Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Sistem Imun

Sistem Imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi
dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa
dan parasit.

Fungsi System Imun

• Penangkal “ benda” asing yang masuk ke dalam tubuh.

• Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh


yang telah tua.

• Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta


menghancurkannya.

Sistem imun tidak dapat dibentuk dalam waktu yang singkat. Respon imun tubuh
alamiah terhadap serangan pathogen baru akan muncul dalam waktu 24 jam.

Kebanyakan pathogen yang ada di sekitar kita sulit masuk ke dalam tubuh akibat
adanya mekanisme pertahanan tubuh secara alami.

Terdapat 4 mekanisme pertahanan tubuh alami  terhadap pathogen yang akan masuk
kedalam tubuh, yaitu pertahanan fisik, mekanik, kimia, dan biologis.

Organ Asal Sistem Imun


1. Sumsum tulang
2. Kelenjar Thymus
3. Kelenjar limfe/getah bening
4. Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT)

Macam Sistem Imunitas


1.Sistem imun non spesifik/alamiah (innate immune system)
2.Sistem imun spesifik (adaptive immune system)

Klasifikasi Sistem Imun

1. Sistem Imun Non-Spesifik / Innate / Non-Adaptif

Sistem imun non-spesifik adalah sistem imun yang melawan penyakit dengan cara
yang sama kepada semua jenis penyakit. Sistem imun ini tidak membeda-bedakan
responnya kepada setiap jenis penyakit, oleh karena itu disebut non-spesifik. Sistem
imun ini bekerja dengan cepat dan selalu siap jika tubuh di datangkan suatu penyakit. 

Sistem imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan :


    a. Pertahanan Fisik / Mekanis

Pertahanan fisik dapat berupa kulit, lapisan mukosa / lendir, silia atau rambut pada
saluran nafas, mekanisme batuk dan bersin. Pertahanan fisik ini umumnya melindungi
tubuh dari penyakit yang berasal dari lingkungan atau luar tubuh kita. Pertahanan ini
merupakan pelindung pertama pada tubuh kita.

    b. Pertahanan Biokimia

Pertahanan biokimia ini adalah pertahanan yang berupa zat-zat kimia yang akan
menangani mikroba yang lolos dari pertahanan fisik. Pertahanan ini dapat berupa pH
asam yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat, asam lambung yang diproduksi oleh
lambung, air susu, dan saliva.

    c. Pertahanan Humoral

Pertahanan ini disebut humoral karena melibatkan molekul-molekul yang larut unutk
melawan mikroba. Biasanya molekul yang bekerja adalah molekul yang berada di
sekitar daerah yang dilalui oleh mikroba. Contoh molekul larut yang bekerja pada
pertahanan ini adalah Interferon (IFN), Defensin, Kateisidin, dan Sistem Komplemen.

    d. Pertahanan Selular

Pertahanan ini melibatkan sel-sel sistem imun dalam melawan mikroba. Sel-sel tersebut
ada yang ditemukan pada sirkulasi darah dan ada juga yang di jaringan. Neutrofil,
Basofil, Eusinofil, Monosit, dan sel NK adalah sel sistem imun non-spesifik yang biasa
ditemukan pada sirkulasi darah. Sedangkan sel yang biasa ditemukan pada jaringan
adalah sel Mast, Makrofag dan sel NK.

2. Sistem Imun Spesifik / Adaptif

Sistem Imun Spesifik adalah sistem imun yang membutuhkan pajanan atau bisa disebut
harus mengenal dahulu jenis mikroba yang akan ditangani. Sistem imun ini bekerja
secara spesifik karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda. Karena
membutuhkan pajanan, sistem imun ini membutuhkan waktu yang agak lama untuk
menimbulkan respon. Namun jika sistem imun ini sudah terpajan oleh suatu mikroba
atau penyakit, maka perlindungan yang diberikan dapat bertahan lama karena sistem
imun ini mempunyai memory terhadap pajanan yang didapat. Sistem imun ini dibagi
menjadi 2 :

    a. Sistem Imun Spesifik Humoral

Yang paling berperan pada sistem imun spesifik humoral ini ada Sel B atau
Limfosit B. Sel B ini berasal dari sumsum tulang dan akan menghasilkan sel
Plasma lalu menghasilkan Antibodi. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh
kita dari infeksi ekstraselular, virus dan bakteri, serta menetralkan toksinnya.

    b. Sistem Imun Spesifik Selular

Pada sistem imun ini, sel T atau Limfosit T yang paling berperan. Sel ini juga berasal
dari sumsum tulang, namun dimatangkan di Timus. Fungsi umum sistem imun ini
adalah melawan bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan tumor. Sel T
nantinya akan menghasilkan berbagai macam sel, yaitu sel CD4+ (Th1, Th2), CD8+,
dan Ts (Th3).

Fungsi Complemen :

1. Menghancurkan membran sel bakteri

2. Melepas bahan kemotaktik −> makrofag ke tempat bakteri

3. C melekat pada membran bakteri (opsonisasi) −> makrofag mudah mengenal


bakteri −> fagisitosis

Fungsi INF : Glikoprotein yang dihasilkan tubuh

1. Anti-virus dengan menginduksi sel sekitar sel yang terinfeksi virus

2. Mengaktifkan sel NK −> membunuh sel ganas

Fungsi C-RP : dibentuk saat ada radang dalam tubuh

1. Sebagai opsonin −> mengaktifkan complemen

2. Dengan bantuan Ca++ dapat mengikat molekul bakteri/jamur

Mekanisme Respon Imun

Ketika mikroba masuk ke dalam tubuh manusia, mikroba tersebut akan melewati 3 lapis
pertahanan sistem imun. Pertahanan lapis pertama berisi sistem imun non-spesifik
terutama fisik/mekanis, biokimia, dan humoral. Pertahanan ini akan mencegah
masuknya mikroba masuk ke dalam tubuh. Pertahanan lapis kedua berisi sistem imun
non-spesifik khususnya yang selular. Pertahanan selular ini nantinya akan mencegah
mikroba yang berhasil masuk ke dalam tubuh dengan menghancurkannya. Pertahanan
ketiga adalah sistem imun spesifik yang telah dibahas di atas. Ini akan menangani
mikroba yang masih belum ditangani oleh sistem imun non-spesifik.

Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imun

Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem imun, yaitu :

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Lingkungan

Kekebalan selular adalah respon imun yang tidak mengikutsertakan antibodi, tetapi
mengikutsertakan aktivasi makrofag, sel Natural Killer (NK), sel T sitotoksik yang
mengikat antigen tertentu, begitu sel diaktifkan maka sel imun akan berkomunikasi
melalui sitokin dan kemokin. Sel-sel ini membunuh virus, bakteri dan sel asing yang
lainnya dan dikeluarkannya  berbagai sitokina sebagai respon terhadap antigen, dan
mengaktifkan sistem komplemen. Sistem imun ini juga mengikut sertakan fagosit, dan
makrofag.

Sitokin adalah molekul mirip hormon yang biasanya bekerja dengan cara perakrin untuk
mengatur repon imun. Sitokin tidak saja dikeluarkan oleh limfosit dan makrofag tetapi
juga oleh sel-sel endotel, neuron, sel glia, dan jenis sel lainnya. Sebagian dari efek
sitokin juga memiliki efek sistemik seperti IL-1, IL-6 yang menyebabkan demam.
Superfamili lain dari sitokin adalah famili kemokin. Kemokin adalah zat yang menarik
neutrofil dan sel darah putih lain ketempat peradangan atau respon imun. Imunitas
seluler dirantai oleh limfosit T. Imunitas ini bertanggung jawab untuk menimbulkkan
reaksi alergi type lambat dan penolakan tandur jaringan asing. Sel T sitotoksik
menyerang dan menghancurkan sel yang memiliki antigen yang mengaktifkan sel-sel
tersebut. Sel-sel yang berperan pada imunitas selular, diantaranya :

1. Fagosit

Meskipun berbagai sel didalam tubuh dapat melakukan fagositosis, tetapi sel utama
yang berperan dalam pertahanan nonspesifik adalah sel mononuklear (monosit dan
makrofag) serta sel polimorfonuklear atau granulosit. Sel-sel ini berperan sebagai sel
yang menangkap antigen kuman mengolah dan selanjutnya mempresentasikannya
kepada sel T, yang dikenal sebagai sel penyaji atau APC. Kedua sel tersebut berasal
dari sel asal hemopoietik. Granulosit hidup pendek, mengandung granul yang berisikan
enzim hidroloitik.

2. Makrofag
Makrofag berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pemakan sel yang besa”. Makrofag
adalah leukosit fagositik yang besar, yang mampu bergerak hingga keluar system
vaskuler dengan menyebrang membran sel dari pembuluh kapiler dan memasuki area
antara sel yang sedang diincar oleh patogen. Di jaringan, makrofag organ-spesifik
terdiferensiasi dari sel fagositik yang ada di darah yang disebut monosit. Makrofag
adalah fagosit yang paling efisien, dan bisa mencerna sejumlah besar bakteri atau sel
lainnya. Pengikatan molekul bakteri ke reseptor  permukaan makrofaga memicu proses
penelanan dan penghancuran bakteri melalui “serangan respiratori”, menyebabkan
pelepasan bahan oksigen reaktif. Patogen juga menstimulasi makrofag untuk
menghasilkan kemokin, yang memanggil sel fagosit lain di sekitar wilayah terinfeksi.

Makrofag merupakan hasil dari diferensiasi monosit yang berimigrasi ke jaringan,


makrofag ini akan terus hidup dalam jaringan sebagai makrofag residen. Sel kupffer
merupakan makrofag dalam hati, histiosit dalam jaringan ikat, dll.

3 . Sel Natural Killer (NK)

Sel NK berfungsi dalam imunitas nonspesifik terhadap virus dan sel tumor. Secara
morfologis, sel NK merupakan limfosit besar dengan granul besar, ciri-cirinya yaitu
memiliki benyak sekali sitoplasma, granul sitoplasma azurofilik, pseudopodia dan
nukleus eksentris.

4 . Sel Mast

Sel mast berperan dalam reaksi alergi dan juga dalam pertahannan penjamu,
jumlahnya mennurun pada sindrom imunodifisiensi. Sel mast juga berperan pada
imunitas terhadap parasit dalam usus dan terhadap invasi bakteri.

ANTIBODI

Antibodi merupakan biomolekul yang tersusun atas protein dan dibentuk sebagai
respons terhadap keberadaan benda-benda asing yang tidak dikehendaki di dalam
tubuh kita. Benda-benda asing itu disebut antigen. Tiap kali ada benda-benda asing
yang masuk ke dalam tubuh diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi. Antibodi
dihasilkan oleh limfosit B atau sel-sel B. Antibodi digunakan untuk menetralkan atau
menghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Setiap detik sekitar 2.000
molekul antibodi diproduksi oleh sel-sel B. Salah satu contoh peristiwa yang melibatkan
antibodi adalah ketika kulit kita terkena infeksi karena luka maka akan timbul nanah.
Nanah itu merupakan limfosit atau sel-sel B yang mati setelah berperang melawan
antigen.
1. Jenis-jenis Antibodi

Antibodi disebut juga immunoglobulin (Ig) atau serum protein globulin, karena
berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan (immune). Ada lima macam
immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD.

a. Immunoglobulin G (IgG)

IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam satu bulan,
menurun perlahan-lahan, dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadar yang
rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah
bening, dan usus. Senyawa ini akan terbawa aliran darah langsung menuju tempat
antigen berada dan menghambatnya begitu terdeteksi. Senyawa ini memiliki efek kuat
antibakteri maupun virus, serta menetralkan racun. IgG juga mampu menyelinap
diantara sel-sel dan  menyingkirkan mikroorganisme yang masuk ke dalam sel-sel dan
kulit. Karena kemampuan serta ukurannya yang kecil, IgG merupakan satu-satunya
antibodi yang dapat dipindahkan melalui plasenta dari ibu hamil ke janin dalam
kandungannya untuk melindungi janin dari kemungkinannya infeksi yang menyebabkan
kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya immunoglobulin dalam kolostrum (air susu ibu
atau ASI yang pertama kali keluar), memberikan perlindungan kepada bayi terhadap
infeksi sampai sistem kekebalan bayi dapat menghasilkan antibodi sendiri.

b. Immunoglobulin A (IgA)

Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh
selaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di
dalam darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung,
dan sekresi usus.

Antibodi ini melindungi janin dalam kandungan dari berbagai penyakit. IgA yang
terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba karena
tidak terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir.

c. Immunoglobulin M (IgM)

Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B. Pada
saat antigen masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan antibodi
pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk segera
setelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian menghilang.

Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika
janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyak
terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ
maupun jaringan. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat
diketahui dari kadar IgM dalam darah.

d. Immunoglobulin D (IgD)

Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada
permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. IgD ini bertindak dengan
menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-sel T
menangkap antigen.

e. Immunoglobulin E (IgE)

Immunglobulin E atau IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah.
Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena itu,
tubuh seorang yang sedang mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE
penting melawan infeksi parasit, misalnya skistosomiasis, yang banayk ditemukan di
negara-negara berkembang.

SIFAT - SIFAT ANTIBODI

Ada beberapa sifat Antibodi, yaitu :

1. Dibuat di dalam Reticuloendothelial System (RES) seperti sumsum tulang,


kelenjar limfe, hati, dan lain-lain sesuai dengan tempat pembentukan sel darah
putih.

2. Bersifat tidak tahan terhadap sinar matahari (thermolabil). Oleh karena itu, zat
Antibodi yang telah dibekukan harus disimpan di dalam lemari pendingin serta
tidak terkena cahaya matahari secara langsung.

3. Dapat direaksikan dengan antigen secara spesifik, ibarat kunci dengan gembok.

4. Dapat larut dalam darah (sel plasma)

5. Terdiri dari suatu zat yang menempel pada gammaglobulin

Selain itu, terdapat beberapa sifat dari Antibodi jika dinilai dari cara kerja masing-
masing jenis Antibodi tersebut. Sifat tersebut adalah :

1. Presipirin

Antibodi yang bersifat bresipirin akan bekerja dengan mengendapkan zat-zat asing
seperti bakteri, virus, dan lain-lain

2. Lisin
Sedangkan Antibodi yang bersifat lisin akan bekerja dengan menghancurkan zat-zat
asing yang masuk.

3. Opsonin

Sifat opsonin yang dimiliki oleh Antibodi memiliki arti bahwasanya Antibodi tersebut
dapat merangsang serangan leukosit terhadap antigen yang masuk

4. Aglutinin

Merupakan sifat Antibodi yang bekerja dengan menggumpalkan antigen, aglutinogen,


dan zat-zat asing lainnya.

ANTIGEN

Antigen mengandung dua arti, pertama untuk mengambarkan molekul yang memacu
respon imun (juga disebut imunogen) dan kedua untuk menunjukkan molekul yang
dapat bereaksi dengan antibodi atau sel T yang sudah disensitasi (Baratawidjaja,
2006). Antigen yaitu setiap substansi asing yang dapat menginduksi timbulnya respon
imun (Bloom, 2002). Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan
dapat bereaksi dengan antibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen adalah
bahan yang dapat merangsang respon imun dan hapten adalah bahan yang dapat
bereaksi dengan antibodi. Antigen tersusun atas epitop dan paratop. Epitop atau
Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat mengenal/ menginduksi
pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah bagian dari antibodi yang dapat
mengikat epitop. Antigen molekul asing yang dapat menimbulkan respon imun spesifik
dari limfosit pada manusia dan hewan. Antigen meliputi molekul yang dimilki virus,
bakteri, fungi, protozoa dan cac Klasifikasi Antigen

1. PEMBAGIAN ANTIGEN MENURUT EPITOP :

a. Unideterminan, univalent : Yaitu hanya satu jenis determinan atau epitop pada satu
molekul.

b. Unideterminan, multivalent : Yaitu hanya satu determinan tetapi dua atau lebih
determian tersebut ditemukan pada satu molekul.

c. Multideterminan, univalent : Yaitu banyak epitop yang bermacam-macam tetapi


hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein).

d. Multideterminan, multivalent : Yaitu banyak macam determinan dan banyak dari


setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan
kompleks secara kimiawi).
2. PEMBAGIAN ANTIGEN MENURUT SPESIFISITAS :

a. Heteroantigen, yaitu antigen yang terdapat pada jaringan dari spesies yang berbeda.

b. Xenoantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki spesies tertentu.

c. Alloantigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk individu dalam satu
spesies.

d. Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh organ yang sama dari spesies
yang berbeda.

e. Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh sendiri

3. PEMBAGIAN ANTIGEN MENURUT KETERGANTUNGAN TERHADAP SEL T :

a. T dependent yaitu antigen yang memerlukan pengenalan oleh sel T dan sel B untuk
dapat menimbulkan respons antibodi. Sebagai contoh adalah antigen protein.

b. T independent yaitu antigen yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel Tuntuk
membentuk antibodi. Antigen tersebut berupa molekul besar polimerik yang dipecah di
dalam badan secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan,
dan flagelin polimerik bakteri.

4. PEMBAGIAN ANTIGEN MENURUT SIFAT KIMIAWI :

a. Hidrat arang (polisakarida) Hidrat arang pada umumnya imunogenik. Glikoprotein


dapat menimbulkan respon imun terutama pembentukan antibodi. Respon imun yang
ditimbulkan golongan darah ABO, mempunyai sifat antigen dan spesifisitas imun yang
berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah.

b. Lipid Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat oleh
protein carrier. Lipid dianggap sebagai hapten, sebagai contoh adalah sphingolipid.

c. Asam nukleat Asam nukleat tdak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat
oleh protein carrier. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respon
imun terhadap DNA terjadi pada penderita dengan SLE.

d. Protein Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umunya multideterminan


univalent.
TUGAS BIOKIMIA

Nama : Yoga Pratama Iskandar


NIM : 16484010

Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
2016/2017

Anda mungkin juga menyukai

  • Brosur Purbasari
    Brosur Purbasari
    Dokumen6 halaman
    Brosur Purbasari
    dian seprida putri
    Belum ada peringkat
  • Spesialite Cel
    Spesialite Cel
    Dokumen16 halaman
    Spesialite Cel
    dian seprida putri
    Belum ada peringkat
  • Prakarya Kipas
    Prakarya Kipas
    Dokumen4 halaman
    Prakarya Kipas
    dian seprida putri
    Belum ada peringkat
  • Proposal Tara
    Proposal Tara
    Dokumen5 halaman
    Proposal Tara
    dian seprida putri
    Belum ada peringkat
  • Prakarya Cendol
    Prakarya Cendol
    Dokumen5 halaman
    Prakarya Cendol
    dian seprida putri
    Belum ada peringkat
  • Biokimia Cel
    Biokimia Cel
    Dokumen10 halaman
    Biokimia Cel
    dian seprida putri
    Belum ada peringkat
  • Bindo Fix
    Bindo Fix
    Dokumen3 halaman
    Bindo Fix
    dian seprida putri
    Belum ada peringkat