Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR SEDIAAN CAIR

ADE MARIA ULFA,M.KES.,APT


DEFINISI
Sediaan cair adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut (Farmakope Indonesia, Edisi IV)

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia (obat
yang telarut secara molekuler dalam pelarut yang saling bercampur.
MACAM-MACAM SEDIAAN CAIR
PENGGOLONGAN SEDIAAN CAIR (LIQUID) BERDASARKAN SISTEM DISPERSI

1) Larutan Sistem 1 fase, dispersi dalam bentuk molekuler


2) Suspensi Sistem 2 fase yaitu fase padat yang tidak larut terdispersi dalam fase cair
3) Emulsi Sistem 2 fase yaitu fase minyak dan fase air yang tidak saling campur
Larutan :
Larutan disebut juga dengan solutio adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut.
Larutan bersifat homogen. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Bila bukan
air maka harus dijelaskan dalam namanya, misalnya : Sol. Camphora Spirituosa, Sol. Camphora
Oleonosa, Camphora Nitroglycerini spirituosa (Lar. Nitrogliserin dalam spiritus).
Untuk sediaan jenis ini ada beberapa cara untuk mengenali apabila terjadi kerusakan diantaranya
adalah:
1. Terjadinya kekeruhan atau perubahan warna
2. Terbentuk kristal atau endapan zat padat
3. Terjadi perubahan bau
Sirup
Suatu sediaan berupa larutan yang mengandung satu atau lebih jenis obat dengan zat
tambahan dan mengandung gula sukrosa sebagai pemanis. Kecuali dinyatakan lain, kadar gula
tidak kurang dari 64% atau tidak lebih dari 66%. Sirup dengan kadar gula kurang lebih 65%
disebut dengan sirup simplek dan digunakan sebagai pemanis (origen saporis)

Eliksir
Sediaan cair yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (seperti gula, zat pemanis
lain, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet) yang memiliki bau dan rasa yang sedap.
Pelarut yang digunakan umunya adalah etanol karena dapat meningkatkan kelarutan zat
aktifnya. Etanol yang digunakan etanol 90% dengan kadar 5–15%.
Emulsi
o Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam
cairan pembawa dan distabilkan dengan emulgator yang sesuai.
o Emulsi merupakan campuran zat berminyak dan berair. Emulsi ini terdiri dari 2 macam yaitu emulsi
minyak dalam air (O/W) dan emulsi air dalam minyak (W/O). Contoh obatnya adalah Scott’s
Emulsion. Biasanya dalam kemasan sediaan emulsi dituliskan penjelasan “Kocok Dahulu”
sebelum digunakan supaya zat yang terpisah dapat bercampur merata kembali.
o Untuk mengenali adanya kerusakan pada sediaan ini adalah dengan melihat tanda-tanda pada
sediaan seperti terjadinya Creaming (terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana
yang satu mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain), Cracking
(pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan menyatu) dan
terjadinya perubahan warna dan bau..
Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan obat berupa partikel halus yang tidak larut dan terdispersi
dalam cairan pembawa. Seperti halnya pada emulsi, pada kemasan suspensi juga disertai etiket
bertuliskan “Kocok Dahulu” sebelum digunakan dengan tujuan supaya partikel yang mengendap
terdispersi merata. Sediaan suspensi ini selain digunakan secara oral (contoh antasid) juga ada
sediaan suspensi yang digunakan secara topikal (contoh selsun) dan suspensi yang digunakan
untuk injeksi (contoh kenacort A injeksi). Untuk mengenali adanya kerusakan pada suspensi
dapat kita lihat dengan adanya “cake” yang tidak terdispersi kembali, serta terjadinya perubahan
warna dan bau.
JENIS PELARUT PADA SEDIAAN LARUTAN

1) AQUEOUS SOLUTION Sediaan larutan dengan pembawa air (Aquadest)


2) NON AQUAEOUS SOLUTION Sediaan larutan dengan pembawa selain air:-
alkohol, gliserol, propilen glikol- minyak-minyak nabati (Ol. Olive, Ol. Sesami
dll)- Paraffin cair- Isopropil miristat & isopropil palmitat (untuk obat luar)
KARAKTERISTIK SEDIAAN LARUTAN

o Jernih/transparan
o Kadar bahan aktif sesuai kebutuhan
o Warna, bau, rasa, enak/menarik
o Mempunyai kekentalan yang cukup
o Bahan obat yang stabilitas/kelarutannya dipengaruhi pH (rentang pH
sempit) -> di tambahkan dapar pada pH tertentu
o Bebas dari kontaminasi mikroba
Keuntungan Sediaan Cair
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan sediaan cair diantaranya adalah :
1. Bahan obat sudah dalam keadaan terlarut (molekul), sehingga bisa langsung diabsorpsi. Urutan
kecepatan absorpsinya larutan > emulsi > suspensi.
2. Cocok untuk penderita yang sukar menelan seperti anak-anak, lansia
3. Homogenitas lebih terjamin
4. Dosis/takaran dapat disesuaikan
5. Dosis obat lebih seragam dibandingkan sediaan padat, terutama bentuk larutan. Untuk suspensi
dan emulsi, keseragaman dosis tergantung pada pengocokan
6. Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa lambung atau dirusak cairan
lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat. Hal ini dapat dikurangi dengan memberikan
obat dalam bentuk sediaan cair karena faktor pengenceran.
KERUGIAN SEDIAAN CAIR
Selain mempunyai keuntungan yang cukup banyak sediaan cair ini juga mempunyai beberapa
kerugian yaitu :
1.Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air
2.Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi.
3.Tidak praktis
4.Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan dosis tunggal, dan harus
menggunakan alat khusus.
5.Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi.
6.Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus (sediaan parenteral).
SEDIAAN CAIR BERDASARKAN CARA PEMBERIANNYA DIBAGI MENJADI

penggunaan secara oral, topikal, parental dan vaginal.


•Sediaan cair yang digunakan secara oral: adalah sediaan cair yang dibuat untuk
pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis, atau pewarna yang larut tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang
larut dalam air atau campuran kosolven-air. Contoh: syrup, elixir

•Sediaan cair yang digunakan secara topikal adalah sediaan cair yang biasanya
mengandung air, tetapi seringkali juga pelarut lain, misalnya etanol untuk penggunaan
topikal pada kulit dan untuk penggunaan topikal pada mukosa mulut. Contoh: larutan PK,
tetes mata
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STABILITAS SEDIAAN LARUTAN

o pH
o Stabilitas bahan aktif
o Temperatur dan cahaya
o Reaksi-reaksi kimia yang mengakibatkan terjadinya perubahan warna,
bau, rasa, kekeruhan, kekentalan dll
o Kontaminasi mikroba, karena air merupakan media pertumbuhan
mikroba
EVALUASI SEDIAAN LARUTAN
Tujuan : Untuk menguji apakah larutan tersebut layak untuk digunakan dan memenuhi standar mutu
larutan yang telah ditentukan.

1. Uji Organoleptis
Tujuan : Memeriksa kesesuaian bentuk, bau, rasa dan warna sediaan dengan spesifikasi yang telah
ditentukan
Prinsip : Pemeriksaan bentuk, bau, rasa dan warna menggunakan panca indraSyarat : Bentuk, bau, rasa
dan warna sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
2. Uji pH=> Melihat tingkat keasamaan sediaan. => Untuk sediaan oral diusahakan pH mendekati
netral (pH 7) a.Kertas pH dimasukkan ke dalam sediaan b.Ditunggu beberapa saat c.Diamati kertas
pH d.Dibandingkan dengan indikator pH e.Diamati warna yang terjadi, tulis hasil pH

3. Uji Kejernihan
Tujuan : untuk memastikan bahwa larutan yang diuji terbebas dari pengotor. Alat uji kejernihan :
Tabung reaksi alas datar dengan diameter 15 mm-25 mm, tidak berwarna, transparan dan terbuat
dari kaca netral. Syarat : Kejernihan sama dengan air atau pelarut yang diamati.

4. Uji Bobot Jenis


Tujuan : Menjamin sediaan memiliki bobot jenis yang sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Alat : Piknometer Syarat : Bobot jenis sediaan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.

5. Uji Viskositas
Tujuan : Memeriksa kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Alat :
Viskometer Hoppler Prinsip : Mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung Syarat :
Nilai viskositas sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

6. Identifikasi bahan aktif


7. Penetapan kadar zat aktif

Anda mungkin juga menyukai