A. Pengantar
Proses sosial adalah cara-cara behubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-
bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada.
Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan
bersama, misalnya pengaruh-memengaruhi antara sosial dengan politik, politik
dengan ekonomi, ekonomi dengab hukum, dan seterusnya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu bentuk-bentuk yang tampak apabila orang-orang
perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama
lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur
pokok struktur sosial.
Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para
individu dan kelompok-kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk
hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama.
Interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial yang terjadi akibat adanya hubungan-
hubungan sosial karena adanya bentuk asosiatif dan disosiatif yang dinamis, dalam
hal ini mencakup hubungan antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
c) Asimilasi (Assimilation)
Usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok
serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan
bersama. Contoh : bahasa, amalgamasi (perkawinan antara beda suku dan ras).
Proses asimilasi timbul bila ada :
(1) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya;
(2) Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung
dan intensif untuk waktu yang lama, sehingga;
(3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-
masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang
asimilatif) bila memiliki syarat-syarat berikut ini :
(1) Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana
pihak yang lain juga berlaku sama.
(2) Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau batasan-
batasan.
(3) Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.
(4) Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-
pola asimilasi tersebut.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain
adalah:
(1) Toleransi;
(2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi;
(3) Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya;
(4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat;
(5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan;
(6) Perkawinan campuran (amalgamation);
(7) Adanya musuh bersama di luar.
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah
sebagai berikut :
(1) Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (biasanya
dalam golongan minoritas).
(2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan
dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga.
(3) Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
(4) Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
(5) Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri
badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
(6) In-group feeling atau adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu
terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
(7) Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas lain yang
dapat mengganggu kelancaran proses asimilasi adalah apabila golongan minoritas
mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
(8) Kadangkala faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi.
d) Akulturasi
Suatu proses yang menyebabkan kebudayaan orang lambat laun diterima tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Contoh : teknologi,
kesenian, dll.
2. Proses Disosiatif
a) Persaingan (Competition)
Suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi
pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Persaingan ada dua tipe, yaitu yang bersifat pribadi dan yang tidak bersifat pribadi.
Beberapa bentuk persaingan yaitu sebagai berikut :
(1) Persaingan ekonomi, timbul karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan
dengan jumlah konsumen.
(2) Persaingan kebudayaan, terjadi ketika para pedagang di pelabuhan-pelabuhan
jepang atau sewaktu pendeta-pendeta agama Kristen meluaskan agamanya di
Jepang.
(3) Persaingan kedudukan dan peranan.
(4) Persaingan ras .
Persaingan dalam batas-batas tertentu daapat mempunyai beberapa fungsi, yaitu
sebagai berikut :
(1) Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat
kompetitif.
(2) Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu
masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang
bersaing.
(3) Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks san sosial, menempatkan
individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
(4) Sebagai alat untuk menyaring warga golongan karya.
Hasil suatu persaingan:
(1) Perubahan kepribadian seseorang;
(2) Kemajuan;
(3) Solidaritas kelompok;
(4) Disorganisasi.
Merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau
pertikaian dan merupakan sikap mental tersembunyi terhadap orang-orang lain atau
terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker ada lima, yaitu :
(1) Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.
(2) Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum.
(3) Melakukan penghasutan.
(4) Berkhianat.
(5) Mengejutkan lawan dan lain-lain.
b) Pertentangan (Pertikaian atau Conflict).
Suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya
dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
Sebab musabab atau akar-akar pertentangan adalah :
(1) Perbedaan individu-individu;
(2) Perbedaan kebudayaan;
(3) Perbedaan kepentingan;
(4) Perubahan sosial.
Pertentangan pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai atau kepentingan
bersifat positif, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di
dalam struktur sosial tertentu.
Masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan benih-benih
permusuhan; alat tersebut dalam ilmu sosiologi dinamakan savety-valve institutions
yang menyediakan objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-
pihak yang bertikai ke arah lain.
Bentuk-bentuk pertentangan adalah :
(1) Pertentangan pribadi;
(2) Pertentangan rasial;
(3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial, umumnya disebabkan oleh adanya
perbedaan-perbedaan kepentingan;
(4) Pertentangan politik;
(5) Pertentangan yang bersifat internasional.
Akibat-akibat dari bentuk-bentuk pertentangan antara lain :
(1) Tambahnya solidaritas “in-group”; atau
(2) Mungkin sebaliknya yang terjadi, yaitu goyahnya dan retaknya persatuan
kelompok;
(3) Perubahan kepribadian;
(4) Akomodasi, dominasi, dan takluknya satu pihak tertentu.