GRUP C/SESI E1
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Mikrobiologi ini
dengan judul “Fermentasi Wine”.
Laporan resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi
yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan, dengan melakukan pengamatan hingga perhitungan dan
dilengkapi dengan teori dan literature serta petunjuk dari asisten pembimbing
yang dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2020 secara daring di kediaman
masing-masing.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa, tanpa
bantuan baik dari sarana, prasarana, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Caecilia Pudjiastuti, MT selaku Kepala Laboratorium Pengantar Teknik
Kimia II.
2. Ibu Caecilia Pudjiastuti, MT. selaku Dosen Pembimbing.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
4. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-masukan
dalam praktikum.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka kami selalu mengharapkan kritik dan saran, seluruh asisten
dosen yang turut membantu dalam praktikum yang kami lakukan. Tentunya kami
sangat berharap laporan yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Fakultas Teknik khususnya Jurusan Teknik Kimia.
Surabaya, 19 November 2020
Penyusun
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“PEMBUATAN MEDIA DAN PENANAMAN JASAD RENIK”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .. i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBARvi
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan 1
I.3 Manfaat 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
II. 1 Secara Umum 2
II.1.1 Prinsip Dasar Pembuatan Media 3
II.1.2 Nutrisi Mikroba 4
II.1.3 Syarat Pembuatan Media 4
II.1.4 Bahan Pembuatan Media 5
II.1.5 Kegunaan Media 5
II.1.6 Macam-Macam Media 6
II.1.7 Pembuatan Media Secara Umum 6
II.1.8 Pembuatan Media dan Tahapan Penanaman Jasad Renik 7
II.1.9 Kegunaan dan Fungsi Jasad Renik 7
II.1.10 Kerusakan pada Pertumbuhan Media 8
II.1. 11 Inokulasi dan Inkubasi 8
II.1.12 Aplikasi Pembuatan Media dan Penanaman Jasad Renik 9
II.1.13 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 9
II.1.14 Macam-Macam Metode Inokulasi Jasad Renik 9
II.1.15 Perbedaan Media Dasar dan Media Inokulasi10
II. 2 Sifat Bahan 11
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 3
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“PEMBUATAN MEDIA DAN PENANAMAN JASAD RENIK”
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 4
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“PEMBUATAN MEDIA DAN PENANAMAN JASAD RENIK”
DAFTAR TABEL
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 5
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“PEMBUATAN MEDIA DAN PENANAMAN JASAD RENIK”
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 6
BAB I
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Jasad renik dapat berkembang secara alami atau dengan bantuan tangan
manusia. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan jasad renik dipengaruhi oleh
adanya nutrisi dan faktor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapt berupa
bahan alami dan dapat pula bahan sintetis. Bahan nutrisi yang digunakan jasad
renik biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia langsung atau berasal dari
senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik. Jasad renik memanfaatkan
nutrisi untuk menyusun komponen selnya. Bhan nutrisi ini dapat berupa cairan
atau padatan setengah padat yang disebut sebagai media.
Media merupakan tempat tinggal, smber makanan, dan penyedia nutrisi
bagi jasad renik yang berupa cairan atau padatan yang diperlukan untuk
pertumbuhan. Jasad renik akan cepat tumbuh dan berkembang biak bila berada
dalam media yang cocok, sehingga haruslah dimengerti jenis-jenis nutrisi yang
diperlukan dan juga bagi pertumbuhannya. Dalam waktu 24-48 jam, jasad renik
akan tampak tumbuh dengan membentuk koloni-koloni. Pertumbuhan jasad renik
dapat dilihat dengan alat bantuk mikroskop. Pembelajaran mengenai pembuatan
media dan penanaman jasad renik sangatlah penting dalam dunia mikrobiologi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pembelajaran melalui percobaan media dan
penanaman jasad renik, agar dapat mengerti pembuatan media dan cara
menumbuhkan jasad renik.
I.2Tujuan
1. Mengetahui pembuatan media baik cairan maupun padatan
2. Menumbuhkan jasad renik dalam media
3. Mengetahui bentuk mikroskopi jasad renik pada media
I.3Manfaat
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jasad renik
2. Mengetahui fungsi media dalam pertumbuhan jasad renik
3. Memahami perbedaan anatara media cair dan media padat
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup
yang dapat dilihat oleh mata telanjang Tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan
peralatan khusus. Mikroorganisme (teknik merupakan jasad hidup yang
mempunyai ukuran sangat kecil). Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai
kawan maupun lawan bagi kehidupan manusia. Mikroorganisme dapat
berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia.
mikroorganisme yang dikembangkan manusia diantaranya melalui pertumbuhan
media.
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Mempergunakan bermacam-
macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat sifat fisiologis
dan perhitungan jumlah mikroba. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah
suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang
diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari
Tersedianya air bahan-bahan yang terlarut dalam air yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan memperoleh energi adalah
bahan makanan. Tuntutan berbagai macam mikroorganisme yang menyangkut
susunan larutan makanan dan persyaratan lingkungan tertentu sangat berbeda-
beda Oleh sebab itu diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk
mikroorganisme.
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2
II.1.1 Prinsip Dasar Pembuatan Media
Mikroorganisme tidak membutuhkan banyak ruang untuk berkembang biak,
karena lingkungan buatan dapat dibuat tabung reaksi, labu, atau cawan patri.
Wadah biakan pada awalnya dibuat steril atau bebas dari mikroorganisme dan
masuknya jenis mikroorganisme yang diinginkan harus di lindungi dari
konvensional. Jenis wadah tersebut paling umum digunkan dalam
membudiyakan mikroorganisme. (Stanier,1987)
II.1.2 Nutrisi Mikroba
Nutrisi merupakan aspek yang menyangkut fisiologi yang disepakati
sebagai suplai monomer (bahan dasar polimer) yang dibutuhkan sel untuk
tumbuh. Yang diperlukan ini disebut nutrien titik beda organisme berbeda pula
kebutuhan nutriennya dan jumlah kebutuhannya. Nutrisi diperlukan oleh
makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Demikian juga mikroba,
butuhkan nutrisi sehingga metabolisme dapat berlangsung. Mikroba
memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan
pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. setiap
mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu sehingga memerlukan nutrisi
tertentu pula.
Kimia sel mikroba relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang
terkandung di dalam sel. dari hasil analisis kimia diketahui bahwa penyusun
utama sel adalah unsur kimia C, H, O, N dan P yang jumlahnya + 95% dari
berat kering sel sedangkan sisanya tersusun dari unsur-unsur lain (Amelia,
2017).
II.1.3 Syarat Pembuatan Media
Mikroorganisme harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme
2. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan PH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 3
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami
mikroorganisme yang diinginkan, tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain
yang tidak diharapkan.
(Putri, 2017)
II.1.4 Bahan Pembuatan Media
A. Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. kegunaannya adalah sebagai pemadat
(gelling) yang pertama kali digunakan oleh fraw & Walther Hesse untuk
membuat media titik jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut.
untuk melarutkan nya harus di masuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan
berkali-kali atau disterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan
agar atau terutama pada pH yang asam.
B. Pepton, pepton adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein atau lactabulmin, gelatin dan kedelai titik
komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
C. Meat extract, Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa,
plasenta dan daging sapi.
D. Yeast extract, yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau membuat
alkohol. Yes ekstrak mengandung asam amino yang lengkap dan vitamin (B
complex).
E. Karbohidrat. karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam
amino dan gas dari karbohidrat. jenis karbohidrat yang digunakan dalam
amilum glukosa fruktosa galaktose sukrosa manitol dan lain-lain. konsentrasi
yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
(Amelia, 2017)
II.1.5 Kegunaan Media
Media atau medium pertumbuhan merupakan tempat menambahkan
mikroba dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme selain itu sebagai tempat
tinggal,sumber makanan, digunakan untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhan
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 4
mikroorganisme serta pada kedokteran untuk pembuatan antigen.
(Ma’ruf,2015)
II.1.6 Macam-Macam Media
A. Berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis, media yang komposisi zat nya diketahui jenis dan
tekanannya secara pasif misal glukosa agar.
2. Medium semisintesis, media yang sebagian komposisinya diketahui jenis
secara pasif misal PDA yang mengandung agar prosa dan extrak kentang.
3. Media non sintesis, media yang dibuat dengan komposisi yang dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya.
B. Berdasarkan fungsinya
1. Media dasar, media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat
media lain yang lebih kompleks.
2. Media diferensial, media yang bila ditumbuhi mikroba yang berbeda akan
tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan.
3. Media selektif, media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat sementara jenis mikroba lain terhambat
4. Media di perkaya, media yang memungkinkan untuk mendukung
pertumbuhan mikroorganisme.
5. Media peremajaan, media umum yang mengandung bahan tertentu yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu tapi di lain pihak
sebaliknya.
6. Media identifikasi, media yang digunakan untuk identifikasi mikroba
umumnya ditambah substansi tertentu yang menjadi indikator.
II.1.7 Pembuatan Media Secara Umum
Medium bakteri merupakan penting dalam praktik mikrobiologi. Hal ini
dikarenakan dengan mengunakan media pertumuhan maka dapat di pelajari
aktifitor mikroba yag tumbuuh. Mikroorganisme dapat berkembang baik secara
alami atau dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang
dikembangkan melalui pertumbuhan berfungsi untuk membentuk substansi
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 5
yang mengaktifan enzim pada media. Pembiakan mikroba secara bahan
memoraltkan media pertumbuhan untuk menjadi ditempat tumbuh dan
penyedia nutrient bagi mikroba. (Putri, 2017)
II.1.8 Pembuatan Media dan Tahapan Penanaman Jasad Renik
A. Bahan dasar
1. Air(H2O) Sebagai pelarut.
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media titik agar
sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada
suhu 45 derajat Celcius.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah
polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen titik kekurangannya
adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikan nya
dibanding agar. D d. silika jel, yaitu bahan yang mengandung natrium
silikat. fungsinya juga sebagai pemadat media. silica gel khusus
digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof
obligat.
B. Nutrisi atau zat makanan
1. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik
atau organik sesuai dengan sifat mikrobanya. jasad heterotrof
memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat lemak
protein dan asam organik.
2. Sumber nitrogen mencakup asam amino protein atau senyawa nitrogen
lain. sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber non organik seperti
urea.
3. Vitamin-vitamin.
C. Bahan tambahan seperti phenol red
II.1.9 Kegunaan Media dan Fungsi Jasad Renik
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 6
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan dan penyedia
nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakkan pada media titik Selain itu
untuk membiakkan dan menyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama.
media juga digunakan untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhan mikroorganisme
Didik serta pada kedokteran untuk pembuatan antigen dan lain-lain (Ma'ruf, 2015)
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 7
percobaan. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca yang disebut
dengan laminar air flow atau ruang yang terjaga kelestariannya (Putri 2017).
2. Temperatur
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 8
3. Tekanan Osmosis
5. Sterilisasi
Jika media yang digunakan tidak steril maka dapat dibedakan apakah yang
tumbuh merupakan bakteri yang dibutuhkan atau hanya sekedar bakteri
kontaminan.
(Rachmawati, 2020)
1. Metode tebar
2. Metode tusuk
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 9
3. Metode gores
Inokulum digores di permukaan media agar nutrisi dalam cawan petri dengan
jarum pindah. Di antara garis garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup
terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. cara penggoresan dilakukan
pada medium pembiakan padat berbentuk lempeng titik bila dilakukan
dengan baik teknik inilah yang paling praktis.
Media dasar adalah suatu bahan yang terdiri dari zat hara yang berguna
untuk membiakkan mikroba dengan mempergunakan bermacam-macam media,
dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan
jumlah mikroba.
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 10
II.2 Sifat Bahan
II.2.1 Aquadest
A. Sifat Fisika
1. Warna = Tidak berwarna
2. Bau = Tidak berbau
3. Fase = Cair
4. Densitas = 1 gr/ml
B. Sifat kimia
1. Rumus Molekul = H2O
2. Berat Molekul = 18,02 gr/mol
3. PH =7
(Perry, 1999 “Water”)
C. Fungsi
Digunakan sebagai pelarut bahan baku dalam media nutrient, broth,
agar, kecambah, dan pelekat spesimen pada object glass.
II.2.2 Agar-agar
A. Sifat Fisika
1. Warna = Transparan
2. Tekstur = kenyal
B. Sifat kimia
1. Mengandung energi 0 kkal
2. Mengandung protein 0 kkal
3. Mengandung lemak 0,01 gram
4. Mengandung kalium 400 gram
5. Mengandung zat besi 5 mg
(Dewangga, 2017 “Agar-agar”)
C. Fungsi
Digunakan sebagai bahan pemadat media agar dan kecambah.
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 11
II.2.3 Yeast
A. Sifat Fisika
1. Warna = Coklat
2. Bau = Tidak berbau
3. Fase = Butiran padatan
4. Diamter = 1-3 nanometer
5. Pertumbuhan = Cepat
B. Sifat kimia
1. Mudah dikulturkan
2. Diperoleh dari hasil fermentasi
(Dewangga, 2017 “Yeast”)
C. Fungsi
Sebagai jasad renik yang akan ditanam.
II.2.4 Kecambah
A. Sifat Fisika
1. Warna = Putih
2. Fase = padat (berupa biji)
B. Sifat kimia
1. Mengandung energi 23 kkal
2. Mengandung protein 29 gram
3. Mengandung fosfor 29 mg
4. Mengandung lemak 0,2 gram
5. Mengandung vitamin E
(Dewangga, 2017 “ Kecambah”)
C. Fungsi
Sebagai sumber vitamin E, mineral dan nitrogen organik.
II.2.5 Gula
A. Sifat Fisika
1. Rasa = Manis
2. Warna = Putih
3. Fase = Butiran padat
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 12
B. Sifat kimia
1. Mengandung energi 364 kkal
2. Mengandung karbohidrat 94 gram
3. Mengandung kalsium 5 gram
4. Mengadung fosfor 1 mg
(Dewangga, 2017 “Gula”)
C. Fungsi
Sebagai nutrisi mikroba dan bahan pembuatan nutrien agar dan media
kecambah.
II.2.6 Ekstrak daging
A. Sifat Fisika
1. Tekstur = Keras
2. Warna = Merah kecoklatan
B. Sifat kimia
1. Memiliki energi 16,6 gram
2. Memiliki lemak 912 gram
3. Mengandung kalium 4 gram
4. Mengadung zat besi 1 mg
5. Mengandung protein 16,6 gram
(Dewangga, 2017 “kentang”)
C. Fungsi
Sebagai sumber protein, vitamin B, nitrogen organik pada media broth
dan agar.
II.2.7 Pepton
A. Sifat Fisika
1. Warna = Tidak berwarna
2. Bau = Tidak berbau
3. Rasa = Tidak memiliki rasa \
4. Amorf
B. Sifat kimia
1. Larut dalam air
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 13
2. Mengandung protein
3. Terbentuk dari proses hidrolisa
(Dewangga, 2017 “Pepton”)
C. Fungsi
Sebagai bahan untuk pembuatan media broth dan agar.
II.2.8 Escericia Colli
A. Sifat Fisika
1. panjang = 2-4 nm
2. Lebar = 1,1-1,5 nm
3. Bentuk = Oval
4. Biasanya tidak berkopsul
5. Selnya bisa tunggal atau berpasangan
B. Sifat kimia
1. Merupakan bakteri anaerob
2. Pertumbuhannya baik pada media yang mengadung 1% Pepton
(Dewangga, 2017 “E. Colli”)
C. Fungsi
Sebagai jasad renik yang ditanam.
II.2.9 Bacillus Subtillus
A. Sifat Fisika
1. Berbentuk batang
2. Bakteri gram positif
3. Mempunyai endospora
B. Sifat kimia
1. Suhu optimum 25-30 C
2. PH optimum pertumbuhan 7-8
3. Dapat berespirasi dengan aerob obligat
4. Dapat tumbuh ditanah, air, udara, dan materi pertumbuhan yang
terdekomposisi
(Dewangga, 2017 “Bacillus Subtillus”)
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 14
C. Fungsi
Sebagai jasad renik yang ditanam.
II.2.10 Natrium Klorida
A. Sifat Fisika
1. Berwarna putih
2. Berupa padatan kristal
3. Tidak berbau
4. Densitas 2,169 gr/ml
B. Sifat kimia
1. Rumus Molekul NaCl
2. Berat molekul 58,44 gr/mol
3. Larut dalam air
(Perry, 1999 “Sodium Chloride”)
C. Fungsi
Sebagai bahan yang mengembangkan tekanan osmotik sel
mikroorganisme pada media agar.
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 15
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.2 Bahan
Pada praktikum “Pembuatan Media dan Penanaman Jasad Renik” terdapat
bahan-bahan yang akan digunakan antara lain : ekstrak daging, natrium klorida,
pepton, agar-agar, aquadest, guka, kecambah, yeast, E.coli, dan Bacillus Subtillus
III.3 Alat
Alat-alat yang akan digunakan pada praktikum ini antara lain : erlenmeyer,
kompor, kertas pH, tabung reaksi, beaker glass, autoclave, petridish, ose, mortar,
stamper, deck glass, object glass, saringan, neraca analitik, inkubator, kaca arloji,
mikroskop, spatula, rak tabung reaksi, pembakar spirtus, pipet tetes, biosafety
cabinet.
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 16
Tabung reaksi Spatula Rak Tabung Reaksi Mikroskop
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 17
III.5 Prosedur dan Diagram Alir
III.5.1 Prosedur
A. Pembuatan Media
1. Pembuatan Nutrient Broth
1) Bahan – bahan tersebut dicampur dalam erlenmeyer, dipanaskan
sampai mendidih selama 5 menit.
2) Buatlah suasana netral dari campuran itu. Cheklah pH dengan
kertas pH.
3) Saringlah campuran itu sehingga diperoleh cairan murni.
4) Sterilkan media ini selama 30 menit pada 120oC
5) Tuangkan dalam tabung – tabung reaksi (1/4 bagian) miringkan,
simpan dalam inkubator.
2. Pembuatan Nutrient Agar
1) Bahan tersebut dicampur dalam erlenmeyer / beaker glass, lalu
dipanaskan sampai larut semuanya.
2) Sterilkan dalam autoclave selama 15 menit.
3) Dinginkan samapi kira – kira 70 oC, lalu dipindahkan kepetridist
yang steril. Kerjakan dalam ruangan glass yang steril,untuk
mencegah kontaminasi.
4) Media padat dalam petridist ini siap ditanami.
5) Sisa media nutrient agar ini harus disterilkan lagi.
3. Pembuatan Media Kecambah
1) Tumbuk kecambah kasar – kasar (jangan terlalu halus).
2) Campur bahan – bahan diatas dalam beaker glass, lalu dipanaskan
sampai larut semuanya.
3) Sterilkan dalam autoclave selama 15 menit.
4) Dinginkan sampai kira – kira 70 oC lalu tuangkan ke petridist yang
kecil.
B. Penanaman Jasad Renik
1. Penanaman dalam Nutrient Broth
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 18
1) Ambillah koloni B. Subtillus Ess. Colli bakteri yang diberikan
asisten dengan ose (steril), masukkan kedalam nutrient broth dalam
tabung reaksi.
2) Kerjakan ini dalam ruangan glass yang steril.
3) Letakkan tabung berisi benih jasad renik dalam ruangan yang
sesuai suhunya (30 – 38 OC).
4) Dalam waktu 24 jam – 48 jam jasad – jasad renik akan tumbuh
(tampak gelembung-gelembung).
5) Amatilah secara makro dan mikroskopi.
2. Penanaman dalam Nutrient Agar / Media Kecambah
1) Petridist – petridist yang berisi media nutrient agar/media
kecambah, setelah suhunya kira-kira 37oC, ditanami dengan jasad
renik yang diberikan oleh asisten saudara.
2) Penanaman ini dilakukan dengan ose steril dalam ruangan glass
steril.
3) Untuk 1 petridist dibiarkan terbuka selama 10 menit (untuk
menumbuhkan bakteri yang ada di udara).
4) Inkubasikan petridist – petridist tersebut selama 48 jam pada suhu
37oC.
5) Setelah tumbuh dan tampak koloni-koloni, amatilah secara
makroskopi maupun mikroskopi.
6) Gambarlah pengamatan saudara dan berikan kesimpulan tentang
hasil penanaman saudara.
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 19
III.5.2 Diagram Alir
A. Diagram Alir Pembuatan Media
1) Pembuatan Nutrient Broth
Panaskan
Erlenmeyer
5mnt
Cek pH
Saring
30mnt
Sterilkan
120ºC
Inkubator
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 20
2) Pembuatan Nutrient Agar
15mnt Autoclave
Dinginkan
70ºC
Petridish
15mnt Autoclave
Dinginkan
70ºC
Petridish
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 21
B. Diagram Alir Alir Penanaman Jasad Renik
1. Penanaman dalam Nutrient Broth
E. coli
Mikroskop
Petridish
37ºC
Jasad Renik
Ose
Mikroskop
BAB IV
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Keterangan
No Gambar Air Got Yeast
Media
1. Media a. Bau tak sedap a. Bau tak sedap
Agar b. Warna putih b. Warna putih
kekuningan kekuningan
c. Berkoloni c. Berkoloni
d. Berlendir d. Berlendir
2. Media a. Bau tak sedap a. Bau tak sedap
Kecambah b. Warna putih b. Warna putih
kekuningan kekuningan
c. Berkoloni c. Berkoloni
d. Berlendir d. Berlendir
3. Nutrient a. Bau tak sedap a. Bau tak sedap
Both b. Warna putih b. Warna putih
kekuningan kekuningan
c. Berkoloni c. Berkoloni
d. Berlendir d. Berlendir
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 23
Tabel IV.2 Hasil Pengamatan secara Mikroskopis pada Berbagai Media
IV.2 Perhitungan
(Tidak Ada)
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 24
IV.3 Reaksi
(Tidak Ada)
Jawaban :
1. Macam – macam media :
1. Berdasarkan sifat fisik / konsistensi :
1) Medium padat / solid media
2) Medium cair / liquid media
3) Medium setengah padat / semi solid media
2. Berdasarkan komposisi bahan :
1) Media sintetik / media terdefinisi
2) Media kompleks
3. Berdasarkan tujuan :
1) Media isolasi
2) Media selektif
3) Media pengkaya
4) Media untuk karakteristik bakteri
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 25
pada media yang terbuat dari ekstrak alga. Fungsinya yaitu untuk
memadatkan media cair sehingga sel tidak larut dalam cairan.
2. Peptone adalah hasil hidrolisis protein yang dibentuk dari proses
enzimatik atau digesti asam.
3. Air (H2O) sebagi pelarut
4. Yeast extract. Yeast exract terbuat dari ragi pengembang roti atau
pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap
& vitamin (B complex).
5. Meat/ plant extract ekstrak daging dan tumbuhan mengandung asam
amino, peptida dengan berat molekul rendah, karbohidrat, vitamin,
mineral dantrace metals
6. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk meperkaya pembentukan
asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang
umumnya digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa,
sukrosa, manitol, dll.
3. Media dasar : suatu bahan yang terdiri dari zat hara yang berguna untuk
membiakkan mikroba dengan mempergunakan bermacam-macam media,
dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba.
Media inokulat : media yang digunakan untuk membunuh atau
memperbanyak kultur murni dengan inokulasi bakteri dengan metode
cawan gores atau metode tabur, serta metode tusuk dengan mengambil
biakan murni untuk dikembangbiakkan.
Jawaban :
1. a. Bacillus Subtillus
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 26
Tumbuh sebagai mesofil yaitu suhu 25-35oC. Mampu hidup pada
kondisi oksidatif dan panas atau etanol. pH optimum 5-9. Media
yang tepat adalah media soybean yang mengandung 15 g/l agar, 5
g/l enzimatik digest soybean meal,15 g/l kinetic digest dan 5 g/l
NaCl
b. Eschercia Coli
Tumbuh pada suhu 8-46oCoptimal pada suhu 37oC, Ph optimum
7,2-7,6. Media pertumbuhan yang tepat adalah media agar, denga
komposisi 10 gr pepton, 10 gr laktosa, 3,5 gr NaSO4 dan 1 liter
air
c. Yeast
Hidup pada temperature 20-65oC, pH optimum 2,8. Media
pertumbuhan yang sesuai adalah PDA (Potato Dextrace Agar)
dengan komposisi 20% ekstrak daging dan 2% glukosa
IV.5 Pembahasan
Percobaan pembuatan media dan penanaman jasad renik dilakukan dengan
beberapa tahap percobaan. Untuk pembuatan media, media yang dibuat yaitu
Nutrient Broth, Kecambah, dan Nutrient Agar menggunakan yeast dan air got.
Hasil pengamatan yang diperoleh untuk ke-3 media tersebut yaitu Nutrient Broth,
Kecambah, dan Nutrient Agar adalah memiliki bau tidak sedap, warna putih
kekuningan, berkoloni, dan berlendir. Untuk penanaman jasad renik, dibedakan
menjadi dua. Penanaman pertama, untuk media cair yaitu nutrient broth dan
Penanaman kedua, untuk media padat.Jasad renik pada media padat, ditanaman
dengan menggoreskan jasad renik di permukaan media. Setelah melakukan
penanaman jasad renik, inkubasikan media tersebut didalam inkubator selama 48
jam, kemudian membentuk koloni. Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan
dengan perbesaran 4x10 pada nutrient broth untuk air got bentuk tidak beraturan,
tidak berinti, tidak berkoloni, untuk yeast berbentuk kokus, berinti, berkoloni.
Pada kecambah, untuk air got bentuk tidak beraturan, tidak berinti, tidak
berkoloni, untuk yeast berbentuk kokus, tidak berinti, berkoloni. Dan pada
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 27
nutrient agar untuk air got bentuk tidak beraturan, tidak berinti, tidak berkoloni,
untuk yeast berbentuk kokus, tidak berinti, dan berkoloni.
Pada saat percobaan, alat yang digunakan disterilkan dengan alkohol dan
dipanaskan pada pembakar spiritus, bertujuan untuk mencegah mikroorganisme
lain ikut masuk kedalam media. Untuk memastikan percobaan dilakukan pada
kondisi steril, maka proses penanaman jasad renik pada media dilakukan di dalam
laminar flow. Menurut Putri (2017), media dasar adalah media yang digunakan
sebagai bahan dasar untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini
dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikroba. Sedangkan media
inokulasi adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang
digunakan oleh mikroorganisme khusus untuk tumbuh dan berkembangbiak pada
media tersebut. Pada percobaan kali ini, media yang digunakan termasuk kedalam
media inokulasi karena media yang dibuat, digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tertentu yaitu yeast dan Escherichia Coli.
Pada pengamatan secara mikroskopis, air got dan yeast berbentuk coccus, akan
tetapi berdasarkan teori yang ada, air got bentuk mikroskopisnya bermacam
macam, ada coccus, basil, dan spiral. Hal ini karena karakteristik air got di setiap
tempat berbeda. Pada media agar, mikroba dapat tumbuh dengan baik hal ini
sudah sesuai dengan teori yang ada, karena pada media agar terkandung nutrisi
yang lebih kompleks dibandingkan dengan media kecambah dan nutrient broth.
Berdasarkan hasil perngamatan yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa kasil
percobaan sudah sesuai dan berhasil. Hal ini dapat diungkapkan karena
mikroorganisme yang ingin ditanam dapat hidup pada media inokulasi yang telah
dibuat. Jasad renik yang hidup yaitu Escherichia Coli yaitu bakteri yang terdapat
pada air got dan yeast dan tidak ada mikroorganisme lain yang tumbuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil percobaan yang pertama adalah
suasana aerob atau anaerob, suasana aerob dan anaerob ini ditentukan dari sifat
mikroorganisme yang akan dikembangbiakkan. Kedua yaitu sterilisasi, apabila
sterilisasi dilakukan secara berlebihan maka media mengalami perubahan pH,
warna menjadi keruh dan mengalami pengendapan. Sedangkan apabila tidak
dilakukan sterilisasi, maka mikroorganisme lain dapat ikut tumbuh pada media.
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 28
Ketiga adalah inkubasi,masa inkubasi atau waktu inkubasi harus sesuai dengan
pertumbuhan jasad renik yang diinginkan sehingga jasad renik dapat tumbuh dan
sesuai apa yang diinginkan. Keempat adalah waktu, semakin lama waktu maka
media akan menggumpal menjadi padat sedangkan waktu pada penanaman jasad
renik untuk menentukan masa inkubasi mikroorganisme.
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh
kesimpulan antara lain :
1. Pembuatan media dilakukan 2 cara, yaitu media cair dan padat. Untuk media
cair yaitu Nutrient Broth, dan untuk media padat yaitu Nutrient Agar dan
Kecambah. Media yang digunakan termasuk kedalam media inokulasi karena
media yang dibuat, digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tertentu yaitu yeast dan Escherichia Coli.
2. Pada media agar, mikroba dapat tumbuh dengan baik, karena pada media agar
mengandung nutrisi yang lebih kompleks dibandingkan dengan media
kecambah dan nutrient broth.
3. Bentuk mikroskopi dari pertumbuhan jasad renik menggunakan pembesaran
4x10 dengan hasil beberapa bentuk, beraturan, tidak berinti, kokus, dan
berkoloni
V.2 Saran
1. Sebaiknya percobaan dilakukan dalam ruangan kondisi steril, agar tidak
terkontaminasi dengan mikroorganisme lain.
2. Sebaiknya saat melakukan percobaan semua alat, bahan dipastikan dalam
keadaan steril, agar tidak ada mikroorganisme lain yang tercampur dalam
media atau jasad renik.
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 30
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 31
LAMPIRAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 32
Pengamatan mikroskopi Pengamatan mikroskopi Pengamatan mikroskopi
yeast pada media nutrient yeast pada media yeast pada media agar
broth kecambah
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 33
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 34