Anda di halaman 1dari 30

TUGAS AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

(AIK VIII)

Oleh :

NAMA : HIKMAH AWALIYAH


NIM : 10539123914

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S1)


JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
April, 2018
BAB I
DINAMIKA PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH DARI AWAL SAMPAI
SEKARANG

A. Faktor Internal dan Eksternal Lahirnya Muhammadiyah


1. Faktor obyektif yang bersifat Internal
a. Kelemahan dan praktek ajaran Islam.
Kelemahan praktek ajaran agama Islam dapat dijelaskan melalui dua bentuk
1. Tradisionalisme
Pemahaman dan praktek Islam tradisionalisme ini ditandai dengan
pengukuhan yang kuat terhadap khasanah intelektual Islam masa lalu dan
menutup kemungkinan untuk melakukan ijtihad dan pembaharuan-
pembaharuan dalam bidang agama. Paham dan praktek agama seperti ini
mempersulit agenda ummat untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan
baru yang banyak datang dari luar (barat). Tidak jarang, kegagalan dalam
melakukan adaptasi itu termanifestasikan dalam bentuk-bentuk sikap
penolakan terhadap perubahan dan kemudian berapologi terhadap kebenaran
tradisional yang telah menjadi pengalaman hidup selama ini.
2. Sinkretisme
Pertemuan Islam dengan budaya lokal disamping telah memperkaya
khasanah budaya Islam, pada sisi lainnya telah melahirkan format-format
sinkretik, percampuradukkan antara sistem kepercayaan asli masyarakat-
budaya setempat. Sebagai proses budaya, percampuradukkan budaya ini tidak
dapat dihindari, namun kadang-kadang menimbulkan persoalan ketika
percampuradukkan itu menyimpang dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
dalam tinjauan aqidah Islam. Orang Jawa misalnya, meski secara formal
mengaku sebagai muslim, namun kepercayaan terhadap agama asli mereka
yang animistis tidak berubah. Kepercayaan terhadap roh-roh halus, pemujaan
arwah nenek moyang, takut pada yang angker, kuwalat dan sebagainya
menyertai kepercayaan orang Jawa. Islam, Hindu, Budha dan animisme hadir
secara bersama-sama dalam sistem kepercayaan mereka, yang dalam aqidah
Islam banyak yang tidak dapat dipertanggung jawabkan secara Tauhid.

b. Kelemahan Lembaga Pendidikan Islam


Lembaga pendidikan tradisional Islam, Pesantren, merupakan sistem pendidikan
Islam yang khas Indonesia. Transformasi nilai-nilai keIslaman ke dalam pemahaman dan
kesadaran umat secara institusional sangat berhutang budi pada lembaga ini. Namun
terdapat kelemahan dalam sistem pendidikan Pesantren yang menjadi kendala untuk
mempersiapkan kader-kader umat Islam yang dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan zaman. Salah satu kelemahan itu terletak pada materi pelajaran yang hanya
mengajarkan pelajaran agama, seperti Bahasa Arab, Tafsir, Hadist, Ilmu Kalam,
Tasawwuf dan ilmu falak. Pesanteren tidak mengajarkan materi-materi pendidikan umum
seperti ilmu hitung, biologi, kimia, fisika, ekonomi dan lain sebagainya, yang justru
sangat diperlukan bagi umat Islam untuk memahami perkembangan zaman dan dalam
rangka menunaikan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini. Ketiadaan lembaga
pendidikan yang mengajarkan kedua materi inilah yang menjadi salah satu latar belakang
dan sebab kenapa KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, yakni untuk
melayani kebutuhan umat terhadap ilmu pengetahuan yang seimbang antara ilmu agama
dan ilmu duniawi.

2. Faktor Objektif yang Bersifat Eksternal


a. Kristenisasi
Faktor objektif yang bersifat eksternal yang paling banyak mempengaruhi
kelahiran Muhammadiyah adalah kristenisasi, yakni kegiatan-kegiatan yang terprogram
dan sistematis untuk mengubah agama penduduk asli, baik yang muslim maupun bukan,
menjadi kristen. Kristenisasi ini mendapatkan peluang bahkan didukung sepenuhnya oleh
pemerintah Kolonialisme Belanda. Missi Kristen, baik Katolik maupun Protestan di
Indonesia, memiliki dasar hukum yang kuat dalam Konstitusi Belanda. Bahkan kegiatan-
kegiatan kristenisasi ini didukung dan dibantu oleh dana-dana negara Belanda. Efektifitas
penyebaran agama Kristen inilah yang terutama mengguggah KH. Ahmad Dahlan untuk
membentengi ummat Islam dari pemurtadan.

b. Kolonialisme Belanda
Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh yang sangat buruk bagi
perkembangan Islam di wilayah nusantara ini, baik secara sosial, politik, ekonomi
maupun kebudayaan. Ditambah dengan praktek politik Islam Pemerintah Hindia Belanda
yang secara sadar dan terencana ingin menjinakkan kekuatan Islam, semakin
menyadarkan umat Islam untuk melakukan perlawanan. Menyikapi hal ini, KH. Ahmad
Dahlan dengan mendirikan Muhammadiyah berupaya melakukan perlawanan terhadap
kekuatan penjajahan melalui pendekatan kultural, terutama upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui jalur pendidikan.

c. Gerakan Pembaharuan Timur Tengah


Gerakan Muhammadiyah di Indonesia pada dasarnya merupakan salah satu mata
rantai dari sejarah panjang gerakan pembaharuan yang dipelopori oleh Ibnu Taymiyah,
Ibnu Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahhab, Jamaluddin al-Afgani, Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha dan lain sebagainya. Persentuhan itu terutama diperolah melalui
tulisan-tulisan Jamaluddin al-Afgani yang dimuat dalam majalah al-Urwatul Wutsqa yang
dibaca oleh KH. Ahmad Dahlan. Tulisan-tulisan yang membawa angin segar
pembaharuan itu, ternyata sangat mempengaruhi KH. Ahmad Dahlan, dan merealisasikan
gagasan-gagasan pembaharuan ke dalam tindakan amal yang riil secara terlembaga.

B. Perkembangan Muhammadiyah Di Indonesia


1. Perkembangan secara Vertikal
Dari segi perkembangan secara vertikal, Muhammadiyah telah berkembang ke
seluruh penjuru tanah air. Akan tetapi, dibandingkan dengan perkembangan organisasi
NU, Muhammadiyah sedikit ketinggalan. Hal ini terlihat bahwa jamaah NU lebih banyak
dengan jamaah Muhammadiyah. Faktor utama dapat dilihat dari segi usaha
Muhammadiyah dalam mengikis adat-istiadat yang mendarah daging di kalangan
masyarakat, sehingga banyak menemui tantangan dari masyarakat.
2. Perkembangan secara Horizontal
Dari segi perkembangan secara Horizontal, amal usaha Muhamadiyah telah
banyak berkembang, yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Perkembangan
Muhamadiyah dalam bidang keagamaan terlihat dalam upaya-upayanya, seperti
terbentukanya Majlis Tarjih (1927), yaitu lembaga yang menghimpun ulama-ulama
dalam Muhammadiyah yang secara tetap mengadakan permusyawaratan dan memberi
fatwa-fatwa dalam bidang keagamaan, serta memberi tuntunan mengenai hukum. Majlis
ini banyak telah bayak memberi manfaat bagi jamaah dengan usaha-usahanya yang telah
dilakukan:
1. Memberi tuntunan dan pedoman dalam bidang ubudiyah sesuai dengan
contoh yang telah diberikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Memberi pedoman dalam penentuan ibadah puasa dan hari raya dengan jalan
perhitungan “hisab” atau “astronomi” sesuai dengan jalan perkembangan
ilmu pengetahuan modern.
3. Mendirikan mushalla khusus wanita, dan juga meluruskan arah kiblat yang
ada pada amasjid-masjid dan mushalla-mushalla sesuai dengan arah yang
benar menurut perhitungan garis lintang.
4. Melaksanakan dan menyeponsori pengeluaran zakat pertanian, perikanan,
peternakan, dan hasil perkebunan, serta amengatur pengumpulan dan
pembagian zakat fitrah.
5. Memberi fatwa dan tuntunan dalam bidang keluarga sejahtera dan keluarga
berencana.
6. Terbentuknya Departemen Agama Republik Indonesia juga termasuk peran
dari kepeloporan pemimpin Muhammadiyah.
7. Tersusunnya rumusan “Matan Keyakinan dan Cita-Cita hidup
Muhammadiyah”, yaitu suatu rumusan pokok-pokok agama Islam secara
sederhana, tetapi menyeluruh.
Dalam bidang pendidikan, usaha yang ditempuh Muhammadiyah meliputi:
1. mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan ke dalamnya ilmu-
ilmu keagamaan, dan
2. mendirikan madrasah-madrasah yang juga diberi pendidikan pengajaran
ilmu-ilmu pengetahuan umum.
Dengan usaha perpaduan tersebut, tidak ada lagi pembedaan mana ilmu agama dan ilmu
umum. Semuanya adalah perintah dan dalam naungan agama. Dalam bidang
kemasyarakatan, usaha-usaha yang telah dilakukan Muhammadiyah meliputi:
1. Mendirikan rumah-rumah sakit modern, lengkap dengan segala peralatan,
membangun balai-balai pengobatan, rumah bersalin, apotek, dan sebagainya.
2. Mendirikan panti-panti asuhan anak yatim, baik putra maupun putri untuk
menyantuni mereka.
3. Mendirikan perusahaan percetakan, penerbitan, dan toko buku yang banyak
memublikasikan majalah-majalah, brosur dan buku-buku yang sangat membantu
penyebarluasan paham-paham keagamaan, ilmu, dan kebudayaan Islam.
4. Pengusahaan dana bantuan hari tua, yaitu dana yang diberikan pada saat
seseorang tidak lagi bisa abekerja karena usia telah tua atau cacat jasmani.
5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan keluarga mengenai hidup sepanjang
tuntunan Ilahi.
Dalam bidang politik, usaha-usaha Muhammadiyah meliputi:
1. Menentang pemerintah Hindia Belanda yang mewajibkan pajak atas ibadah
kurban. Hal ini berhasil dibebaskan.
2. Pengadilan agama di zaman kolonial berada dalam kekuasaan penjajah yang
tentu saja beragama Kristen. Agar urusan agama di Indonesia, yang sebagian
besar penduduknya beragama Islam, juga dipegang oleh orang Islam,
Muhammadiyah berjuang ke arah cita-cita itu.
3. Ikut memelopori berdirinya Partai Islam Indonesia. Pada tahun 1945 termasuk
menjadi pendukung utama berdirinya partai Islam Masyumi dengan gedung
Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah Yogyakarta sebagai tempat kelahirannya.
4. Ikut menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia di kalangan
umat Islam Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam tabligh-
tablighnya, dalam khotbah ataupun tulisan-tulisannya.
5. Pada waktu Jepang berkuasa di Indonesia, pernah seluruh bangsa Indonesia
diperintahkan untuk menyembah dewa matahari, tuhan bangsa Jepang.
Muhammadiyah pun diperintah untuk melakukan Sei-kerei, membungkuk
sebagai tanda hormat kepada Tenno Heika, tiap-tiap pagi sesaat matahari sedang
terbit. Muhammadiyah menolak perintah itu.
6. Ikut aktif dalam keanggotaan MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) dan
menyokong sepenuhnya tuntutan Gabungan Politik Indonesia (GAPI) agar
Indonesia mempunyai parlemen di zaman penjajahan. Begitu juga pada kegiatan-
kegiatan Islam Internasional, seperti Konferensi Islam Asia Afrika, Muktamar
Masjid se-Dunia, dan sebagainya, Muhammadiyah ikut aktif di dalamnya.
7. Pada saat partai politik yang bisa amenyalurkan cita-cita perjuangan
Muhammadiyah tidak ada, Muhammadiyah tampil sebagai gerakan dakwah Islam
yang sekaligus mempunyai fungsi politik riil. Pada saat itu, tahun 1966/1967,
Muhammadiyah dikenal sebagai ormaspol, yaitu organisasi kemasyarakatan yang
juga berfungsi sebagai partai politik.
Dengan semakin luasnya usaha-usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah,
dibentuklah kesatuan-kesatuan kerja yang berkedudukan sebagai badan pembantu
pemimpin persyarikatan. Kesatuan-kesatuan kerja tersebut berupa majelis-majelis dan
badan-badan. Selain majelis dan lembaga, terdapat organisasi otonom, yaitu organisasi
yang bernaung di bawah organisasi induk, dengan amasih tetap memiliki kewenangan
untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Dalam persyarikatan Muhammadiyah,
organisasi otonom (Ortom) ini ada beberapa buah, yaitu:
1. ‘Aisyiyah
2. Nasyiatul ‘Aisyiyah
3. Pemuda Muhammadiyah
4. Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM)
5. Ikatan Mahasiswa Muhamadiyyah (IMM)
6. Tapak Suci Putra Muhamadiyah
7. Gerakan Kepanduan Hizbul-Wathan
Organisasi-organisasi otonom tersebut termasuk kelompok Angkatan Muda
Muhammadiyah (AMM). Keenam organisasi otonom ini berkewajiban mengemban
fungsi sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.

B. Pemikiran/Gagasan Tokoh-Tokoh Muhammadiyah


1. K.H. Ahmad Dahlan, lahir di Yogjakarta 1 Agustus 1868, ia berasal adari elit
keagamaan kesultanan Yogjakarta, menjadi haji tahun 1890, sekembalinya dari
Mekkah, gagasanya memperbaharui Islam melalui organisasi yang dibentuknya.
Hingga tahun 1925 Muhammadiyah telah mendirikan 50 buah sekolah dengan
jumlah murid 4000 orang, balai pengobatan dan panti asuhan.
2. K.H. Ibrahim,lahir 7 Mei 1874 di Yogjakarta, beliau adik Nyai Ahmad Dahlan.
Pada masa ini Muhammadiyah mengalami perkembangan yang pesat. Gagasannya
adalah 1) kaum ibu supaya rajin beramal dan beribadah, senantiasa mengingat
Allah, rajin menjalankan perintah agama Islam, 2) pengajian model sorogan, yaitu
belajar prifat bersifat sindividual terutama untuk anak-anak muda, dan model
weton, yaitu cara mengajar mengaji kyai membaca sedang santri-santrinya
mendengarkan dengan memegang kitabnya masing-masing, 3) konggres mulai
diadakan secara bergiliran diseluruh kota Indonesia, seperti konggres
Muhammadiyah ke 15di Surabaya, kemudian berturut-turut setelah itu di
selenggarakan di kota Pekalongan, Solo, Bukittinggi, Makasar dan Semarang, 4)
bea siswa, khitanan massal, memperbaiki badan perkawinan dan menjodohka
putra-putri Muhammadiyah, penurunan gambar KH. Ahmad Dahlan, karena ada
indikasi mengkultuskan beliau, 5) member kebebasan pada golongan muda untuk
mengekspresikan cara-cara berdakwah.
3. KH. Hisyam, lahir Yogjakarta, 10 November 1883, pada pereode ini
perekembangan sekolah sekolah Muhammadiyah tumbuh subur bak jamur, karena
beliau lebih memperhatikan tentang pendidikan dan pengajaran .Gagasannya,
tentang 1) ketertiban administrasi dan menejemen organisasi, 2) modernisasi
sekolah-sekolah Muhammadiyah, sampai masa berakhir kepemimpinannya tahun
1932 telah berdiri 103 volkschool, 47 Standaardschool, 69 hollandschool
Inlandsche School ( HIS), dan 25 Schael School , yaitu sekolah lima tahun yang
menyambung ke MULO ( Meer Uitgedbreid lager Onderwijs) setara dengan SMP
saat ini., 5) menerima subsidi dari pemerintah Hindia Belanda.
4. Mas Mansyur, lahir Surabaya 25 Juni 1896, pahlawan nasional dan anggota 4
serangkai dalam pergerakan Nasional Indonesia. Gagasannya, 1) membentuk
majlis diskusi bersama (Tawsir al- Afkar) berdiri karena latar belang kekolotan
masyarakat Surabaya 2) membebaskan tanah air dari penjajahan, 3) menerbitkan
majalah Suara Santri, 4) memperbolehkan bunga bank.
5. Ki Bagus Hadikoesoemo, lahir Yogjakarta, dengan nama R Hidayat, 24 November
1890, merupakan tokoh kuat patriotik, anggota BPUPKI dan PPKI. Gagasanya, 1)
sangat besar peranannya dalam mukodimah UUD 1945, dengan memberikan
landasan ketuhanan, kemanusiaan, keberadaban, dan keadilan, 2) merumuskan
pokok-pokok pikiran KH. Ahmad Dahlan yang dijadikan muqodimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah, 3) memperlakukan hukum agama Islam, 4) menentang
penghormatan kepada dewa matahari pada masa pemerintahan Jepang,
6. Prof. Dr. Amin Rais, lahir di Solo, 26 April 1944, ia politikus yang pernah
menjabat ketua MPR pereode 1999 -2004, seorang yang kritis pada kebijakan
pemerintah, dijuluki “King Maker” dalam jabatan Presiden Indonesia saat awal
reformasi. Gagasanya, 1) mendirikan PAN dan membawa organisasi ke partai
politik, 2) mendukung evaluasi kontrak karya terhadap PT Freeport Indonesia.
7. Prof. Dr.Ahmad Syafi’i Ma’arif, lahir Sijunjung Sumatera Barat, 31 Mei 1935,
tokoh ilmuwan yang mempunyai komitmen kebangsaan yang kuat, sikap yang
plural, kritis dan bersahaja. Gagasannya tertuang dalam tulisan-tulisannya seperti
dalam buku Dinamika Islam dan Islam Mengapa Tidak ?
8. Prof. Dr. Din Syamsudin, lahir Sumabawa Besar, Nusatengara Tenggara Barat, 31
Agustus 1958, politisi yang saat ini masih menjabat sebagai ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gagasannya, ia memandang bahwa terorisme
lebih relevan bila dikaitkan dengan isu poliik dibanding dengan isu idilogi, ia juga
tidak senang bila sebagian kelompok umat Islam menggunakan label Islam dalam
melakukan aksi terorisme, menurutnya, aksi terorisme yang mengatasnamakan
Islan akan merugikan umat Islam baik dalam tingkat internal umat Islam atau pada
skala global
9. HAMKA, nama singkatan dari Haji Abdul Malik Karim ‘Amrullah ( Maninjau,
Sumatera Barat 16 Februari 1908 – Jakarta, 24 Juli 1981), tokoh dan pengarang
Islam. Putera seorang ulama terkemuka, terkenal dengan Haji Rasul dan medapat
gelar doctor dari Al- Azhar ( 1955), membawa pembaharuan dalam soal agama di
Minangkabau , pendidikan formal SD tetapi banyak belajar sendiri , terutama
dalam bidang agama. Keahlian dalam Islam diakui oleh Internasional sehingga
mendapat gelar kehormatan dari Al-Azhar tahun 1955 dan Universitas
Kebangsaan Malaysia ( 1976). Tahun 1924 beliau merantau di pulau Jawa, untuk
belajar antara lain kepada H.O.S. Tjokroaminoto dan aktif dalam organisasi
Muhammadiyah. Karya tulisnya adalah, Di Bawah Lindungan Ka’bah,
Tenggelamnya Kapal van der Wijck, Merantau ke Deli, Di Dalam Lembah
Kehidupan.
10. H. Abul Karim Oei ( Oei Tjen Hien ), lahir di Padang Panjang, 1905, mantan
anggota parlemen RI dan mendirikan organisasi etnis Tionghoa Islam dengan
nama Persatuan Islam Tionghoa Indonesia/ PITI. Mantan komisaris BCA dan
akktif dalam pembauran / asimilasi Gagasannya, kesadaran harus hidup keluar
dari lingkungan etnisnya.
BAB II
IDEOLOGY PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH

Secara etimologis ideologi yang dibentuk dari kata idea, berarti pemikiran,


konsep, atau gagasan, dan logoi, logos artinya pengetahuan. Dengan demikian ideologi
berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide, tentang keyakinan atau gagasan. Orang yang
pertama kali menggunakan istilah ideologi adalah Antoine Destult, seorang filosuf
Prancis, sebagai “science of ideas, dimana di dalamnya ideologi dijabarkan sebagai
sejumlah program yang diharapkan membawa perubahan institusional dalam suatu
masyarakat”. Dalam aplikasinya ada beberapa tokoh yang memandang ideologi secara
negative. Namun sesungguhnya istilah ideologi itu bersifat netral, tidak memihak
kemanapun.
Dilihat dari fungsinya yang diperankannya sebenarnya ideologi tidak lebih dari
suatu instrumental, adalah alat penjelas yang ketat, yang dibutuhkan guna mengarahkan
pikiran dan tindakan secara efisien bagi para pendukungnya.
Dalam Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem paham atau
keyakinan dan teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam
kehidupan umat melalui gerakan sosial-keagamaan. Karena rujukan dasarnya adalah
islam, maka ideologi muhammadiyah tidak akan bersifat dogmatik dan ekslusif secara
taklid-buta, sehingga tetapi memiliki watak terbuka.

Landasan Normatif Ideologi Muhammadiyah

 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung”.(QS. Ali ‘Imran/3:104)
Ma’ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik. (QS. Ali ‘Imran /3 :110)”
UNSUR UNSUR IDEOLOGI
Unsur pokok ideologi adalah :
a. Adanya suatu realitas hidup yang diyakini kebenarannya secara mutlak
b. Adanya tujuan hidup yang dicita-citakan
c. Adanya cara atau program aksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang
diyakininya guna mewujudkan trealisasinya tujuan hidup yang dicita-citakan.
Dalam Persyarikatan Muhammadiyah ada beberapa rumusan resmi Pesyarikatan
yang diputuskan lewat Muktamar, yang didalamnya menggambarkan prinsip-
prinsip keyakinan hidup (ideologi) Muhammadiyah. Rumusan itu adalah
Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah serta
Keyakinan dan Cita-cita Muhammadiyah.
BAB III
SUMBANGSIH MUHAMMADIYAH DI BIDANG PENDIDIKAN, KESEHATAN
DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BANGSA

Gerak langkah organisasi Muhammadiyah dalam amal usahanya telah banyak


dirasakan oleh berbagai kalangan. Hal ini diakui, terutama oleh pemerintah, sangat
membantu pemberdayaan dan kondisi masyarakat luas saat ini. Dalam bidang pendidikan
misalnya, hingga tahun 2000 ormas Islam Muhammadiyah telah memiliki 3.979 taman
kanak-kanak, 33 taman pendidikan Alquran, 6 sekolah luar biasa, 940 sekolah dasar,
1.332 madrasah diniyah/ibtidaiyah, 2.143 sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP dan
MTs), 979 sekolah lanjutan tingkat atas (SMA, MA, SMK), 101 sekolah kejuruan, 13
mualimin/mualimat, 3 sekolah menengah farmasi, serta 64 pondok pesantren. Dalam
bidang pendidikan tinggi, hingga tahun ini Muhammadiyah memiliki 36 universitas, 72
sekolah tinggi, 54 akademi, dan 4 politeknik (Data Cahgemawang, 2009). Nama-nama
seperti Bustanul Athfal/TK Muhammadiyah, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah,
SMA Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah, dan Universitas Muhammadiyah
bermunculan di berbagai daerah.
Dalam amal usaha bidang kesehatan, Muhammadiyah telah dan terus
mengembangkan layanan kesehatan masyarakat, sebagai bentuk kepedulian. Balai-balai
pengobatan seperti rumah sakit PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah,
yang pada masa berdirinya Muhammadiyah bernama PKO (Penolong Kesengsaraan
Oemat), kini mulai meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan buku
Profil dan Direktori Amal Usaha Muhammadiyah & ‘Aisyiyah bidang kesehatan pada
tahun 1997, sebagai berikut :
1. Rumah sakit berjumlah 34
2. Rumah bersalin berjumlah 85
3. Balai kesehatan ibu dan anak berjumlah 50
4. Balai kesehatan masyarakat berjumlah 11
5. Balai pengobatan berjumlah 84
6. Apotek dan KB berjumlah 4
7. Institusi pendidikan berjumlah 54
Pada tahun 2009 diperkiran jumlah fisik balai pengobatan Muhammaiyah lebih
banyak lagi seiring dengan makin berkembangnya usaha-usaha yang diselenggarakan
oleh persyarikatan Muhammadiyah. Adapun Muhammadiyah sebagai organisasi yang
bergerak di bidang sosial, telah mendirikan lembaga amal usaha sosial dalam bentuk
panti sosial Muhammadiyah, sebagai wujud kepedulian persyarikatan Muhammadiyah
dalam menghadapi permasalahan kemiskinan, pembodohan dan meningkatnya jumlah
anak yatim piatu dan anak terlantar. Dalam hal ini Muhammdiyah terinspirasi dan
berpijak pada QS Al-Ma’un. Panti sosial Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan di
masyarakat, memiliki perangkat dan sistem serta mekanisme pelayanan yang diharapkan
akan lebih menjamin efektifitas pelayanan.
Selanjutnya dalam bidang kesejahteraan sosial ini, hingga tahun 2000
Muhammadiyah telah memiliki 228 panti asuhan yatim, 18 panti jompo, 22 balai
kesehatan sosial, 161 santunan keluarga, 5 panti wreda/manula, 13 santunan
wreda/manula, 1 panti cacat netra, 38 santunan kematian, serta 15 BPKM (Balai
Pendidikan Dan Keterampilan Muhammadiyah ).
Forum Panti Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah (Forpama) yang dibentuk untuk
Periode 2007 s.d 2010, sejak diberikan tanggungjawab, terus melakukan berbagai macam
terobosan dan langkah-langkah strategis untuk menjadikan panti sosial Muhammadiyah-
Aisyiyah sebagai lembaga profesionalisme, prima dalam kualitas pelayanan dan memiliki
keteguhan komitmen dalam pembinaan anak-anak asuh panti sosial Muhammadiyah-
Aisyiyah yang berjumlah lebih dari 22.000 anak se-Indonesia dari 351 kelembagaan Panti
Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah (Direktori Forpama, 2008). Dengan demikian anak asuh
Panti Sosial Muhammadiyah-‘Aisyiyah menjadi labor kader utama guna membangun
sumber daya insani yang berkualitas di Persyarikatan Muhammadiyah. Demikian pula
hasil-hasil amal usaha yang lain yang telah dicapai oleh persyarikatan Muhammadiyah,
seperti bidang tarjih, ekonomi, dll.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI MUHAMMADIYAH DAN AISIYAH DAN ORTOMNYA

1. Organisasi Otonom
a.       Gambaran Umum
Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk
oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak
dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan
Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai
maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.

b.      Struktur dan Kedudukan


Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai
otonomi dalam mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana
halnya dengan Muhammadiyah, mulai dari tingka pusat, tingkat propinsi, tingkat
kabupaten, tingkat kecamatan, tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama’ah –
jama’ah.
Ortom Muhammmadiyah dibentuk di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah
jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Mempunyai fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah
2. Mampunyai Potensi dan ruang lingkup nasional
3. Merupakan  kepentingan  Persyarikatan  Muhammadiyah
Pembentukan Ortom Muhammadiyah ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah
(Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah Muktamar Muhammadiyah) dan
dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun tujuan
pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2. Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah
3. Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah
4. Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah

c.       Hak dan Kewajiban


Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan
mengatur rumah tangga sendiri, Ortom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban
dalam Persyarikatan Muhammadiyah ialah sebagai berikut :
1. Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah
2. Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah
3. Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan
Muhammadiyah   yamg baik
4. Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama ortom
5. Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada pimpinan Persyarikatan
Muhammadiyah
6. Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha
Persyarikatan  Muhammadiyah sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya 
Adapun hak yang dimiliki oleh Ortom Muhammadiyah ialah sebgai berikut :
1. Mengelola urusan kepentingan, aktivitas dan amal usaha yang dilakukan
organisasi otonomnya
2. Berhubungan dengan organisasi/ Badan lain di luar Persyarikatan
Muhammadiyah
3. Memberi saran kepada Persyarikatan Muhammadiyah baik diminta atau atas
kemauan sendiri
4. Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri

d.      Pembentukan Ortom Muhammadiyah


Ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan Tertinggi
setelah Muktamar Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah. Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai
berikut:
1)        Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2)        Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah
3)        Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah
4)        Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah
e.       Tugas dan Fungsi
a. Fungsi
Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang berfungsi sebagai pelaksana
program bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan
meliputi:
1. Pembinaan Ideologi Muhammadiyah
2. Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian dan
pengawasan program dan kegiatan
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga professional
4. Penelitian dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus
5. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatansebagai bahan
pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang tabligh dan dakwah khusus

b. Tugas
Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang bertugas melaksanakan program
bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan meliputi:
1. Pembinaan Ideologi Muhammadiyah
2. Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian
dan pengawasan program dan kegiatan
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional
4. Penelitian dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus
5. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatansebagai bahan
pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang tabligh dan dakwah
khusus

2.      ORGANISASI MUHAMMADIYAH
1. Jaringan Kelembagaan Muhammadiyah:
a. Pimpinan Pusat
b. Pimpinaan Wilayah
c. Pimpinaan Daerah
d. Pimpinan Cabang
e. Pimpinan Ranting
f.  Jama'ah Muhammadiyah

2. Pembantu Pimpinan PersyarikatanMajelis


  Majelis Tarjih dan Tajdid
  Majelis Tabligh
  Majelis Pendidikan Tinggi
  Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
  Majelis Pendidikan Kader
  Majelis Pelayanan Sosial
  Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
  Majelis Pemberdayaan Masyarakat
  Majelis Pembina Kesehatan Umum
  Majelis Pustaka dan Informasi
  Majelis Lingkungan Hidup
  Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
  Majelis Wakaf dan Kehartabendaan

Lembaga
  Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
  Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
  Lembaga Penelitian dan Pengembangan
  Lembaga Penanganan Bencana
  Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh
  Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
  Lembaga Seni Budaya dan Olahraga

3.      ORGANISASI ORTONOM dalam  PERSYARIKATAN MUHAMMADIYH
Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi
bidang tertentu. Adapun Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah :
1)      Aisyiyah
Identitas
  Aisyiyah, organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, merupakan
gerakan Islam dan  dakwah amar makruf nahi mungkar, yang berazaskan Islam serta
bersumber pada Al-Quran  dan Assunnah.
Visi ideal
Tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Visi Pengembangan Tercapainya usaha-usaba Aisyiyah yang mengarah pada
penguatan dan  pengembangan  dakwah amar makruf nahi mungkar secara lebih
berkualitas menuju masyarakat madani, yakni masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
   Misi
 Misi Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program dan kegiatan meliputi:   
1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan
pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan.
2. Meningkatkan harkat dan martabat kaum  wanita sesuai dengan ajaran Islam.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkaian terhadap ajaran Islam.
4. Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi
akhlak.
5. Meningkatkan semangat ibadah, jihad zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah, serta
membangun dan memelihara tempat ibadah, dan amal usaha yang lain.
6. Membina AMM Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna
gerakan    Aisyiyah.
7. Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan, mempertuas ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menggairahkan penelitian.
8. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang
berkualitas.
9. Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang sosial,
kesejahteraan    masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup
10. Meningkatkan dan mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta
memupuk    semangat kesatuan dan persatuan bangsa.
11. Meningkatkan komunikasi,ukhuwah, kerjasama di berbagai bidang dan kalangan
masyarakat dalam dan luar negeri.
12. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud  dan tujuan organisasi.

2)      Pemuda Muhammadiyah
Prinsip Dasar Organisasi
Pemuda Muhammadiyah adatah organisasi otonom di lingkungan
Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar di
kalangan pemuda, beraqidah Islam, dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah Rasul.
Organisasi ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menghimpun, membina, dan
menggerakkan potensi Pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai  kader untuk
mencapai tujuan Muhammadiyah.
Pencapaian maksud dan tujuan tersebutdilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah  Subhanahu Wa ta'ala.
2. Memperdalam ilmu, memperluas pengetahuan dan meningkatan kecerdasan  serta
mengamatkan sesuai dengan ajaran Islam.
3. Memperdalam dan meningkatkan pemahaman  Agama Islam.
4. Menyelenggarakan dan meningkatkan mutu pendidikan kader.
5. Mengadakan dakwah di kalangan pemuda dan remaja.
6. Meningkatkan fungsi dan peran pemuda Muhammadiyah sebagai kader
Muhammadiyah, kader umat Islam, dan kader bangsa. 
7. Memasyarakatkan dan meningkatkan kegiatan olahraga sebagai sarana dakwah
Islamiyah.
8. Menumbuhkan dan mengembangkan seni budaya yang bernafaskan Islam.
9. Menggembirakan beramal yang diridhai Allah dan hidup tolong-menolong
(ta'awun) dalam ukhuwah Islamiyah.
10. Usaha-usaha lain yang tidak menyalahi tujuan.

3)      Nasyiyatul Aisyiyah
Program Nasylatul Aisylyah Arah Dan Kebljakan Bidang Program
  Kebijakan NA (2008-2012) diarahkan pada: "Pemantapan dan pengembangan
sistem organisasi yang efektif dan peningkatan capacity building kader Nasyiah dalam
menggerakkan aksi-aksi pendampingan terhadap permasalahan perempuan dan anak."
Sebagai tolak ukur bahwa arah periode ini tepat sasaran, maka disusunlah beberapa
indikator capaian tahapan sebagai berikut:
   - Terbentuknya kader Nasyiatul Aisyiyah yang memiliki ketrampilan utama (core skill)
dan kemampuan (capability) sebagai agen peru bahan datam berdakwah dan
bermasyarakat.
   - Terwujudnya sistem organisasi yang efektif dan sustainable dari aspek manajemen
dan administrasi, kepemimpinan, pendanaan, komunikasi, serta pengelolaan program dan
evaluasinya.
   - Menguatnya peran advokasi non-litigasi Nasyiah metalui gerakan aksi
pemberdayaanperempuan dan anak.
  Kebijakan ini diterjemahkan dalam bidang-bidang garap program Nasyiah.
Bidang program merupakan bidang garapan/gerak program- program Nasyiatul Aisyiyah
yang mengacu pada AD/ART pasal 2, bahwa Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi
otonom dan kader Muhammadiyah, merupakan gerakan putri Islam, yang bergerak di
bidang keperempuanan, kemasyarakatan, dan keagamaan. Karenanya bidang garap NA
adalah bidang keorganisasian, bidang keislaman, bidang kaderisasi, dan bidang
kemasyarakatan.
4)      Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Strategi Gerakan Kritis Transformatif
  Strategi perjuangan merupakan cara praktis bagi IPM untuk melakukan gerakan-
gerakan riil yang sesuai dengan basisnya. Harapannya, strategi gerakan ini menjadi pintu
pembuka agar nilai-nilai yang ada dalam IPM bisa segera dijalankan oleh para pelajar di
tingkat sekolah. Dengan strategi ini, IPM bisa menanamkan nilai-nilai perjuangannya
kepada parakaderdan anggotanya.
1. Strategi Gerakan Kader
2. Strategi Gerakan Intelektual
3.StrategiGerakan Budaya
4. Strategi Gerakan Kewirausahaan
5. Strategi Gerakan Kemasyarakatan
6. strategi gerajan keislaman

5)      Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


Prinsip Dasar Organisasi
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa Islam yang
bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan. Tujuan IMM
adatah mengusahakan terbentuknyaakademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka
mencapai tujuan Muhammadiyah.
Dalam mencapai tujuan tersebut, Ikatan  Mahasiswa Muhammadiyah melakukan
beberapa  upaya strategis sebagai berikut :
1. Membina para anggota menjadi kader persyarikatan Muhammadiyah, kader
umat, dan kader bangsa, yang senantiasa setia  terhadap keyakinan dan cita-
citanya.
2. Membina para anggotanya untuk selalu tertib  dalam ibadah, tekun dalam studi,
dan mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk  melaksanakan ketaqwaannya dan
pengab diannya kepada allah SWT.
3. Membantu para anggota khusus dan mahasiswa pada umumnya dalam
menyelesaikan kepentingannya.
4. Mempergiat, mengefektifkan dan menggembirakan dakwah Islam dan dakwah
amar ma'ruf nahi munkar kepada masyarakat khususnya masyarakat mahasiswa.
5. Segala usaha yang tidak menyalahi azas, gerakan dan tujuan organisasi dengan
mengindahkan segala hukum yang berlaku dalam Republik Indonesia.

6)      Tapak Suci Putra Muhammadiyah


Struktur Organisasi Tapak Suci
Susunan organisasi Tapak Suci dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan
Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang. Pimpinan Pusat
Tapak Suci adatah pimpinan tertinggi yang melaksanakan kepemimpinan dan
bertanggung jawab keluar dan ke dalam. Pimpinan Wilayah Tapak Suci berkedudukan di
ibu kota propinsi/daerah tingkat I, bertindak sebagai Pimpinan Wilayah sekaligus
Komisaris Pimpinan Pusat yang melaksanakan koordinasi administrasi dan operasional
daerah. Pimpinan Daerah Tapak Suci berkedudukan di setiap kabupaten/kota administrasi
sebagai pelaksana administrasi dan bertindak secara operasional. Untuk melancarkan
tugas operasional, Pimpinan Daerah dapat  mendirikan cabang Tapak Suci di daerahnya.
Pimpinan Pusat juga dapat membentuk Perwakilan Wilayah di luar negeri sebagai
pelaksana administrasi dan bertindak secara operasional.Keanggotaan Tapak Suci terdiri
dari siswa, anggota penuh, dan anggota kehormatan

7)      Hizbul Wathan
Struktur Organisasi Hlzbul Wathan
 Susunan organisasi Hizbut Wathan dibuat secara  berjenjang dari tingkat Kwartir
Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat adalah
kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah adalah
kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu propinsi. Kwartir Daerah/Kota adalah
kesatuan kesatuan kwartir-kwartir Cabang dalam satu daerah/kota. Sedangkan Kwartir
Cabang adatah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan).
BAB V ILMU FALAK

a. Pengertian Ilmu Falak


Secara bahasa (etimologis) kata Falak  berasal dari bahasa arab
yang tersusun dari huruf fa’, lam, kaf  yang mempunyai arti orbit atau lintasan
benda-benda langit, dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai lingkaran langit, serta didalam Kamus Al-Munawir  di maknai
sebagai madar yang berarti orbit garis atau tempat perjalanan bintang.
Dengan demikian kata Falak berbeda dengan kata Falaq yang terdiri dari
huruf  fa’, lam, qof  yang berarti shubuh, terbit atau waktu fajar, Sebagaimana
QS. Al-Falaq ayat 1 :
    
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh
Sedangkan kata Falak diungkapkan oleh Al-Qur’an sebanyak dua
kali yaitu pada surat Al-Anbiya’ ayat 33 dan surat Yasin ayat 40:
        
   
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”.
         
      
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.
Dengan demikian kata falak dari masing-masing ayat tersebut
diartikan sebagai orbit atau lintasan benda-benda langit.
Karena ini mempelajari lintasan benda-benda langit. Ilmu ini
disebut pula dengan ilmu hisab, ilmu rashd, ilmu miqat karena ilmu ini
menggunakan perhitungan, pengamatan, dan mempelajari tentang batas-batas
waktu.
Adapun secara terminologi dapat dipaparkan beberapa definisi
sebagai berikut :
1. Dairatu Ma’aarif al-Qarn al-Isyrin
Ilmu falak adalah ilmu tentang lintasan benda-benda langit,
matahari, bulan bintang dan planet-planetnya.

2. Leksikon Islam
Ilmu falak adalah ilmu perbintangan, astronomi pengetahuan
mengenai keadaan bintang-bintang di langit.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ilmu falak adalah ilmu pengetahuan mengenai keadaan (peradaran,
perhitungan dan sebagainya) bintang-bintang.
4. Ensiklopedi Islam
Ilmu falak adalah suatu ilmu yang mempelajari benda-benda langit,
matahari, bulan, bintang, dan planet-planetnya.
5. Ensiklopedi Hukum Islam
Ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-
benda langit tentang fisiknya, geraknya, ukurannya, dan segala sesuatu
yang berhubungan dengannya.
6. Almanak Hisab Rukyat
Ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan
benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang, dan benda-
benda langit lainnyya, dengan tujuan untu mengetahui posisi dari benda-
benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain.
Dari rumusan-rumusan diatas dapat dinyatakan bahwa objek
formal Ilmu Falak adalah benda-benda langit, sedangkan objek materialnya
adalah lintasan dari benda-benda langit tersebut. Dari sini pula dapat
dinyatakan bahwa ada beberapa ilmu yang mempunyai objek formal yang
sama dengan ilmu falak tetapi objek materialnya yang berbeda diantaranya
yaitu : Astrologi, Astrofisika, Astromekanik, Kosmografi, dan Kosmologi. 

b. Tujuan dan Manfaat Ilmu Falak


1. Tujuan
Tujuan mempelajari ilmu falak pada dasarnya mempunyai
kepentingan yang saling berkaitan. Pertama, untuk penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk keperluan ini
muncul para ahli falak (astronomi muslim) terkenal pada abad-abad
kemajuan islam yang mengembangkan ilmu falak melalui berbagai
percobaan dan penelitian secara mendalam hasil karya mereka
memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern,
baik di timur maupun di barat. Kedua, untuk keperluan yang berkaitan
dengan masalah-masalah ibadah seperti, sholat, puasa, dan haji.
Keperluan ini bersifat penting dan turut menentukan sahnya amal
ibadah, karena didalamnya terdapat pembahasan tentang penentuan-
penentuan waktu atau momentum yang berkaitan dengan ibadah
tersebut.
2. Manfaat
Dengan memplajari ilmu Falak maka diharapkan akan dapat:
a. Menjelaskan berbagai konsep tentang dasar-dasar Astronomi yang
berkaaitan dengan penentuan waktu-waktu ibadah.
b. Menjelaskan peranan Ilmu Falak pada awal penentuaan waktu
Sholat.
c. Melakukan penghitungan awal waktu Sholat dengan benar.
d. Menyusun jadwal waktu Sholat dan Imsyakiah.
e. Menghitung sekaligus mengukur arah Kiblat.
f. Menghitung sekaligus memprediksikan kapan waktu-waktu ibadah
seperti awal dan akhir puasa itu tiba.
g. Membuat kalender Masehi atau Hijriyah.
h. Mengkritisi arah kiblat dan mushala yang ada dan diasumsikan
tidak sesuai dengan teori-teori Ilmu Falak.
i. Menumbuhkan sifat toleran bila dari hasil hisab dipridiksi akan
terjadi perbedaan dalam berhari raya misalnya.
c. Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Falak
Kajian ilmu falak banyak mendapat perhatian dari para peneliti dan
sejarawan. Regis Morlan (seorang orientalis Prancis, peneliti sejarah ilmu
falak klasik) mengemukakan beberapa factor di antaranya: banyaknya
ulama yang berkecimpung di bidang ini sepanjang sejarah,  banyaknya
karya-karya yang dihasilkan,  banyaknya observatorium astronomi yang
berdiri sebagai akses dari banyaknya astronom serta karya-karya mereka, 
banyaknya data observasi (pengamatan alami) yang terdokumentasikan.
Sementara itu Prof. Dr. Muhammad Ahmad Sulaiman (guru besar ilmu
falak di Institut Nasional Penelitian Astronomi dan Geofisika, Helwan -
Mesir) mengatakan “astronomi adalah miniatur terhadap majunya
peradaban sebuah bangsa”. Dalam perjalanan mulanya, peradaban India,
Persia dan Yunani adalah peradaban yang punya kedudukan istimewa.
Dari tiga peradaban inilah secara khusus muncul dan lahirnya peradaban
falak Arab (Islam), disamping peradaban lainnya. Peradaban India adalah
yang terkuat dalam pengaruhnya terhadap Islam (Arab). Buku astronomi
‘Sindhind’ punya pengaruh besar dalam perkembangan astronomi Arab
(Islam), dengan puncaknya pada dinasti Abbasiah masa pemerintahan Al-
Manshur, buku ini diringkas dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Ibrahim al-Fazzârî adalah orang yang mendapat amanah untuk
mengerjakan proyek ini, sekaligus juga ia melahirkan buku penjelas yang
berjudul “as-Sind Hind al-Kabîr”.
Peradaban Persia memberi pengaruh signifikan dalam peradaban
ilmu falak Islam, ditemukan cukup banyak istilah-istilah falak Persia yang
terus dipakai dalam Islam hingga saat ini, seperti zij (epemiris) dan auj
(aphelion). Buku astronomi berbahasa Persia yang banyak mendapat
perhatian Arab (Islam) adalah 'Zij Syah' atau ‘Zij Syahryaran’ yang
merupakan ephemiris (zij) yang masyhur di zamannya.
Sementara dari peradaban Yunani puncaknya dimotori oleh
Cladius Ptolemaus (w. ± 160 M) yang dikenal dengan sistem
"geosentris"nya. Gagasan astronomi Ptolemaus terekam dalam maha
karyanya yang berjudul ‘Almagest’ atau ‘Tata Agung’ yang menjadi buku
pedoman astronomi hingga berabad-abad sebelum runtuh oleh teori tata
surya Ibn Syathir (w. 777 H) dan Copernicus.
Dalam melihat sejarah ilmu falak maka dapat diklasikasikan sebagai
berikut:
1) Ilmu falak sebelum islam
Dahulu, pada umumnya manusia memahami seluk beluk alam semesta
hanyalah seperti apa yang mereka lihat, bahkan sering ditambah dengan
macam-macam tahayul yang bersifat fantastis. Menurut mereka, bumi
merupakan pusat alam semesta. Setiap hari, matahari, bulan, dan bintang-
bintang dengan sangat tertib mengelilinhi bumi.
Sekalipun demikian, ada di antara mereka yang memahami alam raya
ini dengan akal rasiaonya. Para ilmuan yang ada pada saat itu, salah
satunya adalah: Aristoteles, dia berpendapat bahwa pusat jagad raya
adalah bumi sedangkan bumi dalam keadaan tenang, tidak bergrak dan
tidak berputar. Semua gerak benda-benda angkasa mengitari bumi.
Lintasan masing-masing benda angkasa berbentuk lingkaran. Sedangkan
peristiwa gerhana misalnya tidak lagi dipandang sebagai adanya raksasa
penelan bulan, melainkan merupakan peristiwa alam.
Pandangan manusia terhadap jagad raya mulai saat itu umumnya
mengikuti pandangan aritoteles yaitu: GEOSENTRIS  yakni bumi sebagai
pusat peredaran benda-benda langit.
2) Ilmu falak dalam peradaban islam
Sekitar tiga ratus tahun setelah wafatnya nabi Muahamad SAW,
negara-negara islam telah memiliki kkebudayaan dan pengetahuan tinggi.
Banyak sekali ilmuan muslim bemunculan dengan hasil karyannya yang
gemilang.
Pada thn 773 M, seorang pengembara India menyerahkan sebuah buku
data astronomis berjudul “Sindbind” atau “Sidbanta” kepada kerajaan
islam di Baghdad. Oleh khalifah Abu ja’far al-mansur, diperintahkan agar
buku itu diterjemahkan kedalam bahasa arab. Perintah ini di lakukan oleh
Muhammad Ibn Ibrahim al-Fazari. Atas usahanya inilah Al-Fazari dikenal
sebagai ahli ilmu falaq yang pertama di dunia islam.
Di samping itu, Al-khawarizmi menemukan bahwa zodiak atau
ekliptika itu miring sebesar 23.5 derajat terhadap ekuator, serta
memperbaiki data astronomis yang ada pada buku terjemahan sindhind.
Dua buah buku karyanya adalah Al-muksbtasbar fihisabil jabrwal
muqabalah dan Suratul ardl merupakn buku pennting dalam bidang ilmu
falak, sehingga banyak diikuti oleh para ahli ilmu falak berikutnya.
Selain para tokoh di atas, Ulugh Bek ahli astronomi asal Iskandaria
dengan observatoriumnya berhasil menyusun table data astronomi  yang
banyak digunakan pada perkembangan ilmu falak masa-masa selanjutnya.
Hal demikian inilah yang menyebabkan istilah-istilah astronomi yang
berkembang sekarang ini banyak menggunakan bahasa arab, misalnya
nadir, mintaqotul buruj dan lain sebagainya.
Sekalipun ilmu falak dalam perdaban islam sedah cukup maju, namun
yang patut dicatat adalah bahwa pandangan terhadp alam masih mengikuti
pandangan aritoteles yaitu geosentris.

d. Tata Koordinat Ilmu Falak


Sistem koordinat adalah suatu cara untuk menentukan lokasi posisi
obyek obyek di langit. Sistem koordinat harus mempunyai kerangka acuan
untuk menentukan arah, dan titik acuan asal pengukuran di mulai. 
1. Equator
Lingkaran yang mermbagi dua sama besar bola bumi menjadi
bagian selatan dan bagian utara. Sistem ekuatorial ini digabungkan
dengan lintasan semu matahari (ekliptika). Bidang ekliptika ini akan
berpotongan dengan bidang ekuator langit, dan titik perpotongannya
adalah pada titik ekuinoks. Pada gambar dibawah, titik vernal equinox
(Aries) dinyatakan dengan simbol γ.
Ascensiorecta (Right Ascension - RA) adalah busur pada ekuator
langit yang ditarik dari titik vernal equinox ke arah timur hingga ke
meridian benda langit. Pada gambar dinyatakan dengan busur γC.
Besarnya berkisar antara 0 – 24 jam atau setara dengan perputaran
3600.
Penggunaan RA adalah sebagai alternatif dari penggunaan sudut
jam (Hour Angle - HA), karena besarnya HA tidak pernah tetap.
Misalnya untuk penulisan katalog, posisi benda langit yang diberikan
adalah posisi yang tepat, karena itu dipilihlah RA sebagai salah satu
sumbu koordinat.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah:
a. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour
Angle (HA). Sudut jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik
kulminasinya, yang diukur dengan satuan jam (ingat,1h = 15°).
Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang (A) ke arah barat
(positif, yang berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam)
ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti tinggal sekian jam lagi
bintang akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0° – 360° dari
titik A ke arah barat.
b. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur
dari proyeksi bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke
kutub Bumi. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya menuju
KLU dan 0° – -90° jika arahnya  menuju KLS.
2. Deklinasi
Deklinasi matahari merupakan data yang cukup penting selain
lintang dan bujur tempat-deklinasi matahari adalah jarak posisi
matahari dengan equator langit diukur sepanjang lingkaran deklinasi
atau lingkaran waktu deklinasi biasanya diberi tada huruf Yunani
(delta)atau kadang kadang ditulis dengan huruf d kecil.
Deklinasi sebelah utara equator diberi tanda positif (+) berlaku
sebaliknya. Nilai deklinasi dari hari ke hari dalam satu tahun selalu
berubah tapi dalam satu tahun sama. Deklinasi positif terletak di
belahan utara langit dan deklinasi negative terletak di belahan selatan
langit.
Deklinasi adalah jarak benda langit itu ke equator yang diukur
dengan hitungan derajat, menit dan detik. Dengan perkataan lain
deklinasi adalah sepotong busur lingkaran deklinasi atau lingkaran
waktu yang diukur dari perpotongan equator langit pada lingkaran
deklinasi sampai ke benda langit itu.
3. Azimut
Untuk menentukan letak matahari pada suatu saat, biasanya
dipergunakan tata koordinat horizon. Dengan mempergunakan acuan
horizon, maka letak dan besar sudut matahari dapat diketahui. Azimuth
matahari ialah busur pada horizon yang diukur dari titik Utara kearah
Timur sampai pada titik perpotongan antara lingkaran horizon dan
lingkaran vertical yang dilalui matahari itu. Dengan kata lain azimuth
ialah jarak dari titik utara ke lingkarang vertical yang melalui matahari
tersebut, diukur sepanjang lingkaran horizon menurut perputaran arah
jarum jam.
4. Horizon
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya
berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak
dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak
bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat
horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:
a. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut
umumnya diukur dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi
bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang adalak
220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah
timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan
tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.
b. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang
diukur dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju
ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas
(menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke bawah.
c. Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak
bintang, lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil
yang dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran
PQRS).
Ada tiga jenis horizon yaitu horizon hakiki langit, horizon semu
dan horizon sejati. Horizon hakiki langit adalah batas akhir dengan
pandangan mata telanjang yang seolah-olah menjadi batas pertemuan
antara kaki langit dengan ujung daratan bumi. Horizon semu adalah bidang
yang rata menyinggung bumi yang dapat ditarik dari tempat pengamat
berdiri antara kaki langit dengan tanah bidang ia tegak lurus pada garis
vertical . horizon sejati adalah bidang yang melalui titik pusat bumi yang
tegak lurus kepada garis vertical.
5. Meridian
Kalau gambar dipertemukan dengan titik Nadir , maka lingkaran
meridian adalah lingkaran vertical yang melalui kutub langit, kutub Utara
dan kutub Selatan, memebentuk poros bumi yang menghubungkan kedua
kutub itu. Aapalagi matahari berkulminasi, tinggi matahari disebut tinggi
kulminasi tandanya hm. jarak zenith pusat matahari pada saat berkulminasi
tandanya zm. jadi meridian adalakt lingkaran vertical yang melalui kutub
langit, kutub utara, kutub selatan, titik utara dan titik selatan. Meridian
suatu tempat hanya satu, akan tetapi karena zenith, nadir tiap tempat
berlainan maka meridiannya pun berbeda-beda.

ARAH KIBLAT
a. Pengertian
Arah kiblat ialah arah yang menuju ke Ka’bah di Mekkah apabila
seorang Muslim wajib menghadapkan mukanya tatkala ia mendirikan
shalat atau dibaringkan jenazahnya di liang lahat, dan hukumnya adalah
wajib, hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 144
dan 149, dan beberapa hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

Kata kiblat berasal dari bahasa Arab ‫ القبلة‬asal katanya ialah ‫مقبلة‬
sinonimnya adalah ‫ وجهة‬yang berasal dari kata ‫ مواجهة‬artinya adalah
keadaan arah yang dihadapi. Kemudian pengertiannya dikhususkan pada
suatu arah, dimana semua orang yang akan mendirikan shalat menghadap
kepadanya.[1]

b. Dasar Hukum Arah Kiblat


1. Dasar Hukum Dari Al-Qur’an
Firman Allah SWT dalam QS. al Baqarah [2] : 144
                
ُ ‫ط َر ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام َو َحي‬
‫ا ُك ْنتُ ْم فَ َولُّوا‬nn‫ْث َم‬ ْ ‫ك َش‬ َ َ‫ضاهَا فَ َو ِّل َوجْ ه‬ َ ْ‫ك قِ ْبلَةً تَر‬ َ َّ‫ك فِي ال َّس َما ِء فَلَنُ َولِّيَن‬
َ ‫ب َوجْ ِه‬َ ُّ‫قَ ْد نَ َر ٰى تَقَل‬
َ‫ق ِم ْن َربِّ ِه ْم َو َما هَّللا ُ بِغَافِ ٍل َع َّما يَ ْع َملُون‬ُّ ‫َاب لَيَ ْعلَ ُمونَ أَنَّهُ ْال َح‬ ُ
َ ‫ط َرهُ َوإِ َّن الَّ ِذينَ أوتُوا ْال ِكت‬ ْ ‫ُوجُوهَ ُك ْم َش‬

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka


sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah
mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang
diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke
Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang mereka kerjakan.”(al Baqarah [2] : 144)

Firman Allah dalam QS Al-Baqarah : 150


        
        
       
      

Artinya: “Dan dari mana saja kamu keluar (datang) maka palingkanlah wajahmu
kearah masjidil haram, dan dimana saja kamu semua berada maka palingkanlah
wajahmu kearahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali
orang-orang yang dhalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada
mereka, dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atas
kamu, dan supaya kamu dapat petunjuk”. (QS. AL-Baqarah :150)
2. Dasar hukum dari hadits
Hadits riwayat Imam Bukhari (hadits no. 385 dalam Shahih Bukhari)

ٍ ِ‫ َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ أَبِي َكث‬n‫ال َح‬n


‫ ِد‬nْ‫ير ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن َعب‬n َ َ‫ ِد هَّللا ِ ق‬n‫ا ُم بْنُ أَبِي َع ْب‬n‫ َّدثَنَا ِه َش‬n‫ال َح‬n َ َ‫ َرا ِهي َم ق‬n‫لِ ُم بْنُ إِ ْب‬n‫ َّدثَنَا ُم ْس‬n‫َح‬
ْ َ‫ َو َّجه‬nَ‫ْث ت‬
‫إ ِ َذا‬nَ‫ت ف‬ َ ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي‬
ُ ‫صلِّي َعلَى َرا ِحلَتِ ِه َحي‬ َ ِ ‫ال َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫الرَّحْ َم ِن ع َْن َجابِ ِر ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ق‬
َ‫ضةَ نَ َز َل فَا ْستَ ْقبَ َل ْالقِ ْبلَة‬
َ ‫أَ َرا َد ْالفَ ِري‬

Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah


menceritakan kepada kami Hisyam bin Abu 'abdullah berkata, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Katsir dari Muhammad bin
'Abdurrahman dari Jabir bin 'Abdullah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam shalat diatas tunggangannya menghadap kemana arah tunggangannya
menghadap. Jika Beliau hendak melaksanakan shalat yang fardlu, maka beliau
turun lalu shalat menghadap kiblat."(HR. Bukhari)

)‫استقبل القبلة وكبر (رواه البخاري‬


Artinya: “Menghadaplah ke kiblat lalu takbirlah”(HR. Bukhari)

c. TEORI-TEORI PENENTUAN ARAH KIBLAT


Penentuan arah kiblat melalui dua system, yaitu teori sudut dan teori bayangan
a.       Teori Sudut arah kiblat
Yang dimaksud dengan teori sudut adalah penentuan arah kiblat dengan
memanfaatkan Utara geografis. Atau dengan kata lain, menentukan arah dari
tempat tinggal seseorang ke kota Mekkah (Ka’bah) dipermukaan bumi sama
dengan menentukan azimuth (sudut) kota Makkah karena diukur sepanjang
horizon. Di sini harus diperhitungkan Utara-Selatan meridiam setempat.
Sudut arah yang akan diukur arah kiblatnya dapat dihitung dengan
menggunakan  segitiga bola. Data yang dinutuhkan adalah harga lintang bujur
geografis setempat maupun Makkah. Kita menggunakan teori sudut dari segi tiga
bola karena bumi ini mempunyai bentuk menyerupai bola.

Anda mungkin juga menyukai