Anda di halaman 1dari 11

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

A. Pengantar
 Proses sosial adalah cara-cara behubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-
bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada.
 Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan
bersama, misalnya pengaruh-memengaruhi antara sosial dengan politik, politik
dengan ekonomi, ekonomi dengab hukum, dan seterusnya.
 Bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu bentuk-bentuk yang tampak apabila orang-orang
perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama
lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur
pokok struktur sosial.
 Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para
individu dan kelompok-kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk
hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
 Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama.
 Interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial yang terjadi akibat adanya hubungan-
hubungan sosial karena adanya bentuk asosiatif dan disosiatif yang dinamis, dalam
hal ini mencakup hubungan antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

B. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial


 Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses
sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial.
 Interaksi sosial merupakan hubungan antara orang-orang-perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia.
Contoh Interaksi Sosial
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat.
Interaksi tersebut lebih mencolok kerika terjadi perbenturan antara kepentingan perorangan
dengan kepentingan kelompok. Misalnya, di kalangan banyak suku bangsa di Indonesia
berlaku suatu tradisi yang telah melembaga dalam diri masyarakat bahwa dalam perkawinan
pihak laki-laki diharuskan memberikan mas kawin kepada pihak wanita, yang sering kali
jumlahnya besar sekali. Dasar adanya mas kawin tersebut antara lain berasal dari alam
pikiran bahwa dengan berpisahnya wanita dari keluarganya (karena dibawa oleh suaminya),
maka timbul ketidakseimbangan magis dalam keluarga si wanita tersebut. Keseimbangan
akan dicapai kembali apabila syarat-syarat mas kawin tadi terpenuhi. Beratnya syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki sering kali menyebabkan terjadinya kawin lari, yang
dalam hal ini disetujui oleh calon istri. Biasanya persoalan kawin lari tersebut diselesaikan
oleh seluruh masyarakat, karena menyangkut kepentingan umum dan tata tertib seluruh
masyarakat.
 Ciri-ciri interaksi sosial :
(1) Pelaku lebih dari satu orang;
(2) Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial;
(3) Memiliki maksud dan tujuan yang jelas, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan pelaku;
(4) Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
 Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan
yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem
syarafnya, sebagai akibat hubungan tersebut.
 Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain,
faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
 Salah satu segi positif imitasi adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Dan segi negatif imitasi
misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dan dapat
melemahkan atau mematikan daya kreasi seseorang.
 Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu
sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Proses sugesti
mungkin terjadi apabila orang yang memberikan pandangan adalah orang yang
berwibawa atau mungkin karena sifatnya yang otoriter dan mungkin pula merupakan
bagian terbesar dari kelompok yang bersangkutan, atau masyarakat.
 Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi
sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat
terbentuk atas dasar proses ini.
 Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik
pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat
penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami
pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
 Interaksi sosial sangat berguna untuk menelaah dan mempelajari banyak masalah di
dalam masyarakat. Sebagai contoh di Indonesia, dapat dibahas bentuk-bentuk
interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa, antara golongan-
golongan yang disebut mayoritas dan minoritas, dan antara golongan terpelajar
dengan golongan agama dan seterusnya. Interaksi sosial merupakan kunci semua
kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan
bersama.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial.
a) Sugesti, yaitu pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara
tertentu.
b) Imitasi, yaitu tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh
idealnya.
c) Identifikasi, yaitu kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi
sama dengan orang lain.
d) Simpati, yaitu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain.
e) Empati, yaitu kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif sebagai
seseorang atau orang lain dalam kondisi yang sebenar-benarnya.
f) Motivasi, yaitu dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang
individu kepada individu yang lain.
C. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial :
1. Adanya kontak sosial (social-contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk,
yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelomook, antarkelomook. Selain itu,
kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut.
3. Lebih dari 1 orang.
 Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan
tango (yang aryinya menyentuh). Jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama
menyentuh.
 Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila
yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Sebaliknya,
kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara.
 Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada
perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap),
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
 Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan
antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.

D. Kehidupan yang terasing


Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap
suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing dapat disebabkan karena
secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang
lainnya, dapat pula disebabkan oleh karena cacat pada salah satu inderanya, perbedaan ras
atau kebudayaan yang kemudian menimbulkan prasangka-prasangka.

E. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial


1. Gillin dan Gillin
Bentuk interaksi adalah;
a) Proses yang asosiatif (akomodasi, asimilasi, dan akulturasi);
b) Proses yang disosiatif (persaingan, pertentangan).
2. Kimball Young
Bentuk interaksi adalah;
a) Oposisi (persaingan dan pertentangan);
b) Kerjasama yang menghasilkan akomodasi;
c) Diferensiasi (tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar perbedaan
usia, seks, dan pekerjaan).
3. Tomatsu Shibutani
Bentuk interaksi adalah;
a) Akomodasi dalam situasi rutin;
b) Ekspresi pertemuan dan anjuran;
c) Interaksi strategis dalam pertentangan;
d) Pengembangan perilaku massa.
Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah kerja sama (cooperation), persaingan
(competition), akomodasi (accomodation), dan bahkan dapat juga beebentuk pertentangan
atau pertikaian (conflict).
1. Proses Asosiatif
a) Kerja Sama (Cooperation)
 Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
 Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-
kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan
adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang
berguna.
 Beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation).
Dibedakan lagi dengan: kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama
langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual cooperation) dan
kerja sama tradisional (traditional cooperation).
 Ada lima bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut :
(1) Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong.
(2) Bergaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan
jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
(3) Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu
cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan.
(4) Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
(5) Joint venture, kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya
pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dan
seterusnya.
b) Akomodasi (Accomodation)
 Proses dimana orang perorangan atau kelompok manusia-manusia yang mula-mula
saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi
ketegangan.
 Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh
para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial
yang sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang dipergunakan oleh
ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses di mana makhluk-makhluk hidup
menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya.
 Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyesuaikan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
 Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya,
yaitu :
(1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-
kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi di sini
bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut, agar
menghasilkan suatu pola yang baru;
(2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
kontemporer;
(3) Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial
yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan
kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem
berkasta.
(4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah,
misalnya, lewat perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti luas.
 Bentuk-bentuk akomodasi
(1) Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena
adanya paksaan. Salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila
dibandingkan dengan pihak lawan.
(2) Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat
saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada.
(3) Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak
yang berhadapan tidak sanggup mencapainya.
(4) Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundanglah pihak ketiga
yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
(5) Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
(6) Tolerantion merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya.
(7) Stalemate merupakan suatu akomodasi, dimana pihak-pihak yang bertentangan
karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
(8) Adjudication yaitu penyelesaian perkara atau sengketa pengadilan.
 Hasil-hasil Akomodasi
(1) Akomodasi, dan integrasi masyarakat;
(2) Menekan oposisi;
(3) Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda;
(4) Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau
keadaan yang berubah;
(5) Perubahan-perubahan dalam kedudukan;
(6) Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi

c) Asimilasi (Assimilation)
 Usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok
serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan
bersama. Contoh : bahasa, amalgamasi (perkawinan antara beda suku dan ras).
 Proses asimilasi timbul bila ada :
(1) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya;
(2) Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung
dan intensif untuk waktu yang lama, sehingga;
(3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-
masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
 Bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang
asimilatif) bila memiliki syarat-syarat berikut ini :
(1) Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana
pihak yang lain juga berlaku sama.
(2) Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau batasan-
batasan.
(3) Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.
(4) Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-
pola asimilasi tersebut.
 Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain
adalah:
(1) Toleransi;
(2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi;
(3) Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya;
(4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat;
(5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan;
(6) Perkawinan campuran (amalgamation);
(7) Adanya musuh bersama di luar.
 Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah
sebagai berikut :
(1) Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (biasanya
dalam golongan minoritas).
(2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan
dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga.
(3) Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
(4) Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
(5) Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri
badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
(6) In-group feeling atau adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu
terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
(7) Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas lain yang
dapat mengganggu kelancaran proses asimilasi adalah apabila golongan minoritas
mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
(8) Kadangkala faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi.
d) Akulturasi
 Suatu proses yang menyebabkan kebudayaan orang lambat laun diterima tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Contoh : teknologi,
kesenian, dll.

2. Proses Disosiatif
a) Persaingan (Competition)
 Suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi
pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
 Persaingan ada dua tipe, yaitu yang bersifat pribadi dan yang tidak bersifat pribadi.
 Beberapa bentuk persaingan yaitu sebagai berikut :
(1) Persaingan ekonomi, timbul karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan
dengan jumlah konsumen.
(2) Persaingan kebudayaan, terjadi ketika para pedagang di pelabuhan-pelabuhan
jepang atau sewaktu pendeta-pendeta agama Kristen meluaskan agamanya di
Jepang.
(3) Persaingan kedudukan dan peranan.
(4) Persaingan ras .
 Persaingan dalam batas-batas tertentu daapat mempunyai beberapa fungsi, yaitu
sebagai berikut :
(1) Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat
kompetitif.
(2) Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu
masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang
bersaing.
(3) Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks san sosial, menempatkan
individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
(4) Sebagai alat untuk menyaring warga golongan karya.
 Hasil suatu persaingan:
(1) Perubahan kepribadian seseorang;
(2) Kemajuan;
(3) Solidaritas kelompok;
(4) Disorganisasi.
 Merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau
pertikaian dan merupakan sikap mental tersembunyi terhadap orang-orang lain atau
terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
 Bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker ada lima, yaitu :
(1) Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.
(2) Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum.
(3) Melakukan penghasutan.
(4) Berkhianat.
(5) Mengejutkan lawan dan lain-lain.
b) Pertentangan (Pertikaian atau Conflict).
 Suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya
dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
 Sebab musabab atau akar-akar pertentangan adalah :
(1) Perbedaan individu-individu;
(2) Perbedaan kebudayaan;
(3) Perbedaan kepentingan;
(4) Perubahan sosial.
 Pertentangan pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai atau kepentingan
bersifat positif, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di
dalam struktur sosial tertentu.
 Masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan benih-benih
permusuhan; alat tersebut dalam ilmu sosiologi dinamakan savety-valve institutions
yang menyediakan objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-
pihak yang bertikai ke arah lain.
 Bentuk-bentuk pertentangan adalah :
(1) Pertentangan pribadi;
(2) Pertentangan rasial;
(3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial, umumnya disebabkan oleh adanya
perbedaan-perbedaan kepentingan;
(4) Pertentangan politik;
(5) Pertentangan yang bersifat internasional.
 Akibat-akibat dari bentuk-bentuk pertentangan antara lain :
(1) Tambahnya solidaritas “in-group”; atau
(2) Mungkin sebaliknya yang terjadi, yaitu goyahnya dan retaknya persatuan
kelompok;
(3) Perubahan kepribadian;
(4) Akomodasi, dominasi, dan takluknya satu pihak tertentu.

Anda mungkin juga menyukai