Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KETETAPAN DALAM MERANCANG ASUHAN


NEONATUS DENGAN KELAINAN BAWAAN DAN
PENATALAKSANAANNYA

OLEH:

KELOMPOK V

ANDI ISMAWATI
DEA NURATUL FITRI
WIWI FAISAL KEMANG
EFRA ENDENG

PROGRAM STUDI D- III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis
telah dapat menyelesaikan makalah ini  yang berjudul “NEONATUS” Selawat
beriring salam penulis kirimkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian.
Dalam penyelesaian penulisa makalah  ini, penulis mendapat bimbingan,
arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-sebesarnya.
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah  ini.
Namun penulis menyadari bahwa dalam makalah   ini mungkin masih ditemukan
kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akan datang.

Makassar,    Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir  (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai
dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula
miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam
rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba
mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting
bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu
anastesi terhadap neonates (BBL).

B. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui tentang Pengertian Neonatus
2.      Untuk mengetahui tentang Pengumpulan Data
3.      Untuk mengetahui tentang Pengkajian fisik bayi baru lahir
4.      Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan umum
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Neonatus
            Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi
kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

B.     Pengumpulan Data
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi
penilaian tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan;
penilaian adaptasi neonatal(skor APGAR,refleks); penilaian fisik neonatal secara
sistematik (ada/tidak kelaian morfologi/fisiologi); pemberian identifikasi meliputi
jenis kelamin, berat badan,panjang badan; serta menentukan penanganan yang
diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menurut tiga
kategori.
1. Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi:
2. Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)
3. Neonatus cukup bulan (term infant): lebih dari 259 sampai 294 hari (37-42
minggu)
4. Neonatus lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari(42 minggu) atau
lebih
Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir:
1. Neonatus berat lahir rendah: kurang dari 2500 gram.
2. Neonatus berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 gram
3. Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.

C.    Pengkajian fisik bayi baru lahir


Pengkajian Pertama Pada Bayi Baru LahirPengkajian ini dilakukan di
kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan
nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi
ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah
untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera
dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran,
misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus, eklamsia berat dan
lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena
itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan. Hal ini
ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk menetapkan apakah seorang
bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus. Dengan pemeriksaan pertama
ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi selanjutnya.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama,
pengkajian segara setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi
bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus kehidupan luar uterus, yaitu dengan
penilaian APGAR , meliputi appearance (warna kulit) pulse (denyut jantung)
grimace (refleks atau respon terhadap rangsang) activity (tonus otot) and
respiratory effourt (usaha bernafas). Pengkajian sudah dimulai sejak kepala
tampak dengan diameter besar di vulva (crowning). Kedua, pengkajian keadaan
fisik. Setelah pengkajian setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan
normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian yang kedua ini akan lebih
lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan diagnostik /penunjang lain dan
catatan medik yang menunjang.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan
bayi segera setelah lahir (immediate care off the newborn) :
a. Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan,
riwayat keluarga
b. Menilai skor APGAR
c. Melakukan resusitasi neonatus
d. Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan
harus diawasi setiap hari
e. Melakukan pemeriksaan fisik dan obserfasi tanda vital.
f. Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau
dalam incubator jika ada indikasi
g. Menentukan tempat perawatan; rawat gabung, rawat khusus, atau rawat
intensif
h. Melakuakn prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang di
turunkan dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B aktif, langsung diberikan
vaksinasi (globulin) pada bayi.
i. Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara
lain sebagai berikut:
j. Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
k. Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
l. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
m. Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan,
tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, spinal dan genetalia).
n. Mengidentikikasi warna dan aktifitas bayi.
o. Mencatat miksi dan mekonium bayi
p. Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP),
lingkar lengan atas (LLA), menimbang berat badan (BB) dan mengukur
panjang badan (BB) dan mengukur panjang badan (PB) bayi.
q. Mendiskusikan hasil  pemeriksaan kepada orang tua.
r. Mendokumentasi hasil pemeriksaan

Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara lain:
a. Factor genetic, meliputi kelainan/gangguan metabolic pada keluarga dan
sindroma genetik.
b. Factor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes
mellitus,penyakit ginjal,penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat
penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi
c. Factor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat pendarahan,
preeklamsia, infeksi, perkembangan janin  terlalu besar /terganggu,diabetes
gestasional,poli/oligohidramnion
d. Factor prenatal, meliputi premature/ postmatur, partus lama, penggunaan
obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat,posisi janin tidak
normal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, ketuban peca dini
(KPD), pendarahan dalam persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu hipotensi,
asidosis janin, jenis persalinan

D.    Pemeriksaan umum
a.    Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan
tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat
retraksi dada ringan dan jika bayi berhenti nafas secara periodic selama beberapa
detik masih dalam batas normal.
b.    Warna kulit
Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit
lebih tebal.
c.    Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kalipermenit, tetapi
dianggap masih normal jika diatas 160 kali permenit dalam jangka waktu pendek,
bebrapa kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama
bila bayi mengalami disstres. Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.
d.    Suhu Aksiler
36,5 C sampai 37,5 C.
e.    Postur dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan
longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Pada bayi dengan letak
sungsang selama masa kehamilan, akan mengalami fleksi penuh pada sendi
panggul dan lutut atau sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa dalam
berbagai posisi sesuai bayi intrauterin. Jika kaki dapat diposisikan dalam posisi
normal tanpa kesulitan, maka tida dibutuhkan terapi. Gerakan ekstremitas bayi
harus secara spontan dan simetris disertai gerakan sendi penuh. Bayi normal dapat
sedikit gemetar.
f.     Tonus otot /tingkat kesadaran
Rintang normal tingkat kesadaranbayi baru lahir adalah mulai dari diam hingga
sadar penuh dan dapat di tenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam
atau sedang tidur.
g.    Ekstremitas
Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstremitas disentuh,dan pembengkakan.

Prinsip yg harus diperhatikan :


1.      Ruangan hangat,terang,dan bersih
2.      Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
3.      Gunakan APD: celemek &sarung tanagan
4.      Yakinkan alat pemeriksaan bersih
5.      Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe :inspeksi,palpasi,perkusi
auskultasi
6.      Jika ada kelainan lakukan tindakan,kolaborasi atau rujuk.
7.      Lakukan pendokumentasian
F.     Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari
Pada hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal – hal yang perlu diperhatikan
pada bayi , yaitu :
1.    Minum
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu ( Jika payudara penuh ) atau
kebutuhan bayi setiap 2 – 3 jam ( paling sedikit setiap 4 Jam ), bergantian antara
payudara kiri dan kanan.

2.   BAB
Feses  bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter
atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari
kandungan. Setelah itu feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat,
berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif
biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji dan bisa juga seperti
mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk
padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang
mengkonsumsi susu formula kadang suka bebelan (susah b a b) sedangkan yang
mendapat ASI tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk
cair, hal itu perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang
dikonsumsinya atau susu tercampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan
mendeteksi normal  tidaknya feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang
diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit menentukan apakah feses yang
cair/mencret itu berasal dari susu atau susu formula. Kalau mencretnya karena
minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaanya memang belum
sempurna. Tettap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila
mencretnya disertai keluhan demam, muntah atau keluhan lain dan jumlahnya
sangat banyak atau mancur, berarti memang ada masalah pada bayi àrujuk.
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi
tidak sama dengan orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi
berbeda, bahkan bayi yang sama pun frekuensi b a b nya akan berbeda dari
minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi belum menemukan pola yang
pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa lebih dari 5 kali atau
6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus.
Bayi yang minum ASI ekslusif  sebaliknya bisa saja tidak b a b selama 2
sampai 4 hari bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami gangguan
sembelit tapi bisa saja karena memang tidak ada ampas makanan yang harus
dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik, feses yang keluar setelah itu
juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak lendir atau
berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert badan bayi. Jadi yang
penting lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus,
kalau 3 hari belul b a b, dan bayinya anteng – anteng saja mungkin memang
belum waktunya b a b.
Bayi yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah
lahir. B a b pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan
dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi
dalam saluran cerna selama bayi berada dalam kanadungan. B a b pertama dalam
24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah pencernaannya normal
atau tidak.
Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila
warnanya putih atau disertai darah.
Menurut Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat
dibedakan menjadi kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal
atau tidaknya sistem pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna-warna feses tsb.
Warna feses kuning
Warna kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan
dipengaruhi oleh susu yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara ekslusif,
fesesnya berwarna lebih  cerah dan cenderung cemerlang atau didominasi warna
kuning (golden feses). Berarti bayi mendapatkan ASI penuh., dari foremilk (ASI
depan) sampai hindmilk (ASI belakang). Warna kuning timbul dari Proses
pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di
dalam hati dan disimpan beberapa waktu dalam kandung e mpedu sampai saatnya
dikeluarkan. Bila dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung
empedu akan berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan keluar.
Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus.
Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula,
warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti kuning tua, agak coklat, coklat 
tua, kuning kecoklatan atau coklat kehijauan.

Warna feses hijau


Termasuk kategori normal, meskipun begitu warna ini tidak boleh terus
menerus muncul. Ini berarti cara ibu memberikan ASI nya belum benar. Yang
terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk nya tidak. Kasus ini
umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah.
Didalam payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI belakang
(hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu menghisap ASI depan lebih
dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah
lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar
kembali. Sedangkan ASI belakang (hindmilk) akan terhisap kalau foremilk yang
keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak ini
yang membuat feses menjadi kuning. Kalau bayi hanya mendapat foremilk yang
hanya mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-kadang terjadi
perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna
hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut
melulu) sehingga bayi merasa tidak nyaman (kolik).
Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tetapi hijau kuning, bergantian,
ini berarti bayi mendapat ASI yang komplit, dari foremilk sampai hindmilk
supaya kandungan gizinya komplit. Ibu harus mengusahakan agar bayinya
mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus. Sayangnya disamping ASI, ibu juga
kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses menyusunya
mencapai hindmilk anak sudah terlanjur diberi susu formula hingga
kenyang.Akhirnya bayi hanya mendapat foremillk saja. Sebaiknya berikan ASI
secara ekslusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberian agar bayi bisa mendapat
foremilk dan hindmilk. Kiatnya : susui bayi dengan salah satu payudara sampai
ASI habis baru pindah ke payudara berikutnya.
Warna feses merah
Feses merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai.
Namun bidan  harus melihat apakah merah itu disebabkan  dari tubuhnya sendiri
atau dari ibunya. Jika bayi sempat menghisap darah ibunya pada proses
persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan
darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. Jadi tinggal di
test saja, asalnya dari mana dari darah ibu atau dari darah bayi. Bila darah itu tetap
muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal
dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinnanya hanya dua,
yaitu Alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan
pada usus yang disebut invaginasi, fua-duanya butuh penanganan. Darah ini
sangat jarang berasal  dari dysentri amuba dan basiler, karena makanan bayi
belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang kotor. Kalau
penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain seperti perutnya
membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.

Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan


Waspada !!!....baik yang encer maupun padat. Warna putih menunjukkan
gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau
penyumbatan saluran empedu.  Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai
feses dan ini tidak boleh terjadi, saat itu juga haruas dibawa ke dokter. Yang
sering terjadi ibu terlambat membawa bayinya, difikirnya feses ini nantinya akan
berubah, padahal kalau dibiarkan bayi sudah tidak  bisa diapa apakan lagi karena
umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Tindakannya hanya tinggal
transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengbobatan yang sangat mahal
di Indonesia.

3.   BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk
menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti
popoknya.
4.     Tidur
o   Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan
selimut dan ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin.
o   Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang.
Tetapi perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di
malam hari dibandingkan dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya
datang dari orang tuanya yang sulit menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa
orang tua  kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan
sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya.
Sehingga orang tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur
bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang.
Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin berkurang, kira2 3 kali dan terus
berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi
hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar
antara 12 – 14 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang
hari adalah waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya
bermaiin hanya disiang hari saja, tidak di malam hari.
Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur.
Letakkan bayi di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya
tidur dalam gendongan atau di ruangan lain.
Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu,
tenangkan dengan kata kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk
kembali tidur, jika menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi.
Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15
menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20
menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal henetikan
dulu prosedur ini dan coba lagi setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richard
Ferber, Boston’s Children Hospital).
Pastikan bayi tidur dengan aman :
o   Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei
atau alas dengan cermat agar tidak mudah lepas
o   Jangan merokok disekitar bayi
o   Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi
ketika tidur.
o   Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika terlalu  sering tidur terlentang,
tengkurapkan bayi saat bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali
posisi kepala saat bayi tidur terlentang.

2.   Kebersihan kulit


Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Mandi seluruh
tubuh setiap hari tidak harus selalu dilakukan. Selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah memegang bayi.

3.    Keamanan
Jangan sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari
pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan
menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.

4.   Tanda – tanda bahaya


Sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30
detik setelah lahir.
·        Bila bayi tersebut menangis/ bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling
sedikit 30 kali per menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
·        Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari bantuan,
dan mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.
Penanganan ; persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan
rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat
eklamsia, perdarahan persalinan lama atau macet, persalinan dini atau infeksi.

·        Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut


a. Keringkan bayi dengan dengan selimut atau handuk yang hangat.
b. Gosoklah punggung bayi tersebut dengan lembut.
·        Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi.
·        Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan
kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit), berilah oksigen kepada bayi
dengan kateter nasal atau nasal prongs.

Tanda-Tanda Bahaya Dibagi menjadi Dua:


1. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
·         Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
·         Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot
nafas tambahan.
·         Letargi – bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
·         Warna abnormal-kulit/ bibir biru (sianosis) atau bayi sanagt kuning.
·         Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
·         Tanda atau prilaku abnormal atau ttidak biasa.
·         Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah
lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua atau
brdarah/ lender.
·         Mata benggkak atau mengeluarkan cairan.

2. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.


Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
Kehangatan terlalu panas  ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc)
Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
Tali pusat merah, bengkak,keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
Tinja / kamih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada
lender atau darah pada tinja.
Aktivitas- menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas,
terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus
menerus.
G.    Penanganan
o   Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam)
mulai dari hari pertama.
o   Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
o   Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok
dan selimut sesuai denagn keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan
terlalu dingin ( dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan
pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang
dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
o   Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
o   Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
o   Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
o   Jaga keamanan bayi terhadap traumadan penyakit atau infeksi.
o   Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.

Penyuluhan sebelum bayi pulang


Perawatan tali pusat
Pemberian ASI
Jaga Kehangatan Bayi
Tanda – tanda bahaya
Imunisasi
Perawatan harian atau rutin
Pencegahan infeksi dan kecelakaanv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi
kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium,
namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu
Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata

B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan,
kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta.


MediaAesculapius
Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru
Lahir.Jakarta
Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya
http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html
DepKes RI,1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga
Muslihatun,Wafi Nur.2010.Asuhan Bayi dan Balita.Yogyakarta:Fitramaya
http://www.pgbeautygroomingscience.com/role-of-lipid-metabolism-in-
seborrheic-dermatitis-dandruff.html
Djuanda,adji,Prof,Dr,spkk,dkk.2010. MIMS Indonesia petunjuk
konsultasi.Jakarta.CMP MEDIKA
http://blogger.com/insanimiftachuljanah

Anda mungkin juga menyukai