Anda di halaman 1dari 2

A.

Kerusakan Hutan Berdasarkan Waktu dan Fungsi Hutan

- Berdasarkan Waktu

Selain memberikan kerugian sedemikian besar, kegiatan kejahatan kehutanan juga menjadi
sumber utama pengrusakan hutan secara massif di Indonesia dan tentu saja dampak ekologis
yang ditimbulkan berkurangnya kualitas dan kuantitas ekosistem dan biodiversity yang
diantaranya ditandai oleh kepunahan satwa khas dari pengundulan hutan yang terjadi. Sejak
2005, pemerintah telah mengambil sikap untuk melakukan percepatan pemberantasan
penebangan kayu secara illegal dikawasan hutan dan peredarannya diseluruh wilayah Republik
Indonesia dengan mengeluarkan INPRES 4/2005 tentang Pemberantasan Penebangan Kayu
secara illegal dikawasan Hutan dan Peredarannya di Seluruh Wilayah Republik Indonesia
dengan melibatkan 18 instansi melakukan pemberantasan penebangan kayu secara illegal.

Berikut adalah kerusakan kerusakan Hutan Ynag terjadi di Indonesia berdasarkan waktu:

1. Pada Tahun 1982/1983 terjadi kemarau panjang yang menjadi pemicu kebakaran besar di
Kalimantan Timur yang menghancurkan 3,2 juta hektar dengan kerugian mencapailebih
dari 6 trilyun rupiah (FWI, 2001).

2. Pada Tahun 1987, data yang dikeluarkan pemerintah, mencatat 66.000 Ha terbakar,namun
pada kenyataannya kemungkinan luas hutan dan lahan yang terbakar sepuluhkali lebih luas
dari data resmi terbut. Kebakaran terjadi menyebar mulai dari Sumatera bagian barat,
Kalimantan sampai Timor sebelah timur. (Bowen et al. 2001)

3. Pada Tahun 1991. Kebakaran besar kembali terjadi pada tahun 1991 pada lokasi-lokasi
yang hamper sama dengan kebakaran pada tahun 1987. Data resmi yang dirilis
menyebutkan terbakarnya 500.000 Ha dengan laporan terjadinya asap pada skala lokal
(Bowen etal.2001).

4. Pada Tahun 1994/1995. terjadi kemarau panjang yang melanda Indonesia, tercatat terjadi
kebakaran besar di Pulau Sumatera dan Kalimantan. BAPPENAS mencatat terjadinya
kebakaran hutan dengan luasan 500.000 Ha pada tahun 1991 dan lebih dari 5 juta

5. Pada tahun 2000 hingga 2012 tercatat bahwa terdapat 6 juta hektar hutan di Indonesia
terdeforestrasi dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan catatan
Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan
Indonesia menyusut tiap tahunnya. Data Kementerian Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130
juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis di tebang.

6. Pada Tahun 2001-2008. 46% hutan rawa gambut di Riau dimana saat sekarang yang tersisa
hanya 40% dan 60% diantaranya telah berubah fungsi menjadi kawasan non hutan dan 77%
deteksi titik api 2008 berada di kawasan-kawasan gambut. Banjir dan kebakaran hutan yang
terjadi di Riau, ditenggarai dampak dari penggundulan hutan yang terjadi.

7. Pada Tahun 2017-2018. hasil pemantauan hutan Indonesia Tahun 2018 menunjukkan
bahwa deforestasi netto tahun 2017-2018 baik di dalam dan di luar kawasan hutan
Indonesia adalah sebesar *439,4 ribu ha*, yang berasal dari angka deforestasi bruto sebesar
*493,3 ribu ha* dengan dikurangi reforestasi (hasil pemantauan citra satelit) sebesar *53,9
ribu ha*.

8. Pada Tahun 2018. Pembalakan Liar dan Pertambangan Ilegal di Kalimantan Timur 2018.
Berdasarkan Kalimantan Timur dalam Angka 2018 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik
(BPS), terdapat 46 kasus kejahatan yang terkait dengan pembalakan liar (illegal logging)
dan pertambangan ilegal yang dilaporkan ke Polres setempat. Secara rinci, pembalakan liar
mencapai 33 kasus dan pertambangan ilegal sebanyak 13 kasus.Di Kutai Kartanegara,
terdapat 6 kasus kejahatan terkait pertambangan ilegal. Ini merupakan angka tertinggi di
seluruh kabupaten/kota Kalimantan Timur. Sementara di Penajam Paser Utara terdapat 1
kasus pembalakan liar dan 3 kasus pertambangan ilegal.

9. Pada tahun 2018-2019, berdasarkan hasil pemantauan dapat dilihat bahwa secara netto
deforestasi Indonesia tahun 2018-2019 terjadi kenaikan sebesar *5,2%*.

- Kerusakan Hutan Berdasarkan Fungsi

Anda mungkin juga menyukai