungsi mengangkut
oksigen dalam tubuh. Rendahnya hemoglobin dapat menyebabkan penyakit
anemia. Sementara para ahli gizi mengatakan asam amino tirosin dapat
meningkatkan suasana hati dan mengatur kadar stess.
Tiram mutiara juga dapat menjadi bio indikator perairan yang jernih dan
belum tercemar. Hal tersebut dikarenakan tiram mutiara tidak dapat hidup pada
lingkungan yang tercemar.
Kerang darah merupakan salah satu jenis kerang dari kelas Bivalvia yang
berpotensi dan memiliki nilai ekonomis untuk dikembangkan sebagai sumber
protein dan mineral untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
Kerang darah biasanya dijadikan makanan dan diproduksi dalam bentuk segar,
hidup, kupas rebus, dan sate. Menurut Moeljanto dan Heruwati (1975) diacu
dalam Kasry (2003) menyatakan bahwa komposisi kimia kerang dara (Anadara
sp.) adalah air 83%, lemak 0.91%, protein 10.33% dan kadar abu 1.84%.
Pemanfaatan kerang saat ini masih terbatas pada konsumsi, dalam hewan
segar atau diawetkan dengan penggaraman dan penyaringan. Pengawetan tersebut
bertujuan untuk menghambat dan mencegah terjadinya kerusakan atau
mempertahankan mutu, menghindari terjadinya keracunan dan mempermudah
penanganan serta penyimpanan.
Contoh Bivalvia
1. Kerang
Kerang darah (Anadara granosa) adalah sejenis kerang yang biasa
dimakan oleh warga Asia Timur dan Asia Tenggara. Anggota suku Arcidae ini
disebut kerang darah karena ia menghasilkan hemoglobin dalam cairan merah
yang dihasilkannya.
Kerang anadara terdapat di pantai laut pada substrat lumpur berpasir
dengan kedalaman 10 m sampai 30 m. Kerang anadara termasuk ke dalam
subkelas Lamellibranchia.
Klasifikasi kerang darah adalah sebagai berikut :
Kindom : Animalia
Fillum : Moluska
Kelas : Bivalva
Subkelas : Pteriomorphia
Ordo : Arcoida
Famili : Arcidae
Subfamili : Anadarinae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara granosa
Seperti kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia
yang hidup pada dasar perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh dua
keping cangkang (valve) yang dapat dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah
persendian berupa engsel elastis yang merupakan penghubung kedua valve
tersebut.
Kerang darah mempunyai dua buah cangkang yang dapat membuka dan
menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkang pada
bagian dorsal tebal dan bagian ventral tipis. Cangkang ini terdiri atas 3 lapisan,
yaitu
1. periostrakum adalah lapisan terluar dari kitin yang berfungsi sebagai
pelindung.
2. lapisan prismatic tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk
prisma,
3. lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun
dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.
Puncak cangkang disebut umbo dan merupakan bagian cangkang yang
paling tua. Garis-garis melingkar sekitar umbo menunjukan pertumbuhan
cangkang. Mantel pada pelecypoda berbentuk jaringan yang tipis dan lebar,
menutup seluruh tubuh dan terletak di bawah cangkang. Beberapa kerang ada
yang memiliki banyak mata pada tepi mantelnya. Banyak diantaranya mempunyai
banyak insang. Umumnya memiliki kelamin yang terpisah, tetapi diantaranya ada
yang hermaprodit dan dapat berubah kelamin.
Kakinya berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan keluar. Kaki
kerang berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. Kerang bernafas
dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-
lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Antara tubuh dan
mantel terdapat rongga mantel yang merupakan jalan keluar masuknya air.
Hewan berkaki pipih, cangkok berjumlah dua (sepasang) ada di bagian
anterior dan umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior
(punggung). Cangkol tersusun dari zat kapur dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
• Periostrakum (luar)
• Prismatik (tengah, tebal)
• Nakreas (dalam, disebut pula sebagai lapisan mutiara)
Alat pernapasan kerang berupa insang dan bagian mantel. Insang kerang
berbentuk W dengan banyak lamella yang mengandung banyak batang insang.
Pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada insang dan sebagian mantel. Mantel terdapat
di bagian dorsal meliputi seluruh permukaan dari cangkang dan bagian tepi.
Antara mantel dan cangkang terdapat rongga yang di dalamnya terdapat dua
pasang keping insang, alat dalam dan kaki. Alat peredaran darah sudah agak
lengkap dengan pembuluh darah terbuka. System pencernaan dari mulut sampai
anus.
Sistem saraf kerang terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling
berhubungan:
•ganglion anterior terdapat di sebelah ventral lambung
• Ganglion pedal terdapat pada kaki
• Ganglion posterior terdapat disebelah ventral otot aduktor posterior.
Kerang berkulit ganda secara menyamping dimampatkan conchiferans
tertutup dengan suatu kulit/kerang yang terdiri atas dua klep bersendi secara di
belakang oleh suatu ikatan sendi. Rongga mantel melingkupi tubuh berisi suatu
pasang ctenidia yang diperbesar, dan mantel pantat sering diperluas ke dalam pipa
pemindah. Mereka bersifat bentos, sering kali geronggang, atau mungkin epifit
dan mereka menduduki suatu angkatan laut yang luas dan tempat kediaman air
tawar (Pratt, 1923).
Menurut Moeljanto dan Heruwati (1975) diacu dalam Kasry (2003),
kerang darah merupakan salah satu jenis kerang yang mempunyai nilai ekonomis
penting dan disukai masyarakat. Selanjutnya Ismail (1971) diacu dalam Kasry
(2003) mengatakan kerang darah mempunyai rasa yang guring karena
mengandung lemak dan kadar protein yang tinggi. Komposisi kimia kerang darah
(Anadara granosa) adalah air 83%, lemak 0.91%, protein 10.33% dan kadar abu
1.84% (Moeljanto dan Heruwati 1975 diacu dalam Kasry 2003). Kerang darah
yang telah dewasa yang berukuran diameter 4 cm dapat memberikan sumbangan
energi sebesar 59 kalori serat mengandung 8 gram protein, 1.1 gram lemak, 3.6
gram karbohidrat, 133 mg kalsium, 170 mg phosfor, 300 SI vitamin A dan 0.01
mg vitamin B1 (Karnadi 1991 diacu dalam Kasry 2003).

Gambar 5. Kerang Darah (Anadara granosa).


Diambil dari www.akurakurus.com

2. Tiram Laut
Tiram laut hidup di laut, lebih tepatnya dapat hidup di daerah pesisir
pantai, daerah sekitar karang dan bisa pula hidup di daerah lautan dalam. Tiram
laut memiliki 3 bagian lapisan tubuh yaitu perostrakum, perismatik, dan lapisan
mutiara. Bagian anterior lebih tumpul dari posterior, dan bagian anterior untuk
jaluran kaki, dorsal sebagai tempat persendian cangkang. Di dalam rongga mantel
tersebut terdapat 5 atau 6 pasang ctenidia monopectinate. Tiram laut mempunyai
5 atau 6 ginjal disertai dengan saluran pencernaan yang lengkap. Mulut dilengkapi
radula, anus dibagian posterior. Bagian ventral terdapat sebuah kaki yang datar
dan bundar.
Klasifikasi tiram laut yaitu :
- Kingdom : Animalia
- Filum : Mollusca
- Kelas : Pelecypoda
- Ordo : Ostreoida
- Famili : Ostreidae
- Genus : Crassostrea
- Spesies : Crassostrea gigas
Tiram Laut memiliki banyak manfaat bagi makhluk hidup, contohnya
bagi manusia ataupun makhluk sesama kingdom-nya. Manfaat tiram laut yang
dimaksud yaitu :
- Sebagai penghasil mutiara (Untuk dijadikan sebagai perhiasan seperti kalung
cincin, dll).
- Merupakan sumber protein dan dapat dikonsumsi.
- Cangkangnya dapat digunakan sebagi bahan industri perhiasan.
- Sebagai bahan paka campuran unggas.

Gambar 6. Tiram Laut.


Diambil dari http://mainsesukahatimu.blogspot.co.id/2011/04/tiram-laut.html
3. Remis atau Kijing
Kijing adalah kata dalam Bahasa Jawa. Dalam Bahasa Melayu disebut
Remis, dan dalam Bahasa Sunda namanya Haremis. Kijing nama sejenis kerang
yang hidup di sungai.
Kijing sangat suka mengendap di dasar sungai yang berpasir dan bersuhu
dingin. Kulitnya berwarna kuning ada juga bagian yang berwarna biru kehitaman.
Kulitnya keras seperti marmer licin tapi tidak berbulu. Jika dibuka, akan kelihatan
bagian dalamnya yang seperti Kepah atau Kupang dalam Bahasa Jawa Timur
yaitu mirip kerang tetapi putih dan gepeng melebar.
Kijing air tawar (Pilsbryoconcha exilis) adalah salah satu kijing yang
dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pangan dari hasil perairan. Kijing ini
banyak ditemukan di danau dan perairan tawar lainnya. Kijing dapat dijadikan
santapan lezat dan murah. Selain dapat dijadikan hidangan lezat, Kijing juga dapat
dibuat minuman dalam bentuk minuman rebusan Kijing.
Kecepatan reproduksi kijing ini cukup tinggi seperti halnya anggota dari
kelas Bivalvia lainnya, terutama di daerah tropis. Kijing ini mendapatkan
makanannya dengan cara menyaring air yang mengandung makanan di dalamnya.
Kerang ini mampu menyaring fitoplankton dan material tersuspensi lainnya.
Klasifikasi kijing meliputi :
 Filum : Mollusca
 Kelas : Bivalvia (Pelecypoda)
 Ordo : Eulamellibranchiata
 Sub Ordo : Integripalliata
 Famili : Unionidae
 Genus : Pilsbryoconcha
 Spesies : Pilsbryoconcha exilis

Tubuh kijing atau kerang air tawar terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
dalam dan bagian luar. Bagian luar di sebut cangkang atau kulit. Sebagian besar
organ tubuh kerang air tawar berada di bagian dalam. Organ-organ itu hanya bisa
dilihat apabila cangkangnya dibuka dengan lebar, sedangkan bila dibuka dengan
sempit, hanya beberapa organ saja yang bisa dilihat.
Cangkang atau kulit adalah bagian yang langsung berhubungan dengan
perairan. Warnanya coklat kehi-jauan. Bagian ini sangat keras seperti batu. Bila
dilihat dari atas, sebagian besar cangkang kerang air tawar berbentuk oval, tapi
ada juga yang mendekati bulat. Sedangkan bila dilihat dari samping, cangkang
kerang air tawar berbentuk lonjong di satu bagian, lalu memipih ke bagian
lainnya.
Ada dua bagian pada cangkang kerang air tawar, yaitu cangkang sebelah
kiri dan cangkang sebelah kanan. Cangkang kiri biasanya lebih pipih
dibandingkan dengan cangkang kanan. Kedua cangkang dihubungkan dengan
sebuah engsel, sehingga kedua bagian cangkan itu membuka dan menutup.
Cangkang kerang air tawar dihiasi dengan beberapa lingkaran berupa
lekukan. Lingkaran-lingkaran berpusat pada sebuah titik yang dekat engsel.
Lingkaran paling besar nampak dibagian tepi cangkang, lalu mengecil ke titik
pusat. Ada enam sampai delapan lingkaran pada setiap cangkang kerang air tawar.
Lingkaran-lingkaran itu berwarna tak jauh dari warna cangkang, tapi ada juga
yang berwarna kuning
Bila dipecah, pada cangkang kerang air tawar akan terlihat tiga buah
lapisan. Lapisan pertama disebut periostracum layer. Lapisan kedua disebut
prismatic layer. Sedangkan lapisan ketiga disebut nacreous layer. Setiap lapisan
dapat dibedakan dari struktur dan warnanya.
Periostracum layer adalah lapisan paling luar. Lapisan ini sangat kasar
seperti tanduk. Periostracum layer tersusun dari bahan organik. Prismatic layer
adalah lapisan tengah. Lapisan ini lebih halus dibanding periostracum layer.
Prismatic layer tersusun dari kristal-kristal prisma hexagonal calcite. Sedangkan
nacreous layer adalah lapisan dalam. Lapisan ini tersusun dari calsium carbonat
dalam bentuk kristal aragonit.
Secara anatomi, tubuh kerang air tawar dan tubuh hampir semua jenis
moluska lainnya terbagi menjadi tiga bagian, yakni kaki, mantel dan visceral
mass. Visceral mass adalah kumpulan organ-organ bagian dalam, seperti insang,
mulut, perut, gonad, anus dan organ penting lainnya.
Kaki tersusun dari jaringan-jaringan otot yang elastis. Bentuknya seperti
lidah. Bisa memanjang dan bisa memendek. Saat memanjang, kaki biasanya
digunakan untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya, terutama ketika
masih muda. Selain untuk berjalan, kaki juga digunakan sebagai alat pembersih
kotoran pada mantel dan insang.
Pergerakan kaki terjadi akibat adanya tekanan syaraf melalui darah. Bila
terjadi tekanan, maka kaki akan memanjang dan tegar. Perpanjangan kaki bisa
mencapai tiga kali lipat dari keadaan normal. Saat itulah, kakinya berfungsi dan
menyebabkan cangkang terbuka dengan sendirinya.
Pada bagian kaki, ada organ lain yang bentuknya seperti rambut atau
serat yang berwarna hitam. Organ itu dinamakan bisus. Bisus digunakan oleh
kerang air tawar sebagai alat untuk menempelkan tubuhnya pada tempat yang
disukai. Penempelan terjadi setelah kerang berjalan ke satu tempat.
Anatomi kijing itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama yaitu mantel,
insang, dan organ dalam. Mantel besar menggantung diseluruh badan dan
membentuk lembaran yang luas dari jaringan yang berada di bawah cangkang.
Seluruh permukaan mantel mensekresikan zat kapur. Selain itu juga diproduksi
sifon pada lapisan mantel yang befungsi sebagai jalan keluar masuk air yang
terdiri atas sifon inhalant dan exhalant.
Kijing ini mempunyai sepasang insang yang besar yang terletak pada
kedua sisi badan, membentuk lamella yang besar dan hampir menutupi badan.
Terdapat pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung bagian dorsal yang
mengirim darah dari insang menuju organ dalam, mantel, kaki dan bagian
belakang. Insang pada kijing ini digunakan untuk bernafas, tempat untuk
mengerami telur–telurnya, dan menyaring makanan yang larut di dalam air.
Organ dalam pada kijing air tawar terdiri atas organ–organ vital seperti
perut, usus, kelenjar pencernaan (liver, pankreas, dan lain–lain), gonad, dan kaki.
Kaki merupakan otot terbesar yang ada dalam tubuh kijing yang digunakan untuk
bergerak dan menggali.
Kijing air tawar (mollusca: Bivalvia) merupakan bivalvia yang tersebar
luas di perairan tawar. Penyebarannya yang luas meliputi daerah tropik di sebelah
utara dan daerah beriklim sedang di selatan, berbagai aspek biologi jenis ini telah
di kaji orang, termasuk siklus reproduksinya. Akan tetapi studi tersebut
kebanyakan dilakukan di daerah beriklim sedang (Walker, 1981).

Gambar 7. Kijing Air Tawar.


Diambil dari id.wikipedia.org

4. Lokan
Menurut Dwiono (2003) taksonomi kerang lokan adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Famili : Cyrenidae
Genus : Geloina
Spesies : Geloina erosa
Cangkang kerang lokan (Geloina erosa) dapat mencapai ukuran 110
mm, berbentuk lonjong agak bulat, bagian posterior terpotong pada individu
dewasa dan tua, sedikit menggembung, tebal. Panjang cangkang (jarak anterior ke
posterior) sama atau sedikit lebih besar dari tingginya (jarak dorsal ke ventral).
Garis pertumbuhan yang konsentrik berubah menjadi tonjolan. Bagian luar kulit
berwarna putih yang ditutupi oleh periostrakum yang tebal, mengkilap berwarna
kuning kehijauan sewaktu muda dan coklat kehitaman pada kerang dewasa.
Bagian dalam kulit berwarna putih, menyerupai kapur atau porselen. Jejak otot-
otot aduktor dihubungkan dengan garis pallial. Gigi engsel kuat, gigi kardinal
tengah dan belakang pada cangkang kanan serta gigi kardinal tengah dan depan
pada cangkang kiri bercabang.
Kerang Lokan (Geloina erosa) memiliki cangkang berwarna gelap,
membulat dan agak cekung, sehingga kerang ini tampak lebih tebal. Tubuh
ditutupi/dilindungi oleh sepasang cangkang. Pada bagian dalam cangkang terdapat
mantel yang memisahkan cangkang dari bagian tubuh lainnya.
Selain cangkang dan mantel, organ lain yang berpasangan secara simetris
adalah insang dan bibir (labial palps). Otot aduktor terdapat pada bagian anterior
dan posterior. Pada bagian posterior, kedua mantel saling melekat dan membentuk
dua buah lubang atau siphon. Lubang yang atas (dorsal) merupakan lubang aliran
air keluar (exhalent current), sedangkan yang bawah (ventral) adalah saluran air
masuk (inhalent siphon). Kaki yang tersusun dari otot dan terletak di bagian
ventral merupakan bagian terbesar dari tubuh lunak kerang. Di atas kaki terdapat
massa viseral (visceral mass) yang terdiri atas berbagai alat dan organ antara lain
alat pencernaan, alat sirkulasi dan gonad.
Sebagian besar kerang merupakan ciliary feeder karena sebagai deposit
feeder maupun filter feeder, cilia memegang peranan penting dalam mengalirkan
makanan ke mulut. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, oesophagus yang
pendek, lambung yang dikelilingi kelenjar pencernaan, usus, rectum dan anus.
Sebagian besar bivalvia tidak mempunyai radula karena semua makanan yang
masuk ke mulut sudah disortir oleh palp. Makanan yang terbungkus lendir dari
mulut masuk lambung melalui esophagus. Lambung terbagi dua, bagian dorsal
yang berhubungan dengan oesophagus dan kelenjar pencernaan, pada bagian
ventral terdapat suatu kantung. Lambung berfungsi memisahkan makanan dari
gulungan lender.
Gambar 8. Kerang Lokan.
Diambil dari www.yhshells.com

5. Simping
Kerang Simping (Placuna placenta) merupakan biota
sessile yang hidup di hamparan dasar perairan. Simping termasuk kelompok
biota avertebrata dengan cangkang
yang simetris yang dikenal juga kelompok bivalvia (memiliki dua cangkang)
. Simping termasuk famili Placunidae dengan jumlah jenis yang cukup ban
yak. Placuna placenta sering juga disebut dengan oyster. Kerang simping adalah
kerang dengan cangkang tipis yang semuanya merupakan anggota dari famil
i placunidae.
Klasifikasi kerang sSimping adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Pelecypoda
Subkelas : Pteriomorphia
Ordo : Ostreoida
Famili : Placunidae
Genus : Placuna
Species : Placuna Placenta
Simping termasuk biota yang banyak tersebar di wilayah perairan tropis,
Karena hidup di hampir semua perairan laut di dunia, scallop dijuluki sebagai
kerang kosmopolitan. Maka untuk mengetahui jenis tersebut ada beberapa
identitas kunci yang harus diketahui yaitu;
 Cangkang bagian kiri relative datar, sedangkan bagian kanan relative
cembung.
 Cangkang sebelah kanan melebihi dari cangkang bagian kiri dan selalu lewati
batas bagian ujung sebelah kanannya.
 Cangkang kanan lebih putih, kekuningan, atau kecoklatan. Sering dengan
bercak atau titik seperti pigment hitam. Cangkang kiri berwarna merah muda
terang atau mengarah ke warna coklat kemerah-merahan.
 Tinggi cangkang dapat mencapai di atas 15 cm dengan alur sesuai dengan
alur cangkang.
Salah satu ciri unik yang dimiliki oleh simping yang membedakannya dari
kerang-kerang lainnya adalah simping memiliki mata. Mata dari simping
berukuran kecil seperti manik-manik, tersebar dibagian atas serta bawah tepi
cangkang bagian dalamnya dan berjumlah mencapai 100 buah. Mata dari simping
tidak dapat digunakan untuk membedakan objek layaknya mata manusia, namun
bisa membedakan gelap dan terang. Dengan modal penglihatan tersebut, simping
bisa mengetahui keberadaan mangsa disekitarnya.
Simping juga terkenal dengan kemampuannya untuk berenang. Saat
berenang simping akan membuka cangkangnya dan menghisap air kedalamnya,
lalu mengatupkan sedikit cangkangnya sehingga air yang terhisap tadi keluar
lewat bagian tonjolan mirip sirip dibelakang cangkangnya. Air yang keluar itulah
memberi daya dorong bagi simping untuk berenang diair. Saat berenang simping
bisa mencapai kecepatan maksimal 67cm/detik dan menempuh jarak maksimal 4
meter.
Placuna placenta tidak mempunyai alat perekat atau bysus untuk
menempel. Spat simping akan menempel apabila substrat yang terdapat di dasar
laut cocok untuk kelangsungan hidupnya. Selain itu dalam beberapa kondisi
simping dapat menggali lubang, atau membenamkan dirinya dalam susbtrat.
Placuna placenta dapat menggali dan membenamkan dirinya pada substrat yang
berlumpur atau pasir halus.
Gambar 9. Kerang Simping.
Sumber : indiabiodiversity.org

6. Kima
Kima termasuk dalam filum Mollusca, kelas Bivalvia. Hewan dalam kelas
ini biasanya berbentuk simetri bilateral dan mempunyai cangkang setangkup dan
mantel, bentuk cangkangnya digunakan untuk identifikasi (Romimohtarto, 2001).
Lebih lanjut disampaikan pula bahwa bivalvia mempunyai tiga cara hidup yakni
membuat lubang pada substrat, melekat langsung pada substrat dengan semen dan
melekat pada substrat dengan bahan seperti benang (bysus).
Kima mempunyai 2 organ utama yaitu organ keras berupa cangkang
sebagai identifikator spesies Kima, dan organ lunak yang dilindungi mantel luar
berwarna cemerlang (hijau, biru, ungu, dan kuning) akibat difraksi cahaya lapisan
matahari terhadap lapisan submikroskopik (submicroscopic layer) dari pigmen
kristal tak berwarna (crystalline non-coloured pigment).
Kima mempunyai cangkang yang terdiri dari dua tangkup simetris yang
terbuat dari zat kapur, yaitu unsur kalsium karbonat (CaCO3). Zat kapur atau
kalsium karbonat tersebut pada umumnya tersusun dari tiga jenis kristal yaitu
kalsit, aragonit, dan vaterit. Ketiga bentuk kristal tersebut pada tiap – tiap jenis
moluska hampir berbeda.
Cangkang kima pada umumnya berwarna putih kekuning – kuningan.
Permukaan cangkang bagian luar membentuk lekukan dan tonjolan ini tersusun
sedemikian rupa sehingga terbentuklah suatu bangunan seperti kipas. Pada bagian
yang menonjol tersebut terdapat lipatan berupa lempengan – lempengan yang
tajam dan tersusun rapi. Pada tiap – tiap jenis Kima lipatan – lipatan tersebut
bentuknya agak berbeda.
Bagian umbo dan engsel (hinge) letaknya di bagian atas (dorsal),
sedangkan bagian tepi katup bagian bawah adalah ventral. Pada bagian ventral
terdapat lubang tempat keluarnya alat perekat (bysus) yang disebut bysal oryfise.
Bagian dorsal merupakan bagian yang membuka dan menutup bila kerang ini
tersentuh oleh suatu rangsangan dengan bagian depan disebut anterior (tempat
umbo mengarah padanya), sedangkan bagian yang berlawanan arah dengan
anterior disebut posterior.
Organ lunak dalam cangkang untuk semua spesies kima adalah sama.
Organ lunak tersebut meliputi : hati, insang, empedu, otot aduktor dan retraktor,
saluran pencernaan, gonad, kaki dan byssus. Organ lunak kerang ini diselubungi
oleh mantel yang tebal dimana pada permukaan dari mantel terdapat dua lubang
tempat keluar masuknya air. Lubang tempat masuknya air disebut “inhalant
siphon” atau “incurrent siphon” dan “excurrent siphon” yang bentuknya bulat dan
terletak di bagian dorsal.
Kima mempunyai dua macam otot yang terletak menempel pada dinding
bagian dalam dari cangkangnya, yaitu otot retraktor dan otot aduktor. Otot
aduktor merupakan otot yang besar dan kuat serta berfungsi sebagai pembuka dan
penutup cangkang apabila Kima tersebut mendapat gangguan. Otot retraktor
bentuknya lebih kecil dan berfungsi sebagai penjulur dan penarik kaki.
Tridacna merupakan kerang yang berukuran besar, cangkangnya bisa lebih
1 m dan beratnya mencapai lebih 250 kg, jenis kima ini disebut kima raksasa
(Tridacna gigas). Tridacna banyak ditemukan di ekosistem Terumbu Karang di
wilayah Indo-Pasifik termasuk Indonesia. Klasifikasi kima raksasa (Tridacna
gigas) meliputi :
Kingdom : Animalia

Filum : Mollusca

Class : Bivalvia

Ordo : Veneroidae

Famili : Cardiacea
Genus : Tridacna

Species : Tridacna gigas

Dari delapan spesies kimah yang telah ditemukan dan diidentifikasi di


dunia tujuh diantaranya dapat ditemukan di wilayah perairan Nusantara. Secara
tradisional hewan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pantai, terutama
dagingnya untuk sumber makanan dan cangkangnya untuk peralatan rumah
tangga atau bahan baku bangunan.
Saat ini permintaan kima di luar negeri cukup besar. Kima banyak
digunakan sebagai bahan makanan di beberapa restoran, terutama di Jepang atau
dimanfaatkan sebagai hewan akuarium yang menarik. Harga hewan ini pun sangat
tinggi karena mempunyai warna dan corak beragam dan indah.

Gambar 10. Tridacna gigas.


Sumber : lifg.australianmuseum.net.au
DAFTAR PUSTAKA

https://www.tentorku.com/karakteristik-dan-klasifikasi-kelas-pelecypoda-
bivalvia/
Diakses pada tanggal 16 September 2016.

http://indiabiodiversity.org/species/show/224284
Diakses pada tanggal 22 September 2016.

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12996
Diakses pada tanggal 22 September 2016.

http://mainsesukahatimu.blogspot.co.id/2011/04/tiram-laut.html
Diakses pada tanggal 22 September 2016.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/5291/4/C08mhm.pdf
Diakses pada tanggal 22 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai