Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk, Sulawesi Tengah
Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk, Sulawesi Tengah
dari wisata perkotaan. Di samping atraksi, aktivitas sosial dan ekonomi bulan dimulai dari bulan November
itu, objek dan atraksi yang terdapat masyarakat setempat dapat 2012 sampai bulan April 2013.
di kawasan wisata juga dapat ditingkatkan dan dikembangkan
menjadi daya tarik kawasan tersebut. menjadi sumber daya wisata
Menurut Inskeep (1991), wisata pada kawasan LKL berkelanjutan. Metode Penelitian
beberapa kota besar dan kota kecil
Tujuan umum dari penelitian ini Penelitian ini menggunakan metode
selalu sukses menjadi atraktif
adalah merencanakan lanskap deskriptif kuantitatif. Kegiatan
dengan mengkombinasi karakter
kawasan wisata pesisir Lalong Kota penelitian ini dilakukan dalam tiga
dramatik perkotaan dengan atraksi
Luwuk. Tujuan khusus dari
yang spesifik. tahapan berikut:
penelitian adalah 1) mengidentifikasi
Wisata kota pesisir berkelanjutan dan menganalisis potensi dan 1. Pengumpulan dan
adalah model penyelenggaraan kendala pengembangan kawasan Pengklasifikasian Data
wisata yang mengeksplorasi di wisata pesisir, 2) menentukan zona
Data yang dikumpulkan untuk
dalam dan sekitar kota pesisir, untuk pengembangan kawasan
dimana kegiatannya selain wisata pesisir, dan 3) merencanakan penelitian ini meliputi data primer
menghargai, mengapresiasikan, dan lanskap kawasan wisata pesisir dan data sekunder. Pengumpulan
mengkonservasi sumber daya alam Lalong Kota Luwuk yang data primer melalui survei yaitu
dan budaya kota, berfungsi berkelanjutan. melalui wawancara, pengamatan,
meningkatkan kualitas ekologis kota, dan pengukuran di lokasi penelitian.
serta mendorong ekonomi lokal Wawancara menggunakan kuesioner
METODE PENELITIAN
(Inskeep 1991). Menurut Higham terstruktur yang telah ditentukan
dan Luck (2002), pengembangan Waktu dan Lokasi dengan metode purposive sampling
wisata perkotaan berkelanjutan akan dan accidental sampling terhadap
Penelitian dilakukan di kawasan
merestorasi daerah alami, stakeholder. Menurut Cheng et al.
pesisir Lalong Kota Luwuk,
mengurangi degradasi lingkungan
Kecamatan Luwuk, Kabupaten (2011) dan Dahuri et al. (1996),
(erosi, kebisingan, dan polutan),
Banggai, Sulawesi Tengah. Lokasi stakeholder yang ditentukan terdiri
memberi edukasi lingkungan untuk
penelitian ditentukan berdasarkan dari institusi, masyarakat lokal,
semua latar belakang sosial yang
batas ekosistem pesisir dan swasta, dan wisatawan (Tabel 2).
lebih luas (Okech 2009), dan
meningkatkan pendapatan, serta administrasi kota. Secara geografis Data sekunder diperoleh melalui
menjaga kebudayaan lokal. Lalong Kota Luwuk terletak antara studi pustaka yang terkait dengan
122°45´-122°49´ BT dan 0°55´-0°58´ penelitian.
LKL berpotensi sebagai wisata kota
LS (Bappeda 2011). Secara 2. Analisis dan Sintesis
pesisir berkelanjutan yang dapat
memperbaiki lingkungan fisik, administrasi lokasi penelitian
mencakup 7 kelurahan dan 1 desa Analisis bertujuan mengetahui zona
meningkatkan pendapatan
dengan luas 2330.67 ha (Tabel 1) yang sesuai untuk dikembangkan
masyarakat dan PAD pemerintah,
yang letaknya langsung sebagai kawasan wisata pesisir
melestarikan budaya, dan
meningkatkan kesadaran lingkungan bersinggungan dengan kawasan Lalong Kota Luwuk. Metode analisis
bagi masyarakat sekitar LKL pesisir LKL. Lokasi penelitian LKL mencakup hal-hal berikut:
tersebut. Dalam rencana dapat dilihat pada Gambar 1. Waktu Kepekaan Ekosistem Pesisir Lalong
Kota Luwuk
SIMPULAN
dengan klasifikasi berpotensi seluas 2. Konsep wisata yang masyarakat lokal. Untuk
170 ha (7.30%), klasifikasi cukup dikembangkan adalah ekowisata mendukung konsep tersebut maka
berpotensi seluas 2113.38 ha pesisir yang bertujuan melindungi zonasi pengembangan dan penataan
(90.67%), dan klasifikasi tidak sumber daya alam dan budaya serta kawasan wisata pesisir disesuaikan
berpotensi seluas 47.29 ha (2.03%). meningkatkan kesejahteraan dengan karakter lanskap yang
dipusatkan pada kawasan wisata
dengan klasifikasi berpotensi dan
cukup berpotensi. Pengembangan
kawasan wisata dengan klasifikasi
berpotensi berada di Kelurahan
Bungin, Kelurahan Luwuk, dan
Kelurahan Keraton. Sedangkan
pengembangan kawasan wisata
dengan klasifikasi cukup berpotensi
wisata berada di Desa Tontouan,
Kelurahan Mangkio Baru, Kelurahan
Kaleke, Kelurahan Soho, dan
Kelurahan Baru.
Saran
3. Diperlukan upaya inventarisasi DAFTAR PUSTAKA Gunn CA. 1994. Tourism Planning: Basic,
dan melestarikan bangunan- Concept, Case. Third Edition.Taylor
[Bappeda] BadanPerencanaan Pemban- and Francis.Wangshington DC.
bangunan yang memiliki nilai gunan Daerah. 2011. Kabupaten- Higham J and Luck M. 2002. Urban eco-
sejarah dan jenis kuliner khas lokal Banggaidalamangka 2011. tourism: a contradiction in terms. J
yang merupakan aset Kota Luwuk. Bungin B. Ecotourism. 1(1):36-51.
2001.MetodologiPenelitianKualitati Hutabarat AA, Fredinan Y, Achmad f, Sri
f. Rajawali Press. Jakarta. H, Kusharjani.2009. PengelolaanPe-
4. Diperlukan upaya sosialisasi Cheng S, Jing H, Dorothy F, Yuting Z. sisirdanLautsecaraTerpa-
2011. Tea tourism development in du.PusdiklatDepartemen. Kehuta-
melalui pembinaan pada masyarakat
Xinyang, China: stakeholders view. nan RI. Bogor.
lokal yang memiliki kepekaan J Tourism Management Perspec- Inskeep E. 1991. Tourism Planning: An
apabila dilakukan rencana tives. 2(3):28-34. Integrated and Sustainable Devel-
pengembangan kawasan wisata Dahuri R, Jakub R, Sapta G, Sitepu MJ. opment Approach. Van Nosttrand
pesisir. Hal ini bertujuan agar 1996. PengelolaanSumberDaya Wi- Reinhold. New York.USA.
layah PesisirdanLautansecaraTer- Okech RN. 2009. Developing urban eco-
masyarakat lokal dapat berperan
padu.PradyaParamita. Jakarta. tourism in Kenyan Cities: a sustain-
aktif dalam mendukung Daniel TC and Booster RS. 1976. Measur- able approach. J Ecology and Natu-
pengembangan kawasan wisata ing Landscape Aesthetic. The Scen- ral Environment. 1(1):001-006.
sehingga masyarakat lokal dapat ic Beauty Estimation Method.USA Saaty TL. 1991. Decision Making For
berfungsi sebagai pengawas dan New Jersey. Leaders: The Analytical Hierarchy
[DCKTR] DinasCiptaKaryadan Tata Process for Decision in Complex
pengontrol lingkungan serta
Ruang. 2011. DokumenRencana De- World. RWS Publications. Pitts-
mendapat peluang ekonomi yang tail Tata Ruang Kota Luwuk 2011. burgh.
dapat meningkatkan kesejahteraan [DPL] DepartemenPerhubunganLaut. Wibowo M. 2009. Tingkat kepekaanling-
masyarakat lokal. 2003. DokumenRencanaIndukPela- kunganpesisir di Kota Semarang.J
buhanLuwukTahun 2003. Hidrosfir Indonesia. 4(1):17-22.