1 - Buku Sosiologi Kesehatan
1 - Buku Sosiologi Kesehatan
Dewi Rokhmah
Sosiologi
Kesehatan
Anggota IKAPI No. 127/JTI/2011
Anggota APPTI No. 036/KTA/APPTI/X/2012
ISBN978-602-9030-70-9
ISBN: 602903070-1
SI
JEM
Membangun Generasi
TY
E-mail: upt-penerbitan@unej.ac.id 9 786029 030709
Menuju Insan Berprestasi
Buku Ajar
SOSIOLOGI KESEHATAN
Oleh:
Diterbitkan oleh
UPT Penerbitan UNEJ
Jl. Kalimantan 37 Jember 68121
Telp. 0331-330224, Voip. 0319, Fax. 0331-339029
E-mail: upt-penerbitan@unej.ac.id
614
H Husni Abdul Gani, dkk
s Sosiologi Kesehatan/oleh Husni Abdul Gani,
dkk.--Jember: Jember University Press, 2014
xii, 156 hlm. ; 23 cm.
ISBN: 978-602-9030-70-9
1. KESEHATAN MASYARAKAT
I. Judul
iii
PRAKATA
Bismillahirahmanirahim
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ................................................................................. iii
Prakata .............................................................................................. iv
Daftar Isi ........................................................................................... v
Daftar Gambar .................................................................................. x
Daftar Tabel ...................................................................................... xi
vi
BAB 6 PERUBAHAN SOSIAL ................................................... 65
6.1 Definisi Perubahan Sosial .......................................... 65
6.2 Teori Perubahan Sosial .............................................. 66
6.2.1 Teori Evolusi Sosial ........................................ 66
6.2.2 Teori Neo-Evolusi Personian .......................... 68
6.3 Perspektif Tentang Perubahan Sosial ........................ 71
6.4 Arah Perubahan Sosial .............................................. 63
6.5 Modernisasi ............................................................... 65
6.5.1 Pengertian Modernisasi ................................... 74
6.5.2 Disorganisasi, Transformasi dan Proses
Dalam Modernisasi ......................................... 74
6.5.3 Beberapa Syarat Modernisasi .......................... 76
Bahan Diskusi ................................................................... 76
Rangkuman ....................................................................... 77
Soal Latihan ...................................................................... 77
Tindak Lanjut .................................................................... 77
Daftar Bacaan ................................................................... 77
viii
BAB 11 BENCANA DAN KESEHATAN ..................................... 125
11.1 Pengertian Bencana ................................................ 125
11.2 Jenis Bencana ......................................................... 126
11.3 Dampak Bencana .................................................... 126
11.4 Penanggulangan Bencana ....................................... 128
11.5 Peran Kesehatan Masyarakat dalam
Penanggulangan Bencana ....................................... 133
Bahan Diskusi ................................................................... 137
Rangkuman ....................................................................... 137
Soal Latihan ...................................................................... 137
Tindak Lanjut .................................................................... 137
Daftar Bacaan ................................................................... 137
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 10.1 Faktor-faktor Pengaruh Derajat Kesehatan
Menurut Hendrik L.Blum .......................................... 118
Gambar 10.2 Pengungkit Seimbang atau Keadaan ......................... 120
Gambar 12.1 Perbedaan Gender Total Pasien TB Berdasarkan
Kategori Umur di RS Paru Jember
Tahun 2010 ................................................................ 150
Gambar 12.2 Perbedaan Gender dalam Diagnosis Pasien TB
di RS Paru Jember Tahun 2010 ................................. 150
Gambar 12.3 Perbedaan Gender dalam Hasil Pengobatan
Pasien TB Lama atau Pengobatan Ulang di
RS Paru Jember Tahun 2010 ..................................... 151
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Sistematika Kelompok-Kelompok Terpenting
dalam Struktur Sosial ...................................................... 36
Tabel 4.2 Sistematika Kelompok-Kelompok Berdasarkan
Faktor-Faktornya ............................................................ 38
xi
xii
BAB I. PENGERTIAN DAN METODE-METODE
SOSIOLOGI
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan metode-metode sosiologi.
Uraian:
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah
mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal
kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan
hidup telah menarik perhatian. Beberapa pertanyaan tentang sosiologi:
apakah sosiologi benar-benar merupakan suatu ilmu pengetahuan?
Mengapa dianggap demikian? Dan lain sebagainya. Untuk menjawab
apakah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, maka terlebih dahulu
mengetahui apakah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan (knowledge) yang tersusun sistematis dengan menggunakan
kekuatan pemikiran, pengetahuan yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah
(dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.
Unsur-unsur (elements) yang merupakan bagian-bagian yang tergabung
dalam suatu kesatuan adalah (Soekanto, 2012):
a. Pengetahuan (knowledge);
b. Tersusun secara sistematis;
c. Menggunakan pemikiran;
d. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (obyektif).
Ilmu pengetahuan berkembang pada taraf yang tinggi, yaitu bila
sampai pada (Soekanto, 2012):
2|SOSIOLOGI KESEHATAN
Bahan Diskusi
Bagaimana peran masyarakat dalam suatu ilmu sosiologi ? Jelaskan ?
Rangkuman
Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure
science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak
demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa
juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara
untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan
masalah praktis atau masalah sosial yang perlu ditanggulangi (Horton dan
Hunt, 1987:41).
Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, obyek
sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam
masyarakat. Cara-cara sosiologi mempelajari obyeknya yaitu masyarakat,
8|SOSIOLOGI KESEHATAN
Soal-Soal Latihan
1. Jelaskan sosiologi apabila ditelaah dari sudut sifat hakikatnya ?
2. Sebutkan dan jelaskan dua jenis cara kerja atau metode sosiologi ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 1 (satu) dengan baik maka mahasiswa disarankan
untuk melanjutkan ke bab 2 (dua).
Daftar Bacaan
Horton, PB & Hunt, CL 1984, Sosiologi Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan interaksi sosial.
Uraian:
2.1 Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia (Gillin, 1954). Apabila dua orang bertemu,
interaksi sosial dimulai pada saat itu. Interaksi sosial antara kelompok-
kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan
biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai
faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara
terpisah maupun dalam keadaan tergabung. Faktor-faktor itu antara lain
(Soekanto, 2012):
a. Faktor imitasi
Faktor imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-
kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Imitasi mungkin pula
mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif. Imitasi juga dapat
melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi
seseorang.
10 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
b. Faktor sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena
pihak yang menerima terkena oleh emosi, di mana menghambat daya
berpikir secara rasional. Mungkin juga sugesti terjadi oleh sebab yang
memberikan pandangan atau sikap merupakan bagian terbesar dari
kelompok yang bersangkutan atau masyarakat.
c. Faktor identifikasi
Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau
keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
pihak lain. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya
(secara tidak sadar), maupun dengan disengaja oleh karena seringkali
seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses
kehidupannya. Proses identifikasi berlangsung dalam suatu keadaan di
mana seseorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain,
sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada
pihak lain tadi dapat melembaga dan bahkan menjiwainya. Identifikasi
mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam
dari pada proses imitasi dan sugesti, walaupun ada kemungkinan
bahwa pada mulanya proses identifikasi diawali oleh imitasi dan atau
sugesti
d. Proses simpati
Proses simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa
tertarik pada pihak lain. Dorongan utama pada simpati adalah
keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama
dengannya. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu
keadaan di mana faktor saling mengerti terjamin.
Hal-hal tersebut di atas merupakan faktor-faktor minimal yang
menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial, walaupun di
dalam kenyataannya proses tadi memang sangat kompleks. Sehingga
kadang-kadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor
tersebut.
berpikir orang lain yang perilakunya ingin dijelaskan dan situasi serta
tujuan-tujuannya ingin dilihat menurut perspektif itu (Johnson, 1986:216).
Max Weber mengklasifikasikan ada empat jenis tindakan sosial
yang mempengaruhi sistem struktur sosial masyarakat. Keempat jenis
tindakan sosial itu adalah:
a. Rasionalitas instrumental. Di sini tindakan sosial yang dilakukan
seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang
berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang
dipergunakan untuk mencapainya.
b. Rasionalitas yang berorientasi nilai. Sifat rasionalitas tindakan sejenis
ini adalah alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan
perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di
dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.
c. Tindakan tradisional. Dalam tindakan jenis ini, seseorang
memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari
nenk moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.
d. Tindakan afektif. Tipe tindakan ini didominasi perasaan atau emosi
tanpa refleksi intelektual atau perancanaan sadar. Tindakan afektif
sifatnya spontan, tidak rasional dan merupakan ekspresi emosional
dari individu.
b. Kontravensi (contravention)
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama
ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri
seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang
disembunyikan, kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian
seseorang.
Dalam bentuknya yang murni, kontravensi adalah sikap mental yang
tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur
kebudayaan suatu golongan tertentu. Bentuk kontravensi menurut
Leopold Von Wiese dan Howard Becker ada lima, yaitu:
1. Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan,
keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,
gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan dan mengacaukan
rencana pihak lain;
2. Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka
umum, memaki-maki melalui surat-surat lembaran, mencerca,
memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain, dan
sebagainya;
3. Yang intensif mencakup penghasutan, menyebarkan desas-desus,
mengecewakan pihak-pihak lain, dan sebagainya;
4. Yang rahasia seperti mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan
khianat dan sebagainya;
5. Yang taktis seperti mengejutkan lawan, mengganggu atau
membingungkan pihak lain.
Menurut Von Wiese dan Becker terdapat tiga tipe umum kontravensi,
yaitu:
1. Kontravensi generasi-generasi yang terdapat dalam masyarakat;
2. Kontravensi seksual, terutama menyangkut hubungan suami
dengan istri dan keluarga;
3. Kontravensi parlementer berkaitan dengan hubungan antara
golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat,
baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga-
lembaga legeslatif, keagamaan, pendidikan dan sebagainya.
Kecuali tipe-tipe umum tersebut, ada pula beberapa tipe kontravens.
Tipe-tipe tersebut dimasukkan, karena umumnya tidak menggunakan
ancaman atau kekerasan. Tipe-tipe tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Kontravensi antar masyarakat;
2. Antagonisme keagamaan;
3. Kontravensi intelektual;
4. Oposisi moral.
20 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Bahan Diskusi
Bagaimana interaksi sosial yang harus dilakukan seorang petugas
kesehatan yang akan melakukan penyuluhan tentang imunisasi di sebuah
I n t e r a k s i S o s i a l | 21
Rangkuman
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia. Berlangsungnya suatu proses interaksi
didasarkan pada berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak
sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.
Menurut Erving Goffman ”teknik-teknik yang dipakai seseorang
untuk mengendalikan kesan-kesan di mata orang lain disebut ’seni
pengaturan pesan’. Menurut Goffman, masalah utama yang dihadapi
setiap individu dalam berbagai hubungan sosialnya adalah bagaimana
mengkontrol kesan-kesan yang diberikan kepada orang lain.
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak
memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition) dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan
atau pertikaian (conflict).
Soal-Soal Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi
berlangsungnya proses interaksi sosial ?
2. Sebutkan bentuk-bentuk kerjasama dalam pelaksanaan kerjasama ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 2 (dua) dengan baik maka mahasiswa disarankan
untuk melanjutkan ke bab 3 (tiga).
Daftar Bacaan
Sunarto, K. 1985. Penyunting dan Alih bahasa, Pengantar Sosiologi:
Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Gillin, John. Lewis dan John Philip Gillin. 1954. Cultural Sociology. New
York: The Macmillan Company.
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan stratifikasi sosial.
Uraian :
3.1 Definisi Stratifikasi Sosial
Sosiolog melihat stratitifikasi dalam pelbagai tingkatan, mulai dari
dampaknya terhadap individu sampai pola ketimpangan di seluruh dunia.
Dalam sosiologi stratifikasi sosial sering disebut juga pelapisan sosial.
Kata stratification berasal dari stratum (jamaknya: strata yang berarti
lapisan). Menurut Pitirin Sorokin (dalam Soekanto, 2012), stratifikasi
sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas
tinggi dan kelas yang lebih rendah. Dasar dan inti dari lapisan-lapisan
dalam masyarakat adalah adanya ketidakseimbangan dalam pembagian
hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan
pengaruhnya di antara anggota-anggota.
Bentuk konkret lapisan dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kelas, yaitu:
a. Kelas yang didasarkan pada faktor ekonomis;
b. Kelas yang didasarkan pada faktor politis;
24 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
a. Pendekatan fungsional
Pelopor pendekatan fungsionalis adalah Kingsley Davis dan
Wilbert Moore. Menurut ke dua pakar ini stratifikasi dibutuhkan demi
kelangsungan hidup masyarakat yang membutuhkan berbagai macam
jenis pekerjaan. Tanpa adanya stratifikasi sosial, masyarakat tidak
akan terangsang untuk menekuni pekerjaan-pekerjaan yang
membutuhkan proses belajar yang lama dan mahal.
Menurut Sunarto (232-233), sekurang-kurangnya ada hal yang
harus dilakukan masyarakat agar stratifikasi sosial dapat berfungsi
optimal:
1. Masyarakat harus menanamkan keinginan untuk mengisi posisi-
posisi tertentu pada individu-individu yang sesuai untuk itu;
2. Setelah orang-orang merasa pada posisi-posisi itu, masyarakat
harus menanamkan keinginan untuk menjalankan peranan yang
sesuai dengan posisi tersebut.
Davis dan Moore lebih lanjut menyatakan agar kelangsungan
hidup masyarakat bisa berfungsi normal, oleh sebab itu diperlukan
imbalan yang lebih besar bagi orang-orang kelas sosial guna
merangsang mereka agar mau menerima tanggung jawab dan
mengikuti latihan pendidikan yang dibutuhkan bagi kedudukan
penting.
Di dalam semua masyarakat, posisi yang memperoleh imbalan
tinggi pada umumnya terdiri dari posisi yang:
1. Secara fungsional bersifat sangat penting (permintaan);
2. Diduduki oleh orang yang paling berbakat atau paling memenuhi
syarat (penawaran).
Tidak selalu posisi yang penting akan memperoleh imbalan
yang tinggi, karena disisi lain penentuan besar imbalan sebenarnya
juga dipengaruhi oleh mudah tidaknya sebuah kedudukan atau posisi
itu diisi oleh anggota masyarakat.
b. Pendekatan konflik
Pendekatan ini dipelopori oleh Karl Marx, pendekatan konflik
berpandangan bahwa bukan kegunaan fungsional yang menciptakan
stratifikasi sosial. Melainkan dominasi kekuasaan. Adanya pelapisan
sosial bukan dipandang sebagai hasil konsensus, karena semua angota
masyarakat menyetujui dan membutuhkan hal itu. Tetapi lebih
dikarenakan anggota masyarakat terpaksa harus menerima adanya
perbedaan itu sebab mereka tidak memiliki kemampuan untuk
menentangnya.
Bagi penganut pendekatan konflik, pemberian kesempatan yang
tidak sama dan semua bentuk diskriminasi dinilai menghambat orang-
28 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
aspek dinamis dari status yang merupakan suatu tingkah laku yang
diharapkan dari seorang individu tertentu yang menduduki status tertentu.
a. Kedudukan (status)
Status sering kali dibedakan dengan kedudukan sosial (sosial status).
Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial sehubungan dengan orang lain dalam kelompok
tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-
kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Sedangkan
kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisnya, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.
Kedudukan sering diartikan sebagai tempat seseorang dalam suatu
pola atau kelompok sosial, maka seseorang dapat pula mempunyai
beberapa kedudukan sekaligus. Hal ini disebabkan seseorang biasanya
ikut dalam beberapa atau menjadi anggota dalam berbagai kelompok
sosial. Untuk mengukur status seseorang menurut Pittirim Sorikin
secara rinci dapat dilihat dari:
1. Jabatan atau pekerjaan;
2. Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan;
3. Kekayaan;
4. Politis;
5. Keturunan;
6. Agama.
Status pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
1. Status bersifat obyektif yaitu dengan hak dan kewajiban yang
terlepas dari individu;
2. Status bersifat subyektif yaitu status yang menunjukkan hasil dari
penilaian orang lain, di mana sumber status yang berhubungan
dengan penilaian orang lain tidak selamanya konsisten untuk
seseorang.
Dalam masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi dua
macam, yaitu (Soekanto, 2012):
1. Aascribed status yaitu sebagai kedudukan seseorang dalam
masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang. Kedudukan
tersebut diperoleh karena kelahiran. Kebanyakan status ini
dijumpai pada masyarakat dengan pelapisan terutup. Meskipun
demikian, bukan berarti bahwa dalam masyarakat dengan sistem
pelapisan sosial terbuka tidak ditemui adanya ascribed status.
2. Achived status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang
dengan usaha-usaha yang sengaja dilakukan, bukan diperoleh
karena kelahiran. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja
30 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
b. Peran (role)
Peran merupakan aspek yang dinamis dari status atau
kedudukan. Peran adalah seseorang telah menjalankan hak-hak dan
kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang
tersebut telah melaksanakan suatu peran. Peran sangat penting karena
dapat mengatur perilaku seseorang, di samping itu peran menyebabkan
seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas
tertentu. Sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri
dengan perilaku orang-orang kelompoknya.
Posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat (sosial status)
merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam
organisasi masyarakat. Sedangkan peran lebih banyak menunjukkan
pada fungsi. Suatu peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu:
1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat;
2. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat;
3. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Dalam peran terdapat konflik peran (conflict of role) dan
pemisahan antara individu dengan peran yang sesungguhnya harus
dilaksanakan (role distance). Role distance terjadi apabila si individu
merasakan dirinya tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai untuk
melaksanakan peran yang diberikan masyarakat padanya. Sehingga
S t r a t i f i k a s i S o s i a l | 31
Bahan Diskusi
Bagaimana kondisi stratifikasi sosial terutama di bidang pelayanan
kesehatan yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini? Jelaskan ?
Rangkuman
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah
adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Terjadinya
stratifikasi sosial atau sistem pelapisan dalam masyarakat dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu: (1) Adanya sistem lapisan
masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya, (2) sistem pelapisan dengan
sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat dibagi
menjadi bersifat tertutup (closed sosial stratification) dan bersifat terbuka
(open sosial stratification). Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat
disebut class sistem, artinya semua orang dan keluarga yang sadar akan
kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum.
Kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-
34 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Soal-Soal Latihan
1. Jelaskan pedoman untuk meneliti terjadinya stratifikasi sosial ?
2. Sebutkan dan jelaskan kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-
golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan ?
3. Sebutkan prinsip-prinsip umum yang sangat penting bagi gerak sosial
vertikal ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 3 (tiga) dengan baik maka mahasiswa disarankan
untuk melanjutkan ke bab 4 (empat).
Daftar Bacaan
Sunarto, K. 1985. Penyunting dan Alih bahasa, Pengantar Sosiologi:
Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Uraian :
4.1 Kelompok-Kelompok Sosial
Kelompok (group) dianrtikan sebagai sejumlah manusia dengan
norma, nilai, dan harapan yang sama yang saling berinteraksi secara
teratur (Scahefer, 2012). Kelompok-kelompok sosial merupakan
himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama yang
menyangkut kaitan timbal-balik yang saling pengaruh-mempengaruhi dan
juga suatu kesadaran untuk saling tolong-menolong (Soekanto, 2012).
Beberapa persyaratan kelompok sosial antara lain:
a. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian
dari kelompok yang bersangkutan;
b. Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota
yang lainnya;
c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara
mereka bertambah erat;
d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku;
e. Bersistem dan berproses.
36 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
juga tujuan kelompok. Dari apa yang dikemukakan, ada dua hal penting,
yaitu:
1. Bahwa untuk menunjuk pada suatu kelas yang terdiri dari kelompok-
kelompok yang kongkrit;
2. Istilah saling kenal-mengenal terutama menekankan pada sifat
hubungan antar individu seperti simpati dan kerjasama yang spontan.
Kelompok primer adalah kelompok-kelompok kecil yang agak
langgeng (permanen) dan berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi
antara sesama anggotanya. Agar dapat memperoleh gambaran yang lebih
jelas mengenai teori Cooley tersebut, akan dibicarakan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kondisi-kondisi fisik dari kelompok primer
Syarat-syarat yang penting, pertama-tama bahwa anggota kelompok
tersebut secara fisik berdekatan satu dengan lainnya. Ke dua bahwa
kelompok tersebut adalah kecil dan ketiganya adalah adanya suatu
kelanggengan hubungan antar anggota yang bersangkutan. Keakraban
hubungan antar individu, tergantung dari seringnya individu-individu
bersangkutan berhubungan dan mendalami hubungan tadi. Semakin
lama mereka berhubungan satu sama lain, semakin akrab pula
hubungan tersebut.
2. Sifat hubungan-hubungan primer
Sifat hubungannya adalah kesamaan tujuan dari individu-individu
yang tergabung di dalam kelompok tadi. Hubungan bukan merupakan
alat untuk mencapai tujuan, akan tetapi bahkan merupakan salah satu
tujuan utama. Hubungan tersebut bersifat pribadi, spontan, sentimental
dan inklusif. Persamaan tujuan mempunyai dua arti, yaitu:
a) Individu yang bersangkutan mempunyai keinginan dan sikap yang
sama, sehingga mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang sama
pula;
b) Salah satu pihak bersedia untuk berkorban demi kepentingan pihak
lain.
Hubungan primer dianggap sebagai tujuan atau sebagai suatu nilai
sosial yang harus dicapai. Hubungan tersebut harus bersifat sukarela,
di mana pihak-pihak yang bersangkutan benar-benar merasakan
adanya suatu kebebasan dalam pelaksanaannya. Hubungan primer
bersifat pribadi dalam arti bahwa hubungan tersebut melekat pada
kepribadian seseorang dan tidak dapat diganti oleh orang lain.
Hubungan primer bersifat inklusif artinya apabila seseorang
mengadakan hubungan primer dengan orang lain, maka orang tersebut
dengan segala sesuatu yang menyangkut orang lain.
K e l o m p o k d a n K e l e m b a g a a n S o s i a l | 41
3. Terapi
Terapi maupun konsiliasi sifatnya remidial. Artinya bertujuan
mengembalikan situasi pada keadaan semula (yaitu sebelum terjadinya
perkara atau snegketa).
No Cara-Cara (Norma)
Bentuk-Bentuk Nilai Sosial
yang Telah
Usaha Penyelarasan Budaya
Melembaga
1 Conformity + +
2 Innovation + -
3 Ritualism - +
4 Retreatism - -
5 Rebellion ± ±
Catatan: tanda (+) berarti terjadi penyelarasan dalam arti bahwa warga
masyarakat menerima nilai-nilai sosial-budaya atau norma-
norma yang ada, sedangkan tanda (-) berarti menolak. Tanda ±
menunjuk pada pola-pola perilakuan yang menolak dan
menghendaki nilai-nilai dan norma-norma yang baru.
Bahan Diskusi
Identifikasi permasalahan yang ada di kelompok anak jalanan dan geng
motor serta berikan solusi permasalahannya ?
Rangkuman
Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan-
kesatuan manusia yang hidup bersama yang menyangkut kaitan timbal-
balik yang saling pengarug-mempengaruhi dan juga suatu kesadaran
untuk saling tolong-menolong. Tipe-tipe kelompok sosial dapat
diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar berbagai kriteria ukuran.
Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial adalah kelompok sosial dipandang
dari sudut individu, in group dan out group, kelompok primer (primary
group) dan kelompok sekunder (secondary group), paguyuban
(gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft), formal group dan informal
group, membership group dan reference group, dan kelompok
okupasional dan volonter.
Lembaga kemasyarakatan atau sosial institution atau sama dengan
pranata sosial. Lembaga kemasyarakatan terdapat di dalam setiap
masyarakat tanpa memperdulikan apakah masyarakat tersebut
mempunyai taraf kebudayaan bersahaja atau modern. Lembaga
kemasyarakatan merupakan himpunan norma-norma segala tingkatan
yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
masyarakat.
Soal-Soal Latihan
1. Sebutkan persyaratan kelompok sosial ?
2. Jelaskan in group dan out group dalam tipe-tipe kelompok sosial ?
3. Sebutkan fungsi lembaga kemasyarakatan ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 4 (empat) dengan baik maka mahasiswa
disarankan untuk melanjutkan ke bab 5 (lima).
K e l o m p o k d a n K e l e m b a g a a n S o s i a l | 55
Daftar Bacaan
Merton, Robert K. 1967. Social Theory and Social Structure. New York:
The Free Press.
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan pengendalian sosial atau kontrol sosial.
Uraian :
Istilah kontrol sosial (social control) merujuk pada teknik dan
strategi yang mencegah perilaku manusia untuk menyimpang dalam
semua masyarakat (Schaefer, 2012). Kontrol sosial terjadi di semua level
masyarakat. Kontrol untuk mengatur perilaku masyarakat ini disertai
dengan sanksi atau hukuman dan penghargaan karena melakukan sesuatu
yang terkait dengan sebuah norma sosial.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2012), kontrol sosial
adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang
bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga
masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku.
Bahan Diskusi
Bagaimana cara melakukan kontrol sosial yang efektif untuk menangani
permasalahan kenakalan remaja seperti seks bebas dan narkoba?
Jelaskan?
Rangkuman
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2012), kontrol sosial
adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang
bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga
masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku.
Salah satu faktor yang mempertimbangkan alasan mengapa warga
masyarakat perlu dikontrol atau diberi rambu-rambu di dalam berperilaku
sehari-hari ada kaitannya dengan efektifitas dan tidaknya proses
sosialisasi.
64 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Soal-Soal Latihan
1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan warga masyarakat
berperilaku menyimpang dari norma yang berlaku ?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis sanksi yang digunakan di dalam
pelaksanaan kontrol sosial ?
3. Jelaskan faktor yang ikut menentukan sampai seberapa jauhkah
sesungguhnya sesuatu usaha kontrol sosial oleh kelompok
masyarakat?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 5 (lima) dengan baik maka mahasiswa disarankan
untuk melanjutkan ke bab 6 (enam).
Daftar Bacaan
Schaefer, Richard. 2012. Sosiology. Jakarta: Salemba Humanika.
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan sosial.
Uraian :
6.1 Definisi Perubahan Sosial
Menurut Wilbert Moore mendefinisikan perubahan sosial sebagai
perubahan penting dari struktur sosial dan yang dimaksud dengan struktur
sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Moore
mendefinisikan perubahan sosial berbagai ekspresi mengenai struktur
seperti norma, nilai dan fenomena kultural. Definisi lain menyebutkan
bahwa perubahan sosial didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi
dalam setiap aspek proses sosial, pola sosial dan bentuk-bentuk sosial
serta setiap modifikasi pola antar hubungan yang mapan dan standar
perilaku. Definisi itu mencakup seluruh aspek kehidupan sosial, hal
tersebut sebenarnya karena keseluruhan aspek kehidupan sosial terus-
menerus berubah. Yang berbeda hanyalah tingkat perubahannya.
Perubahan di setiap tingkat kehidupan sosial mungkin lebih tepat
dianggap sebagai perubahan sosial. Dengan dibedakannya antar tingkat-
tingkat itu tidak berarti bahwa perubahan pada satu tingkat-tingkat itu
tidak berarti bahwa perubahan pada satu tingkat tertentu terlepas dari
perubahan pada tingkat yang lain.
Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai
suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena
66 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Mekanisme Perubahan
Secara implisit mekanisme perubahan bisa ditelusuri melalui teori-
teori antara lain dipaparkan di depan. Untuk menjelaskan mekanisme
perubahan dengan baik, paling tidak harus memperhatikan 3 perspektif
penting, yaitu:
a. Perspektif materialis
Perspektif ini menempatkan budaya material sebagai pendorong utama
mekanisme perubahan. Teknologi sangat determinan dalam perubahan
sosial. Tokoh teknokratis ini adalah Thorstein Veblen (1857-1929).
Veblen melihat teknologilah yang mewarnai tatanan sistem sosial.
Karena itu, ia mengajukan preposisi bahwa perilaku manusia
mencerminkan perkembangan teknologi dan ekonominya (Lauer,
1989:205-211). Veblen ini secara implisit mengisyaratkan kemampuan
teknologi dalam mempengaruhi perilaku manusia. Jika demikian,
maka teknologi itu membawa nilai-nilai tertentu dan karenanya tidak
bebas nilai dalam kehidupan sosial.
Teknologi akan berkembang dengan sangat cepat karena basic culture
memungkinkan untuk itu. Bila demikian, maka tingkat percepatan
perkembangannya akan jauh meninggalkan kebudayaan manusia.
Maka, seiring dengan kecenderungan seperti itu muncullah konsep
yang dikemukakan Veblen dan Ougburn-culture lag atau
ketertinggalan budaya.
Setiap teknologi, menurut McLuhan, secara bertahap menciptakan
lingkungan kehidupan manusia yang sama sekali baru. Teknologi
merupakan kekuatan dahsyat dan tidak terbendung dalam
mempengaruhi kehidupan manusia. Namun demikian menurut
McLuhan, mestilah dibedakan antara perubahan yang benar-benar
diakibatkan teknologi dan perubahan yang seharusnya diakibatkan
teknologi. Ini berarti, ada perubahan yang dipaksakan dan
dimungkinkan (McLuhan, 1964;Lauer, 1989:212). Berdasarkan
pernyataan McLuhan barangkali juga bisa didiskusikan lebih jauh
tentang pembedaan perubahan yang diperlukan teknologi dan
perubahan yang ditimbulkan teknologi sebagai alternatif baru.
P e r u b a h a n S o s i a l | 73
6.5 Modernisasi
Secara hitoris, moderniasi merupakan suatu proses perubahan yang
menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi dan politik yang telah
berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke-17 sampai
abad ke-19. sistem sosial yang baru ini kemudian menyebar ke negara-
negara Eropa lainnya serta juga ke negara-negara Amerika Serikat, Asia
dan Afrika pada abad ke-19 dan 20 ini. Negara-negara atau masyarakat-
masyarakat modern pun yang sedang menjalani proses tersebut, telah
74 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Bahan Diskusi
Di era modern saat ini banyak terjadi perubahan sosial terutama pada
remaja, bagaimana pendapat Anda tentang perubahan sosial yang terjadi
pada remaja saat ini? Jelaskan ?
P e r u b a h a n S o s i a l | 77
Rangkuman
Menurut Wilbert Moore mendefinisikan perubahan sosial sebagai
perubahan penting dari struktur sosial dan yang dimaksud dengan struktur
sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Gillin dan Gillin
mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-
cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat.
Teori perubahan sosial terdiri dari teori evolusi sosial dan teori neo-
evolusi personian.Dinamika masyarakat ini terjadi bisa karena faktor
internal yang inheren melekat dalam diri masyarakat itu sendiri dan bisa
juga karena faktor lingkungan eksternal. Ada banyak perspektif teori yang
menjelaskan tentang perubahan sosial, misalnya perspektif teori
sosiohistoris, struktural-fungsional, struktural-konflik dan psikologi-
sosial. Perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Suatu
perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Salah satu jenis
perubahan dapat dilakukan dengan mengadakan modernisasi.
Soal-Soal Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dalam tahapan berpikir teologis ?
2. Mekanisme perubahan dengan baik, paling tidak harus memperhatikan
3 perspektif penting, jelaskan ?
3. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat suatu modernisasi ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 6 (enam) dengan baik maka mahasiswa
disarankan untuk melanjutkan ke bab 7 (tujuh).
Daftar Bacaan
Lauer, HR. 1989. Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Bina
Aksara.
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan masalah sosial.
Uraian :
7.1 Definisi Masalah Sosial
Samuel Koening dalam buku Soekanto (2012) menyebutkan bahwa
masalah sosial seringkali dibedakan antara dua macam persoalan, yaitu:
a. Masalah masyarakat (scientific or society problems) yaitu menyangkut
analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat.
b. Problema sosial (ameliorative or sosial problems) yaitu meneliti
gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk
memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya.
Sosiologi berusaha untuk menyelidiki persoalan-persoalan umum
dalam masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan
kenyataan-kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Sedangkan usaha-usaha
perbaikannya merupakan bagian dari pekerjaan sosial (sosial work).
Sosiologi berusaha untuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang
berada di belakang tata kelakuan sosial. Pekerjaan sosial berusaha untuk
menanggulangi gejala-gejala abnormal dalam masyarakat atau untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.
Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah
tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan
immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Sebab itu
80 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Bahan Diskusi
Sebutkan dan jelaskan penyebab ketidaksanggupan untuk memecahkan
masalah sosial ?
Rangkuman
Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah
tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan immoral,
berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Sebab itu masalah-
masalah sosial tidak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan
ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk. Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan
dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-
faktor ekonomis, biologis, biopsikologis dan kebudayaan.
Sosiologi mengunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran,
yaitu kriteria utama suatu masalah sosial, sumber-sumber sosial masalah
sosial, pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan
merupakan masalah sosial atau tidak, manifest sosial problems and latent
88 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Soal-Soal Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan beberapa pokok persoalan yang digunakan
sosiologi sebagai ukuran ?
2. Sebutkan prasyarat suatu perencanaan sosial yang efektif ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 7 (tujuh) dengan baik maka mahasiswa
disarankan untuk melanjutkan ke bab 8 (delapan).
Daftar Bacaan
BKKBN. 2008. Kurikulum dan Modul Pelatihan Pemberian Informasi
Kesehatan Reproduksi Remaja oleh Pendidik Sebaya. Jakarta:
Direktorat Remaja dan Perlindungan hak-hak Reproduksi BKKBN.
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan kependudukan dan kesehatan.
Uraian:
Pengertian “Penduduk” secara umum adalah masyarakat yang
tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu. Dalam sosiologi sendiri,
penduduk merupakan kumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Jadi, masalah kependudukan dapat diartikan
sebagai berbagai persoalan yang menyangkut masyarakat dalam ruang
lingkup yang luas.
Masalah kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial,
karena masalah itu terjadi di lingkungan sosial atau masyakarat. Masalah
tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, baik di negara maju
maupun negara Indonesia yang sedang berkembang ini. Masalah-maslah
tersebut dapat berupa masalah sosial, moral, politik, ekonomi, agama dll.
Contoh:
Salah satu contohnya adalah bagaimana orang yang tinggal di
daerah padat penduduk tersebut dapat menjaga kebersihan
lingkungannya. Pada umumnya, penduduk yang berada pada kawasan
padat penduduk sangat sulit untuk bisa mengatur kebersihan pada
lingkungannya. Contoh kecil yang dapat kita ambil adalah mengenai
sampah. Bagi yang tinggal di daerah padat penduduk, membuang sampah
pada tempatnya saja merupakan hal yang sulit. Sehingga kebanyakan dari
mereka yang tinggal di daerah padat penduduk sering kali membuang
sampah ke sungai. Akibat dari hal tersebut aliran sungai menjadi mampet,
bila musim hujan akan terjadi banjir, dan dari banjir tersebut akan
menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti diare, muntaber, DBD
dan lain sebagainya.
terdapat pula pernikahan pada usia sangat muda yakni usia 10-14 tahun
sebes ar 4,8 persen.
Pernikahan pada usia sangat muda cenderung lebih tinggi di
pedesaan, kelompok perempuan yang tidak bersekolah, kelompok petani,
nelayan, buruh, serta masyarakat berstatus ekonomi terendah.
Dampak
Pada masa remaja ini, alat reproduksinya belum matang untuk
melakukan fungsinya. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya
setelah umur 20 tahun karena pada masa ini fungsi hormonal melewati
masa yang maksimal. Pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot
rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi
kehamilan rahim dapat rupture (robek). Pada usia 14-19 tahun, system
hormonal belum stabil, kehamilan menjadi tak stabil mudah terjadi
pendarahan dan terjadilah abortus atau kematian janin. Usia kehamilan
terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduksi aktif.
Hal ini dapat mengakibatkan resiko kanker leher rahim di kemudian hari.
Seorang yang menikah pada usia remaja secara mental belum siap
menghadapi perubahan yang terjadi saat kehamilan, belum siap
menjalankan peran sebagai ibu dan belum siap menghadapi masalah
berumah tangga yang sering kali melanda kalangan keluarga yang baru
menikah karena masih dalam proses penyesuaian. Remaja yang menikah
di usia muda umumnya belum memiliki kematangan jiwa dalam arti
kemantapan berpikir dan berbuat, mau menang sendiri (egois) muda putus
asa, tidak bertanggung jawab, hal ini terjadi karena mereka masih berada
pada tahap peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Beberapa resiko yang bisa timbul dari kehamilan di usia dini yaitu:
1. Kelahiran prematur
Kehamilan yang normal berlangsung selama 38-40 minggu,sehingga
jika lahir sebelum usia tersebut disebut kelahiran premature.Jika ibu
yg hamil tdk mendapatkan perawatan yg cukup atau mengalami
kondisi tertentu. Bisa memicu, kelahiran pre-mature yg beresiko pd
bayinya seperti gangguan pernafasan,system pencernaannya belum
sempurna atau gangguan organ lainnya.
2. BBLR
Jika kelahiran secara premature atau tidak mendapat kan gizi yg cukup
selama hamil, ada kemungkinan bayi yang lahir memiliki berat badan
bayi yang rendah.Bayi yang memiliki BBLR biasanya sekitar 1.500-
2.500 gr,sedangkan jika dibawah 1.500 gr maka tergolong Berat badan
sangat rendah. Hal ini menimbulkan berbagai komplikasi yang dapat
membahayakan sang bayi.
92 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Solusi
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah angka pernikahan
dini yaitu dengan menegasan UU terkait larangan melakukan menikah di
usia dini. Selain itu, diperlukan sosialisasi UU tersebut kepada
masyarakat dengan tujuan masyarakat bisa memahami dan ikut andil
dalam mensukseskan peraturan UU tersebut.
Selain itu, sosialisasi tentang dampak bahaya pernikahan dini bagi
kesehatan harus tetap dilakukan untuk mencegah angka kematian ibu dan
anak akibat menikah di usia dini.
Solusi
a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di
semua daerah di Indonesia (gedung, laboratorium dll)
b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja
c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga
pendidikan milik pemerintah
d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di
lembaga- lembaga pemerintah
f. Mencanangan wajib belajar 9 tahun.
g. Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan
Universitas Terbuka.
h. Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
Solusi
a. Peningkatan gizi masyarakat
b. Pelaksanaan imunisasi
c. Penambahan fasilitas kesehatan
d. Penyediaan pelayanan kesehatan gratis
94 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
8.5 Kemiskinan
Dampak dari kepadatan penduduk, tidak hanya berhenti disitu. Dari
dampak yang ada, dampak yang baru akan kembali dihasilkan. Para urban
yang tidak mendapat lahan tempat tinggal dan juga lahan pekerjaan
seperti yang mereka harapkan, mulai mempertahankan hidup mereka di
kota dengan segala kemampuan mereka seperti memanfaatkan lahan
terlarang untuk mendirikan rumah-rumah kumuh sebagai tempat mereka
tinggal. Dengan tidak adanya pekerjaan mereka bekerja serabutan seperti
mengamen, meminta-minta dijalan dan sebagainya hingga timbullah
kemiskinan.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah
global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang
telah mapan,dll.
Kemiskinan akibat faktor ekonomi ini mempunyai dampak yang
besar terhadap kesehatan. Mereka lebih fokus untuk mencari uang demi
memenuhi kebutuhan pangan dan tidak jarang dari mereka yang acuh
terhadap kesehatannya. Banyak juga dari mereka yang tidak
mempedulikan kesehatannya meskipun sebenarnya dalam kondisi sakit.
96 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Dan ketika kondisi sakit yang sudah parah, baru akan memeriksakan diri
ke pelayanan terdekat.
Selain itu, faktor ekonomi juga membatasi mereka untuk dapat
membeli makanan yang bergizi. Mereka makan hanya seadanya yang
disesuaikan dengan uang yang dimiliki. Padahal, konsumsi makanan
bergizi sangat dibutuhkan oleh tubuh. Oeh karena itu, banyaknya kasus
manutrisi faktor dasarnya adalah kondisi ekonomi.
8.6 Kriminalitas
Kemiskinan yang terjadi di kota dan terus meningkatnya taraf
hidup di kota, membuat setiap orang berusaha mempertahankan hidupnya
walaupun hanya sekedar untuk makan. Berbagai kebutuhan hidup yang
terus menekan dan keadaan financial mereka yang tidak seimbang mulai
memaksa mereka untuk melakukan hal apa saja demi mendapatkan rupiah
hinggal lahirlah tindak kriminalitas.
Kriminalitas merupakan segala sesuatu yang
melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas
disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal adalah
seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun
begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena
melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
Tindak kriminalitas memang sudah merajalela di kota-kota besar.
Sebagian besar dari mereka berasal dari masyarakat yang kurang mampu
dan tidak mempunyai pekerjaan. Adanya tindak kriminalitas menandakan
bahwa memang sebenarnya dampak yang dihasilkan merupakan dampak
yang serius yang harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Karena
sudah membahayakan masyarakat luas serta keamanan negara.
Migrasi Nasional
a. Urbanisasi
Dampak positif urbanisasi : Terjadinya hubungan
kekeluargaan yang lebih erat antara orang desa dengan orang kota,
Mengurangi pengangguran dan kepadatan penduduk di desa,
Terjadinya percampran antara budaya desa dan kota sehingga antara
orang desa dan orang kota akan saling menyerap kebudayaan yang
baik di antara keduanya.
Dampak negatif urbanisasi bagi desa yang ditinggalkan :
Masuknya budaya kota yang kurang baik ke desa, seperti mabuk-
mabukan, pergaulan bebas, dan lain-lain, Terhambatnya pembangunan
desa karena desa kekurangan tenaga kerja.
Dampak negatif urbanisasi bagi kota yang didatangi : Semakin
meningkatnya penganguran di kota dan semakin tingginya tingkat
kepadatan di kota, Meningkatnya permasalahan lingkungan karena
banyaknya gubuk-gubuk liar dan daerah pemukiman kumuh yang
sangat menganggu keindahan, kenyamanan, dan kebersihan kota.
b. Transmigrasi
Dampak positif transmigrasi : Memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa karena akan terjadi pembauran antara transmigran
dengan penduduk, Meningkatkan kegiatan pembangunan di daerah
tujuan para transmigran karena bertambahnya tenaga kerja untuk
pembangunan.
Dampak negatif transmigrasi : Buruknya citra transmigrasi
yang di sebabkan oleh beberapa orang dari transmigran tidak betah di
tempat tingal yang baru dan kembali lagi ketempat asalnya, Dan yang
di perlukan untuk transmigrasi sangat besar sehingga banyak
menghasilkan keuangan Negara.
c. Ruralisasi
Dampak positif ruralisasi : Pendudduk kota yang telah
memiliki modal, apabila pindah ke desa dapat mengembangkan
K e p e n d u d u k a n d a n K e s e h a t a n | 99
Bahan Diskusi
Bagaimana cara yang efektif untuk menyelesaikan beberapa masalah
kependudukan yang berhubungan dengan kesehatan ? Jelaskan !
Rangkuman
Masalah kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial,
karena masalah itu terjadi di lingkungan sosial atau masyakarat. Masalah
tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, baik di negara maju
maupun negara Indonesia yang sedang berkembang ini. Masalah-masalah
tersebut dapat berupa masalah sosial, moral, politik, ekonomi, agama dll.
Masalah kependudukan yang berhubungan dengan kesehatan terdiri
dari pertumbuhan penduduk, pernikahan di usia dini, tingkat pendidikan
rendah, tingkat kesehatan penduduk masih rendah, kemiskinan,
kriminalitas, dan dampak migrasi.
Soal-Soal Latihan
1. Sebutkan sasaran program kesehatan reproduksi remaja ?
2. Jelaskan dampak dari kepadatan penduduk ?
3. Jelaskan keterkaitan antara kemiskinan dan kriminalitas ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 8 (delapan) dengan baik maka mahasiswa
disarankan untuk melanjutkan ke bab 9 (sembilan).
Daftar Bacaan
Lembaga Demografi. 2004. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Fakultas
Ekonomi UI
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan kemiskinan dan kesehatan.
Uraian:
Masalah kemiskinan dan masalah kelaparan dalam manifestasinya
yang ekstrem, merupakan masalah pelik bagi manusia sejak dahulu kala.
Di masa lalu tercatat wabah penyakit dan bahaya kelaparan yang
mengakibatkan banyak kematian di berbagai kawasan dunia. Walford
membuat daftar sebanyak 3250 bahaya kelaparan di Inggris dari tahun 10
sesudah Masehi sampai tahun 1846, di dalam daftarnya terdapat 70
bahaya kelaparan di tempat-tempat lainnya di Eropa, 31 kali terjadi di
India antara tahun 1769 dan 1878 dan 17 terjadi di sekitar Laut
Mediterania (Thompson dan Lewis, 1970:389-90).
Kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana
seseorang, keluarga atau anggota masyarakat tidak mempunyai
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar
sebagaimana anggotamasyarakat lain pada umumnya. Menurut Emil
Salim (1984), bahwa kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Mereka
dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhanh idup yang paling pokok, seperti
pangan, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lainnya.
102 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
9.1 Kemiskinan
a. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana
seseorang, keluarga atau anggota masyarakat tidak mempunyai
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar
sebagaimana anggota masyarakat lain pada umumnya. Menurut Emil
Salim (1984), bahwa kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Mereka
dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok, seperti
pangan, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lainnya.
BAPPENAS (1993) mendefisnisikan keimiskinan sebagai situasi
serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh si miskin,
melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan
yang ada padanya. Levitan (1980) mengemukakan kemiskinan adalah
kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan
untuk mencapai suatu standar hidup yang layak. Faturchman dan
K e m i s k i n a n d a n K e s e h a t a n | 103
Rumus Penghitungan :
GK = GKM + GKNM
GK= Garis Kemiskinan
GKM= Garis Kemiskinan Makanan
GKNM= Garis Kemiskinan Non Makan
Dimana :
GKMj = Garis Kemiskinan Makanan daerah j (sebelum disetarakan
menjadi 2100 kilokalori).
Pjk = Harga komoditi k di daerah j.
Qjk = Rata-rata kuantitas komoditi k yang dikonsumsi di daerah j.
Vjk = Nilai pengeluaran untuk konsumsi komoditi k di daerah j.
j = Daerah (perkotaan atau pedesaan)
Dimana :
Kjk = Kalori dari komoditi k di daerah j
HKj = Harga rata-rata kalori di daerah j
Dimana :
Fj = Kebutuhan minimum makanan di daerah j, yaitu yang
menghasilkan energi setara dengan 2100 kilokalori/kapita/hari.
c. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) merupakan penjumlahan
nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi non-makanan
K e m i s k i n a n d a n K e s e h a t a n | 107
Dimana:
NFp = Pengeluaran minimun non-makanan atau garis kemiskinan
non makanan daerah p (GKNMp).
Vi = Nilai pengeluaran per komoditi/sub-kelompok non-makanan
daerah p (dari Susenas modul konsumsi).
ri = Rasio pengeluaran komoditi/sub-kelompok non-makanan
menurut daerah (hasil SPPKD 2004).
i = Jenis komoditi non-makanan terpilih di daerah p.
p = Daerah (perkotaan atau pedesaan).
ini berkurang dan pada Maret 2011 menjadi 30,02 juta atau 12,49% dari
total populasi Indonesia. Data BPS terakhir per September 2013
menunjukkan terdapat 28,59 juta atau 11,66% dari total penduduk di
Indonesia. Selain target pada MDGs, Indonesia memiliki target pada
RPJMN dimana pada akhir 2012 berada pada kisaran 10,5%-11,5%.
Program percepatan penanggulangan kemiskinan di Indonesia
dilakukan dengan sinergisitas program kerjabaik di tingkat pusat maupun
daerah. Di tingkat nasional, terdapat program pro-rakyat 4 kluster yang
akan terus diefektifkan implementasi di lapangan. Kluster pertama terdiri
dari program beras miskin (Raskin), program keluarga harapan (PKH),
dan pendidikan gratis berupa bantuan operasional sekolah (BOS). Selain
itu juga di sektor pendidikan terdapat pemberian beasiswa siswa miskin
(BSM). Pada kluster kedua terdapat PNPM dan kluster ketiga ada
program financial-inclusion melalui kredit usaha rakyat (KUR). Kluster
keempat terdiri dari program rumah murah dan sangat murah, angkutan
murah, listrik murah, dan peningkatan kehidupan nelayan.
Tantangan Indonesia dalam persoalan kemiskinan tidak hanya
terbatas pada upaya membuat mereka yang tergolong kelompok miskin
dapat naik kelas saja, tetapi pada saat yang bersamaan mencegah turunnya
kelompok hamper miskin (rentan) jatuh ke dalam kelompok miskin. Pada
APBN 2013, pemerintah bersama DPR telah menyepakati anggaran
pengentasan kemiskinan sebesarRp. 115,5 triliun. Jumlah ini meningkat
lebih dari 200% dibandingkan pada 2007 sebesar Rp. 53,1 triliun. Target
pemerintah untuk terus menurunkan angka kemiskinan yang pada 2013
ditargetkan dapat diturunkan menjadi sekitar 9,5%-10,5%.
Target penurunan angka kemiskinan telah menjadi agenda
pembangunan dunia. Bahkan dapat dipastikan agenda pembangunan ini
masih akan diteruskan dalam agenda pembangunan Post-MDGs 2015.
Sekjen PBB Ban Ki-Moon menunjuk Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bersama PM Inggris David Cameron dan Presiden Liberia
Ellen Johnson Sirleaf untuk merumuskan agenda pembangunan Post-
MDGs 2015. Dari serangkaian pertemuan baik yang dilakukan di New
York, London, Monrovia dan Bali, rumusan agenda pembangunan dunia
pasca MDGs masih akan mempertahankan agenda penghapusan
kemiskinan ekstrem dan kelaparan di dunia.
Bahan Diskusi
Bagaimana cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah kemiskinan di
Indonesia agar derajat kesehatan masyarakat juga meningkat ? Jelaskan
pendapat Anda !
K e m i s k i n a n d a n K e s e h a t a n | 111
Rangkuman
Kemiskinan adalah suatu situasi baik yang merupakan proses
maupun akibat dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi dengan
lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya. Ada dua kategori tingkat
kemiskinan, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan
(GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per
bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk
miskin. Tantangan Indonesia dalam persoalan kemiskinan tidak hanya
terbatas pada upaya membuat mereka yang tergolong kelompok miskin
dapat naik kelas saja, tetapi pada saat yang bersamaan mencegah turunnya
kelompok hamper miskin (rentan) jatuh ke dalam kelompok miskin
Soal-Soal Latihan
1. Sebutkan kriteria masyarakat miskin ?
2. Sebutkan dan jelaskan strategi yang digunakan dalam metode
community development ?
3. Jelaskan strategi yang harus dilakukan untuk mengatasi kemiskinan ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 9 (sembilan) dengan baik maka mahasiswa
disarankan untuk melanjutkan ke bab 10 (sepuluh).
Daftar Bacaan
Abdulsyani. 1994. Sosiologi: Skematika, Teori, danTerapan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan keseimbangan lingkungan dan kesehatan.
Uraian :
Lingkungan memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan
memengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian pula kehidupan
manusia akan memengaruhi lingkungan tempat hidupnya. Hubungan
antara lingkungan dan kehidupan manusia sudah diakui para pemikir dan
tokoh dunia sejak dahulu.
Aristoteles mengatakan manusia dipengaruhi oleh aspek geografi
dan lembaga politik. Montesquieu menyatakan bahwa iklim memengaruhi
perilaku politik dan semangat manusia. Arnold Toynbee menyatakan
peradaban manusia akan tumbuh pada lingkungan yang sukar dan penuh
tantangan sehingga melahirkan elan vital. Henry Thomas Bucle
menyatakan bahwa iklim, tanaman, dan tanah saling berkaitan dalam
memengaruhi karakter dan sifat manusia (Herimanto dan Winarno, 2010).
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
faktor lingkungan (tanah, iklim, topografi, sumber daya alam) dapat
menjadi prakondisi bagi sifat dan perilaku manusia. Manusia pun dapat
memengaruhi lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.
114 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
10.2 Kesehatan
a. Pengertian Kesehatan
Definisi Kesehatan berdasarkan UU No.23 Th 1992 mengacu pada
definisi dari WHO, Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Sedangkan pengertian kesehatan masyarakat menurut Winslow
(1920), adalah adalah ilmu dan kiat untuk : (1) mencegah penyakit, (2)
memperpanjang harapan hidup, dan (3) meningkatkan kesehatan dan
efisiensi masyarakat, melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk :
(1) sanitasi lingkungan, (2) pengendalian penyakit menular, (3)
pendidikan hygiene perseorangan (personal hygiene), (4) mengorganisir
pelayanan medis dan perawatan agar dapat dilakukan diagnosis dini dan
pengobatan pencegahan, dan (5) membangun mekanisme sosial, sehingga
setiap insan dapat menikmati standar kehidupan yang cukup baik untuk
dapat memelihara kesehatan.
Menurut Hendrik L. Blum (1974), terdapat empat faktor utama
yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu :
lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan.
Keempat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu
sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem
budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai
pengaruh paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat (Gumilar,
2004).
118 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Sehat
Keadaan ke-3 :
Ketidakseimbangan disebabkan oleh bergesernya titik tumpu.
Hal ini menggambarkan terjadinya pergeseran kualitas lingkungan
sehingga A memberatkan keseimbangan. Keadaan seperti ini
berarti bahwa pergeseran kualitas lingkungan memudahkan A
memasuki tubuh H dan menimbulkan penyakit. Contohnya,
terjadinya banjir menyebabkan air kotor yang mengandung A
berkontak dengan masyarakat (H), sehingga A lebih mudah
memasuki H yang kebanjiran.
Keadaan ke-4 :
Ketidakseimbangan terjadi karena pergeseran kualitas
lingkungan sedemikian rupa sehingga H memberatkan
keseimbangan atau H menjadi sangat peka terhadap A. Contohnya,
terjadinya pencemaran udara.
Model Gordon ini selain memberikan gambaran umum tentang
terjadinya penyakit pada masyarakat, dapat pula digunakan untuk
melakukan analisis dan mencari solusi terhadap permasalahan
kesehatan.
Bahan Diskusi
Analisis permasalahan kerusakan lingkungan yang mengganggu
keseimbangan lingkungan di Kabupaten Jember yang bisa mengakibatkan
permasalahan kesehatan di masyarakat Jember ? Jelaskan!
Rangkuman
Keseimbangan lingkungan merupakan keseimbangan yang
dinamis, artinya keseimbangan yang dapat mengalami perubahan. Tetapi
perubahan ini bersifat menjaga keseimbangan komponen lain, bukan
berarti menghilangkan komponen yang lainnya.
Lingkungan memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan
memengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian pula kehidupan
manusia akan memengaruhi lingkungan tempat hidupnya.
K e s e i m b a n g a n L i n g k u n g a n d a n K e s e h a t a n | 123
Soal-Soal Latihan
1. Jelaskan peranan manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan?
2. Jelaskan hubungan keseimbangan lingkungan dengan kesehatan?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 10 (sepuluh) dengan baik maka mahasiswa
disarankan untuk melanjutkan ke bab 11 (sebelas).
Daftar Bacaan
Elly M, Setiadi. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Fox, Jhon P. Hall, Carrie E,. Elvebeck, Lila R. 1970 . Epidemology, Man
and Diseases. London: Macmillan Pub.Co.
Herimanto dan Winarno. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan bencana dan kesehatan.
Uraian:
11.1 Pengertian Bencana
Bencana merupakan suatu peristiwa alam atau lingkungan buatan
manusia yang berpotensial merugikan kehidupan manusia, harta, benda
atau aktivitas manusia. Bencana adalah peristiwa/ rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non
alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis dan di luar kemampuan masyarakat dengan segala sumber
dayanya (Harta, 2009).
Rawan Bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis,
biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan teknologi dalam satu wilayah untuk jangka waktu tertentu
yang mengalami penurunan kemampuan mencegah, merendam, mencapai
kesiapan, dan mengalami penurunan kemampuan untuk menanggapi
dampak buruk bahaya tertentu.
Resiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana pada suatu wilayah dan kurun wantu tertentu yang dapat berupa
126 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
3. Peningkatan kepedulian
Kepedulian adalah minat atau ketertarikan untuk membantu orang
lain. Bencana bisa menjadi sarana penyadaran kepada manusia
untuk saling membantu satu sama lain.
4. Adanya wujud solidaritas atau bentuk kepedulian sesama disaat
adanya bencana yang menimpa merupakan perilaku sosial yang
berkembang di masyarakat pada umumnya.
5. Dampak ekonomi misal, adanya disribusi keadilan ekonomi dengan
banyaknya sumbangan dari para dermawan dan juga dapat bantuan
dari luar negeri atas terjadi bencana-bencana tersebut.
b. Dampak Negatif Bencana
1. Dampak Negatif Fisik
a) Pencemaran lingkungan, seperti Pencemaran air terjadi seiring
dengan pencemaran limbah pertanian, industri, rumah rangga
yang menimbulkan berbagai macam bibit penyakit sehingga
tidak aman untuk dikonsumsi, pencemaran udara, dan
sebagainya.
b) Kerusakan bangunan atau tempat tinggal masyarakat serta
hilangnya harta benda.
c) Timbul penyakit atau penularan penyakit pada masyarakat di
daerah bencana dan pengungsian.
d) Adanya luka pada fisik dan hilangnya nyawa akibat bencana.
2. Dampak Negatif Psikis
Pada umumnya permasalahan psikologis, terdapat perbedaan antara
individu dan antar kelompok individu. Secara umum, faktor-faktor
berikut ini berpengaruh antara lain pertama, semakin tinggi skala
bencana yang dialami, semakin besar tingkat pengalaman traumatik.
Kedua, komplikasi bencana yaitu sejumlah bencana yang terjadi secara
bersamaan atau secara beruntun. Misal: gempa bumi diikuti tsunami.
Ketiga, faktor cuaca misalnya musim penghujan yang lebat beserta
angin ribut. Keempat, pada umumnya bencana sosial (misal konflik
antar kelompok masyarakat, peperangan, terorisme) menimbulkan
dampak trauma yang lebih mendalam daripada bencana alam. Kelima,
kelompok rentan terdiri dari wanita (terutama ibu hamil), anak-anak
orang lanjut usia, mereka yang memiliki kecatatan atau panyakit
kronis (Pusat Studi Kebijakan Kesehatan dan Sosial, 2010).
a) Gangguan perilaku sedih
Korban hidup mengemukakan keluhan-keluhan tentang sakit
kepala, nyeri punggung, susah tidur, sering terbangun tiba-tiba,
tidak nafsu makan, capek/ letih, atau gairah seksual menurun. Di
sisi perilaku, korban hidup terlihat atau mengungkapkan
128 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
b. Perpindahan penduduk
Pemindahan korban bencana dapat menyebabkan masuknya penyakit
menular baik pada penduduk migran maupun pada penduduk asli yang
rentan.
c. Kerusakan dan pencemaran layanan sanitasi dan penyediaan air
Air minum sangat rentan terhadap kontaminasi yang disebabkan oleh
kebocoran saluran air kotor dan adanya bangkai binatang di sumber
air.
d. Terganggunya program kesehatan masyarakat
Setelah bencana, tenaga dan dana biasanya dialihkan untuk kegiatan
pemulihan. Jika program kesehatan masyarakat (misalnya program
pengendalian vektor atau program vaksinasi) tidak dipelihara atau
dipulihkan sesegera mungkin, penyebaran penyakit menular dapat
meningkat pada populasi yang tidak terlindung.
e. Perubahan ekologi yang mendukung perkembangbiakan vektor
Musim hujan yang disertai atau yang tidak disertai banjir,
kemungkinan dapat memengaruhi kepadatan populasi vektor. Salah
satu dampaknya adalah pertambahan tempat perkembangbiakan
nyamuk atau masuknya hewan pengerat di daerah banjir.
f. Perpindahan hewan peliharaan dan hewan liar
Seperti halnya populasi manusia, populasi hewan sering berpindah
akibat bencana alam, sehingga zoonoses yang ada pada tubuh hewan
tersebut dapat ditularkan pada manusia dan juga pada hewan lain.
g. Persediaan makanan, air dan penampungan darurat dalam situasi
bencana
Kebutuhan dasar penduduk sering disediakan dari sumber baru atau
sumber yang berbeda. Sangat penting untuk memastikan bahwa
makanan dari sumber baru tersebut tidak merupakan sumber penyakit
menular.
Peran kesehatan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
akibat bencana alam, antara lain:
a. Surveilans Bencana
Menurut WHO adalah kegiatan pemantauan secara cermat dan
terus menerus terhadap berbagai faktor yang menentukan kejadian dan
penyebaran penyakit atau gangguan kesehatan, yang meliputi
pengumpulan, analisis, interpretasi dan penyebarluasan data sebagai
bahan untuk penganggulangan dan pencegahan. Surveilans bencana
meliputi :
1. Surveilans penyakit-penyakit terkait bencana, terutama penyakit
menular.
B e n c a n a d a n K e s e h a t a n | 135
Bahan Diskusi
Untuk melakukan pemberdayaan kepada warga korban bencana alam,
sebutkan dan jelaskan strategi yang dilakukan melalui pendekatan
pengurangan risiko berbasis masyarakat ?
Rangkuman
Bencana merupakan suatu peristiwa alam atau lingkungan buatan
manusia yang berpotensial merugikan kehidupan manusia, harta, benda
atau aktivitas manusia. Dampak bencana alam adalah kerugian yang
ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu
yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa
aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan
kegiatan masyarakat (Kementerian Sosial, 2008).
Prinsip penanggulangan bencana yaitu cepat dan tepat, prioritas,
koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparasi
dan akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan, nondikriminatif, dan
nonproletisi.
Soal-Soal Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan dampak positif dan negatif dari bencana alam ?
2. Sebutkan dan jelaskan peran kesehatan masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan akibat bencana alam ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 11 (sebelas) dengan baik maka mahasiswa
disarankan untuk melanjutkan ke bab 12 (dua belas).
Daftar Bacaan
Harta, M. Sri. 2009. Pemintakatan Resiko Bencana Banjir di Wilayah
Gresik Utara. [Tugas akhir]. Surabaya: Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
SurabayaTidak dipublikasikan.
138 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
Kompetensi:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial
dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan,
keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender
dan kesehatan.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan gender dan kesehatan.
Uraian:
Lebih dari separuh penduduk miskin di negara berkembang
adalah perempuan. Kondisi di atas bisa terjadi akibat dari
kemiskinan yang menimpa beberapa keluarga di Indonesia.
Perempuan adalah pihak pertama yang merasakan dampak ketika
kebutuhan -kebutuhan rumah tangga tidak tercukupi. Perempuan
sebagai ibu rumah tangga biasanya bertanggung jawab dalam
mengatur rumah tangga baik menyangkut kesehatan gizi keluarga,
pendidikan anak, dan pengaturan pengeluaran biaya hidup keluarga
(Adib, 2011).
Penting untuk dipahami bahwa kemiskinan bukan hanya
terjadi akibat struktur yang tidak memihak, namun juga rendahnya
perlindungan komunitas atas kepemilikan dan pengelolaan aset oleh
perempuan. Rendahnya kontrol perempuan terhadap aset keluarga
dan sumberdaya adalah pendorong terjebaknya perempuan dalam
lingkaran kemiskinan (Subiyantoro dkk, 2005). Hal ini
mengindikasikan bahwa faktor ekonomi membawa pengaruh
kerentanan dari sisi kesehatan pada perempuan.
140 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N
12.1 Gender
Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis
kelamin (John M. Echols dan Hassan Sadhily, 1983:256). Menurut
Nasaruddin Umar, dengan mengutip Webster’s New World
Dictionary (2001:33) mengatakan bahwa gender diartikan sebagai
perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari
segi nilai dan tingkah laku. Priyono (1996:203) menegaskan konsep
ini merujuk pada pemahaman bahwa identitas, peran, fungsi, pola
perilaku, kegiatan, dan persepsi baik tentang perempuan maupun
laki-laki ditentukan oleh masyarakat dan kebudayaan dimana
mereka dilahirkan dan dibesarkan. Dengan demikian,
penggambaran perempuan dan laki-laki berakar dalam kebudayaan
dan bukan berdasarkan aspek biologis saja.
Sedangkan konsep lainnya adalah konsep gender, yakni
suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan
yang dikontruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau
keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan
perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat
dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut,
keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, dan
perkasa. Perubahan sosial gender yang tersosialisasikan secara
evolusional dan perlahan-lahan mempengaruhi biologis masing-
masing jenis kelamin. Misalnya, karena kontruksi sosial gender,
kaum laki-laki harus bersifat kuat dan agresif maka kaum laki-laki
terlatih dan tersosialisasikan serta termotivasi untuk menjadi atau
menuju ke sifat gender yang ditentukan oleh suatu masyarakat,
yakni secara fisik lebih kuat dan lebih besar. Sebaliknya, karena
kaum perempuan harus lemah lembut, maka sejak bayi proses
sosialisasi tersebut tidak hanya berpengaruh pada pekembangan
emosi dan visi serta ideologi kaum perempuan, tetapi juga
mempengaruhi perkembangan fisik dan biologis selanjutnya.
Namun, dengan menggunakan pedoman bahwa setiap sifat biasanya
melekat pada jenis kelamin tertentu dan sepanjang sifat-sifat
tersebut bisa dipertukarkan, maka sifat tersebut adalah hasil
kontruksi masyarakat, dan sama sekali bukanlah kodrat (Mansur
Fakih, 1996 : 9-10).
B e n c a n a d a n K e s e h a t a n | 141
L
P
Umur
L
P
Diagnosa
Jumlah Kasus
L
P
Tipe Pasien
Bahan Diskusi
Jelaskan peranan gender dalam kesehatan terutama untuk
menyelesaikan permasalahan kesehatan?
Rangkuman
Konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum
laki-laki maupun perempuan yang dikontruksi secara sosial maupun
kultural. gender adalah sebuah kontruksi sosial atau tafsir sosial
terhadap peran gender. Sayangnya, terhadap masalah ini, masih
banyak penafsiran yang berkembang secara tidak adil, sehingga
memberikan tafsiran yang kurang pada tempatnya terhadap
masalah-masalah perempuan.
Soal-Soal Latihan
1. Jelaskan tentang perspektif gender dari beberapa teori ?
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa permasalahan gender dalam
kesehatan ?
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab 12 (dua belas) dengan baik maka
mahasiswa dapat mencoba menyusun sebuah aplikasi sederhana
terkait teori sosiologi kesehatan dan permasalahan kesehatan yang
terjadi di masyarakat
Daftar Bacaan
Adib, K. 2011. Peran Buruh Tani Perempuan dalam Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga dan perencanaan pendidikan Anak.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Gender. Malang: Pusat Studi
wanita Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.
2011 (1) : 52-61.
bencana, 1, 9, 23, 35, 57, 65, 79, 89, 97, 101, 113, 139, 125, 126, 127,
128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138
confirmity, 35, 53
deviation, 35, 53, 75
disorganisasi, 75, 76, 81
garis kemiskinan, 101, 102, 104, 107
gender, 1, 9, 23, 35, 57, 65, 79, 89, 101, 113, 125, 139, 140, 141, 142,
143, 146, 148, 149, 152
generasi muda, 84, 85
interaksi sosial, 3, , 9, 10, 11, 12, 13, 14, 21, 36, 43, 61, 65, 77
kelompok sosial, 6, 16, 24, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 39, 44, 45, 46, 50,
54, 55, 80, 81, 88, 104, 148
kemiskinan, 1, 9, 23, 35, 57, 65, 79, 81, 83, 84, 89, 94, 95, 100, 101, 102,
103, 104, 109, 110, 111, 112, 113, 125, 139, 147
kependudukan, 1, 9, 23, 35, 57, 65, 79, 89, 99, 100, 101, 113, 125, 139
keseimbangan lingkungan, 1, 9, 23, 35, 57, 65, 79, 89, 101, 113, 122, 123,
125, 139
kontrol sosial, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64
kriminalitas, 89, 96, 100
masalah lingkungan, 113, 116
masalah sosial, 3, 8, 75, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 86, 87, 88, 89, 90, 99, 149
masyarakat modern, 61, 74, 84
metode sosiologi, 1, 7, 8
migrasi, 89, 91, 97, 98, 100
modernisasi, 65, 74, 75, 76, 77, 78, 85, 98, 126
penanggulangan bencana, 125, 129, 130, 131, 132, 133, 138
pendidikan, 19, 27, 33, 44, 50, 70, 76, 81, 89, 90, 93, 95, 100, 104, 105,
107, 108, 109, 110, 117, 139, 146, 148, 149, 152
perencanaan sosial, 77, 79, 82, 86, 87, 88, 89
pernikahan, 89, 91, 92, 100, 145, 146
perubahan sosial, 1, 4, 9, 23, 35, 57, 65, 66, 71, 72, 73, 74, 77, 79, 89,
101, 113, 125, 139
sarana kontrol sosial, 57
stratifikasi sosial, 23, 24, 27, 33, 34
teori neo-evolusi personian, 77
teori perubahan sosial, 65, 71
transformasi, 74, 75
ukuran kemiskinan, 101, 104
156 M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f
BIOGRAFI PENULIS
Drs. Husni Abdul Gani, M.S. Lahir di Bima Nusa Tenggara Barat
pada 10 Agustus 1956. Saat ini Bapak dengan 4 anak ini tinggal di Jalan
Kalimantan X/20 Jember. Pendidikan dasar beliau dilalui di Bima mulai
dari sekolah dasar samapi sekolah menengah atas. Pendidikan S1 beliau
ditempuh di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember lulus
tahun 1981, sedangkan jenjang S2 dilanjutkan di Program Pasca Sarjana
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga lulus tahun 1991.
Karir beliau diawali sebagai dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (Fisip) Universitas Jember tahun 1983-2002. Kemudian pada
tahun 2002 beliau menginisiasi pendirian Program Studi (Prodi)
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, sehingga berpindah homebase
ke Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Pada tahun 2006-
2007 beliau menduduki jabatan sebagai Ketua Prodi Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember. Kemudian pada tahun 2007 sampai
sekarang menjadi Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi beliau sebagai dosen,
maka berbagi penelitian telah dilakukan dan dipublikasikan pada jurnal
ilmiah maupun proceeding seminar di tingkat lokal dan nasional.
Diantaranya adalah arrikel berjudul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penderita TB Paru Putus Berobat dalam Pengobatan Jangka Panjang di
RS Paru Jember (1998), Korelasi antara Kemiskinan dengan Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan (1999), Pola Kehidupan Wanita
Pedagang Sayur Keliling (1999), Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Program Magang (2002), Hubungan Dinamika Pembangunan dan
HIV/AIDS (2006), serta Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
Masyarakat Suku Osing Kabupaten Banyuwangi (2013).
Dewi Rokhmah, S.KM, M.Kes. lahir di Malang, Jawa Timur pada 7
Agustus 1978. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar sampai sekolah
menengah (MIN 1, SMPN 1 dan SMAN 3) di Kota Malang. Selanjutnya
ia menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya. Gelar Magister kesehatan dengan
keahlian bidang promosi kesehatan dan ilmu perilaku dari pascasarjana
FKM Universitas Diponegoro Semarang, pada program studi promosi
kesehatan yang berkonstrasi pada kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS.
Saat ini penulis berprofesi sebagai dosen tetap di Fakultas Kesehatan
masyarakat Universitas Jember pada Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku (PKIP).
Untuk meningkatkan kompetensi penulis, ia aktif melakukan
studi dan mengikuti berbagai konferensi baik nasional maupun
internasional, diantaranya pada tahun 2014 penulis mendapat beasiswa
sebagai oral presentator dalam International Conference on
Environmental and Occupation Health (ICEOH 2014) yang
diselenggarakan oleh University Putra Malaysia (UPM), artikel dalam
event tersebut telah terbit pada International Journal of Current
Research and Academic Review (IJCRAR). Selain itu, di tahun yang
sama artikel penulis dalam International Conference on Tropical and
Coastal Region Eco-Development 2014 (ICTCRED 2014) yang
diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro Semarang, telah terbit
dalam Procedia Environmental Sciences 23 ( 2015 ) 99 – 104. Karirnya
dimulai sebagai staf pengajar di FKM Universitas Jember pada tahun
2009 di bagian PKIP. Tahun 2012 menjadi sekretaris bagian PKIP FKM
Universitas Jember serta sebagai sekretaris redaksi Jurnal IKESMA yang
diterbitkan oleh FKM Universitas Jember. Selain itu publikasi pada
jurnal juga dilakukan oleh penulis baik jurnal lokal maupun jurnal
nasional terakreditasi. Salah satunya pada tahun 2012, penulis
melakukan publikasi di jurnal KESMAS (Kesehatan Masyarakat
Nasional) yang merupakan jurnal terakreditasi nasional yang diterbitkan
oleh FKM Universitas Indonesia.
Kesibukan penulis saat ini adalah aktif sebagai peneliti dan
menjadi relawan di kegiatan sosial yang bergerak di bidang
penanggulangan HIV dan AIDS, serta sedang melanjutkan studi S3 di
Program Studi Ilmu Kesehatan FKM Universitas Airlangga Surabaya.