Disusun Oleh :
Fitri Nur
Arifaini Heni
Herlina
Rizki Dedy Pratama
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Pengkajian Bio, Psiko, Sosiol, dan Kultural pada Pasien HIV/AIDS”.
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam makalah
ini,maka dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengharap kritik dan
saran yang membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan makalah
ini.
Banyak pihak yang telah turut memberikan motivasi dan bantuan serta
bimbingan yang penulis terima selama proses penulisan makalah ini.. Semoga
Tuhan yang Maha Esa memberikan kekuatan dan melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya atas segala yang telah kita lakukan. Akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya maupun
pembaca pada umumnya,amiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengkajian biologi, psikologis, sosial, spiritual, dan kultural...............3
B. Pemeriksaan fisik,diagnostik,tanda gejala pada pasien HIV/AIDS.......8
A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficuency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan
ditandai dengan imuno spresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik,
neoplasma sekunder, dan manifestasi neurologis (Vinay Kumar,2007). Pengidap
AIDS umumnya berada dalam situasi yang membuat mereka merasakan
menjelang kematian dalam waktu dekat. Situasi tersebut mereka antisipasi secara
khusus. Ketika individu dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian besar menunjukkan
perubahan karakter psikososial (hidup dalam stress, depresi, merasa kurangnya
motivasi ekstrinsik (dukungan orang tua, teman dan sebagainya) maupun motivasi
1
intrinsic (dari individu sendiri). Dukungan social mempengaruhi kesehatan dan
melindungi seseorang terhadap efek negative stress berat (Nursalam, 2007).
Perawat merupakan faktor yang mempunyai peran penting pada pengelolaan stres
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian berdasarkan biologi, psikologis, sosial, spiritual,
dan kultural?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik dan diagnostik, tanda dan gejala pada pasien
HIV/AIDS?
3. Apa penatalaksanaan pada pasien HIV/AIDS?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengkajian berdasarkan biologi, psikologis, sosial, spiritual,
dan kultural.
2. Mengetahui pemeriksaan fisik dan diagnostik, tanda dan gejala pada pasien
HIV/AIDS.
3. Mengetahui penatalaksanaan pada pasien HIV/AIDS.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Biologis
a. Respons Biologis (Imunitas)
Secara imunologis, sel T yang terdiri dari limfosit T-helper ,
disebut limfosit CD4+ akan mengalami perubahan baik secara
kuantitas maupun kualitas. HIV menyerang CD4+ baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, sampul HIV yang
mempunyai efek toksik akan menghambat fungsi sel T (toxic
HIV) . Secara tidak langsung, lapisan luar protein HIV yang disebut
sampul
membentuk kopi DNA kedua dari DNA pertama yang tersusun sebagai
cetakan (Stewart, 1997; Baratawidjaja, 2000).
Kode genetik DNA berupa untai ganda setelah terbentuk, maka
akan masuk ke inti sel. Kemudian oleh enzim integrase, DNA copi dari
virus disisipkan dalam DNA pasien. HIV provirus yang berada pada
limfosit CD4+, kemudian bereplikasi yang menyebabkan sel limfosit
CD4 mengalami sitolisis (Stewart, 1997). Virus HIV yang telah
berhasil masuk dalam tubuh pasien, juga menginfeksi berbagai macam
sel, terutama monosit, makrofag, sel-sel mikroglia di otak, sel – sel
hobfour plasenta, sel-sel dendrit pada kelenjar limfe, sel- sel epitel
pada usus, dan sel langerhans di kulit. Efek dari infeksi pada sel
mikroglia di otak adalah encepalopati dan pada sel epitel usus adalah
diare yang kronis (Stewart, 1997). Gejala-gejala klinis yang
2. Psikologis
cacat. Pasien mampu bergantung pada orang lain jika perlu dan
tidak membutuhkan dorongan melebihi daya tahannya atau terlalu
memaksakan keterbatasan atau ketidakadekuatan (Hudak & Gallo,
1996). Proses ingatan jangka panjang yang terjadi pada keadaan stres
yang kronis akan menimbulkan perubahan adaptasi dari jaringan atau
sel. Adaptasi dari jaringan atau sel imun yang memiliki hormon
kortisol dapat terbentuk bila dalam waktu lain menderita stres, dalam
teori adaptasi dari Roy dikenal dengan mekanisme regulator.
3. Sosial
Interaksi social
Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangan
pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat ataupun pasangan yang
meninggal karena AIDS. Mempertanyakan kemampuan untuk tetap
mandiri, tidak mampu membuat rencana.
Tanda : perubahan pada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas yang
tak terorganisasi.
4. Spiritual
Respons Adaptif Spiritual
Respons Adaptif Spiritual dikembangkan dari konsep Ronaldson (2000)
HIV /AIDS dari suaminya yang sering melakukan hubungan seksual selain
dengan istrinya. Hal ini disebabkan oleh budaya permisif yang sangat
berat dan perempuan tidak berdaya serta tidak mempunyai bargaining
position (posisi rebut tawar) terhadap suaminya serta sebagian besar
perempuan tidak memiliki pengetahuan akan bahaya yang mengancamnya.
Kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi
masalah HIV /AIDS Selama ini adalah melaksanakan bimbingan sosial
pencegahan HIV /AIDS, pemberian konseling dan pelayanan sosial bagi
penderita HIV /AIDS yang tidak mampu. Selain itu adanya pemberian
Demam umum pada orang yang terinfeksi HIV, bahkan bila tidak ada
gejala lain. Demam kadang-kadang bisa menjadi tanda dari jenis
penyakit infeksi tertentu atau kanker yang lebih umum pada orang
yang mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah . Dokter akan
memeriksa suhu Anda pada setiap kunjungan.
b. Berat
Pemeriksaan berat badan dilakukan pada setiap kunjungan. Kehilangan
10% atau lebih dari berat badan Anda mungkin akibat dari sindrom
wasting, yang merupakan salah satu tanda-tanda AIDS , dan yang
paling parah Tahap terakhir infeksi HIV. Diperlukan bantuan
tambahan gizi yang cukup jika Anda telah kehilangan berat badan.
c. Mata
Infeksi Jamur mulut dan luka mulut lainnya sangat umum pada orang
yang terinfeksi HIV. Dokter akan akan melakukan pemeriksaan mulut
pada setiap kunjungan. pemeriksakan gigi setidaknya dua kali setahun.
Jika Anda beresiko terkena penyakit gusi (penyakit periodontal), Anda
perlu ke dokter gigi Anda lebih sering.
e. Kelenjar getah bening
Pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati) tidak selalu
disebabkan oleh HIV. Pada pemeriksaan kelenjar getah bening yang
semakin membesar atau jika ditemukan ukuran yang berbeda, Dokter
6) Limfadenopati generalisata
7) Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
8) Retinitis virus Sitomegalo
2) Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama
daging yang kurang matang. Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.
3) CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan
kebutaam. Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran
cernak yang dapat menyebabkan luka pada usus. Obat :
Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.
4) Jamur
3. Aspek Sosial.
a. Seorang penderita HIV AIDS setidaknya membutuhkan
bentuk dukungan dari lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan
sosial meliputi 3 hal:
f. Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap pasien
dengan HIV AIDS yang bersangkutan
g. Dukungan Penghargaan
Terjadi lewat ungkapan hormat / penghargaan positif untuk orang lain
itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan
individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain
h. Dukungan Instrumental
Mencakup bantuan langsung misalnya orang memberi pinjaman uang,
A. Kesimpulan
Acquired Immune Deficuency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV)
dan ditandai dengan imuno spresi berat yang menimbulkan infeksi
oportunistik, neoplasma sekunder, dan manifestasi neurologis.
Motivasi sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan seseorang baik
berupa motivasi ekstrinsik (dukungan orang tua, teman dan sebagainya)
maupun motivasi intrinsic (dari individu sendiri). Dukungan social
mempengaruhi kesehatan dan melindungi seseorang terhadap efek negative
stress berat. Perawat merupakan faktor yang mempunyai peran penting pada
pengelolaan stres khususnya dalam memfasilitasi dan mengarahkan koping
pasien yang konstruktif agar pasien dapat beradaptasi dengan sakitnya dan
pemberian dukungan sosial, berupa dukungan emosional, informasi, dan
material.
DAFTAR PUSTAKA