Anda di halaman 1dari 6

A.

      TOKOH-TOKOH YANG MENENTANG TEORI KLASIK

Adanya ekonomi sosialis ini berawal dari munculnya beberapa tokoh yang menentang teori klasik,
selain dari inggris banyak tokoh-tokoh dari Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat, seperti
Lauderdale dari Inggris, Sismondi dan Bastiat dari Perancis, Muller dan List dari Jerman, dan Carey
dari Amerika Serikat.

1.        Lauderdale

Lauderdale lahir pada tahun 1759, ia merupakan pengkritik awal terhadap pemikiran Smith.
Pemikiran-pemikirannya termuat dalam karyanya yang berjudul An inquiry into the Nature and
Origin of public wealth, and into the Means and Causes of its Increase. Buku ini membicarakan
kekayaan publik, karena menurutnya ekonomi publiklah yang diperlukan oleh setiap tahap
kehidupan masyarakat. Berikut beberapa pemikiran Lauderdale. (Hasibuan, 1987: 4.3).

Lauderdale tidak setuju dengan andaian persaingan bebas dari pemikiran Smith tentang pengertian
nilai, Lauderdale menyatakan jika kekayaan individu meningkat dalam kelangkaan akan
menyebabkan kekayaan publik menurun, terjadi antagonisme antara kekayaan individu dengan
kekayaan publik. Menurut pendapat Smith (dengan dasar kekayaan individu), kekayaan nasional
sama dengan jumlah seluruh kekayaan individu. Dalam hal ini ditafsirkan oleh Lauderdale bahwa
kekayaan publik sangat tergantung dari kekayaan individu.

2.        Simonde De Simondi

Pemikiran Simonde adalah masalah kelebihan produksi secara umum yang menimbulkan krisis
perdagangan. Selanjutnya, kesempatan kerja yang terdesak karena adanya intervensi dalam industri.
Dia mengatakan bahwa adanya kekayaan dibuat manusia, bukan manusia untuk kekayaan. Dia
melihat adanya ketidakstabilan pekerja karena revolusi industri yang terjadi. Simonde tidak
mencapai sosialisme, tetapi pandangan-pandangannya sangat berguna bagi para penulis sosialis.

3.        Adam Muller

Adam Muller lahir di Berlin pada tahun 1779. Dia sebenarnya bukan seorang ekonom tetapi berbagai
karyanya banyak berkaitan dengan ekonomi. Pemikiran Muller cenderung kepada peranan Negara,
ada dua hal yang menjadi sumbangan Muller dalam ekonomi (Hasibuan, 1987: 4.7), yaitu :

a.         Perjuangan politik dan ekonomi kaum Romantik di Jerman, kehidupan negara adalah
kehidupan sipil. Negara dan individu menjadi hidup yang saling tergantung sepanjang waktu.

b.         Muller membagi hak kepemilikan menjadi tiga, yaitu milik pribadi murni, milik kooperatif, dan
milik negara.

4.        Friedrich List

Friedrich List lahir di Reutlingan pada tahun 1786 dan menjadi guru besar ekonomi di Tubingen pada
tahun 1817. Bukunya yang terkenal adalah The National System of political Economy. Disamping
mengkritik Smith, List mengajukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Beberapa kritik yang
dikemukakannya adalah tentang teori nilai, List mengemukakan bahwa teori nilai itu luas sekali,
mulai dari agama, pelarangan perbudakan, penemuan percetakan, polisi, jam dan alat-alat transpor,
semua itu merupakan kekuatan produktif.

Kemudian modal mental yaitu akumulasi dari semua penemuan, penyempurnaan dan perbaikan
yang dilakukan oleh generasi sebelumnya. Dan yang selanjutnya pemikiran List mengenai proteksi,
dia menjelaskan bahwa industri pada tahap awal perlu mendapat perlindungan.
5.        Henry Charles Carey

Carey lahir di Philadelphia pada tahun 1793, ia mula-mula sukses sebagai penerbit tetapi kemudian
banyak menulis. Karya terbesarnya mencapai 13 jilid, di samping lebih dari 50 tulisan pamflet.
Beberapa karyanya yang utama adalah Essay on the Rate of Wages, Principles of political Economy,
The Principle of social science, The Past, The Present and the Future, dan Harmony of Interest.Carey
mempunyai sumbangan tersendiri terhadap perkembangan teori ekonomi. Dia menentang
pandangan pesimisme dan membantah kebenaran teori kependudukan Malthus, dan hukum lebih
yang berkurang dari Ricardo.

6.        Friedrick Bastiat

Friedrick Bastiat membahas teori mengenai perbedaan value dan utility, menurut Bastiat dalam
kegunaan barang terdapat dua cara mendapatkannya yaitu karunia tanpa biaya, dan usaha dari
manusia. Nilai merupakan harga dari barang tersebut atau timbal balik yang sama untuk
mendapatkan barang tersebut, dalam hal ini berarti barang yang mempunyai nilai merupakan
barang yang menggunakan biaya untuk mendapatkannya.

7.        John Stuart Mill

Berikut adalah  pemikiran-pemikiran dari John Stuart Mill sebagai berikut :

a.         Pemikiran Mill mengenai Teori Ditribusi

Mill membedakan teori yang mengatur produksi dan yang mengatur distribusi, meskipun pada
waktu itu pendapatan nasional di Inggris mengalami kenaikan tetapi ia tetap khawatir adanya
penambahan penduduk yang cepat pula hingga hal ini menjadi sia-sia. Mill kembali mempelajari
perilaku lahan, pekerja, dan modal untuk meningkatkan pendapatan. Ia menyimpulkan bahwa harus
ada kekuatan-kekuatan fisik yang ditata kembali yaitu human capital investment (tenaga kerja
terampil), pembagian kerja (kerjasama pekerja), dan modal berasal dari tabungan.

Pendapat Mill bagi negeri-negeri yang sudah mengalami pendapatan tinggi dan kelebihan modal,
masalah pokoknya adalah distribusi bukan lagi produksi. Sementara negeri yang masih terbelakang
harus mendukung pertumbuhan ekonominya dengan teori produksi. Teori distribusi bagi Mill adalah
personal bukan lagi fungsional. Mill berpendapat bahwa hukum-hukum produksi diatur dengan
hukum-hukum fisik, sementara pengaturan distribusi harus diatur oleh hukum-hukum yang dibuat
manusia. Jadi, dengan pemikiran-pemikirannya tersebut Mill berusaha agar peran minimum
pemerintah dalam bidang ekonomi dapat meluas untuk  menciptakan distribusi yang adil.

b.         Perdagangan Internasional

Pemikiran Mill mengenai perdagangan internasional menekankan aspek keuntungan yang diperoleh
oleh  masing-masing negeri yang ikut berdagang (melanjutkan pemikiran Ricardo yang dasarnya dari
Smith). Mill menyatakan bahwa nilai-tukar (terms of trade) tergantung kepada permintaan barang-
barang impor oleh masing-masing negara. Kekuatan permintaan pun tergantung pada
kecenderungan konsumen pada kedua negeri dan tingkat harga. Mill membagi keadaannya menjadi
elastis, tidak elastis, dan elastis uniter. Teori ini dikenal dengan Permintaan Timbal-Balik (reciprocal
demand).

B.Pemikiran – Pemikiran di Mazhab Sosialis


Terlepas dari berbagai aliran sosialisme yang telah dibahas di atas, untuk lebih memudahkan kita
dalam mempelajarai pemikiran sosialisme saat ini kita akan mendiskusikan dan membagi
perkembangan pemikiran ekonomi aliran sosialisme menjadi 2 bagian, yaitu:

(1) Sosialis Utopis; dan (2) Sosialis Ilmiah.

a. Sosialis Utopis

Sosialisme pada dasarnya bukanlah hal yang baru, gagasan ini sudah ada sejak jaman Yunani
kuno, dimana Plato berpendapat bahwa negara hanya akan baik kalau dipimpin dan diperintah oleh
orang-orang baik serta negarawan ulung, yang disaring dari seluruh anggota masyarakat. Karena
gagasannya ini Plato dianggap sebagai pendiri ajaran sosialisme atau sering disebut dengan kaum
“Perintis Sosialis” yang juga lebih dikenal dengan masa Pra-Klasik pada zaman Yunani kuno. Menurut
Plato, sistem pemerintahan yang baik adalah berbentuk totaliterisme, dikendalikan dan dipimpin
oleh orang terpandai dan terpilih.143 Dalam buku Republika nya Plato juga telah menyodorkan
ajaran politik yang sangat sosialis yaitu “para penguasa yang menentukan jatuh bangunnya negara
tidak boleh memiliki harta kekayaan pribadi kecuali kebutuhan pokok. Mereka juga tidak
diperkenankan untuk turut campur tangan dengan urusan emas dan perak dalam bentuk apapun
juga” (Rapar: 1988)144 .

Sosialisme Utopis merupakan sebuah istilah untuk mendefinisikan awal mula pemikiran
sosialisme modern. Para sosialis utopis tidak pernah benar-benar menggunakan istilah ini untuk
menyebut diri mereka. Istilah "Sosialisme Utopis" awalnya diperkenalkan oleh Karl Marx dan
kemudian digunakan oleh pemikirpemikir sosialis setelahnya, untuk menggambarkan awal kaum
sosialis intelektual yang menciptakan hipotetis masa datang dari penganut paham egalitarian dan
masyarakat komunal tanpa semata-mata memperhatikan diri mereka sendiri dengan suatu cara di
mana komunitas masyarakat seperti itu bisa diciptakan atau diperjuangkan.

Tokoh-Tokoh Sosialisme Utopian

1.Comte Henri de Saint Simon (1760 – 1825)

Comte Henri de Saint Simon adalah tokoh sosialis yang hidup di kota Paris, ia merupakan seorang
pemikir yang sangat optimis. Ia tidak menginginkan adanya uniformitas, melainkan ia menghendaki
adanya kesamaan dalam kesempatan. Simon ingin memberikan upah kepada kaum buruh atas
prestasi bukan menurut kebutuhan, hal tersebut dikatakannya setelah ia melihat perkembangan
revolusi Industri secara besar-besaran di Eropa. Pandangan sosialisnya seakan hanya sebagai
gambaran awal bagi state sosialisme. Tata baru yang tercapai karena kehancuran atau
dihancurkannya tata hidup yang lama haruslah bersifat ilmiah dan industrial. Dihancurkannya orde
sebelumnya walalupun perlu tidaklah cukup itu saja, namun orde tersenut harus diikuti oleh sesuatu
hal yang lebih baik daripada individualisme anarchistis. Peperangan haruslah dilenyapkan dari
masyarakat, pada masyarakat yangbaru semua moralitas harus segera dicapai dengan asas bahwa,
manusia satu sama lainnya harus berlaku seakan-akan mereka bersaudara.

2.Charles Fourier (1772 – 1837)

Charles Fourier merupakan tokoh sosialis yang masa hidupnya sekitar tahun 1772 – 1837. Ia
berharap agar dunia dapat berubah kea rah system yang lebih baik. Ketika ia melihat pertarungan
antara kaum kapitalis dengan kaum buruh, ia mengusulkan untk membangun sebuah perumahan
yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi. Dengan dibangunnya perumahan untuk
kaum buruh, ia berharap dapat segera menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi
antara kaum kapitalis dan kaum buruh.
Dalam perumahan itu atau yang disebut “Phallanx Steres” mereka akan hidup Bersama dimana
produksi serta konsumsi dilaksankan atas dasar kooperatif. Jadi dalam koloni kecil itu semua saling
membagi dan melaksanakan tugas yang disesuaikan dengan keahlian pribadi, kemudian
dikombinasikan dengan manajemen yang efisien untuk memperbanyak produksi dan simpanan
sehingga akhir usia produktif terdapat dana pensiun. (Winardi: 1977)147 .

3.Robert Owen (1771 – 1858)

Owen sendiri yang mengumumkan kebebasan “dari hak milik pribadi, Agama yang rasional dan
perkawinan”. Namun dalam dua tahun eksperimen tersebut gagal total, mengalami penipuan,
kekurangan perencanaan, dan uang. Owen kehilangan seperlima kekayaannya dan kemudian
menghabiskan sisa hidupnya untuk menulis dan mendalami spiritualisme. (Skousen: 2009)149 Pierre
Joseph Proudhon (1809-1865 ) Pierre Joseph Proudhon adalah tokoh sosialis yang percaya akan
kesamaan dan ia adalaha musuh utama terhadap pemilikan pribadi dalam dunia usaha. Tetapi juga
sangat berbeda dengan kaum sosialis pada umumnya, karena ia juga menentang pemerintahan.
Bentuk tertinggi dalam memimpin negara adalah harmony anarchi dan orde.150 Dia merupakan
pemikir yang mempunyai pengaruh jauh lebih besar terhadap perkembangan anarkisme; seorang
penulis yang betul-betul berbakat dan ‘serba tahu’ dan merupakan tokoh yang dapat dibanggakan
oleh sosialisme modern. Proudhon sangat menekuni kehidupan intelektual dan sosial pada zamanya,
dan kritik-kritik sosialnya didasari oleh pengalaman hidup. Di antara pemikir-pemikir sosialis pada
zamannya, dialah yang paling mampu mengerti sebab-sebab penyakit sosial dan juga merupakan
seseorang yang mempunyai visi yang sangat luas. Dia mempunyai keyakinan bahwa sebuah evolusi
dalam kehidupanintelektual dan sosial menuju ke tingkat yang lebih tinggi harus tidak dibatasi
dengan rumus-rumus abstrak.

4.Louis Blanc (1811 – 1882)

Menurut Blanc konflik-konflik yang terjadi di dalam masyarakat barat sebagian besar disebabkan
oleh persaingan di mana golongan proletary selalu menjadi korban. Kapitalisme akan hilang dengan
sendirinya bila gagasannya dapat diwujukan secara nyata. Namun gagasannya mendapat tantangan
dari politikus yang menyangkal ideide dan pandangan-pandangannya. Meskipun ide Blanc tentang
koperasi pekerja tidak pernah terealisasi, gagasan politik dan sosialnya sangat menyumbang
perkembangan sosialisme di Perancis.

b.        Sosialis Prailmiah dan Ilmiah

Para pemikir sosialis prailmiah dan ilmiah pada umumnya mempelajari dan semua bertolak pada
pemikiran Ricardo, tetapi mereka mengembangkannya menjadi gerakan yang revolusioner, gerakan
yang mendukung serikat kerja dan melihat perkembangan masyarakat. Pada umumnya teori yang
mereka pakai adalah teori nilai tenaga kerja Ricardo, tetapi mereka memandang bahwa upah
pekerja senantiasa lebih kecil daripada nilai barang yang dihasilkan.

1.        Hodgskin

Hodgskin merupakan tokoh ekonomi yang sangat sosialis, dalam karyanya yang berjudul Labour
Defended Againts The Claims of Capital  membahas sistem ekonomi yang mendukung kaum pekerja
menghadapi kaum kapitalis. Hasibuan (1987: 4.42) menyatakan pemikiran Hodgskin “Pemilik kapital
memperoleh laba yang tidak wajar, jika bertolak pada pemikiran Ricardo maka modal tidak terbukti
produktif”. Selain itu Hodgskin membedakan membedakan hubungan kapital yang merupakan
tenaga pekerja dan kondisi produksi di masa yang akan datang, dan modal adalah kekuatan untuk
mencapai nilai tukar. Sehingga dapat simpulkan bahwa sebenarnya modal itu mengandung unsur
sosial didalamnya mengingat pemikirannya yang menjelaskan bahwa akumulasi modal merupakan
himpunan tenaga kerja yang disebut sebagai anarkis pada tahun tersebut.

2.        John Gray

Karya John Gray yang berjudul A Lecture on Human Happiness   terbit pada tahun 1825, pemikiran
dalam karyanya tersebut memuat kritik dan kutukan terhadap sistem kapitalis. Dia kembali kepada
nilai tenaga kerja yang seharusnya menerima produksi secara penuh, tetapi hanya sebagian
kelompok, yang tidak produktif menjadi parasit.

Dia melihat, eksploitasi terjadi tidak hanya pada upah tetapi juga sewa, suku bunga dan laba, yang
menyebabkan terjadinya masalah sosial.

3.        Proudhon

Karya Proudhon yang berjudul La propriete c’ est le vol  berisi pernyataannya yang ekstrim bahwa
milik kapitalis adalah berasal dari curian karena bermuara pada pemikiran eksploitasi tenaga kerja.
Selain itu, sewa lahan, suku bunga, dan laba perlu dihapuskan, meskipun demikian dia tidak anti
terhadap milik pribadi dan menolak faham komunisme dengan anggapan komunisme salah analisis
tentang hak milik. Dalam karyanya bukunya yang lain dengan judul Contradictions Economiques, au
Philosophie de la Miesere  yang terbit tahun 1846, dan Theori de la Propriete  terbit tahun 1886 ia
menjelaskan aspek keseimbangan keseimbangan dan eksploitasi dapat berakhir jika hak milik
dibagikan dan pertanian serta industri diselenggarakan oleh produsen-produsen kecil.

4.        Karl Marx

Karl Marx disebut sebagai tokoh sosialis ilmiah karena pemikirannya yang mengkombinasikan ide-ide
pihak yang mendahuluinya, baik kaum sosialis maupun kaum kapitalis. Marx menggunakan analisis
Ricardo dalam membuat teorinya, teori-teorinya tidak hanya sekedar atas pandangan ekonomi saja,
tetapi juga melibatkan moral, etika, sosial, politik, sejarah, falsafah, dan bidang ilmu lainnya.

Karl Marx sangat anti terhadap liberalisme yang di gagas oleh Adam Smith dan pengikut-
pengikutnya. Marx dalam Deliarnov (2009: 51) membuktikan dengan argumennya bahwa paham
liberal Smith sangat buruk, dari segi ekonomi akumulasi kapital di tangan kapitalis memungkinkan
terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan tetapi pembangunan dalam sistem kapitalis
sangat bias terhadap pemilik modal. Pemikirannya mengenai distribusi pendapatan dalam sosialisme
berlaku prinsip “dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya, untuk setiap orang sesuai
dengan pekerjaannya sendiri”.
Daftar Pustaka

http://deedewilestari60.blogspot.com/2015/05/mazhabsosialis.html#:~:text=Mazhab%20Sosialisme
%20dikatakan%20lahir%20dan,buruk%20dari%20adanya%20revolusi%20industri.&text=dan%20si
%20miskin.,Sosialisme%20merupakan%20doktrin%20yang%20menyokon%20pemilikan%20dan
%20pengawasan%20publik%20terhadap,yang%20lebih%20efisien%20dan%20adil

http://eprints.unpam.ac.id/8552/2/PIE0033_MODUL%20UTUH_SEJARAH%20TEORI-TEORI
%20%20EKONOMI%20%281%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai