KEPERAWATAN MATERNITAS
as
DISUSUN OLEH :
IMROTUL SHOLIHAH
NIM (1810017)
DISUSUN OLEH :
NIM : 1810017
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktek program studi program diploma iii
departemen keparawatan maternitas yang di laksanakan pada tanggal 20 juli 2020 yang telah
disetujui dan di sahkan pada :
Tanggal :
Hari :
Mengetahui,
Menurut laporan World Health Organization (WHO) yang dikutip dalam Priharyanti
Wulandari dan Prasita Dwi Nur Hiba, Untuk AKI di negara-negara Asia Tenggara
diantaranya Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000
kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran
hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, pelayanan persalinan normal atau pasca
partum di fasilitas kesehatan tahun 2018 di Indonesia 79.3 % dan pada tahun 2018
pelayanan KF lengkap pada perempuan 10-54 di Kalimantan Timur sekitar 38.0 % lebih
meningkat dari pada tahun 2013 (Riskesdas, 2018).
Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2015, tiga faktor kematian Ibu melahirkan
adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11%. Menurut Kementerian
Kesehatan RI, sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian
lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian
ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab adalah
kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012).
Menurut laporan World Health Organization (WHO) yang dikutip dalam Priharyanti
Wulandari dan Prasita Dwi Nur Hiba, Untuk AKI di negara-negara Asia Tenggara
diantaranya Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000
kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran
hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, pelayanan persalinan normal atau pasca
partum di fasilitas kesehatan tahun 2018 di Indonesia 79.3 % dan pada tahun 2018
pelayanan KF lengkap pada perempuan 10-54 di Kalimantan Timur sekitar 38.0 % lebih
meningkat dari pada tahun 2013 (Riskesdas, 2018).
Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2015, tiga faktor kematian Ibu melahirkan
adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11%. Menurut Kementerian
Kesehatan RI, sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan
sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative, sebuah program yang
memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan
sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan program
Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh Presiden Republik Indonesia. Pada tahun 2012
Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival
(EMAS) dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan neonatal sebesar 25%. Upaya
percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu
mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu
hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan
kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan
jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan
keluarga berencana.
Angka Kematian Ibu (AKI) termasuk indikator terpenting dari derajat kesehatan
masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganan (tidak termasuk kecelakaan
atau kasus insidental) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Ibu (AKI) berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 sebesar 177.
Untuk kematian ibu di Kalimantan Timur mengalami penurunan dari tahun 2013 sejumlah
113 kematian, turun pada 2014 menjadi 104 kasus kematian, tahun 2015 menjadi 100
kasus
kematian, dan lebih turun lagi pada tahun 2016 menjadi 95 kasus kematian Ibu. (Dinas
Kesehatan Kalimantan Timur, 2016)
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas yaitu kunjungan masa nifas paling sedikit
4 kali, kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi baru
lahir (Saleha, 2009). Masa nifas merupakan proses fisiologis, sehingga bagaimana upaya
yang dilakukan supaya kondisi fisiologis tidak jatuh ke patologis adalah memberikan asuhan
keperawatan pada ibu nifas (Nurniati dkk, 2014).
Berbagai perubahan anatomi dan fisiologis yang nyata terjadi selama masa pasca
partum ini seiring dengan proses yang terjadi selama masa kehamilan dikembalikan.
Pengetahuan tentang proses reproduksi dalam kehamilan dan persalinan merupakan suatu
dasar untuk memahami adaptasi organ generatif dan berbagai sistem tubuh manusia
setelah pelahiran. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
Istilah puerperium (puer, seorang anak, dtitambah kata parere, kembali ke semula) merujuk
pada masa enam minggu antara terminasi persalinan dan kembalinya organ reproduksi ke
kondisi sebelum hamil. Purperium meliputi perubahan progresif payudara untuk laktasi,
serviks yang mengeluarkan cairan lokia yang normal terjadi dalam tiga tahap yaitu lokia
rubra berwarna merah terang, lokia serosa berwarna merah muda, lokia sanguilenta
berwarna kecoklatan, lokia alba berwarna coklat keputih-putihan dan lokia yang patologis
yaitu lokia purulenta yang berbau busuk disertai nanah. Perubahan yang disebabkan
involusi adalah proses fisiologis normal. Meskipun begitu, involusi yang mencolok cepat
biasanya menandakan adanya penyakit. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014)
Asuhan keperawatan pasca partum atau masa nifas untuk membantu ibu baru dan
keluarganya berhasil beradaptasi pada masa transisi setelah kelahiran anak dan tuntutan
menjadi orangtua. Penekanan asuhan keperawatan pada masa ini adalah pada pengkajian
dan modifikasi faktor faktor yang mempengaruhi pemulihan ibu dari masa nifas untuk
mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post partum, banyak perawat
menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu termasuk Breast (payudara), Uterus (rahim), Bowel
(fungsi usus), Bladder (kandung kemih), Lochia (lokia), Episiotomy (episiotomi/perinium),
Lower Extremity (ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi). Kemampuannya untuk
mengemban peran perawatan bayi baru lahir, dan transisi peran dan kemampuan
fungsional ibu serta keluarganya
b. Umur
d. Agama
3. Pernapasan pada nifas normal 16 –Nadi pada nifas normal 80 – 100 x/menit 20
x/menit, suhu normalnya 360 C
4. BB dan PB : untuk mengetahui BB bayi normal atau tidak Normalnya > 2500 gr,
BBLR < 2500 gr, makrosomi > 4000 gr.
5. Cacat bawaan : bayi normal atau tidak
6. Air ketuban: Air ketubannya normal atau tidak. Normalnya putih keruh. Banyaknya
normal atau tidak. Normalnya 500-1000 cc.
4) Uji Diagnostik
a) Darah: pemeriksaan Hb. HB ibu nifas normal: Hb normal 11 gram %
b) Golongan darah
Pemeriksaan golongan darah penting untuk transfusi darah apabila terjadi komplikasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia ( status kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah (carpenito, 2000)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien postpartum menurut Marilyn
doengoes, 2001 yaitu :
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Resiko infeksi berhubungan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
3. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan
Kriteria Hasil :
- Nyeri berkurang atau hilang.
- Ekspresi wajah rileks.
- Pasien mampu melakukan tindakan dan mengungkapkan intervensi untuk mengatasi
nyeri dengan cepat.
- Tanda-tanda vital normal (tekanan darah 120/ 80 mm Hg. Nadi 80-88 x/ menit)
Intervensi Rasional
Tentukan lokasi dan sifat nyeri. mengidentifikasikan kebutuhan-
kebutuhan khusus dan intervensi yang
tepat
Inspeksi perbaikan perineum dan dapat menunjukkan trauma berlebihan
episiotomi pada jaringan perineal dan atau
terjadinya komplikasi yang memerlukan
evaluasi atau intervensi lebih lanjut.
Anjurkan klien untuk duduk dengan penggunaan pengencangan gluteal saat
mengkontraksikan otot gluteal. duduk menurunkan strees dan tekanan
langsung pada perineum.
Berikan informasi tentangberbagai membantu menurunkan/ memberikan
startegiuntuk menurunkan nyeri, rasa nyaman.
misalnya teknik relaksasi dan distraksi
Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan kenyamanan sehinggan
pemberian analgetik klien dapat memfokuskan pada
perawatan sendiri dan bayinya.
Palpasi untuk diastasis rektil cairan yang cukup mencegah terjadinya konstipasi
Kaji feses untuk warna, konsistensi, feses yang berbentuk dan keras mengindikasikan
jumlah dan frekuensi. asupan cairan atau serat tidak adekuat.
Berikan penkes tentang diit diit tinggi serat memperlancar system pencernaan
makanan tinggi serat
Kolaborasi pemberian obat Sebagai obat pencahar untuk mempermudah BAB
pencahar atau supositoria
BAB VI
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Nifas Ny. M
PENGKAJIAN
Tanggal : 20-07-2020
Jam : 09.30
Tempat : RSUD Kepanjen
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Nama : Ny.M Nama Suami : Tn.Y
Umur : 23 Umur : 28
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Penghasilan : - Penghasilan :Rp.
1.000.000,00
Alamat : depok Alamat : depok
No Reg : 9043XXX
Diagnosa Medis : Post Partum
Tgl. MRS : 28-07-15
2. KELUHAN UTAMA
keluhan utama saat ini: px mengatakan nyeri pada luka jalan lahir
3. RIWAYAT KESEHATAN
Penyakit yang lalu :px mengatakan sebelumnya mengeluh kencang –kencang sejak 3 jam
sebelum masuk masukrmah sakitpada tanggal 28- 07 -2015 jam00.25 WIB. Sebelumnya
pasien datang kebidan namun di rujuk ke RSUD Kepanjen untuk mendapatkan
penanganan yang memadai
Px mengalami menarche pada usia 15 tahun, lama menstruasi 8 hari dengan siklus 28
hari. Darah yang keluar biasanya cukup sedang , encer, berwarna merah, dengan bau
amis. Hari pertama menstruasi terakhir (HTHT) 27-10-2014 dengan hari perkiraan lahir
(HPL) 04-07-2015.
5. RIWAYAT OBSTETRI
Px G1P1Ab0 , anak pertama laki-laki dengan BBL 2900 gram, lahir spontan, di RSUD
Kab. Malang.
b. Bouding Attachment
Bouding (+)
Ditandai dengan ibu merasa senang dan bahagia saat bertemu bayinya.
Attachment (+)
Ditandai dengan bayi diam dan tertidur saat didekatkan denag ibunya
10. RIWAYAT KB
Usia : 22 tahun
berapa kali : 1 kali menikah
Jarak perkawinan & kehamilan pertama : 1 th
Px berasal dari suku jawa dan beragama islam sehingga kebudayaan yang umum di
masyarakat masih dilakukan seperti tujuh bulanan dan slametan lainnya. Px sangat
bersyukur bayinya dapat lahir selamat mengingat usia kehamilan yang mundur
12. POLA AKTIVITAS
No Komponen Hasil
1. Pola persepsi kesehatan Px mengatakan bayi ini merupakan anak
pemeliharaan kesehatan kedua, anak pertamanya dulu juga di lahirkan
di RSUD, jadi ibu merasa yakin atas
kemampuannya untuk merawat bayinya ini.
Selama ini px rajin memeriksakan diri ke
dokter kandungan, jika merasa tidak enak
badan juga langsung ke puskesmas atau ke
dokter praktek
2. Pola nutrisi-metabolisme Px makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas
perhari, selama hamil muda merasa mual
muntah tapi semakin bertambah usia
kehamilan gejala semakin hilang. Sekarang
px sudah mulai makan-makanan kecil yang
dibawa oleh suaminya.
3. Pola aktivitas-latihan Selama hamil ibu sering jalan-jalan
bersama suami dan aktivitas sehari-hari
dapat dilakukan mandiri, sekarang px
merasa lelah dan ingin tidur, juga tampak
berhati-hati ketika bergerak di tempat
tidur.
Px tidak mampu masuk dan keluar dari
kamar mandi sehingga aktifitas
kebersihan diri dibantu oleh keluarga
4. Pola eliminasi Biasanya px BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak dan BAK 6-8 kali sehari
selama hamil. Setelah melahirkan BAB
belum, sedangkan BAK 1 kali tadi pagi.
5. Pola istirahat - tidur Selama hamil pola istirahat / tidur tidak ada
gangguan, tidur siang selama 2 jam dan
malam tidur jam 21.00 WIB dan bangun pagi
jam 04.30 WIB. Semalam px tidak dapat tidur
karena dalam proses persalinan, baru
setelah bayi lahir dan ibu dimandikan
kemudian dapat tidur sebentar.
6. Pola persepsi kognitif Px mengatakan merasa sakit pada daerah
kemaluan. Px juga mengatakan bahwa
kehamilan yang sekarang ini tidak
disengaja karena gagalnya IUD, tetapi ibu
dan suaminya merasa senang juga
dengan kehadiran anak yang kedua ini
7. Pola persepsi terhadap diri Px sangat kooperatif terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan dan
meyakini bahwa semua tindakan itu
adalah untuk mempercepat menolong
diri dan bayinya
8. Pola hubungan peran Orang terdekat adalah suaminya dan ibunya
yang selalu mendampingi. Ibu mengatakan
selama ini hubungan antar anggota keluarga
dan masyarakat sekitar baik-baik saja.
9 Pola seksualitas-reproduksi Selama hamil sudah ada kesepakatan
dengan suami untuk menguirangi
frekuensi hubungan seksual. Tidak ada
gangguan dalam melakukan aktivitas
tersebut, juga tidak terjadi kontak
bleeding
10. Pola stress-koping Px berpenampilan rapi, berbicara pelan-
pelan dan selalu minta pertimbangan suami
atau ibunya jika ada masalah atau harus
mengambil keputusan.
11. Pola kepercayaan nilai-nilai Px berasal dari suku jawa dan beragama
islam sehingga kebudayaan yang umum
di masyarakat masih dilakukan seperti
tujuh bulanan dan slametan lainnya. Px
sangat bersyukur bayinya dapat lahir
selamat mengingat usia kehamilan yang
mundur.
B. DATA OBJEKTIF
1. KEADAAN UMUM
a. kesadaran : compos mentis , GCS : 456
b. Tanda-Tanda Vital :
TD : 115/86 mmHg
N : 88 x / Menit
RR : 20 x / menit
S : 36,5oc
BB : sebelum hamil 53kg, saat hamil 63kg
TB : 157cm
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Bentuk simetris, wajah bersih simetris tidak ada lesi, tampak meringis,
penyebaran rambut merata.
b. Mata
Konjungtiva merah,pengelihatan baik
c. Hidung
Tidak keluar cairan, penciuman baik
d. Hidung
Tidak keluar cairan, penciuman baik
e. Telinga
Simetris, bersih, tidak keluar cairan, pendengaran baik
f. Mulut
Keadaan bersih, tidak terdapat sariawan, lidah bersih, pengecapan baik.
g. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
h. Dada
I : Simetris
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Resonan
A : vasikule
i. Jantung
I : Nadi optical berdenyut
P : Nadi optical teraba
P :
A : Tidak ada nyeri tekan
j. Payudara
Puting menonjol, aerola mamae meluas, tidak ada varies, ASI belum keluar.
k. Perut
I : simetris , terdapat striac
A : Bising usus (+)
P : Tympani
P : tidak ada nyeri Tekan
l. Kulit
Turgor kulit baik, warna sawp matang
m. Ekstemitas
1) Atas : terpasang infus ditangan kiri, pergerakan terbatas.
2) Bawah : pergerakan terbatas, klien terlihat berhati-hati saat bergerak
n. Genetalia
Tidak terpasang kateter, bersih, terdapat luka jahitan pada perinium
o. Anus
Tidak terdapat hemoroid, tidak terdapat iritasi
1. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tanggal 28 juni 2015
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Metode
Rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin 14.4 13.5 – 17.5 9 / dl Spectiophotometry
Lekosit 13.3 4 – 10 ribu E. Impedance
Eritrosit 4.73 4.5 – 6.8 juta E. Impedance
Hematrokit 43.1 40 – 50 % Integration Volume
Monosit 0.4 0.2-1.0
Granulasit 11.5 2-4
Trombosit 22,1 150 – 400 ribu E. Impedance
Limfosit % 10.5 25-40
Monosit % 2.8 2-8
Granulasit % 86.6 50-80
SGOT 18 >29
SGPT 9 >25
Ureum 15-47
kreatinin 0.50 <1
Hbs.Ag Non
Reactive
b. Terapi
Tanggal 28 juni 2015
Ciprotiaxin 2 x 1 (500mg)
Infus RL 20 Tpm
c. Pengkajian Nyeri
DS : Klien mengatakan nyeri pada jalan lahir
P : luka jalan lahir
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : pada perinium
S : skala nyeri 5
T : Timbul Terus menerus
DO : Pasien mengeluh nyeri
Wajah tampak meringis
ANALISA DATA
Hari/ Tanggal/ Data Fokus Etiologi Masalah
Jam keperawatan
Minggu, 18 juni DS : Klien mengatakan Post partum Nyeri Akut
2015 nyeri pada jalan lahir
P : luka jalan lahir Perubahan
Q: seperti ditusuk-tusuk fisiologi
R: pada perinium
S: skala nyeri 5 Proses involusi
T: Timbul Terus menerus
DO: Peningkatan
Pasien mengeluh nyeri kadar oeytosin
Wajah tampak meringis peningkatan
dan menahan kesakitan kontraksi uterus
TTV : 115/86 mmHg
RR: 20X / Menit Nyeri Akut
Suhu : 36.5oC
Nadi : 88x / menit
Minggu, 18 juni DS : Klien mengatakan Nyeri akut Konstipasi
2015 tiga hari tidak BAB
kebiasan BAB dua kali Takut mengejan
sehari
DO : Konstipasi
-inpeksi :pembesaran
abdomen.
-palpasi : perut terasa
keras, ada impaksi feses
-perkusi : redup
-Auskultasi : bising usus
tidak terdengar
TTV : 115/86 mmHg
RR: 20X / Menit
Suhu : 36.5oC
Nadi : 88x / menit
Minggu, 18 juni DS : Kien mengatakan Post partum Resiko tinggi
2015 nyeri pada luka perinium infeksi
DO : Perubahan
Perubahan fisiologi dan fisiologi
genetelia tampak kotor
TTV : 115/86 mmHg Vagina dan
RR: 20X / Menit perineum
Suhu : 36.5oC
Nadi : 88x / menit Ruptur jaringan
Personal hygiene
kurang baik
Geneterlia kotor
Resiko infeksi
1. INTERVENSI
3. IMPLEMENTASI
21-07- 2. konstipasi
20 1. monitor perstaltik usus secara terarur
09.30 2. Anjurkan waktu yang konsisten untuk buang air
besar
3. berikan privasi,kenyamanan dan posisi yang
meningkatkan proses defekasi
4. anjurkan menkonsumsi makanan terlalu, sesuai
program atau hasil konsultasi
5. anjurkan asupan yang adekuat sesuai kebutuhan
6. kolaborasi penggunaan supositoria, jika perlu
4. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
BAB VI
DISCHARGE PLANNING
Discharge planning No reg :
Nama :
Jk :
Tanggal MRS Tanggal KRS :
Bagian Bagian :
Dipulangkan dari RS dengan keadaan Pulang paksa
Sembuh Lari
Meneruskan dengan obat meninggal
jalan
Pidah ke RS lain
A. Kontrol
a. Waktu: -
b. Tempat: -
C. Aturan diet/nutrisi:
Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan, sayur
dan biji-bijian yang dapat membantu penyembuhan luka setelah melairkan dan
melancarkan ASI
Lain – lain :
Hal yang harus dibawah pulang (hasil lab, foto,EKG, obat, lainnya)
Malang
(_____________)
(__________)
Laporan no. 2
Disusun Oleh:
A. Latar belakang
Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit tentang efek samping KB 3 bulan diharapkan
ibu-ibu mengetahuinya
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, Ibu diharapkan mampu:
a Mengetahui pengertian KB 3 bulan
b Mengetahui kelebihan KB 3 bulan
c Mengetahui efek samping KB 3bulan
d Mengetahui manfaat KB 3 bulan
C. Media
Video
D. Metode Penyuluhan
Ceramah
E. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyuluh : Fasilitator
: Moderator : Observer
: Peserta
A. Pengorganisasian
1. MODERATOR : (Nama)
Tugas :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri (Institusi)
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
2. PENYULUH :
Tugas :
a. Menggali pengetahuan peserta tentang kb suntik 3 bulan
b. Menjelaskan materi mengenai kb suntik 3 bulan
c. Menjawab pertanyaan peserta
3. FASILITATOR :
Tugas :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c. Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d. Memotivasi masyarakat untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f. Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
4. OBSERVASI :
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan
berlangsung
c. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
2. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
Peserta
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
(5 menit) yang disampaikan oleh Memperhatikan
Penyuluh 2. Menjawab pertanyaan
2. Mengevaluasi peserta yang diberikan
atas penjelasan yang 3. Menjawab salam
disampaikan dan
penyuluh menanyakan
4. Evaluasi lisan
a) Jelaskan pengertian kb suntik 3 bulan
5. Materi
Suntik KB 3 bulan adalah metode kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon
progestin, namun tidak mengandung estrogen. Kontrasepsi ini bekerja dengan mencegah
pengeluaran sel telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan sel telur oleh sperma. Satu suntikan
diberikan setiap tiga bulan dan suntikan tersebut sangat efektif apabila rutin diberikan secara tepat
waktu.
Dalam beberapa bulan pemakaian sering terjadi Amenore (tidak haid) pada pengguna suntik KB 3
bulan. Namun jangan khawatir karena hal ini tidak mempengaruhi kesuburan secara permanen dan
jarang merupakan tanda kehamilan. Kebanyakan ibu khawatir, apakah darah akan menumpuk di
tubuh apabila tidak haid? Tentu saja tidak. Haid disebabkan oleh peluruhan dinding rahim apabila sel
telur yang dilepaskan tidak dibuahi. Apabila sel telur tidak dilepaskan, maka haid tidak terjadi.
Bermanfaat bagi wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil kontrasepsi setiap hari.
Tidak perlu berhitung lebih dulu saat berhubungan seksual. Bergantung jenisnya, suntikan
dapat bertahan hingga 8–13 minggu.
Jika ingin berhenti, tidak perlu repot harus ke dokter. Cukup hentikan saja pemakaiannya.
Ada beberapa manfaat dari menggunakan KB suntik ini yang bisa menjadi pertimbangan Anda.
1. Efektif
Menurut Planned Parenthood, KB suntik 3 bulan adalah metode kontrasepsi yang tergolong efektif
mencegah kehamilan. Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, KB suntik ini hanya akan
efektif selama 3 bulan, dan Anda harus mendapatkan suntikan berikutnya tepat waktu.
KB suntik ini tentu tergolong cepat dan mudah. Pasalnya, Anda hanya perlu mengingat untuk
menggunakannya sebanyak empat kali dalam setahun. Di samping itu, jika Anda menggunakan KB
suntik ini, Anda tidak perlu repot minum pil KB setiap hari, atau memakainya saat berhubungan seks.
Bahkan, jika dokter mengizinkan, Anda bisa melakukan suntik KB ini secara mandiri di rumah. Tentu
sangat mudah, bukan?
Berbeda dengan metode sterilisasi, suntik KB tidak bersifat permanen. Maka itu, penggunaannya
yang hanya sementara ini tidak membuat Anda tidak bisa memiliki anak untuk selamanya. Anda pun
bisa mengatur kapan waktu yang tepat bagi Anda untuk punya anak.
Artinya, jika setelah sekian lama menggunakan KB suntik lalu tiba-tiba berubah pikiran, Anda bisa
berhenti menggunakannya dan memulai program hamil bersama pasangan.
KB suntik yang berlaku hingga 3 bulan juga bisa membantu mengurangi rasa nyeri karena
menstruasi. Bukan hanya itu, penggunaan KB ini juga bisa membantu perdarahan menjadi lebih
ringan. Bahkan pada beberapa wanita, menstruasi akan berhenti selama menggunakan metode
kontrasepsi yang efektif ini.
Namun, bukan berarti Anda tidak akan menstruasi selamanya. Jika Anda berhenti menggunakan KB
suntik, menstruasi Anda akan berlangsung kembali seperti semula.
DAFTAR PUSTAKA