Anda di halaman 1dari 7

A.

Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial

Lanjut Usia, seseorang disebut Lansia bila telah memasuki atau mencapai usia 60 tahun

lebih. Laju perkembangan penduduk lanjut usia di dunia termasuk Indonesia saat ini

menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi

penduduk lanjut usia. Besarnya jumlah penduduk Lansia menjadi beban jika Lansia

memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya

pelayanan kesehatan. Penduduk lanjut usia akan mengalami proses penuaan secara terus

menerus dengan ditandai menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap

serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Badan Pusat Statistik, 2015).

Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta

dengan usia rata-rata 60 tahun dan di perkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,5

milyar. Di negara maju seperti amerika serikat pertambahan orang lanjut usia di

perkirakan 1000 orang per hari pada tahun 1985 dan di perkirakan 50% dari pemduduk

berusia di atas 50 tahun sehingga istilah baby boom pada masa lalu berganti menjadi

“ledakan penduduk lanjut usia” (lansia) (padila, 2013).

Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia

terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di

Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa. Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di

Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan

mencapai 36 juta jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Penduduk lansia di Indonesia tahun 2005 berjumlah 18,2 juta orang atau 8,2%.

Pada tahun 2007 penduduk lansia Indonesia berjumlah 18,7 juta (8,42%), tahun 2010

meningkat menjadi 9,77% dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi dua kali lipat yaitu

berjumlah 28,8 juta (11,34%) (Kemenkes, 2013).


Besarnya jumlah penduduk Lansia di Indonesia menjadi beban jika Lansia

memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya

pelayanan kesehatan. Penduduk lanjut usia akan mengalami proses penuaan secara terus

menerus dengan ditandai menurunnya daya tahan fisik sehingga rentang terhadap

serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Badan Pusat Statistik, 2015)

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan

menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya

tubuh terhadap berbagai serangan penyakit. Hal tersebut disebabkan seiring

meningkatnya usia terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem

organ dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses

degeneratif (penuaan). Sehingga Lansia rentan terkena infeksi penyakit menular akibat

masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh seperti Tuberkulosis, Diare,

Pneumonia dan Hepatitis. Selain itu penyakit tidak menular banyak muncul pada usia

lanjut diantaranya Hipertensi, Stroke, Diabetes Melitus dan radang sendi atau Asam Urat.

Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan

psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial Lansia. Sehingga

secara 3 umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Kementerian Kesehatan

RI, 2013; Sunaryo, 2016).

Berdasarkan informasi WHO (World Healty Organization) menyimpulkan

bahwa jumlah minimal konsumsi lemak atau minyak adalah sebagai berikut : (1) untuk

orang dewasa konsumsi lemak dan minyak prhari minimal 15% dari total energi atau

kalori yang dibutuhkan perhari, (2) untuk wanita dalam masa reproduksi lemak dan

minyak perhari minimsl 20% dari total kalori. Lemak pada tubuh sejak bayi sudah terjadi

penambahan dan penambahan itu pada pria dan wanita sampai usia 8 tahun kurang lebih
sama. Kemudian sejak Akhil balik (13 tahun), pertumbuhan lemak pria akan melambat

dibanding wanita (Mamboo, 2010).

Kolesterol merupakan salah satu komponen dari lemak, dan lemak merupakan

salah satu zat gizi yang di perlukan oleh tubuh disamping zat gizi yang lain. Lemak

menjadi salah satu sumber energi yang memiliki kalori paling tinggi. Di dalam tubuh

kolesterol memainkan peran yang penting karena fungsinya untuk membentuk

membrane sel, membuat sebagian hormon tubuh dan lain-lain (Mamboo, 2010).

Tingkat kadar kolesterol darah sangat berkaitan denga kemungkinan menderita

penyakit jantung, sebab kadar kolesterol yang tinggi dalam darah (hiperkolesterolemia)

merupakan factor resiko utama bagi penyakit jantung coroner yang mengakibatkan

serangan jantung. Elain itu bila kadar kolesterol dalam darah berlebih, kelebihan itu

dapat penumpuk di dalam pembuluh arteri, yang selanjutnya memnyebabkan

penyempitan arteri. Penumpukan kolesterol yang berlebih inilah yang dapat menyumbat

aliran darah di dalam arteri. Bila arteri yang memasok darah ke jantung mengalami

penyumbatan karena pengendapan kolesterol, penyempitan pembuluh karena dinding

pembuluh darah menjadi semakin tebal dan mengakibatkan berkurangnya elastisitas dan

kelenturan pembuluh darah ataupun gejala klinis lainnya, maka dapat terjadi serangan

jantung, sedangkan bila arteri ynag memasok darah ke otak tersumbat akibatnya adalah

stroke. Yang perlu di waspadai adalah sifat kolesterol di dalam tubuh. Meskipun kadar

nya tinggi, hal ini todak memberi symptom atau gejala pada tubuhs. Sehingga secara

tidak langsung banyak orang yang tidak mengetahui dan tidak sadar kalua kadar

kolesterol mereka sebenarnya terlalu tinggi, karena itu menjadi penting untuk

mengetahui kadar kolesterol yang ada dalam darah kita (Mamboo, 2010)

B. Rumusan Masalah
Berhubung dengan fenomena diatas maka perumusan masalah pada kasus

tersebut yang di kemukakan oleh penulis adalah “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada

Ny. E dengan Kolesterol Di Desa Lebak Anyar Rt 04/02 Kecamatan Pasawahan

Kabupaten Purwakarta ”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan umum dari penulisan ini untuk memberikan asuhan keperawatan gerontic

pada pasien lansia dengan kolesterol secara integral

3. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khususnya, dalam memberikan asuhan keperawatan pada

klien dengan post sc dengan plasenta previa terutama dalam hal :

a. Mampu melakukan pengkajian pada lansia dengan diagnose kolesterol

b. Mampu melakukan diagnosa keperawatan pada lansia dengan diagnose

kolesterol

c. Mampu melakukan identifikasi rencana tindakan keperawatan pada lansia

dengan diagnose kolesterol

d. Mampu melakukan implementasi pada lansia dengan diagnose kolesterol

e. Mampu melakukan evaluasi pada lansia dengna diagnose kolesterol

f. Mampu melakukan dokumentasi pada lansia dengan diagnose kolesterol

D. Manfaat

Manfaat penulisan ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan

manfaat secara praktis.

1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan

bagi perkembangan ilmu keperawatan dan menambah kajian ilmu keperawatan

khususnya keperawatan maternitas dalam hal pemberian asuhan keperawatan

Maternitas pada pasien dengan indikasi post sc dengan plasenta previa di Ruang

Persalinan.

2. Manfaat praktis

a) Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan baik medis

ataupun keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan gerontic pada

pasien dengan indikasi kolesterol di panti werda

b) Bagi Perawat

Hasil karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

menambah wawasan keilmuan bagi perawat dalam memberikan pelayanan yang

cepat dan tepat dalam menangani serta memberikan 10 asuhan keperawatan

gerontic pada pasien lansia dengan kolesterol

c) Bagi Insitusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai informasi untuk pengembangan dan

peningkatan mutu pendidikan untuk masa yang akan datang, serta sebagai

kajian dan referensi penelitian selanjutnya.

d) Bagi Penulis

Bagi penulis menjadi sebuah pengalaman berharga dan menjadi sebuah

cambu kan untuk menambah ilmu dan wawasan tentang keperawatan khususnya

dalam keperawatan gerontic dan dapat mengaplikasikan dalam pemberian

asuhan keperawatan.

E. Sistematika Penulisan
Pada sistematika penulisan, penulis akan menjelaskan secara ringkas bab demi

bab secara berurutan. Karya Tulis Ilmiah ini terbagi menjadi dua bab: Bab I merupakan

pendahuluan yang berisi: Latar belakang, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

penulisan, Manfaat peenulisan dan Sistematika penulisan. Pada bab II merupakan

tinjauan pustaka yang berisi pemaparan lebih jauh mengenai teori yang menjadi landasan

penulis, dengan meliputi: satu konsep dasar maternitas.


BAB II

TINJAUAN TEORI

Anda mungkin juga menyukai