4642 9815 1 SM
4642 9815 1 SM
ABSTRAK
Corn represents one of the agricultural comodities in Grobogan regency. However, the average
corn production in Grobogan is only 4,92 ton/Ha. It is below the standard production determined by the
government which ranges from 5,5 to 6 ton/ Ha. The aim of this study is to know the efficiency of
production factors in farm bussiness, especially corn farm in Grobogan regency. The samples are 90
divisible respondents in Purwodadi, Torohand Kradenan. Then, the purposive cluster of area random
sampling was applied for having the samples and quantitative descriptive approach was used for having
the findings. After analyzing the data, it is shown that the variables influence the efficiency of production
factors in farm bussiness are land area, seed production, and fertilizer production. Furthermore, those
variables are inefficient in the busssiness farm. It is based on the calculation that shows the following
findings: technical efficiency is 0,9996633, the price efficiency is1,53563, and the economic efficiency is
1,5346. Knowing that the variables involve in the farm bussiness, especially corn have not been efficient
yet, the government roles are needed, and agriculture policy should be issued for protecting the
peasants.
Keywords: corn, efficiency, production
70 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usaha Tani Jagung,.. (Setiawan dan Prajanti: 69 – 75)
X = Faktor produksi atau variabel yang variabel terhadap produksi total. Misalnya input
mempengaruhi X variabelnya adalah tenaga kerja dan input
tetapnya adalah modal. Pengaruh "penam-
Faktor produksi lahan, bibit, pupuk, obat-
bahan tenaga kerja terhadap produksi secara
obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah
total dapat dilihat dari produksi rata-rata (average
faktor produksi yang terpenting diantara faktor
product, AP) dan produksi marginal (marginal
produksi yang lain.
product, MP)". Produksi marginal yaitu tam-
bahan produksi total karma tambahan input (tenaga
Fungsi Produksi kerja) sebanyak 1 satuan.
Produksi adalah perubahan dari dua atau lebih MP = Q/ L (3)
input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output
(produk). Menurut Joesron dan Fathorozi (2003) Produksi rata-rata (AP) yaitu rasio antara total
Produksi merupakan hasil akhir dari proses aktivi- produksi dengan total input (variabel) yang diper-
tas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa gunakan (dalam hal ini produksi per tenaga kerja).
masukan atau input. Dari pengertian ini dipahami APL = Q/L (4)
bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi
berbagai input atau masukan untuk menghasil- dimana: APL = produktivitas tenaga kerja per satuan
kan output. Menurut Sukirno (2000) menyatakan orang.
bahwa fungsi produksi adalah kaitan di antara faktor- Total produksi (Q) yaitu jumlah seluruh produk
faktor produksi dan tingkat produksi yang dicip- yang dihasilkan dan L yaitu jumlah tenaga kerja
takan. Faktor-faktor produksi dikenal dengan yang dipergunakan.
istilah input dan hasil produksi sering dinamakan
Dalam proses produksi terdapat tiga tipe
output. Hubungan antara masukan dan keluaran
produksi atas input atau faktor produksi. Soekartawi
diformulasikan dengan fungsi produksi berikut:
(1990) yaitu:
Q = f (K,L,M.......) (1) a. Increasing return to scale, yaitu apabila tiap unit
Dimana Q mewakili keluaran selama periode terten- tambahan input menghasilkan tambahan output
tu, K mewakili penggunaan mesin (yaitu modal) yang lebih banyak daripada unit input sebelum-
selama periode tertentu, L mewakili jam masukan nya.
tenaga kerja, M mewakili bahan mentah yang b. Constant return to scale, apabila unit tambahan
dipergunakan, dan notasi ini menunjukkan input menghasilkan tambahan output yang sama
kemungkinan variabel variabel lain mempenga- dari unit sebelumnya.
ruhi proses produksi. Sedangkan menurut c. Decreasing return to scale, apabila tiap unit
Soekartawi (1990) menyatakan bahwa fungsi tambahan input menghasilkan tambahan output
produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang lebih sedikit daripada unit input sebelum-
yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan nya.
(X). Variabel yang dijelaskan biasanya berupa
Ketiga reaksi produksi tersebut tidak dapat
output dan variabel yang menjelaskan biasanya
dilepaskan dari konsep produksi marjinal (marginal
berupa input. Secara matematis hubungan itu
product) yang merupakan tambahan satu-satuan
dapat dituliskan sebagai berikut:
input X yang dapat menyebabkan penambahan atau
Y=f(X1,X2,X3,X4,Xn) (2) pengurangan satu-satuan output Y, dan produk
marjinal (MP) umum di tulis AY/AX. Dalam proses
Dalam jangka pendek perusahaan memiliki produksi tersebut setiap tipe reaksi produksi mem-
input tetap. Manajer harus menentukan berapa punyai nilai produk marjinal yang berbeda.
banyaknya input variabel yang perlu diperguna-
kan untuk memproduksi output. Untuk membuat EP TE it exp(U it ) exp( z it Wit ) (5)
keputusan, pengusaha akan memperhitungkan
seberapa besar dampak penambahan input
72 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usaha Tani Jagung,.. (Setiawan dan Prajanti: 69 – 75)
ditaksir pada ukuran nilai maksimum pada model bahwa proporsi penambahan faktor produksi
yang ada, yaitu nilai maksimum yang diharapkan dari akan menghasilkan tambahan produksi yang
Yit adalah sesuai dengan kondisi pada saat uit sama proporsinya lebih besar.
dengan nol. Efisiensi teknis rata-rata dari keseluruh-
an perusahaan dapat didefinisikan sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
1 2
1 [ u (u / u )] u i t
Penelitian ini menggunakan Pendekatan kuan-
TE e 2 (12)
1 (u / u ) titatif. Pendekatan kuantitatif pada dasarnya mene-
kankan analisisnya pada data-data numerikal (ang-
Dimana (.) menunjukkan fungsi densitas (kepa- ka) yang diolah dengan metode statistika. dalam
datan) untuk variabel normal standar. penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
petani di Kabupaten Grobogan yang berjumlah
Fungsi Produksi Frontier 159.884 orang. Adapun penelitian ini menggunakan
metode sampling Purposive clusster area random
Fungsi produksi frontier adalah fungsi yang sampling.
dipakai untuk mengukur bagaimana fungsi sebenar-
Dalam pengambilan sampel maka peneliti
nya terhadap posisi frontiernya. Karena fungsi
menggunakan sampel warga petani sebanyak 90
produksi adalah hubungan fisik antara faktor produk-
orang, namun dalam pengambilan sampel penelitian
si dan produksi, maka fungsi produksi frontier adalah
diklasifikasikan berdasarkan area dan luas lahan
hubungan fisik faktor produksi dan produksi pada
pertanian. Klasifikasi dilakukan berdasarkan Keca-
frontier yang posisinya terletak pada garis isoquant.
matan yaitu di kecamatan purwodadi, toroh dan
Garis isoquant ini adalah tempat kedudukan titik-titik
kradenan. kelompok sampel area penelitian terdiri
yang menunjukkan titik kombinasi penggunaan
dari petani pada masing-masing kecamatan. Petani
masukan produksi yang optimal. Soekartawi dalam
di tiap kecamatan yang menjadi responde adalah 30
Yulianik (2006).
orang dimana jumlahnya dibagi menjadi tiga kategori
petani responden. Petani dengan luas lahan antara
Return to scale 1000-2500 meter persegi sejumlah 10 responden di
masing-masing kecamatan. Petani dengan luas
Return to scale (RTS) bertujuan untuk menge-
lahan antara 2500-5000 meter persegi sebanyak 10
tahui apakah kegiatan dari usaha yang diteliti terse-
orang dan dengan luas lahan diatas 5000 meter
but mengikuti kaidah increasing, constant, atau
persegi sebanyak 10 orang. Jadi total apabila
decreasing to scale. Keadaan skala usaha return to
masing-masing kecamatan di ambil sampelnya dalah
scale dari usaha tani yang diteliti dapat diketahui dari
30 responden sehingga dari 3 kecamatan diperoleh
penjumlahan koefisien regresi semua faktor produk-
90 responden.
si. Menurut Soekartawi terdapat tiga kemungkinan
dalam nilai return to scale:
a. Decreasing return to scale, bila (b1 + b2 +….+ bn) < HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Dalam keadaan demikian, dapat diartikan Dalam menjalankan usaha tani jagung di
bahwa proporsi penambahan faktor produksi Kabupaten Grobogan ternyata para petani masih
akan menghasilkan tambahan produksi yang belum mampu efisien secara teknis. Jadi penggu-
proporsinya lebih kecil. naan faktor-faktor produksinya masih belum dapat
b. Constant return to scale, bila (b1 + b2 + ….+bn)= dikombinasikan secara baik sehingga menimbulkan
1. Dalam keadaan demikian, dapat diartikan inefisiensi. Secara teknis petani masih belum mampu
bahwa penambahan faktor produksi akan pro- mengkombinasikan input yang benar-benar diguna-
porsional dengan penambahan produksi yang kan untuk menghasilkan output yang maksimal
diperoleh. secara efisien. Dari hasil penghitungan efisiensi
c. Increasing return to scale, bila (b1 + b2 +….+ bn) > teknis melalui alat bantu paket komputer Frontier
1. Dalam keadaan demikian, dapat diartikan 4.1.c diperoleh hasil bahwa dari keseluruhan sampel
74 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usaha Tani Jagung,.. (Setiawan dan Prajanti: 69 – 75)
Pemerintah dirasa perlu ikut serta dalam mem- narnya masih menguntungkan untuk terus
bantu para petani jagung di Kabupaten Grobogan dikelola.
untuk mampu menjalankan kegiatan usaha tani
jagung secara efisien. Program yang diperuntukan
DAFTAR PUSTAKA
kepada petani jagung hendaknya lebih bersifat
aplikatif dan nyata. Seperti program pendampingan Agus Setiawan, 2006, Analisis efisiensi penggunaan
penyuluh pertanian kepada gabungan petani atau faktor-faktor produksi pada usaha kecil genteng
kelompok tani. Perlu ada upaya untuk memberikan di Desa Tegowanuh Kecamatan Kaloran
pembelajaran kepada petani jagung di Kabupaten Kabupaten Temanggung, Sarjana IESP FE
UNDIP, Skripsi
Grobogan agar para petani jagung dapat mengguna-
kan dan mengalokasikan penggunaan faktor-faktor Aminah, Sri. 1998. Sejarah Pemikiran Ekonomi:
produksi yang dimiliki secara lebih proporsional dan Diktat mata kuliah, Unnes Semarang.
efisien. Sehingga dalam penggunaan faktor-faktor Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian: Sua-
produksi yang dimiliki tidak berlebihan dengan tu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
harapan akan tercapai efisiensi secara teknis. Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian: Sua-
Sehingga dengan penggunaan faktor-faktor produksi tu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
secara teknis telah efisien maka output produksi Arsyad, L. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogya-
maksimal dapat dicapai. karta : STIE YKPN
BPS Provinsi Jawa Tengah. 2006 ,Jawa Tengah
Dalam Angka: Jawa Tengah.
KESIMPULAN
BPS Kabupaten Grobogan. 2007 ,Grobogan Dalam
Dari penyusunan penelitian ini dapat diperoleh Angka: Grobogan.
beberapa kesimpulan. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten
1. Terdapat tiga variabel yang mempengaruhi efi- Grobogan, 2007, Luas Panen dan Produksi
siensi penggunaan faktor-faktor produksi pada Tanaman Jagung Tahun 2002-2007: Grobogan.
usaha tani jagung di kabupaten Grobogan, tiga Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Gro-
variabel tersebut adalah faktor produksi luas bogan. 2006, Petunjuk Pelaksanaan Program
lahan, faktor produksi bibit,dan faktor produksi intensifikasi Tanaman pangan dan perkebunan.
pupuk. Grobogan.
Indah Susilowati, Himawan Arif Sutanto, 2005,
2. Besarnya efisiensi teknis untuk usaha tani ja-
Analisis Efisiensi alat tangkap ikan Gillnet di
gung di Kabupaten Grobogan sebesar Kabupaten Pemalang. Berkala Penelitian Pasca
0,9996633 hal ini menunjukan bahwa usaha tani Sarjana UNDIP
jagung di Kabupaten Grobogan masih belum
Mubyarto, 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian,
efisien secara teknik. Untuk efisiensi harga dan Jakarta : LPES.
ekonomi diketahui bahwa usaha tani jagung di
Soekartawi, 2003, Teori Ekonomi Produksi Dengan
Kabupaten Grobogan diperoleh hasil penghi-
Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas:
tungan sebesar 1,53563 untuk efisiensi harga CV Rajawali. Jakarta
dan 1,5346 untuk efisiensi ekonomi. Jadi usaha
Siswi Yulianik, 2006, Analisis Efisiensi Penggunaan
tani jagung di Kabupaten Grobogan masih
Faktor-faktor produksi pada usaha tani bawang
belum efisien secara harga dan ekonomi. merah di Kabupaten Brebes (Studi Kasus di
3. Usaha tani jagung di Kabupaten Grobogan bera- Desa larangan). Sarjana IESP FE UNDIP,
da pada skala hasil yang menurun. Berdasarkan Skripsi
penghitungan return to scale didapat hasil Sudjana, 1996, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito
0,984. Berarti dapat disimpulkan bahwa proporsi Sukirno,Sadono, 2005, Mikro Ekonomi Teori
penambahan input yang digunakan akan menu- Pengantar, Raja Grafindo Persada: Jakarta
runkan output yang diperoleh. Namun dari Tarigan. R. 2005. Ekonomi Regional Teori dan
penghitungan R/C ratio diperoleh hasil 1,15317. Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara.
yang berarti bahwa usaha tani jagung sebe-