Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
DEWI STEYONINGRUM
YESI KUSUMANINGRUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Ada banyak sebutan bagi fungsi pengawasan (controlling), antara lain evaluating, appraising,
atau correcting. Sebutan controlling lebih banyak digunakan karena lebih mengandung konotasi
yang mencakup penetapan standar, pengukuran kegiatan, dan pengambilan tindakan korektif.
1. PENGERTIAN PENGAWASAN
Definisi yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler berikut ini telah memperjelas
unsur-unsur esensial proses pengawasan:
2. TIPE-TIPE PENGAWASAN
Tiga tipe dasar pengawasan:
a. Pengawasan Pendahuluan
b. Pengawasan Concurrent
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan
sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran, kuota, dan target
pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain
target penjualan, anggaran, bagian pasar (market share), marjin keuntungan, keselamatan
kerja, dan sasaran produksi.
1. Standar-standar phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan,
atau kualitas produk.
2. Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga
kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3. Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan
harus diselesaikan.
Setiap tipe standar dapat dinyatakan dalam bentuk hasil yang dapat dihitung dan
tidk dapat dihitung.
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Beberapa pertanyaan yang penting berikut ini dapat digunakan:
Berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya diukur – setiap jam, harian, mingguan,
bulanan? Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan – laporan tertulis,
inspeksi visual, melalui telephone? Siapa (who) yang akan terlibat – manajer, staf
departemen? Pengukuran ini sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak mahal, serta dapat
diterangkan kepada para karyawan.
Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah,
pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.
4. PENTINGNYA PENGAWASAN
Perubahan lingkungan organisasi yang terjadi seperti munculnya inovasi produk dan
pesaing baru, ditemukannya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru, dan
sebagainya. Melalui fungsi pengawasan manajer mendeteksi dalam perubahan-perubahan
itu bisa dijadikan tantangan industri atau sebaliknya dijadikan peluang yang
menguntungkan.
Semakin besar organisasi semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan
kompleks. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin bahwa kualitas dan
profitabilitas tetap terjaga. Di samping itu organisasi sekarang lebih bercorak desentralisasi,
dengan banyak agen penjualan dan kantor pemasarsn, pabrik yang terpisah secara geografis,
atau fasilitas yang tersebar luas. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan
yang lebih efisien dan efektif.
3. Kesalahan-Kesalahan
Kadang kala manusia tak luput dari kesalahan. Maka dari itu manajer dalam
meminimalisir kesalahan dengan cara selalu melakukan pengawasan terhadap para
bawahannya.
Menurut Willian H Newman pendekatan terdiri atas lima langkah dasar yang dapat di
terapkan untuk semua tipe pengawasan yaitu :
a. Merumuskan hasil yang diinginkan. Manajer harus merumuskan hasil yang akan dicapai
sejelas mungkin disampingitu hasil yang diinginkan harus di hubungkan dengan individu
yang bertanggung jawab atas pencapaiannya.
b. Menetapkan penunjuk (predictors) hasil. Tujuan pengawasan sebelum dan selama
kegitan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi dan memperbaiki adanya
penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan. Yang dapat membantu manajeruntuk
memperkirakan apakah hasil yang diinginkan tercapai atau tidak adalah :
Pengukuran masukan : untuk merubah ata mengambil tindakan koreksi
Hasil hasil dalam tahap permulaan : hasil baik ataupun jelek prlu diadakn
penilaian kembali
Gejala – gejala (symptomps) : kondisi yang berhubungan dengan hasil akhir
tetapi tidak secara langsung mempengaruhinya
Perubahan dalam kondisi yang di asumsikan : perubahan yang tidak diharapkan
akan diadakan penilaian kembali penilaian taktik dan tujuan perusahaan.
c. Menetapkan standar penunjuk dan hasil. Tanpa penetapan standar manajer mungkin
memberikan perhatian yang lebih terhadap pen. Tanpa penetapan standar manajer
mungkin memberikan perhatian yang lebih terhadap penyimpangan kecil atau tidak
bereaksi terhadap penyimpangan besar.
d. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik. Jaringan informasi dianggap baik bila
aliran tidak hanya keatas tetapi juga ke bawah kepada siapa yang mengambil tindakan
koreksi.
e. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi. Langakh terakhir adalah penentuan
apakah tindakan koreksi perlu diambil atau tidak.
Bidang – bidang strategik (kunci) biasanya menyangkut kegiatan utama organisasi seperti
transasksi keuangan, hubungan manajer bawahan atau operasi –operasi produksi. Penetapan
pengawsan strategik dapat membantu sistem pengawasan dan standar yanglebih terperici bagi
manajer – manajer tingkat bawah.
7. ALAT BANTU PENGAWASAN MANAJERIAL
Kriteria – kriteria utama adalah bahwa sistem seharusnya 1) Mengawasi kegiatan yang benar
2) tepat waktu 3) dengan biaya yang efektif 4) tepat-akurat 5) dapat diterima oleh yang
bersangkutan . karakteristik yang lebih terperinci adalah :
a. Akurat. Data yang tidak akurat dapat menyebabkan tindakan koreksi salah .
b. Tepat-waktu. Informasi yang dikumpulkan disampaikan dan dievaluasi harus
dilakukan dengan secepatnya.
c. Obyektif dan Menyeluruh. Mudah dipahami, obyektif dan lengkap.
d. Terpusat Pada Titik-titik Pengawsan Strategik. Harus memusatkan perhatian
terhadap bidang-bidang dimana penyimpangan dari standar paling sering terjadi
atau yang akan mengakibatkan kerusakan paling fatal.
e. Realistik Secara Ekonomis. Biaya penlaksanaan pengawsan harus lebih rendah
dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.
f. Realistik Secara Organisasional. Harus cocok dan harmonis dengan kenyataan
organisasi.
g. Terkoordinasi Dengan aliran Kerja Organisasi. Karena setiap tahap dari proses kerja
mempengaruhi suskses gagal nya keseluruhan operasi dan informasi pengawasan
harus sampai kepada seluruh personalia yang melakukannya.
h. Fleksibel. Untuk memberikan tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun
kesempatan dari lingkungan
i. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional. Harus menunjukan baik deteksi atau
deviasi dari standar tindakan koreksi apa yang harus diambil
j. Diterima para anggota orgasiasi. Haru mampu mengarahkan pelaksanaan kerja
anggota organisasi dengan mendorong perasaan otonomi tanggung jawab dan
prestasi.