Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

Musdaeni1, Syahruni2, dan Nirwana Lahis3


Universitas Negeri Makassar1, 2, 3
musdaeniafiqah@yahoo.co.id1, syahrunisyahruni1979@gmail.com2, nirwanalahis@yahoo.co.id3

Abstrak
Artikel ini membahas tentang bagaimana pendidikan karakter melalui pembelajaran berbasis TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) atau biasa disebut dengan pembelajaran berbasis ICT
(Information Computer Technologi). Artikel ini bertujuan untuk 1) untuk mengetahui hakekat
pendidikan karakter; 2) untuk mengetahui keterkaitan pendidikan karakter dan perkembangan
teknologi informasi; dan 3) untuk mengetahui pemanfaatan ICT dalam pendidikan karakter di
sekolah.
Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti
kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan.
Pendidikan karakter dapat mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan
untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya.
Pemanfaatan TIK merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Kemajuan TIK dengan segala potensinya yang ada, jika dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik akan dapat digunakan untuk mendukung efektifitas pelaksanaan
pendidikan karakter yang menjadi perhatian utama kita. Teknologi informasi dan komunikasi harus
dimanfaatkan sebagai sarana untuk menerapkan nilai-nilai dasar pendidikan karakter, dan dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya agar para generasi bangsa ini mampu meningkatkan kemampuan dan
mengembangkan kreativitasnya dalam mengisi pembangunan bangsa Indonesia.

Kata kunci : Pendidikan Karakter, Pembelajaran Berbasis ICT

PENDAHULUAN Berdasarkan pandangan tersebut, maka


Undang-undang No.20 Tahun pendidikan karakter merupakan bagian
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional integral yang sangat penting dari
Pasal 3, pendidikan nasional berfungsi pendidikan kita.
mengembangkan kemampuan dan Secara konseptual, tingkat
membentuk watak serta peradaban bangsa peradaban suatu bangsa sangat ditentukan
yang bermartabat dalam rangka oleh keluhuran budaya yang dimiliki oleh
mencerdaskan kehidupan bangsa, bangsa tersebut. Dengan kata lain,
bertujuan untuk berkembangnya potensi perbedaan mendasar antara bangsa yang
peserta didik agar menjadi manusia yang beradab dan bangsa yang terbelakang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan (primitif) adalah terletak pada budaya yang
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berkembang pada bangsa tersebut.
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Mengapa demikian? Hal ini karena, budaya
menjadi warga negara yang demokratis luhur bangsa akan berpengaruh dominan
serta bertanggung jawab. Merujuk pada terhadap pembentukan karakter bangsa,
tujuan pendidikan nasional tersebut, maka sehingga perilaku masyarakat akan
tujuan pendidikan kita pada hakekatnya diwarnai oleh budaya luhur yang dimiliki
tidak hanya menekankan pada oleh bangsa tersebut, karena karakter
pengembangan aspek intelektual peserta (watak/akhlak/moral) akan tercermin dari
didik saja, melainkan juga pada aspek perilaku masyarakat dalam kehidupan
emosional dan spiritual atau karakter sehari-hari.
peserta didik. Pesatnya perkembangan
Pendidikan adalah daya upaya teknologi informasi dan komunikasi
untuk memajukan bertumbuhnya budi (TIK) yang berdampak pada kecepatan
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran dan kemudahan akses hubungan antar
(intelektual) dan tubuh anak. Bagian- belahan dunia satu dengan dunia lainnya,
bagian tersebut tidak boleh dipisahkan telah menghilangkan sekat-sekat antar
agar kita dapat memajukan negara di dunia dan menjadikan dunia ini
kesempurnaan hidup anak-anak kita. seolah bagaikan perkampungan kecil.
Perkembangan TIK tersebut telah

132
membuat sendi-sendi kehidupan Kegiatan mendidik merupakan
masyarakat yang ada terpengaruh baik usaha untuk menilai hasil pendidikan
secara positif maupun negatif. Jika karena penilaian hasil belajar tidak dapat
perkembangan TIK tersebut dapat dikelola terpisahkan dari pendidikan tersebut.
dan dimanfaatkan dengan baik, maka Dimana telah berlangsung proses
akan dapat berpengaruh positif terhadap pendidikan, setelahnya pasti ada penilaian.
pembangunan kualitas sumber daya Baik itu secara langsung atau tidak, dan
manusia (SDM) yang ada. Namun dengan cara yang sederhana maupun yang
sebaliknya, jika perkembangan tersebut telah terprogram.
tidak dapat dikelola dan dimanfaat Dahulu pendidikan karakter hanya
dengan baik, justru akan dapat dibebankan pada dua mata pelajaran yaitu
berpengaruh negatif terhadap agama dan pendidikan dan
pembangunan SDM yang ada. kewarganegaraan, khususnya terkait akhlak
Pendidikan yang berkualitas akan dan budi pekerti peserta didik. Namun, pada
dapat menghasilkan sumber daya manusia kenyataannya penanaman dan pembentukan
yang berkualitas dan produktif. Hal tersebut karakter melalui dua mata pelajaran itu saja
mendorong suatu negara menjadi negara tidaklah cukup. Kurang maksimalnya hasil
yang maju dan pesat dalam perkembangan dari pendidikan karakter melalui mata
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan pelajaran agama maupun pendidikan
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya kewarganegaraan disebabkan oleh beberapa
teknologi informasi, sangat berpengaruh hal. Pertama, kedua mata pelajaran tersebut
terhadap penyusunan dan implementasi cenderung baru membekali pengetahuan
strategi pembelajaran. Melalui kemajuan mengenai nilai-nilai melalui
tersebut para guru dapat menggunakan materi/substansi mata pelajaran. Kedua,
berbagai media sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran pada kedua mata
dan tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2006: pelajaran tersebut pada umumnya belum
162). Pendidikan mempunyai peran sangat secara memadai mendorong
penting dalam pembangunan suatu bangsa, terinternalisasinya nilai-nilai oleh masing-
keberhasilan pembangunan suatu bangsa masing siswa sehingga siswa berperilaku
sangatlah ditentukan oleh faktor sumber dengan karakter yang tangguh. Ketiga,
daya manusia (SDM) itu sendiri,salah menggantungkan pembentukan watak siswa
satunya adalah peran guru. melalui kedua mata pelajaran itu saja tidak
Peran guru akan sangat cukup. Pengembangan karakter peserta
berpengaruh dalam membantu dan didik perlu melibatkan lebih banyak lagi
menentukan keberhasilan anak didiknya. mata pelajaran, bahkan semua mata
Guru merupakan ujung tombak proses pelajaran.
pendidikan sehingga kemajuan belajar anak Teknologi informasi didefinisikan
ditentukan oleh kemampuan guru (Sriyanti, sebagai teknologi yang menggabungkan
2010: 8). Guru merupakan pelaku utama komputer dengan jalur komunikasi
sebagai fasilitator penyelenggaraan proses kecepatan tinggi, yang membawa data,
pembelajaran. Tugas guru adalah suara, dan video. Definisi ini
menyampaikan materi pelajaran kepada memperlihatkan bahwa dalam teknologi
siswa melalui komunikasi dalam proses informasi pada dasarnya terdapat dua
belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. komponen utama yaitu teknologi komputer
Oleh karena itu, keberhasilan dari seorang dan teknologi komunikasi. Teknologi
guru dalam menyampaikan materi pelajaran komputer yaitu teknologi yang
kepada siswa juga tergantung dari media berhubungan dengan komputer
pembelajaran yang digunakannya. Karena termasuk peralatan-peralatan yang
ketidaklancaran dari penggunaan media berhubungan dengan komputer. Sedang
pembelajaran dapat membawa akibat yang teknologi komunikasi yaitu teknologi yang
tidak baik bagi pesan yang akan berhubungan perangkat komunikasi jarak
disampaikan oleh guru. jauh, seperti telepon, faximile, dan televisi.

133
Teknologi informasi secara karena itu pemanfaatn TIK dalam
sederhana dapat dipandang sebagai ilmu proses pendidikan perlu diiringi
yang diperlukan untuk dengan pendidikan budaya dan karakter
mengelola/memanag informasi agar untuk mencegah dampak negatif yang bisa
informasi tersebut dapat secara mudah ditimbulkan.
dicari atau ditemukan kembali. Sementara Berkaitan dengan kenyataan di atas,
dalam pelaksanaannya untuk dapat maka diperlukan pendidikan karakter
mengelola informasi tersebut dengan baik, melalui semua mata pelajaran, tidak
cepat, dan efektif, maka diperlukan terkecuali yaitu mata pelajaran TIK
teknologi komputer sebagai pengolah (Teknologi Informasi dan Komunikasi) atau
informasi dan teknologi komunikasi biasa dengan sebutan ICT (Information
sebagai penyampai informasi jarak jauh. Computer Technologi). Hal ini berarti
Perkembangan teknologi informasi (TI) dimasukkannya nilai-nilai pendidikan
yang sangat pesat merupakan potensi untuk karakter dalam pembelajaran di kelas, baik
meningkatkan kualitas pendidikan. Internet materi maupun proses pembelajaran yang
sebagai anak kandung dari teknologi terjadi, sehingga diharapkan nilai-nilai itu
informasi menyimpan informasi tentang akan tertanam dengan baik pada siswa,
segala hal yang tidak terbatas, yang dapat yang pada akhirnya akan terbentuk menjadi
digali untuk kepentingan pengembangan sebuah karakter. Untuk itulah penulis
pendidikan. Dengan internet belajar tidak mencoba membuat makalah yang terkait
lagi dibatasi ruang dan waktu. dengan pendidikan karakter yang sesuai
Perkembangan teknologi informasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan komunikasi mulai dari yang sangat saat ini, yang berjudul “Pendidikan
sederhana sampai yang tercanggih (TIK- Karakter Melalui Pembelajaran ICT”.
internet) dapat berdampak semakin besar Adapun tujuan dari makalah ini antara lain
terhadap kehidupan manusia, dintaranya: : 1) untuk mengetahui hakekat pendidikan
(a) literasi teknologi telah memfasilitasi karakter; 2) untuk mengetahui keterkaitan
penambahan dan pendalaman pengetahuan, pendidikan karakter dan perkembangan
yang pada gilirannya memfasilitasi teknologi informasi; dan 3) untuk
penciptaan pengetahuan, yang selanjutnya mengetahui pemanfaatan ICT dalam
lagi dapat mendorong terciptanya pendidikan karakter di sekolah.
teknologi informasi dan komunikasi yang
baru; (b) teknologi memiliki pengaruh PEMBAHASAN
positif dalam meningkatkan ragam Hakekat Pendidikan Karakter
kehidupan manusia bersama kenikmatan Beberapa bagian pendidikan,
yang ditimbulkannya, tetapi pada waktu seperti pendidikan intelek, pendidikan
yang sama budaya yang serba mudah keterampilan, pendidikan sikap, dan
dan instan cenderung mengikis nilai-nilai pendidikan karakter (watak). Pendidikan
luhur kehidupan. karakter berkenaan dengan psikis individu,
Kemajuan TIK patut diapresiasi, di antaranya segi keinginan/nafsu, motif,
namun ada juga beberapa hal yang perlu dan dorongan berbuat. Pendidikan karakter
diwaspadai, diantaranya, informasi adalah pemberian pandangan mengenai
yang tersaji di laman-laman internet berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran,
bermacam-macam, mulai dari yang sangat kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab,
bermanfaat karena relevan dengan kebenaran, keindahan, kebaikan, dan
kebutuhan pengunduh, sampai yang keimanan. Pendidikan karakter dapat
sangat merugikan karena kurang cocok mengintegrasikan informasi yang
dengan tingkat perkembangan anak. diperolehnya selama dalam pendidikan
Termasuk dalam jenis informasi yang untuk dijadikan pandangan hidup yang
disebut terakhir itu adalah informasi yang berguna bagi upaya penanggulangan
mengandung perilaku kekerasan, persoalan hidupnya. Pendidikan karakter
kesewenang- wenangan, perilaku lain akan menunjukkan jati dirinya sebagai
yang tidak terpuji serta pornografi. Oleh manusia yang sadar diri sebagai makhluk,

134
manusia, warga negara, dan pria atau pikiran dan dunia harus memunculkan
wanita, sehingga kesadaran itu menjadikan proses adaptasi, penguasaan dunia, dan
martabat dirinya sehingga dapat berpikir pemecahan masalah yang dihadapi dalam
obyektif, terbuka, dan kritis, serta memiliki kehidupannya. Keberhasilan anak
harga diri yang tidak mudah untuk menjalani interaksi dengan dunia akan
diperjualbelikan, sehingga tampak memiliki membentuk kemampuan merumuskan cita-
integritas, kejujuran, kreativitas, dan citanya yang menjadi pedoman hidupnya
menunjukkan produktivitas dalam yang menentukan arah sekaligus
kesehariannya. Pendidikan karakter membentuk norma hidupnya.
menyadari apa dan bagaimana tugas dalam Kedua, kondisi dan situasi
mengambil sikap terhadap berbagai jenis disekolah dapat menciptakan iklim rasa
situasi permasalahan, tetapi juga akan aman dan nyaman bagi peserta didiknya.
menghadapi kehidupan dengan penuh Jika peserta didik tidak merasa aman dan
kesadaran, peka terhadap nilai keramahan nyaman, seperti merasa jiwa tergoncang,
sosial, dan dapat bertanggung jawab atas cemas, atau frustrasi akibat mendapatkan
tindakannya. pengalaman kurang baik dari sekolah, maka
Untuk sekolah yang akan peserta didik pastinya tidak akan mau
mengimplementasikan pendidikan karakter memperhatikan pendidikan disekolahnya,
dapat memperhatikan beberapa bagian, dan ada kemungkinan peserta didik
pertama, keberhasilan pendidikan karakter mengganggap bahwa disekolahnya tersebut
berkaitan dengan kondisi peserta didik yang adalah lingkungan pendidikan yang tidak ia
memiliki keluarga yang dapat menciptakan harapkan sehingga melakukan tindakan atau
iklim kehidupan dengan norma-norma perbuatan yang menyimpang. Peserta didik
kebaikan dan rasa tanggung jawab, yang cerdas, walaupun dalam lingkungan
sehingga fungsi pendidikan karakter ini baik disekolahnya maupun dilingkungan
adalah untuk menunjukkan kesadaran rumah yang mungkin biasanya
normatif peserta didik, seperti berbuat baik mendapatkan situasi dengan kondisi yang
dan melaksanakan tanggung jawabnya tidak diharapkan dengan merasa kurang
sehingga mendorong pada pembentukan aman dan nyaman, yang sering terjadi
pribadi. Organ manusia seperti hati yang konflik yang menyulitkan hidupnya. Ia akan
biasa disebut dengan nurani atau kata hati. berusaha mempertahankan hidupnya
Organ penunjangnya lainnya adalah pikiran dengan dengan penuh rasa tanggung jawab
atau logika. Pendidikan karakter dan tetap menjadikan hidupnya sebagai
diimplementasikan adalah sebagai upaya suatu bentuk tantangan hidup yang harus
dimana organ manusia seperti hati nurani mereka hadapi. Perasaan aman hidup atau
supaya diteruskan kepada pikiran untuk perasaan yang tidak diliputi kecemasan di
dicari rumusan bentuk perilaku, kemudian sekolah hanya mungkin bila suasana
ditransfer ke anggota badan lainnya sekolah mencintai anak dengan
sehingga menjadi sikap atau perbuatan. menciptakan iklim keterbukaan, mesra,
Contoh, mulut pelaksana perbuatan bicara bahagia, gembira, dan ceria. Dilingkungan
atau bahasa melalui kata-kata. Maka, sistem sekolah seharusnya menciptakan iklim yang
mulut memfungsikan kata-kata bersifat mampu membuka hati peserta didik, baik di
logis atau masuk akal. Bahkan, dengan sekolah maupun ketika menghadapi dunia
landasan kesadaran norma dan tanggung masyarakat. Kehidupan nyata dianggap
jawab akan terjadi komunikasi dengan sebagai obyek yang menarik minat dengan
perkataan santun yang jauh dari celaan dan kegairahan hidup dan penuh perhatian yang
menyakiti hati orang lain. Karena itu, merangsang pikirannya.
pendekatan proses pembelajaran di sekolah Ketiga, kebijakan sekolah dalam
perlu disesuaikan, yaitu dengan merumuskan bahan belajar pendidikan
menciptakan iklim yang merangsang berbasis karakter diorientasikan ke masa
pikiran peserta didik untuk digunakan depan, yaitu menggambarkan indikasi
sebagai alat observasi dalam bentuk baru nilai-nilai peradaban
mengeksplorasi dunia. Interaksi antara masyarakat.

135
Proses pembangunan harusnya privasi dari setiap individu. Zaman berubah
menyesuaikan perubahan bentuk baru nilai- dengan menghasilkan berbagai inovasi-
nilai kebiasaan hidup masyarakat. inovasi yang menunjang setiap kegiatan
Pendidikan karakter harus berperan sebagai manusia. Semua itu memang tidak jauh
pengimbang akibat sampingan proses dari tangan manusia yang mahir sekali
pembangunan. Pembangunan yang begitu dalam menerapkan teknologi. Pada intinya
pesat dan dapat menimbulkan urbanisasi inovasi berbasis teknologi dapat
sehingga di kota tercipta pusat permukiman menimbulkan pro dan contra dilihat dari
pendatang baru yang seolah terputus dari berbagai sudut pandang atau kaca mata
akar sosial budaya sebelumnya. yang berbeda. Alangkah lebih baik jika hal
Permukiman kota yang padatdan penuh positifnya dapat disaring dan negatifnya
sesak menimbulkan suasana kehidupan dievaluasi khususnya untuk kelangsungan
yang mencekam dari kekhawatiran hidup manusia dalam menempuh
terjadinya ketimpangan sosial, dan strata pendidikan baik formal ataupun non
sosial. Selain itu, suasana keluarga dalam formal.
menghadapi kehidupan baru, apakah Pendidikan ternyata sudah
mengambil sikap bertahan dengan mengalami berbagai macam perubahan
kebiasaan hidup sebelumnya, ataukah khususnya dalam proses pembelajaran yang
meninggalkan dan mengganti kebiasaan dianggap sudah semakin menarik karena
hidup sebelumnya (permisif), sementara pemanfaatan teknologi. Pembelajaran saat
keadaan sekitar tidak ikut bertahan. ini sudah masuk pada tahap based
Keluarga, pekerjaan, perdagangan, dan technologi (berbasis teknologi).
kecemburuan sosial. Bagaimana kondisi Pembelajaran berbasis teknologi ini dapat
keluarga yang tetap bertahan, apakah diartikan dalam proses pembelajaran setiap
menjadi terasingkan. Bagaimana pula lembaga pendidikan dan peserta didik harus
keluarga yang mengubah kebiasaan lama mempunyai perangkat atau media yang
dengan yang baru, apakah secara psikologis mengandung unsur teknologi guna
memperoleh kemantapan ataukah kepahitan tercapainya tujuan pembelajaran. Akan
dan kekacauan hidup. Paling tidak, tetapi yang perlu diketahui adalah teknologi
pengamatan sepintas menunjukkan akibat ini belum semua dapat diterima dan diikuti
sampingan pembangunan yang pesat pada oleh masyarakat karena ada beberapa hal
perubahan bentuk kehidupan masyarakat. yang menjadikan sebuah hambatan bagi
Di sisi lain, ada anggota masyarakat yang masyarakat tertentu.
lamban bergerak dalam menangkap manfaat Pembelajaran berbasis teknologi
dan golongan ini akan semakin tertinggal, dilhat dari beberapa aspek ternyata
tidak mampu menyesuaikan peradaban yang memang menunjang bagi tercapainya
terjadi disekitarnya, sehingga dapat tujuan pendidikan. Dilihat dari aspek
menimbulkan kesenjangan diantara efektif dan efisiensi memang teknologi ini
keduanya. Jurang perbedaan semakin sudah sesuai. Misalnya dalam
nampak dan mengakibatkan terjadinya pembelajaran yang monoton dengan
pergeseran nilai masyarakat. Menguatnya hadirnya teknologi maka pembelajaran
pola hidup yang tidak sesuai dengan norma- akan menjadi lebih menarik dan juga
norma masyarakat dan agama yang menilai menimbulkan konsentrasi pada siswa
materi diatas segala-galanya, hilangnya (dengan media proyektor, tidak hanya
budaya santun, rasa malu, kekeluargaan, papan tulis). Kemudian dalam proses
kejujuran, toleransi, kebersamaan, pembelajarannya juga dapat memudahkan
kesetiakawanan, dan gotong royong. seorang guru saat penyampaian materi
dengan bantuan media proyektor dan saat
Pendidikan Karakter dan perkembangan ini sudah marak berbagai macam aplikasi
Teknologi Informasi yang dapat membantu proses pembelajaran
Teknologi sangat berperan penting teknologi informasi dan komunikasi atau
bagi kehidupan manusia, entah itu terikat biasa dikenal dengan ICT (Information
dalam sebuah bidang akademisi ataupun Computer Tecknologi)

136
Perubahan bangsa baik yang berkarakter, dan mampu berdaya saing
mengarah kepada kemajuan (progresif) dengan dunia luar. Pengguna teknologi
maupun yang mengarah kepada haruslah bijak dalam pemanfaatannya
kemunduran (regresif) merupakan masalah karena teknologi dapat menunjang
yang terkait langsung maupun tidak perkembangan pendidikan di Indonesia.
langsung dengan penyelengaraan Kemajuan bidang TIK yang
pendidikan, baik formal, non formal demikian pesat serta potensi
maupun informal. Oleh karena itu, pemanfaatannya secara luas telah
penguatan muatan pendidikan karakter membuka peluang akses, komunikasi jarak
dalam proses pendidikan kita perlu terus jauh secara langsung maupun tidak
menjadi perhatian utama dalam rangka langsung yang efektif, maupun membuka
pembangunan sumber daya manusia yang peluang untuk pengelolaan dan
berkualitas dan berkarakter. pendayagunaan informasi dalam volume
Pesatnya perkembangan yang besar secara cepat dan akurat.
teknologi informasi dan komunikasi Kenyataan telah menunjukkan bahwa
(TIK) yang berdampak pada kecepatan disamping dapat berpengaruh negatif,
dan kemudahan akses hubungan antar pemanfaatan TIK merupakan faktor
belahan dunia satu dengan dunia lainnya, yang sangat penting dalam mendukung
telah menghilangkan sekat-sekat antar peningkatan kualitas sumber daya manusia.
negara di dunia dan menjadikan dunia ini Dengan demikian, kemajuan TIK dengan
seolah bagaikan perkampungan kecil. segala potensinya yang ada, jika dikelola
Perkembangan TIK tersebut telah dan dimanfaatkan dengan baik akan dapat
membuat sendi-sendi kehidupan digunakan untuk mendukung efektifitas
masyarakat yang ada terpengaruh baik pelaksanaan pendidikan karakter yang
secara positif maupun negatif. Jika sedang menjadi perhatian utama kita.
perkembangan TIK tersebut dapat dikelola
dan dimanfaatkan dengan baik, maka Pemanfaatan ICT dalam Pendidikan
akan dapat berpengaruh positif terhadap Karakter di Sekolah
pembangunan kualitas sumber daya TIK (Teknologi Informasi dan
manusia (SDM) yang ada. Namun Komunikasi) atau biasa disebut dengan
sebaliknya, jika perkembangan tersebut ICT (Information Computer Technologi)
tidak dapat dikelola dan dimanfaat adalah salah satu bidang yang terkait
dengan baik, justru akan dapat dengan teknologi dimana
berpengaruh negatif terhadap perkembangannya begitu pesat sampai
pembangunan SDM yang ada. diberbagai daerah. . Dalam kaitannya
Pembelajaran berbasis teknologi dengan dunia pendidikan misalnya, siswa
sebetulnya sangat bagus bagi perkembangan mulai pra-sekolah, SD, SMP, SMA dan
dan inovasi pembelajaran serta tercapainya SMK dituntut mengenal ICT sejak dini.
tujuan pembelajaran. Namun, ternyata Pendidikan karakter sangat
teknologi belum semua merata dapat penting dalam rangka pembangunan
digunakan dalam proses pembelajaran sumber daya manusia yang berkualitas,
khususnya di daerah-daerah tertentu dan bermartabat, dan berkarakter, sehingga
karena faktor ekonomi. Kemudian juga perlu benar-benar dijaga agar
perlu ditanggapi mengenai penerapan pemanfaatan TIK tidak mengganggu
teknologi pada usia sekolah dasar yang pembentukan karakter peserta didik,
memunculkan banyak kekhawatiran. Inilah melainkan justru mendukungnya. Oleh
peran kita sebagai akademisi yang tidak sebab itu, pemanfaatan TIK dalam
hanya mengikuti perkembangan namun juga pendidikan perlu dirancang, direncanakan,
memiliki sudut pandang yang menghasilkan dilaksanakan, dan dinilai dalam rangka
argumentasi dan kritik membangun demi mengembangkan manusia Indonesia
terciptanya tujuan pembelajaran dan seutuhnya.
pendidikan serta menjadikan generasi Penerapan pendidikan karakter
bangsa Indonesia menjadi generasi emas, melalui TIK dapat berjalan secara efektif

137
dalam mencapai tujuannya, hendaknya antara guru dengan para siswanya. Melalui
para guru mampu memberikan materinya facebook guru dapat mengajak dialog atau
dengan cara-cara yang interaktif, dan diskusi dengan para siswa, dengan berkata
mampu membuat para peserta didiknya jujur sehingga dapat terjalin komunikasi
menjadi kreatif. Proses pembelajarannya yang positif antara guru dan siswa.
pun harus menjadi menyenangkan dan Terjadinya komunikasi yang positif
bermakna. Peran guru dalam proses antara guru siswa akan dapat membantu
interaksi pembelajaran hendaknya tidak meningkatkan kualitas interaksi
terlalu dominan, tetapi lebih sering pembelajaran dan mengefektifkan
berperan sebagai fasilitator dan motivator pencapaian tujuan pembelajaran,
pembelajaran. Pembelajaran tidak disamping dapat untuk mengarahkan sikap
berpusat pada guru, tetapi lebih berpusat dan perilaku siswa ke arah yang lebih baik.
pada peserta didik atau lebih Nilai karakter lain yang perlu
menempatkan peserta didik sebagai ditanamkan melalui TIK adalah budaya
subyek didik daripada sebagai obyek baca. Budaya baca yang mulai hilang dari
didik. dunia anak-anak kita harus sudah digiatkan
Proses pelaksanaan pembelajaran kembali dengan konten-konten edukasi
melalui TIK, peserta didik tidak hanya yang dibuat sendiri oleh para guru melalui
digiring sebatas untuk mencari dan blog atau website sekolah. Di sinilah para
memperoleh informasi saja, tetapi juga guru harus mampu menulis, dan membuat
diarahkan agar memiliki kemampuan para peserta didiknya menjadi gemar
untuk menciptakan informasi di internet. membaca. Konten-konten atau materi
Dengan kata lain, dalam proses pelajaran itu bisa dimasukkan dalam server
pembelajaran melalui TIK, peserta didik aplikasi MOODLE atau Blog yang
harus diarahkan untuk mampu menjadi berbasis Content Management System
produsen pengetahuan, dan bukan hanya (CMS). Di tempat itu, para guru dapat
sebatas menjadi konsumen pengetahuan kreatif membuat sendiri media
atau penikmat teknologi saja, sehingga pembelajarannya. Para guru pun dapat
dapat membawa perubahan yang lebih membuat tes atau ujian secara online.
positif bagi peserta didik. Dalam Semua hal tersebut harus
memanfaatkan TIK, perlu juga terintegrasikan dalam pendidikan karakter
ditanamkan rasa malu dalam diri peserta yang berbasis TIK. TIK harus
didik dan aturan yang tegas agar anak- dimanfaatkan sebagai sarana untuk
anak, seperti tidak bersentuhan dengan menerapkan nilai-nilai dasar pendidikan
pornografi, tidak melakukan plagiasi, dan karakter, dan dapat dimanfaatkan sebaik-
tidak dibiarkan untuk terus menerus baiknya agar para generasi bangsa ini
mengkonsumsi games atau permainan mampu meningkatkan kemampuan dan
online lainnya di internet yang mengembangkan kreativitasnya.
mengasyikkan.
Salah satu contoh yang paling PENUTUP
mudah dalam pendidikan karakter Pendidikan karakter adalah
diantaranya adalah penanaman nilai pemberian pandangan mengenai berbagai
kejujuran. Para guru harus mampu jenis nilai hidup, seperti kejujuran,
menanamkan kejujuran dalam diri setiap kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab,
peserta didik. Tak suka berkata bohong dan kebenaran, keindahan, kebaikan, dan
mampu berkata benar dalam segala sikap keimanan. Pendidikan karakter dapat
dan tingkah lakunya. Nilai-nilai kejujuran mengintegrasikan informasi yang
tersebut dapat ditanamkan dan dikontrol diperolehnya selama dalam pendidikan
melalui media sosial seperti facebook, untuk dijadikan pandangan hidup yang
whatsapp, dan lain-lain, baik dikalangan berguna bagi upaya penanggulangan
anak-anak maupun orang dewasa. Media persoalan hidupnya. Pendidikan karakter
facebook dapat dijadikan untuk sarana akan menunjukkan jati dirinya sebagai
membangun komunikasi yang lebih dekat manusia yang sadar diri sebagai makhluk,

138
manusia, warga negara, dan pria atau dimanfaatkan sebaik-baiknya agar para
wanita, sehingga kesadaran itu menjadikan generasi bangsa ini mampu meningkatkan
martabat dirinya sehingga dapat berpikir kemampuan dan mengembangkan
obyektif, terbuka, dan kritis, serta memiliki kreativitasnya.
harga diri yang tidak mudah untuk
diperjualbelikan, sehingga tampak DAFTAR RUJUKAN
memiliki integritas, kejujuran, kreativitas, Hariyanto dan Samani. 2011. Konsep dan
dan menunjukkan produktivitas dalam model pendidikan karakter. Bandung:
kesehariannya. PT Remaja Rosdakarya
Pendidik yang handal, profesional dan Natakusumah, E.K. 2002. Multimedia
berdaya saing tinggi, serta memiliki sebagai sarana pembelajaran;
karakter yang kuat dan cerdas merupakan Lokakayra Multimedia sebagai
modal dasar dalam mewujudkan sarana pembelajaran metode
pendidikan yang berkualitas yang mampu learning based. DUE-Like TPB ITB.
mencetak sumberdaya manusia yang Jurnal Pendidikan IPA Indonesia
berkarakter, cerdas dan bermoral tinggi. http://journal.unnes.ac.id/index.php/j
Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan pii Pendidikan Karakter Melalui
karakter di sekolah harus dimulai dari Pembelajaran Ipa M. Khusniati
keteladanan gurunya terlebih dahulu. Jika Dipublikasikan: Oktober 2012
garunya telah memiliki karakter yang kuat Tesis Yusia Sri Prajoko, 2016.
dan cerdas, tentunya proses pendidikan Pembelajaran Berbasis ICT Di Sd N
karakter di sekolah akan dapat Tegowano
dilaksanakan secara lebih efektif. Tak Tim. 2011. Panduan Implementasi
terkecuali TIK hanya sebagai alat bantu Pembelajaran Berbasis TIK di SMA.
yang dapat bernilai positif bagi peserta Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
didik. TIK harus dimanfaatkan sebagai Kebudayaan.
sarana untuk menerapkan nilai-nilai dasar Wibowo A. 2017. Manajemen Pendidikan
pendidikan karakter, dan dapat Karakter di Sekolah. Pustaka Pelajar

139

Anda mungkin juga menyukai