Anda di halaman 1dari 11

Fungsi Pengawasan dalam Manajemen

Untuk menjalankan suatu perusahaan dengan baik, maka diperlukan


suatu tata kelola menajemen yang baik pula. Demikian juga aga dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka fungsi-fungsi
manajemen harus bisa berjalan sesuai dengan fungsinya sebagai satu
kesatuan yang utuh.

Oleh karenanya, manajemen juga mempunyai arti penting dalam


pencapaian tujuan perusahaan melalui fungsi-fungsi manajemen. Ada banyak
sebutan bagi fungsi pengawasan (controlling), antara lain evaluating,
appraising, atau correcting. Sebutan controlling lebih banyak digunakan
karena lebih mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar,
pengukuran kegiatan, dan pengambilan tindakan korektif.

Berikut ini ada beberapa fungsi manajemen:

 Pengawasan/Pengendalian (contolling)
Merupakan penentuan dan penerapan cara dan peralatan untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang
telah ditetapkan.
 Perencanaan (planning)
Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan perusahaan dan
penentuan strategi, kebijaksanaan , proyek, program, prosedur,
metoda, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.  
 Pengorganisasian (organizing)
Merupakan penentuan sumber daya, kegiatan, perancangan
dan pengembangan, penugasan tanggung jawab, dan pendelegasian
wewenang untuk mencapai tujuan organisasi.
 Pengarahan (leading/directing)
Merupakan fungsi untuk membuat atau mendapatkan para
karyawan melakukan apa yang diinginkan dan yang harus mereka
lakukan.
Masing-masing dari fungsi-fungsi manajemen tersebut saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dalam banyak hal,
perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dan meresap ke seluruh
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi
serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan,
saling tergantung, dan berinteraksi.

a. Pengertian Pengawasan

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin”


bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Pengertian ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan
dan pengawasan.

Seperti terlihat dalam kenyataan, langkah awal proses pengawasan


adalah langkah perencanaan, penetapan tujuan, standar atau sasaran
pelaksanaan suatu kegiatan.

Fungsi pengawasan manajemen juga berhubungan erat dengan fungsi-


fungsi manajerial lainnya, yaitu diantaranya fungsi perencanaan,
pengorganisasian,penyusunan personalia,pengarahan, dan fungsi
pengawasan itu sendiri.

Pengertian pengawasan menurut para ahli:

- Menurut Stoner dan Wankel (dalam Subardi,1992:6). “Pengawasan berarti


para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam
arah atau jalur tujuan. Apabila salah satu bagian dalam organisasi menuju arah
yang salah, para manajer berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian
mengarahkan kembali ke jalur tujuan yang benar “.

-Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan


pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.

-M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan


mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
-Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan
fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan
untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.

-Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan


penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.

-Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta,


membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa
datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu
yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.

-Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah  proses dasar yang kita gunakan  untuk
memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya.

-Soekartawi (2000), Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau


pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia.

- Robert J.Mockler menjelaskan unsure unsur pengawasan.

Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk


menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi,umpan balik, membandingkan kegiatan nyata
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.

Dalam manajemen, pengawasan (controlling) merupakan suatu kegiatan


untuk mencocokkan apakah kegiatan operasional (actuating) di lapangan
sesuai dengan rencana (planning) yang telah ditetapkan dalam apakah bisa
mencapai tujuan (goal) dari sebuah organisasi. Dengan demikian yang
menjadi obyek dari kegiatan pengawasan mengenai kesalahan,
penyimpangan, cacat dan hal-hal yang bersifat negatif seperti adanya
kecurangan, pelanggaran dan korupsi.

b. Tahap-tahap dalam proses pengawasan


Ada 5 tahap dalam proses pengawasan
1. Penetapan Standar Pelaksanaan (Perencanaan).

Standar artinya sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat


dapat digunakan sebagai “patokan” untuk menilai hasil. Yang
digunakan sebagai standar yaitu tujuan, kuota, sasaran dan juga target
pelaksanaan. Target penjualan, anggaran, bagian pasar (market
share), marjin keuntungan, keselamatan kerja dan sasaran produksi
merupakan bentuk standar yang lebih khusus.

Ada 3 bentuk standar yang umum yaitu :

a. Standar-standar phisik, yang meliputi kuantitas barang atau jasa,


jumlah langganan, atau kualitas produk.
b. Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan
mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan
penjualan, dan sejenisnya.
c. Standar-standar waktu, yang meliputi kecepatan produksi atau batas
waktu suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.

2. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan


Penetapan standar sia-sia jika tidak disertai berbagai cara untuk
mengukur pelaksanaan kegiatan nyata.Pertanyaan yang penting
berikut ini dapat digunakan: Berapa kali (how often) pelaksanaan
seharusnya diukur setiap jam, harian, mingguan, bulanan. Dalam
bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan laporan tertulis,
inspeksi visual, melalui telephone? Siapa (who) yang akan terlibat
manajer, staf departemen? Pengukuran ini sebaiknya mudah
dilaksanakan dan tidak mahal, serta dapat diterangkan kepada para
karyawan.

3. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Nyata

Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan,


yaitu:

 Pengamatan (observasi)
 Laporan-laporan, baik lisan dan tertulis
 Metoda-metoda otomatis
 Inspeksi, pengujian (test) atau dengan pengambilan sempel.

4. Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa


Penyimpangan

Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan


antara pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan
atau standar yang telah ditetapkan. Kompleksitas dari tahap ini yaitu
saat menginterpretasikan penyimpangan (deviasi).

5. Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan

Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar


mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan
bersamaan.
c. Tipe – tipe pengawasan

a. Pengawasan Pendahuluan
Pengawasan pendahualuan atau sering juga disebut dengan feed
forward control atau steering controls. Untuk mengantisipasi masalah-
masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan
maka pengawasan pendahuluan dirancang agar memungkinkan koreksi
dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselessaikan. Jika manajer
mampu mendapatkan informasi yang akurat dan tepat pada waktunya
maka pengawasan akan efektif tentang perubahan-perubahan dalam
lingkungan ataupun perkembangan terhadap tujuan yang diinginkan.

b. Pengawasan Umpan Balik


Dalam pengawasan umpan balik atau disebut dengan feedback control
berfungsi untuk mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah
diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar
ditentukan, dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan
serupa di masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis,
pengukuran dilakukan setelah kejadian terjadi.

c. Pengawasan Concurrent
Pengawasan concurrent merupakan pengawasan dengan pelaksanaan
kegiatan atau concurrent control yang dilakukan bersama. Pengawasan ini
dilakukan selama kegiatan berlangsung dan sering juga disebut dengan
pengawasan “ya-tidak”, screening control atau “berhenti-terus”.
Tipe pengawasan ini merupakan proses di mana aspek tertentu dari
suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi
dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam
peralatan “double-check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan
suatu kegiatan.
d. Hubungan fungsi pengawasan dan fungsi manajemen lainnya.

Fungsi pengawasan tidak terlepas dari fungsi manajemen lainnya


seperti perencanaan, pengorganisasian, dan “aktuasi”. Jika fungsi-fungsi
manajemen tersebut berjalan baik, maka pengawasan kurang diperlukan.
Karena jarang terjadi bahwa fungsi-fungsi tersebut berjalan sempurna
maka mutlak diperlukan fungsi pengawasan. Jadi, pengawasan tersebut
berhubungan dengan dan menjadi bagian dari akibat ketiga fungsi
manajemen lainnya. Makin erat jalinan hubungan, makin efektif
pengawasan dilakukan.

Untuk mengatasi persaingan, manejemen bermaksud menata


kembali biaya perusahaan dengan penggantian serta penataan ulang
perusahaan. Dengan cara membuat perencanaan dan memusatkan
pengorganisasian, menekankanperan serta karyawan dalam pengambilan
keputusan dan program penambahan tugas maka aktuasi berjalan.
Akibatnya pengawasan harus mengikuti ukuran manajemen baru supaya
tercapai penghematan jutaan rupiah setiap Pengantar.

Pengawasan berhubungan khusus dengan perencanaan. Seperti


yang telah di jelaskan bahwa perencanaan mengidentifikasi kesepakatan
tindakan yang akan dicapai. Pengawasan dilakukan agar dapat membantu
terlaksananya kesepakatan tersebut. kegagalan perencanaan akan
mengakibatkan kegagalan dalam pengawasan begitupula sebaliknya. Jika
pengawasan menyumpulkan bahwa perencanaan tidak bisa dilaksanakan
maka peran tersebut harus diulang kembalik, begitu pula jika hasil peran
tidak bisa diterima.

Rencana yang sudah dibuat harus bisa dikontrol merki rencana


tersebut tidak bisa menjamin untuk mengembangkan usaha. Maka prinsip
pengawasan adalah bahwa pegawasan yang berhasil dapat membantu
mengatur hasil yang direncanakan supaya hasil yang dicapai sesuai
dengan apa yang telah direncanakan tersebut.Maka dari itu, pengawasan
penting bagi suatu organisasi.

e. Ada beberapa faktor pentingnya dilakukan fungsi pengawasan dalam


sebuah organisasi.
1. Perubahan Lingkungan Organisasi

Perubahan lingkungan organisasi yang terjadi misalnya muncul inovasi


produk dan pesaing baru, ditemukannya bahan baku baru, adanya peraturan
pemerintah baru, dan sebagainya. Denganadanys fungsi pengawasan
manajer dapat mendeteksi dalam perubahan-perubahan itu bisa dijadikan
tantangan industri atau sebaliknya dijadikan peluang yang bisa
menguntungkan.

2. Peningkatan Kompleksitas Organisasi

Setiap organisasi memerlukan pengawasan maka semakin besar


organisasi maka semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan
kompleks. Berbagai jenis produk harus diawasi agar dapat menjamin bahwa
kualitas dan profitabilitas dapat tetap terjaga. Di samping itu organisasi
sekarang lebih bercorak desentralisasi, dengan banyaknya agen penjualan
dan kantor pemasaran, pabrik yang terpisah secara geografis, atau fasilitas
yang tersebar luas. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan
yang lebih efisien dan efektif.

3. Kesalahan-Kesalahan

Manusia tak luput dari kesalahan, maka dari itu manajer dapat
meminimalisir kesalahan dengan cara selalu melakukan pengawasan
terhadap para bawahannya.

4. Kebutuhan Manajer untuk Mendelegasikan Wewenang

Ada cara manajer untuk dapat mengetahui bagaimana bawahannya


dalam menyelesaikan tugas yaitu dengan cara mengimplementasikan sistem
pengawasan. Tanpa cara ini, manajer tidak dapat memeriksa pelaksanaan
tugas bawahan.
Pengawasan dalam sebuah organisasi sangatlah penting, sehingga
tugas manajer adalah menemukan keseimbangan antara pengawasan
organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat pengawasan yang
tepat. Namun jika pengawasan dilakukan secara berlebihan, akan
menimbulkan birokrasi, mematikan kreatifitas, dan sebagainya yang akan
merugikan organisasi itu sendiri.

5. Perancangan Proses Pengawasan

Menurut Willian H Newman pendekatan terdiri atas lima langkah dasar


yang dapat di terapkan untuk semua tipe pengawasan yaitu :

a. Merumuskan hasil yang diinginkan. Manajer harus merumuskan hasil


yang akan dicapai sejelas mungkin disamping itu hasil yang diinginkan
harus di hubungkan dengan individu yang bertanggung jawab atas
pencapaiannya.
b. Menetapkan penunjuk (predictors) hasil. Tujuan pengawasan sebelum dan
selama kegitan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi dan
memperbaiki adanya penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan. Yang
dapat membantu manajer untuk memperkirakan apakah hasil yang
diinginkan tercapai atau tidak adalah :
 Pengukuran masukan untuk merubah ata mengambil tindakan
koreksi
 Hasil hasil dalam tahap permulaan agar hasil baik ataupun jelek
perlu diadakan penilaian kembali
 Gejala – gejala (symptomps) dimana kondisi yang berhubungan
dengan hasil akhir tetapi tidak secara langsung mempengaruhinya
 Perubahan dalam kondisi yang di asumsikan yaitu perubahan yang
tidak diharapkan akan diadakan penilaian kembali penilaian taktik
dan tujuan perusahaan.
c. Menetapkan standar penunjuk dan hasil. Tanpa penetapan standar
manajer mungkin memberikan perhatian yang lebih terhadap pen. Tanpa
penetapan standar manajer mungkin memberikan perhatian yang lebih
terhadap penyimpangan kecil atau tidak bereaksi terhadap penyimpangan
besar.
d. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik. Jaringan informasi
dianggap baik bila aliran tidak hanya keatas tetapi juga ke bawah kepada
siapa yang mengambil tindakan koreksi.
e. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi. Langakh terakhir
adalah penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil atau tidak.

6. Bidang-bidang Pengawasan Strategik

Bidang – bidang strategik biasanya menyangkut kegiatan utama


organisasi seperti transasksi keuangan, hubungan antara manajer dan
bawahan atau operasi –operasi produksi. Penetapan pengawasan
strategik dapat membantu sistem pengawasan dan standar yang lebih
terperici bagi manajer – manajer tingkat bawah.

7. Alat Bantu Pengawasan Manajerial

a. Management By Exception (MBE) disebut juga prinsip pengecualian


yaitu memungkinkan manajer untuk mengarahkan perhatiannya pada
bidang pengawasan yang paling kritis.
b. Management Information system (MIS) yaitu suatu metoda formal
pengadaan dan penyedian bagi manajemen dimana informasi yang
diperlukan dengan akurat dan tepat waktu agar bisa membantu proses
pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi- fungsi pengawasan
dan perencanaan serta perasional organisasi dilaksanakan secara
efektif.

8. Karakteristik Pengawasan yang Efektif

Kriteria – kriteria utama adalah bahwa sistem seharusnya Mengawasi


kegiatan yang benar , tepat waktu, dengan biaya yang efektif, tepat-
akurat , dapat diterima oleh yang bersangkutan .
Sumber :

Sormin, M. L. (2019). PENGARUH FUNGSI PERENCANAAN, FUNGSI


PENGORGANISASIAN, FUNGSI PENGARAHAN, SERTA FUNGSI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN
TAHUN 2017.

STEYONINGRUM, D., CAHYANI, M. R., KUSUMANINGRUM, Y., &


PENGAWASAN, D. D. P. (2010). Pengantar manajemen.

Ramli, R. (2005). Pengawasan (Controlling) sebagai Salah Satu Fungsi


Manajemen. Pengantar manajemen, 1-32.

Anda mungkin juga menyukai