Keperawatan Bencana
Disusun Oleh :
Nama: camelya marlissa
Kelas: A
NPM: 12114201180117
Prodi : Keperawatan
Fakultas :Kesehatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus yang mana atas berkat
rahmat dan karunianNya saya dapat menyelesaikan tugas makalah sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini saya susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Bencana
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu saya meminta maaf kepada para pembaca dan mengharapkan kritik dan
saran ataupun masukan dari para pembaca. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
3
BAB I
PENDAHULUAN
menutup aliran sungai Wae Ela. Longsoran tersebut telah mengakibatkan sungai
Wae Ela membentuk bendung alam.
Tiga puluh delapan titik rembesan ditemukan tim Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Maluku pada bendungan alamiah
tersebut. Rembesan (seepage) adalah salah satu penyebab utama dari kerusakan
suatu bendung, hal ini karena rembesan mengakibatkan suatu erosi internal pada
bendung dan sebanyak 46 % kerusakan bendung yang ada disebabkan oleh
rembesan (seepage) (Scott J. Ikard, 2013). Rembesan ini dikhawatirkan akan
menyebabkan jebolnya bendung alam tersebut. Jika bendung ini jebol maka akan
mengancam keselamatan sekitar 4.787 jiwa didesa Negeri Lima yang letaknya
sekitar 3 km dari Bendung alam tersebut. Atas dasar inilah maka perlu dilakukan
4
1.3.Tujuan
1. Dapat mengetahui Analisis permasalahan kesehatan yang terjadi dalam
kondisi kebencanaan di provinsi maluku
2. Dapat mengetahui peran petugas kesehatan dan partisipasi masyarakat
dalam menangani bencana
3. Dapat mengetahui manajemen yang tepat dalam menangangi kebencanaan
tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
spesifik.
suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi. Proses recovery
terdiri dari: a. Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara langsung
yang sifatnya sementara atau berjangka pendek. b. Rekonstruksi :
perbaikan yang sifatnya permanen
3. Pencegahan (prevension);
upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya
suatu ancaman. Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak bisa 100%
efektif terhadap sebagian besar bencana.
4. Mitigasi (mitigation);
upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu
ancaman. Misalnya: penataan kembali lahan desa agar terjadinya banjir
tidak menimbulkan kerugian besar.
5. Kesiap-siagaan (preparedness);
persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi (kemungkinan akan
terjadi) bencana. Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-
kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikasi atas sumber daya .
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan kondisi ketangguhan masyarakat Desa Negeri Lima dalam
menghadapi banjir bandang Way Ela, yaitu:
a. Secara keseluruhan, ketangguhan masyarakat Desa Negeri Lima dalam
menghadapi Bencana Banjir Bandang Negeri Lima dinilai agak baik. Jika
dinilai setiap komponen, maka area tematik Tata Kelola dinilai cukup,
sedangkan area komponen Penilaian Risiko, Pengetahuan dan Pendidikan,
Manajemen Risiko dan PRB, Kesiapsiagaan dan Respon Bencana
memperoleh penilaian agak baik. Masyarakat Desa Negeri Lima juga
menampakkan ciri-ciri ketangguhan yang dimiliki mulai dari antisipasi,
proteksi, adaptasi dan daya lenting.
12
3.2Saran
1. Saran Praktis
Dalam penanganan tanggap darurat di Kabupaten Maluku Tengah perlu dipikirkan
langkah-langkah konkrit apabila terjadi bencana di wilayah yang jauh dari ibukota
kabupaten. Mengingat Kabupaten Maluku Tengah memiliki cakupan wilayah
13
yang terdiri dari banyak pulau dan sebagian wilayahnya berada di dataran Pulau
Ambon.
2.Saran Teoritis
1. Kajian lebih mendalam perlu dilaksanakan dalam menetapkan
indikator-indikator baku terkait penilaian ketangguhan terhadap
bencana.
2. Kajian ketangguhan masyarakat adat perlu disinergikan dengan ranah
kajian ketangguhan masyarakat yang bersifat umum.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA