Anda di halaman 1dari 122

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS DALAM NKRI

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS PADA


INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PENUNJANG PELAYANAN MEDIS
RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

Oleh :
SARIYANTI EKAWATI, A.Md.TEM
NIP : 19900402 201903 2 006

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


ANGKATAN VIII TAHUN 2020

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN


BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDAR
I 2020
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI

“OPTIMALISASI PELAKSANAAN PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS


PADA INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PENUNJANG PELAYANAN
MEDIS RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”

Oleh :
SARIYANTI EKAWATI,
A.Md.TEM NIP : 19900402 201903 2
006

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 2020


di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

COACH, MENTOR,

LA HADIFA, SE., M.Si MARSUKI, SKM


NIP. 19611231 199103 1 049 NIP. 19780104 200604 1 008
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“OPTIMALISASI PELAKSANAAN PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS PADA


INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PENUNJANG PELAYANAN MEDIS
RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”

Oleh :
SARIYANTI EKAWATI, A.Md.TEM
NIP : 19900402 201903 2 006

Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor
Pada Seminar/Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal: 2020

Kendari, 2020

PENGUJI, COACH, MENTOR,

Dr. Drs. RUSLAN, M.Pd LA HADIFA, SE., M.Si MARSUKI, SKM


NIP. 19791009 200501 1 001 NIP. 19611231 199103 1 049 NIP. 19780104 200604 1 008

Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si


NIP. 19620407 198103 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah berkat limpahan rahmat Allah SWT, penulisan


tugas Laporan Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi ASN tentang
Optimalisasi Pelaksanaan Pemeliharaan Peralatan Medis Pada Instalasi
Gawat Darurat Dalam Penunjang Pelayanan Medis RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNSD Kabupaten Konawe Kepulauan, yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
bekerjasama dengan Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen
Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara RI. Kegiatan aktualisasi ini
bertujuan untuk membekali CPNS menjadi ASN yang berkarakter dan mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.

Penyusunan laporan aktualisasi ini tidak terlepas dari dukungan,


bimbingan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk
penghargaan, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi
Tenggara yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar
CPNS;
2. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan yang telah mendukung kegiatan
pendidikan dan latihan dasar CPNS;
3. Direktur RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan yang telah mendukung
seluruh rancangan rencana aktualisasi yang mencerminkan nilai-nilai dasar
profesi ASN;
4. La Ode Hadifa, SE.M.Si selaku coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti
dalam proses pembimbingan penyusunan laporan aktualisasi diri ini;
5. Marsuki, SKM selaku mentor yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan dalam penyusunan laporan aktualisasi ini;

i
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan banyak arahan dan masukan
dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini;
7. Seluruh panitia, Binsuh yang telah memfasilitasi para peserta diklatsar
dengan baik;
8. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materiil
dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban pada masa
Latsar;
9. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar Golongan II Angkatan VIII dan
Angkatan IX Tahun 2020 tanpa terkecuali yang selama ini telah banyak
berbagi bersama selama proses Latsar;
10. Tim IPSRS yang banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi
ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang
mendasar pada laporan ini, oleh karena itu kami berharap kepada semua pihak
untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk
penyempurnaan laporan ini. Penulis juga berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh tentang
implementasi nilai-nilai "ANEKA" dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
kerja dan masyarakat.

Kendari, 2020

SARIYANTI EKAWATI, A.Md.TEM


NIP. 19900402 201903 2 006
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG.........................................................................1
1.2.TUJUAN DAN MANFAAT.................................................................2
1.3.RUANG LINGKUP..............................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI
DASAR ASN DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN
PENETAPAN ISU...............................................................................5
2.1. GAMBARAN UMUM ORGANISASI..............................................5
2.2. NILAI – NILAI DASAR ASN...........................................................12
2.3. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN..................................................26
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI.......................................................37
3.1. DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI..................................37
3.2. INDIKATOR KEBERHASILAN......................................................49
3.3. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN...................................49
3.4. PERKIRAAN HAMBATAN DAN ANTISIPASI.............................49
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI...............................................................52
4.1. KENDALA DAN ANTISIPASI...............................................................52
4.2. CAPAIAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN.......................52
4.3. DESKRIPSI KEGIATAN..........................................................................54
BAB V PENUTUP...........................................................................................72
5.1. KESIMPULAN..........................................................................................72
5.2. SARAN.....................................................................................................72
5.3. RENCANA TINDAK LANJUT...............................................................73
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................74
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1. STRUKTUR ORGANISASI RSUD KABUPATEN

KONAWE KEPULAUAN..................................................7

GAMBAR 4.3.1. MENYIAPKAN BAHAN KONSUL.................................54

GAMBAR 4.3.2. KONSULTASI DENGAN DIREKTUR DAN

MENTOR............................................................................54

GAMBAR 4.3.3. BIMBINGAN DAN ARAHAN TERKAIT RENCANA

KEGIATAN........................................................................55

GAMBAR 4.3.4. MEMBUAT SURAT REKOMENDASI............................55

GAMBAR 4.3.5. RAPAT KOORDINASI DENGAN TIM IPSRS................59

GAMBAR 4.3.6. MEMBUAT FORM CEKLIST PEMELIHARAAN..........59

GAMBAR 4.3.7. MENYUSUN JADWAL PEMELIHARAAN....................59

GAMBAR 4.3.8. PERALATAN PEMELIHARAAN ALAT

KESEHATAN....................................................................62

GAMBAR 4.3.9. KONSULTASI DENGAN KEPALA UNIT TERKAIT....62

GAMBAR 4.3.10. PROSES PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN........63

GAMBAR 4.3.11. DAFTAR FORM CEKLIST PADA ALAT .....................

KESEHATAN...................................................................63

GAMBAR 4.3.12. RAPAT EVALUASI DENGAN TIM IPSRS....................67

GAMBAR 4.3.13. MENYUSUN LAPORAN EVALUASI............................68

GAMBAR 4.3.14. MENYAMPAIKAN HASIL EVALUASI KEPADA

DIREKTUR.......................................................................68
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1. DAFTAR KETENAGAAN RSUD KABUPATEN KONAWE


KEPULAUAN..............................................................................8

TABEL 2.2. PENETAPAN ISU TEKNIK USG...............................................35

TABEL 3.1. RENCANA AKTUALISASI........................................................38

TABEL 3.2. JADWAL KEGIATAN................................................................49

TABEL 4.1. KENDALA DAN SOLUSI..........................................................52

TABEL 4.2. DAFTAR KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN...................53

TABEL 4.3. PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI.......................54


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Peraturan tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 secara
implisit menghendaki bahwa ASN bukan sekadar merujuk kepada jenis
pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik.
Pembentukan ASN yang professional. Peserta latihan dasar dituntut dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN ditempat kerja. Hal ini
diharapkan calon Aparatur Sipil Negara dapat melaksanakan secara langsung
nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga tertanam kuat dalam dirinya. Nilai-
nilai dasar tersebut diantaranya Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), Whole of Government,
Pelayanan Publik dan Manajemen ASN.
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan
setinggi-tingginya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit, 2009) .
Untuk menunjang pelayanan di rumah sakit maka diperlukan peralatan
kesehatan. Namun seiring bertambahnya usia yang dialami oleh peralatan dan
penggunaanya yang terlalu sering, resiko kerusakan tidak dapat terhindarkan.
Hal tersebut terjadi karena banyak faktor salah satunya dikarenakan usia
peralatan yang bertambah tua, pemakaian peralatan yang tidak sasuai SOP
(Standard Operation Procedure), maupun pemeliharaan peralatan yang
kurang diperhatikan.
Dari beberapa sebab di atas, tentu akan berpengaruh pada kondisi
peralatan dan memungkinkan terjadi kerusakan pada peralatan tersebut.
Kerusakan yang dialami bisa dalam bentuk ringan maupun rusak dalam
bentuk

1
berat. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit dinyatakan bahwa persyaratan peralatan meliputi
peralatan medis dan non medis harus memenuhi standard pelayanan,
persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.
Dari penjelasan di atas penulis sebagai teknisi elektromedik di RSUD
Kabupaten Konawe Kepulauan sering menerima laporan kerusakan peralatan
medis dari instalasi gawat darurat RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
Setelah di telusuri ternyata salah satu penyebabnya adalah belum
terlaksananya pemeliharaan peralatan medis di IGD secara rutin. Hal tersebut
terjadi karena kurangnya jumlah teknisi elektromedik di RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan. Berdasarkan penjelasan tersebut, isu yang diangkat
mengenai kurang optimalnya pemeliharaan peralatan medis di instalasi gawat
darurat. Oleh karena itu judul yang di ambil dalam rancangan ini adalah
“Optimalisasi Pelaksanaan Pemeliharaan Peralatan Medis pada Instalasi
Gawat Darurat Dalam Penunjang Pelayanan Medis RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan.”

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT


1.2.1. Tujuan
Tujuan dari penulisan rancangan aktualiasasi dengan isu
kontemporer yang terjadi pada instansi kerja sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Untuk membentuk karakter Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
didasari oleh kelima nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA) sesuai tugas pokok dan fungsi di tempat kerja
sehingga ASN mampu melaksanakan tugas sesuai pelayan
masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Untuk mengurangi tingkat kerusakan alat medis di Instalasi
Gawat Darurat RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
1.2.2. Manfaat
Manfaat dari penulisan rancangan aktualiasasi dengan isu
kontemporer yang terjadi pada instansi kerja sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Penulis
Meningkatkan kemampuan penulis selaku seorang teknisi
elektromedis yang mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi ) dalam memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat serta mampu menerapkan aturan rumah sakit dengan
baik.
2. Bagi Organisasi
Manfaat bagi RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan adalah
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan dengan
menggunakan peralatan medis yang bermutu, aman, dan laik
pakai.
3. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat secara umum adalah medapatkan
pelayanan dengan menggunakan peralatan medis yang bermutu,
aman, dan laik pakai.

1.3. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dalam rancangan aktualisasi ini antara lain:
1. Menyusun rancangan aktualisasi dengan mengangkat isu kontemporer
yang ada di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan khususnya di
Instalasi Gawat Darurat, yaitu belum optimalnya pemeliharaan
peralatan medis di Instalasi Gawat Darurat.
2. Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi adalah di RSUD Kab
konawe kepulauan yang menerapkan nilai-nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai
Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk upaya optimalisasi pemeliharaan
alat medis di instalasi gawat darurat.
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan
berdasarkan kalender Latihan Dasar CPNS Golongan II lingkup Pemerintah
Kabupaten Konawe Kepulauan, yaitu dimulai tanggal 27 Maret – 3 Mei 2020.
Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini bertempat di RSUD Kab Konawe
Kepulauan.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI DASAR DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

2.1. GAMBARAN UMUM ORGANISASI


2.1.1. Profil RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
mulai dibangun pada Tahun Anggaran 2016. Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan terletak di ibu Kota Konawe
Kepulauan tepatnya di Desa Pasir Putih, Kecamatan Wawonii Barat
yang mempunyai luas lahan : 80.000 m² dan luas bangunan 3.511
m². RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terletak pada garis bujur -
4.024602 dan garis lintang 122.990724.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
adalah Rumah Sakit yang berada di Kabupaten Konawe Kepulauan.
Kabupaten Konawe Kepulauan sendiri adalah salah satu Daerah
Otonom Baru (DOB) yang dimekarkan dari Kabupaten Konawe
berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 tanggal 11 Mei
2013.
Secara kelembagaan RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
dibentuk pada bulan September 2014, terdaftar di Kementerian
Kesehatan RI pada tanggal 4 Februari 2015. RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan terletak di wilayah Kecamatan Wawonii Barat,
tepatnya menempati bangunan gedung Puskesmas Langara.
Berdasarkan Surat Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi kabupaten Konawe Kepulauan nomor
503/DPM-PTSP, NAKERTRANS-III/2017 tanggal 2 maret 2017,
tentang Izin Operasional Rumah Sakit Kabupaten Konawe
Kepulauan, memberikan izin operasional Rumah Sakit Umum
Daerah kabupaten Konawe Kepulauan Type D untuk untuk
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Daerah Kab. Konawe
Kepulauan, dimana tugas pokok dan fungsi lembaga teknis Rumah
Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan yang merupakan unsur
pendukung dari tugas pemerintahan dimana Rumah Sakit Umum
Daerah Konawe Kepulauan dipimpin oleh direktur yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati
melalui Sekretaris daerah dan secara teknis operasional memperoleh
pembinaan dari dinas kesehatan.
2.1.2. Struktur Organisasi
Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 3.A
Tahun 2017 tentang pembentukan, kedudukan, susunan organisasi,
tugas dan fungsi serta tata kerja rumah sakit umum daerah kelas D
Kabupaten Konawe Kepulauan menjelaskan bahwa Rumah Sakit
dipimpin oleh seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Adapun susunan
organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan yaitu :
a. Direktur;
b. Sub Bagian Tata Usaha, terdiri dari: Humas yang membawahi Tim
PKRS dan Case manager
c. Sub Bagian Perencanaan;
d. Seksi Pelayanan Medis;
e. Seksi Pelayanan Keperawatan, terdiri dari:
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
f. Seksi Penunjang Medis, terdiri dari:
1) Instalasi Rekam Medis
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Unit Laboratorium
5) Unit CSSD
6) Unit Loundry
7) IPSRS
Adapun Bagan struktur organisasi RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Struktur Organisasi RSUD Konawe Kepulauan

Jenis dan Jumlah Ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah


Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2020 menurut Kualifikasi
Pendidikan sebanyak 175 Orang.
Tabel 2.1. Daftar Ketenagaan RSUD Konawe Kepulauan berdasarkan
Pendidikan Tahun 2020

HONOR/
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS JUMLAH
KONTRAK
I Tenaga Medis
1 Dokter Umum + Interensif 3 4 7
2 Dokter Spesialis Bedah - - -
3 Dokter Spesialis Penyakit Dalam - - -
4 Dokter Spesialis Kes. Anak - - -
5 Dokter Spesialis Obgyn - - -
6 Dokter Spesialis THT - - -
7 Dokter Spesialis Anastesi - - -
7 Dokter Gigi 1 - 1
Sub Total 4 4 8
II Tenaga Keperawatan
1 Perawat Profesional (Ners) 23 9 32
2 Sarjana Keperawatan - 2 2
3 Perawat Vokasi (D3/D4) 4 23 27
4 Perawat Kesehatan Gigi
6 2 8
(AMKG)
5 Bidan (D3/D4) 6 19 25
6 Fisioterapis - 1 1
Sub Total 39 56 95
III Tenaga Kefarmasian
1 Apoteker 4 1 5
2 S1 Farmasi 1 1 2
3 D3 Farmasi - 5 5
Sub Total 5 7 12
IV Tenaga Kesehatan Masyarakat
1 S2 Kesehatan Masyarakat - - -
2 S1 Kesehatan Masyarakat 9 2 11
Sub Total 11 2 11
V Tenaga Gizi
1 S1 Gizi - - -
2 D3 Gizi 4 2 6
3 Tenaga Gizi lainnya - - -
Sub Total 4 2 6
VII Tenaga Penunjang Medis
1 Radiografer 2 - 2
2 Elektromedis 1 - 1
3 Analis Kesehatan 5 1 6
4 Sanitarian 3 1 4
5 Perekam Medis 4 - 4
Sub Total 15 2 17
IX Sarjana Muda / Sarjana Non Kesehatan
1 S1 Komputer - 1 1
2 D1 Komputer - - -
3 D3 Lainnya - - -
Sub Total - 1 3
X SLTA / SLTP / SD
1 SMA Sederajat 1 16 17
2 SLTP Sederajat - 6 6
Sub Total 1 22 23
JUMLAH TOTAL 79 96 175

Sumber : Data Primer per Januari Tahun 2020


2.1.3. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Dari berbagai harapan stakeholders terhadap rumah sakit,
maupun harapan rumah sakit kepada stakeholders, RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan menerjemahkannya ke dalam penetapan visi, misi,
dan strategi rumah sakit.
Visi merupakan gambaran masa depan rumah sakit yang hendak
diraih yang bersifat realistis, nyata, menarik, dan menantang. Dengan
penetapan visi, diharapkan seluruh komponen rumah sakit memiliki
pandangan jauh ke depan ke arah mana rumah sakit akan dibawa sesuai
dengan harapan stakeholders. Berdasarkan berbagai kajian dan
pertimbangan atas semua aspek yang mempengaruhi rumah sakit,
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan menetapkan rumusan visi
sebagai berikut:
“MENJADI RUMAH SAKIT YANG BERKUALITAS DAN
MENJADI KEPERCAYAAN PUBLIK DI KABUPATEN KONAWE
KEPULAUAN”
Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai oleh rumah sakit, sehingga membawa rumah sakit
kepada suatu fokus untuk menggalang sumber daya yang ada guna
melaksanakan aktivitas utama rumah sakit.
Berdasarkan Visi tersebut di atas, Misi yang ingin dicapai Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan adalah:
a. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan.
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan
yang bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan.
c. Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang
berkompetensi dan profesional dibidangnya.
d. Menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang aman
dan mutakhir.
e. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, integritas,
beretika dan akuntabel.
Dalam upaya menggapai misi tersebut, RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan sebagai bagian dari elemen institusi pemerintah
daerah dihadapkan pada dua responsibilitas yang harus diemban, yaitu
peran sebagai satuan kerja yang tidak bertujuan mencari keuntungan
dan peran untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas kepada masyarakat. Untuk dapat menjalankan peran
tersebut, sangat diperlukan proses tata kelola (governance) yang
simetris sehingga tujuan tersebut dapat dicapai secara seimbang.
2.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
a. Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan
Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
Sejalan dengan tuntutan kulitas pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan sangat berperan penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakan Konawe
Kepulauan. Pada umumnya selain itu Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan merupakan institusi kesehatan
dibawah Departemen Kesehatan RI yang turut berperan aktif
dalam mensukseskan program peningkatan derajat kesehatan
masyarakat indonesia dalam pemenuhan kebutuhan dasar secara
substansial dengan memberikan perlindungan dan pelayanan
kesehatan yang prima.
b. Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan
1) Menyelenggarakan pelayanan medik;
2) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik;
3) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
5) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan;
6) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
7) Menyelenggarakan administrasi/ketatausahaan dan keuangan
c. Tugas dan Fungsi Teknisi Elektromedik
Terampil Tugas Pokok :
Melakukan inventarisasi, pengawasan, pemeliharaan
rutin/insidentil agara peralatan elektromedik dapat berfungsi
dengan baik sesuai ketentuan.
Uraian Tugas :
1. Melakukan inventarisasi seluruh peralatan elektromedik;
2. Melakukan inventarisasi peralatan elektromedik yang telah
dilakukan kalibrasi / uji kesesuaian;
3. Menyusun jadwal pemeliharaan rutin berkala;
4. Melaksanakan pemeliharaan rutin berkala dan perbaikan
peralatan elektromedik;
5. Melakukan uji fungsi dan uji coba peralatanan elektromedik
baru / baru diperbaiki;
6. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan rutin / perbaikan
peralatanan elektromedik yang dilakukan pihak ketiga;
7. Membuat laporan hasil pemeriksaan, pemeliharaan,
perbaikan, uji fungsi dan uji coba peralatanan elektromedik;
8. Melaksanakan tugas lain yang diminta atasan.

2.2. NILAI-NILAI DASAR ASN


2.2.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk
meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi
amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust)
kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu
berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya;
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
3) Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
4) Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban;
5) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang;
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas;.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas;
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan, dan
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat
luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:
1) Akuntabilitas Personal;
2) Akuntabilitas Individu;
3) Akuntabilitas Kelompok;
4) Akuntabilitas Organisasi, dan
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship);
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented) ;
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting);
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability
is meaningless without consequences) , dan
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance).
2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu
bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.
Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang
kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
c) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa;
f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing, dan
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
2) Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit dan sebagainya.;
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
h) Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
i) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
j) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
3) Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan;
4) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.;
5) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
6) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia;
7) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social;
8) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika, dan
9) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan;
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah;
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama, dan
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
f. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4) Menghormati hak orang lain;
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri;
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain;
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah;
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.;
9) Suka bekerja keras.;
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
2.2.3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
b. Dimensi Modalitas, dan
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik.
Berdasarkan Undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
2.2.4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar
yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian
jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan
bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat
evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner).
Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk
memenangkan persaingan. Sebagaimana terkait dengan karakteriktik
utama tersebut, setidaknya empat indikator dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Efektif Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan
juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas
rutin.
d. Berorientasi pada Mutu Mutu merupakan suatu kondisi dinamis
berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi
salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan
bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
dan bahkan melampaui harapannya. Manajemen mutu harus
dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen
organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat
memuaskan pelanggan. Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam
manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin
dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan
ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan
bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu
adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan.
Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
dewasa ini masih banyak yang tidak mengindahkan peraturan
perundang-undangan.
2.2.5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar
biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak
hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015) Ada 9 (sembilan)
indikator dari nilai- nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta
tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat
curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia
malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain.
Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan
cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti
ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela
dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak
akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. g.
Sederhana Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk
hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
g. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak
akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
h. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia
seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai
manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan
waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat
menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk
memiliki visi
dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan
proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara publik.

2.3. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN


2.3.1. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG
menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang
mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama, adalah adanya
faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar
tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan
yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam
menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan
dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan
adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat
dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu
sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau
masing- masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan,
melainkan justru kontraproduktif atau “saling membunuh”. Masing-
masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang
lainnya. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman
latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang
lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk
mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan
menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu
frame NKRI.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat
dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal.
a. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi
dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam
prakteknya, span of control atau rentang kendali yang rasional
akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi
jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal
untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang
rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga
terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan
sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan
WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status
kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara
dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya;
c. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang
sifatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya
menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam
koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan
formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi
tadi,dan
d. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam
masa pemerintahan Howard melakukan hal ini dengan
mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis
dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong
adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal, sehingga
pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di
tataran praktek antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai
dan budaya organisasi, serta kepemimpinan. Praktek WoG dalam
pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang
terkait dengan pelayanan publik. enis pelayanan publik yang
dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan
yang Bersifat Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang,
Pelayanan Regulatif,
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat
dibedakan juga dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-
masing diuaraikan sebagaimana berikut ini:
a. Pola Pelayanan Teknis Fungsional;
b. Pola Pelayanan Satu Atap;
c. Pola Pelayanan Satu Pintu;
d. Pola Pelayan Terpusat; dan
e. Pola Pelayanan Elektronik.
Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG :
a. Asas Kepastian Hukum;
b. Asas Kepentingan Umum;
c. Asas Akuntabilitas;
d. Asas Proporsionalitas;
e. Asas Profesionalitas;
f. Asas Keterbukaan;
g. Asas Efisiensi; dan
h. Asas Efektifitas.
2.3.2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN
terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut: Pelaksana kebijakan publik, Pelayan publik, serta
Perekat dan pemersatu bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban
sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam
UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang
bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan.
Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem
ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi
dan jangkauan penginformasian kepuasan masyarakat maupun
jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi
pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk
mencapai visi dan misinya Pasca recruitment, dalam organisasi
berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip
merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada
prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem
merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai
diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi,
disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga
diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen
PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun
dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian
jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan
Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi,
kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pejabat
Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan
Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat
Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi
memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat
pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan
Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian
memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN
melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik
berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat
menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat
menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya
dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
2.3.3. Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama,
organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau
diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa publik
adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan
excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik yang
murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor
swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan : Old Public
Administration (OPA), New
Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public
Service (NPS).
Definisi pelayanan publik dalam UU No. 25 Tahun 2009
sangat sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai
pelayanan publik sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan
public sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat
sempit karena pelayanan kebutuhan barang publik bagi masyarakat
hanya diartikan sebagai pengadaan barang/jasa di instansi
pemerintah. Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan,
Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan
Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain:
Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi, Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang
dibayar oleh warga Negara, Pelayanan publik diselenggarakan
dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan
bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan publik memiliki fungsi
tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara
sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi bagi
warga negara. Bentuk-bentuk patologi birokrasi antara lain:
Penggelembungan Organisasi, Duplikas Tugas dan Fungsi, Red
Tape, Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan
Enggan Berubah. Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat
dioperasionalisasikan dengan cara: memiliki kode etik untuk
mengatur hal-hal apa saja yang secara etis boleh dan tidak boleh
dilakukan, menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan,
memiliki code of conduct atau SOP yang jelas dalam memberikan
pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai seorang birokrat.
Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif terhadap
pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi
pelayanan, Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja
pelayanan, Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait
bagaimana memberikan pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi
kepada pegawai. Tujuh Sikap pelayanan, antara lain: Passionate,
Progressive, Proactive, Promt, Patience, Proporsional, Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif,
artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian
menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan oleh ASN terhadap
pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai berikut: Sikap/
perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara berpakaian, Cara
berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya. Beberapa etiket dasar
yang seharusnya dilakukan oleh ASN antara lain: Politeness,
Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance, Informality, Self
Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative,
Attractive, Respectable, dan Self Confidence. Beberapa praktik
etiket dalam pelayanan: Etiket dalam menyampaikan salam, Etiket
dalam berjabat tangan, Etiket dalam menerima tamu, Etiket dalam
bertamu/menerima tamu, dan Etiket dalam menangani keluhan
pelanggan.

2.4. PENETAPAN ISU


Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan sesuai dengan nilai – nilai dasar ASN, yaitu : ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
dan sesuai dengan peran dan keduduka ASN dalam NKRI. Rancangan kegiatan
aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan hasil bimbingan dengan coach dan
disetujui oleh mentor.
Permasalahan / isu muncul sebagai akibat dari ketidaksesuaian dengan suatu
proses yang ditetapkan sehingga tidak tercapai tujuan yang diinginkan. Terdapat
beberapa permasalahan/isu yang ada RSUD Konawe Kepulauan yang diambil
berdasarkan kriteria isu, yaitu aktual, kekhalayakan, problematik, dan kelayakan.
Aktual yaitu isu yang timbul benar-benar terjadi, kekhalayakan yaitu permasalahan
yang timbul menyangkut hajat orang banyak, problematik yaitu isu dengan
permasalahan yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan solusi, dan
kelayakan yaitu isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Berbagai permasalahan yang muncul di RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan. Isu yang muncul terutama pada kegiatan yang berhubungan dengan
peralatan elektromedik diantaranya mengenai belum optimalnya pemeliharaan
peralatan medis di instalasi gawat darurat. Isu terkait timbul karena seringnya
laporan peralatan medis rusak di ruangan IGD. Isu lain yang berhubungan dengan
peralatanan elektromedik adalah belum menyeluruhnya inventarisasi peralatan
medis dan belum menyeluruhnya kalibrasi peralatan medis.
Berdasarkan deskripsi isu yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
perlu dilakukan tindak lanjut untuk mencari pemecahan terhadap isu
tersebut. Berikut adalah isu yang muncul di RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan :
1. Belum optimalnya pemeliharaan peralatan medis pada instalasi bedah
sentral,
2. Belum menyeluruhnya inventarisasi peralatan medis,
3. Belum menyeluruhnya kalibrasi peralatan medis.
Penetapan isu yang akan diangkat dalam rancangan aktualisasi ini
dilakukan dengan menggunakan teknik urgency, serious, and growth
(USG). Penetapan isu dengan teknik USG dilakukan dengan cara memberi
score 1-5 pada setiap indikator (urgency, serious, and growth) kemudian
menjumlahkan score ketiga indikator tersebut untuk setiap isunya. Hasil dari
teknik ini berupa ranking isu dengan total score tertinggi yang dipilih
sebagai isu yang akan diangkat.
Tabel 2.2. Penetapan Isu dengan Teknik USG
SCORE
No. ISU U S G TOTAL RANKING
Belum optimalnya pemeliharaan
1. peralatan medis pada instalasi gawat 5 5 5 15 I
darurat.
Belum menyeluruhnya inventarisasi
2. 4 3 3 10 III
peralatan medis.
Belum menyeluruhnya kalibrasi
3. 4 3 4 11 II
peralatan medis.
Keterangan Keterangan Serious Keterangan Growth
Urgency 5 : Sangat 5 : Sangat Berpengaruh 5 : Sangat Berdampak
Mendesak 4 : 4 : Berpengaruh 4 : Berdampak
Mendesak 3 : Cukup Berpengaruh 3 : Cukup Berdampak
3 : Cukup Mendesak 2 : Tidak Berpengaruh 2 : Tidak Berdampak
2 : Tidak Mendesak 1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak
1 : Sangat Tidak Berpengaruh Berdampak
Mendesak

Isu pertama mengenai belum optimalnya pemeliharaan peralatan


medis pada instalasi gawat darurat, menduduki peringkat satu. Isu ini sangat
mendesak, sangat berpengaruh, dan sangat berdampak apabila tidak segera
ditangani. Karena jika tidak dilakukan pemeliharaan menyebabkan peralatan
medis tidak terjamin keamanan, laik pakai dan mutunya. Dan hal tersebut
bisa mempengaruhi pelayanan terhadap pasien sebagaimana yang kita tahun
bahwa peralatan medis adalah salah satu penunjang pelayanan medis.
Isu kedua mengenai belum menyeluruhnya kalibrasi peralatan medis,
isu ini menduduki peringkat kedua. Isu ini mendesak untuk ditangani karena
keterkaitan dengan kelaik pakaian peralatan medis yang ada si RSUD
Kabupaten Konawe Kepulauan.
Isu Ketiga mengenai belum menyeluruhnya inventarisasi peralatan
medis, isu ini menduduki peringkat ketiga. Isu ini medesak untuk segera
ditangani karena berkaitan dengan mengumpulan data peralatan medis yang
ada di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
Dari hasil analisa tersebut di atas di peroleh data bahwa isu yang
memiliki skor tertinggi adalah isu pertama yaitu belum optimalnya
pemeliharaan peralatan medis pada instalasi gawat darurat. Dengan
demikian isu tersebut menjadi isu kontemporer yang mendapat prioritas
untuk dilakukan penyelesaiannya.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI

: Instalasi Pemeliharaan Sarana


Unit Kerja
RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan
: Belum optimalnya pemeliharaan
Isu Yang Diangkat
peralatan medis pada instalasi
gawat darurat
: Mengoptimalkan pemeliharaan alat
Gagasan Pemecahan Isu
medis di instalasi gawat darurat
RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan
: Untuk mengoptimalkan
Tujuan Gagasan
pemeliharaan alat medis di instalasi
Pemecahan Isu
gawat darurat RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan.

37
Tabel 3.1. Rancangan Aktualisasi

Keterkaiatan Kontribusi Penguatan


No Kegiatan Tahap Kegiatan Output dan Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai-Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi dengan 1. Menyiapkan bahan 1. Tersedianya bahan Semangat Belum
Visi :
direktur rumah sakit konsul konsul (Akuntabilitas), ditetapkan
dan mentor tentang Hasil Kegiatan : tidak memaksakan Menjadi rumah
rancangan kegiatan. - Blanko persetujuan kehendak sakit yang
- Dokumentasi (Nasionalisme), berkualitas dan
Sopan santun dan menjadi
menggunakan bahasa kepercayaan publik
yang mudah dipahami di kabupaten
(Etika Publik), konawe kepulauan.
ramah (Komitmen
Misi :
mutu), berani serta
mandiri (Anti Mewujudkan tata
Korupsi) kelola rumah sakit
yang profesional,
integritas, beretika
dan akuntabel.

38
2. Melaksanakan 3. Terlaksananya Jelas
Visi :
konsultasi dengan konsultasi dengan (Akuntabilitas), mau
direktur dan direktur dan mentor mendengar pendapat Menjadi rumah
sakit yang
mentor Hasil Kegiatan : orang lain berkualitas dan
- Catatan hasil konsul (Nasionalisme), menjadi
- Dukungan mentor sopan santun (Etika kepercayaan publik
- Dokumentasi Publik), efektif dan di kabupaten
efisien (Komitmen konawe kepulauan.
Mutu), tidak Misi :
berlebihan (Anti Mewujudkan tata
Korupsi) kelola rumah sakit
yang profesional,
integritas, beretika
dan akuntabel.
3. Meminta bimbingan 3. Adanya masukan Jelas
Visi :
dan arahan terhadap dan saran dari (Akuntabilitas), mau
rencana kegiatan direktur dan mentor. mendengar pendapat Menjadi rumah
sakit yang
Hasil Kegiatan : orang lain berkualitas dan
- Catatan hasil (Nasionalisme), menjadi
pertemuan sopan santun (Etika kepercayaan publik
- Pernyataan dukungan Publik), efektif dan di kabupaten
- Dokumentasi efisien (Komitmen konawe kepulauan.
Mutu), tidak Misi :
Mewujudkan tata
kelola rumah sakit
berlebihan (Anti yang profesional,
Korupsi) integritas, beretika
dan akuntabel.
4. Membuat surat 4. Tersedianya surat Transparansi dan Visi :
rekomendasi rekomendasi dan tanggung jawab
Menjadi rumah
kegiatan ke direktur persetujuan (Akuntabilitas),
sakit yang
untuk disetujui dan kegiatan yang sesuai aturan berkualitas dan
ditandatangani ditandatangani oleh (Nasionalisme), menjadi
direktur. menggunakan bahasa kepercayaan publik
Hasil Kegiatan : yang mudah di Kabupaten
- Surat rekomendasi dipahami (Etika Konawe
- Dokumentasi Publik), teliti Kepulauan.
(Komitmen Mutu), Misi :
jujur (Anti Korupsi) Mewujudkan tata
kelola rumah sakit
yang profesional,
integritas, beretika
dan akuntabel.
Keterkaitan antara kegiatan dengan peran dan kedudukan ASN dalam kerangka NKRI :
Memberikan informasi secara benar sesuai dengan kode etik dan kode prilaku ASN (Manajemen ASN). Kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama (WOG). Tidak mengada-ada dan tepat waktu saat berkonsultasi (Pelayan Publik).
Analisis dampak apabila kegiatan tidak dilaksanakan :

Akan terjadi perbedaan pemahaman antara saya, mentor dan direktur.


2. Melaksanakan rapat 1. Melaksanakan rapat 1. Adanya koordinasi Transparansi
Visi :
pembuatan form koordinasi dengan dengan tim IPSRS (Akuntabilitas),
ceklist dan tim IPSRS Hasil Kegiatan : Menjadi rumah
mendengar pendapat
sakit yang
penyusunan jadwal - Notulen orang lain berkualitas dan
pemeliharaan - Absensi (Nasionalisme), menjadi
- Dokumentasi kerjasama (Etika kepercayaan publik
Publik), tepat waktu di Kabupaten
(Anti Korupsi) Konawe
Kepulauan.
Misi :
Mewujudkan tata
kelola rumah sakit
yang profesional,
integritas, beretika
dan akuntabel.
2. Membuat form 2. Adanya lembar form Kejelasan Visi :
pemeliharaan pemeliharaan. (Akuntabilitas),
sesuai aturan Menjadi rumah
sakit yang
Hasil Kegiatan : (Nasionalisme), berkualitas dan
- Form ceklist profesional (Etika menjadi
pemeliharaan Publik), ide baru kepercayaan publik
- Dokumentasi (Komitmen Mutu), di Kabupaten
kerja keras (Anti Konawe
Korupsi) Kepulauan.
Misi :
Menyediakan
peralatan, fasilitas
dan sarana
prasarana yang
aman dan mutakhir.
3. Menyusun jadwal 3. Tersusunnya jadwal Kejelasan Visi :
pemeliharaan pemeliharaan. (Akuntabilitas),
Hasil Kegiatan : sesuai aturan Menjadi rumah
sakit yang
- Jadwal pemeliharaan (Nasionalisme), berkualitas dan
- Dokumentasi profesional (Etika menjadi
Publik), efektif kepercayaan publik
(Komitmen Mutu), di Kabupaten
tepat waktu (Anti Konawe
Korupsi) Kepulauan.
Misi :
Menyediakan
peralatan, fasilitas
dan sarana
prasarana yang
aman dan mutakhir.
Keterkaitan antara kegiatan dengan peran dan kedudukan ASN dalam kerangka NKRI :
Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin berdasarkan kode etik dan kode prilaku ASN (Manajemen ASN). Kerjasama tim IPSRS
untuk mencapai tujuan bersama (WOG). Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan tugas (Pelayan Publik).
Analisis dampak apabila kegiatan tidak dilaksanakan :
Terjadinya konflik dan perbedaan pendapat antar tim IPSRS.
3. Melaksanakan 1. Menyiapkan 1. Pengadaan Tanggung jawab Visi :
pemeliharaan peralatan yang akan peralatan yang (Akuntabilitas),
peralatan medis dipakai dalam akan dipakai sesuai aturan Menjadi rumah
sakit yang
pemeliharaan dalam (Nasionalisme), berkualitas dan
pemeliharaan profesional (Etika menjadi
Hasil Kegiatan : Publik), efektif kepercayaan publik
- Tersedianya (Komitmen Mutu), di Kabupaten
peralatan mandiri (Anti Konawe
pemeliharaan Korupsi) Kepulauan.
- Dokumentasi Misi :
Menyediakan
peralatan, fasilitas
dan sarana
prasarana yang
aman dan mutakhir.
2. Berkoordinasi 2. Adanya izin dan Kejelasan Visi :
dengan kepala koordinasi kepala (Akuntabilitas),
instalasi unit unit terkait. sesuai aturan Menjadi rumah
sakit yang
terkait. Hasil Kegiatan : (Nasionalisme), berkualitas dan
- Catatan hasil konsul sopan santun (Etika menjadi
- Dokumentasi Publik), kerja sama kepercayaan publik
(Komitmen Mutu), di Kabupaten
jujur (Anti Korupsi) Konawe
Kepulauan.
Misi :
Mewujudkan tata
kelola rumah sakit
yang profesional,
integritas, beretika
dan akuntabel.
3. Melaksanakan 3. Adanya data hasil Tanggung jawab Visi :
pemeliharaan pemeliharaan. (Akuntabilitas),
Hasil Kegiatan : Menjadi rumah
dengan melakukan sesuai aturan
sakit yang
pengecekan unit, - Data pemeliharaan (Nasionalisme), berkualitas dan
pengecekan fungsi - Dokumentasi profesional (Etika menjadi
dan accessories. Publik), cepat kepercayaan publik
tanggap (Komitmen di Kabupaten
Mutu), tepat waktu Konawe
(Anti Korupsi) Kepulauan.
Misi :
Menyediakan
peralatan, fasilitas
dan sarana
prasarana yang
aman dan mutakhir.
4. Penempelan form 4. Adanya form ceklist Tanggung jawab Visi :
ceklis pemeliharaan pada setiap alat (Akuntabilitas),
medis di IGD. sesuai aturan Menjadi rumah
sakit yang
Hasil Kegiatan : (Nasionalisme), berkualitas dan
profesional (Etika menjadi
kepercayaan publik
- Daftar form ceklist Publik), efektif di Kabupaten
pada alat (Komitmen Mutu), Konawe
- Dokumentasi tepat waktu (Anti Kepulauan.
Korupsi) Misi :
Menyediakan
peralatan, fasilitas
dan sarana
prasarana yang
aman dan mutakhir.
Keterkaitan antara kegiatan dengan peran dan kedudukan ASN dalam kerangka NKRI :
Melaksanakan tugas dengan profesional dan tanpa tekanan dari pihak lain (Manajemen ASN). Kerjasama tim IPSRS untuk mencapai tujuan
bersama (WOG). Kegiatan pemeliharaan ini adalah bentuk usaha yang saya lakukan untuk menyiapkan keakuratan dan keamanan dalam
pemakaian peralatan medis sehingga saat dibutuhkan alat tersebut siap pakai dan tentunya tidak menghambat pelayanan kepada pasien
(Pelayan Publik).

Analisis dampak apabila kegiatan tidak dilaksanakan :


Berkurangnya fungsi alat medis dan terjadi kerusakan alat medis yang dapat menghambat pelayanan.

4. Melakukan 1. Mengadakan rapat 1. Adanya hasil Transparansi


Visi :
monitoring dan evaluasi dengan tim evaluasi. (Akuntabilitas),
Hasil Kegiatan : mendengar pendapat Menjadi rumah
evaluasi hasil IPSRS
- Notulen sakit yang
pemeliharaan. orang lain berkualitas dan
- Dokumentasi
(Nasionalisme), menjadi
kerjasama (Etika kepercayaan publik
Publik), komunikasi di Kabupaten
(Komitmen Mutu), Konawe
tepat waktu (Anti Kepulauan.
Korupsi) Misi :
Mewujudkan
pelayanan yang
berkualitas dan
terakreditasi
dengan
mengutamakan
keselamatan pasien
serta kepuasan
pelanggan.
2. Menyusun laporan 2. Laporan hasil Kejelasan Visi :
hasil monitoring dan monitoring. (Akuntabilitas),
Hasil Kegiatan : Menjadi rumah
evaluasi sesuai aturan
- Laporan sakit yang
(Nasionalisme), berkualitas dan
- Dokumentasi
profesional (Etika menjadi
Publik), efektif kepercayaan publik
(Komitmen Mutu), di Kabupaten
tepat waktu (Anti Konawe
Korupsi) Kepulauan.
Misi :
Mewujudkan
pelayanan yang
berkualitas dan
terakreditasi
dengan
mengutamakan
keselamatan pasien
serta kepuasan
pelanggan.
3. Menyampaikan hasil 3. Adanya koordinasi Transparansi
Visi :
monitoring dan evaluasi kegiatan (Akuntabilitas),
evaluasi kepada dengan direktur. mendengar pendapat Menjadi rumah
direktur. Hasil Kegiatan : orang lain sakit yang
- Catatan hasil berkualitas dan
(Nasionalisme),
- Dokumentasi menjadi
komunikasi
(Komitmen Mutu), kepercayaan publik
sopan santun (Etika di kabupaten
Publik), jujur (Anti konawe kepulauan.
Korupsi) Misi :
Mewujudkan tata
kelola rumah sakit
yang profesional,
integritas, beretika
dan akuntabel.
Keterkaitan antara kegiatan dengan peran dan kedudukan ASN dalam kerangka NKRI :
Melaksanakan evaluasi dengan penuh kesadaran dan kejujuran sesuai dengan kewajiban ASN (Manajemen ASN). Kolaborasi antar tim
IPSRS dan direktur rumah sakit dalam melakukan evaluasi kegiatan (WOG). Evaluasi dilakukan secara cepat dan tepat agar bisa mengetahui
target apa saja yang telah dicapai dalam melaksanakan kegiatan (Pelayan Publik).

Analisis dampak apabila kegiatan tidak dilaksanakan :


Tidak dapat mengetahui kekurangan – kekurangan apa saja yang ada pada kegiatan pemeliharaan tersebut serta sulit mencari jalan keluar
untuk berubah menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilaksanakan di tempat kerja dengan berurutan selama 30 (hari) hari kerja dengan jadwal
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Hari Kerja
No Nama Kegiatan Maret April Mei
30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3
1 Konsultasi dengan C C
direktur rumah sakit dan U U
mentor tentang T T
rancangan kegiatan.
I I
2 Melaksanakan rapat
pembuatan form ceklist
dan penyusunan jadwal B B
pemeliharaan E E
3 Melaksanakan R R
pemeliharaan peralatan S S
medis
A A
4 Melakukan monitoring
dan evaluasi hasil M M
pemeliharaan A A
Ket:
: Hari Minggu
: Pelaksanaan Kegiatan
3.2. INDIKATOR KEBERHASILAN
Beberapa indikator yang menentukan keberhasilan dari kegiatan ini adalah :
1. Tersedianya form ceklist pemeliharaan alat medis;
2. Tersedianya jadwal kegiatan pemeliharaan alat medis;
3. Tersedianya peralatan medis yang bermutu, aman, dan laik pakai.
3.3. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN
Faktor – faktor pendukung keberhasilan kegiatan ini adalah :
1. Adanya motivasi dari diri sendiri untuk mencapai tujuan;
2. Adanya dukungan dari direktur rumah sakit dan rekan kerja;
3. Kelengkapan alat dalam melakukan pemeliharaan;
4. Komunikasi yang baik;
5. Mengerjakan tepat waktu.
3.4. PERKIRAAN HAMBATAN DAN ANTISIPASI
Dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, ada beberapa hambatan yang kemungkinan
terjadi, diantaranya :
1. Personal
Hambatan personal datangnya dari individu dalam organisasi, karyawan atau
user yang tidak mau mendukung terselenggaranya kegiatan pemeliharaan.
Adapun penolakan ini diantaranya bisa disebabkan karena petugas yang
bersangkutan belum paham secara benar tujuan dan manfaat adanya kegiatan
ini.
2. Manejerial
Adanya perbedaan pandangan dari beberapa anggota manajemen dalam
langkah – langkah melakukan kegiatan.
3. Peralatan
Peralatan pemeliharaan yang kurang memadai sehingga proses pemeliharaan
peralatan medis tidak terlaksana dengan baik.
Langkah – langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya hambatan
adalah :

50
1. Mengadakan diskusi kepada petugas untuk mengetahui tujuan dilakukan
kegiatan ini;
2. Memiliki komitmen bersama sebelum melakukan kegiatan pemeliharaan alat
medis;
3. Mengadakan peralatan yang dibutuhkan sebelum dilakukan kegiatan
pemeliharaan alat medis.
BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI

4.1. KENDALA DAN ANTISIPASI


Selama melakukan kegiatan aktualisasi ada beberapa kendala yang penulis hadapi:
Tabel 4.1. Kendala dan Solusi
NO URAIAN TUGAS KENDALA SOLUSI
1. Konsultasi dengan Padatnya jadwal Mengatur waktu yang
direktur rumah sakit pimpinan dan mentor tepat untuk bertemu
dan mentor tentang pimpinan dan mentor
rancangan kegiatan.
2. Melaksanakan rapat Bahan pembuatan Memodifikasi bahan
pembuatan form form ceklist yang yang ada sehingga bisa
ceklist dan
tidak tersedia di digunakan untuk form
penyusunan jadwal
pemeliharaan Langara dan ceklis
perjalanan ke Kendari
dibatasi
karena adanya wabah
COVID-19
3. Melaksanakan APD yang digunakan Pemeliharaan alat
pemeliharaan terbatas karena adanya kesehatan dilakukan
peralatan medis
wabah COVID-19 hanya dalam beberapa
hari saja untuk
menghemat pemakaian
APD.

4.2. CAPAIAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN


Pelaksanaa aktualisasi nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan ASN dilaksanakan
dalam 30 hari kerja, dimulai sejak tanggal 30 Maret 2020 sampai dengan 02 Mei
2020. Kegiatan aktualisasi diawali dengan konsultasidan memohon izin untuk
melakukan sejumlah kegiatan serta tahapan – tahapannya yang telah diagendakan
dalam rancangan aktualisasi kepada direktur RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan dan mentor.
Tabel 4.2. Daftar kegiatan yang dilaksanakan pada
tahapan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai
ANEKA
Waktu
No. Uraian Kegiatan Capaian hasil Ket
Pelaksanaan
1. Konsultasi dengan Mendapatkan izin
direktur rumah sakit dan 30 Maret – 2
dan dukungan Terlaksana
mentor tentang April 2020
rancangan kegiatan. dari atasan dan
mentor
2. Melaksanakan rapat Adanya
pembuatan form ceklist kesepakatan
dan penyusunan jadwal
mengenai jadwal
pemeliharaan
3 – 7 April 2020 pemeliharaan alat Terlaksana
kesehatan dan
desain form
ceklist
3. Melaksanakan Tersedianya
pemeliharaan peralatan peralatan medis
medis
8– 18 April yang aman,
Terlaksana
2020 bermutu dan
layak pakai di
ruang
IGD
4. Melakukan monitoring Mengetahui
dan evaluasi hasil tingkat layak
pemeliharaan. 20 – 25 April
pakai alat Terlaksana
2020
kesehatan di
ruang IGD
4.3. DESKRIPSI KEGIATAN
Tabel 4.3. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS

Kegiatan 1 Konsultasi dengan direktur rumah sakit dan mentor


tentang rancangan kegiatan.
Tanggal Pelaksanaan 30 Maret 2020 – 2 April 2020
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan
Tahap Kegiatan 1
1. Menyiapkan bahan
konsul

Gambar 4.3.1. Menyiapkan bahan konsul

2. Melaksanakan
konsultasi dengan
direktur dan
mentor

Gambar 4.3.2. Konsultasi dengan direktur dan


Mentor
3. Meminta
bimbingan dan
arahan terhadap
rencana kegiatan.

Gambar 4.3.3. Bimbingan direktur dan mentor


4. Membuat surat
rekomendasi
kegiatan ke
direktur dan
mentor untuk
disetujui dan
ditandatangani.

Gambar 4.3.4. Membuat surat rekomendasi


Teknik Aktualisasi Yang Digunakan
1. Menyiapkan bahan konsul.
Proses pengumpulan bahan konsultasi menerapkan nilai dasar tanggung
jawab dengan berlandaskan teknik cermat dan kehati-hatian. Bahan
konsul yang disiapkan tidak boleh asal-asalan, harus sesuai dengan
rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Melaksanakan konsultasi dengan direktur dan mentor.
Pada saat melakukan pertemuan dengan direktur dan mentor, teknik
aktualisasi yang digunakan ialah profesional dan berintegritas. Pertemuan
yang dilakukan haruslah mengesampingkan kepentingan pribadi dan lebih
mengutamakan kepentingan organisasi.
3. Meminta bimbingan dan arahan terhadap rencana kegiatan.
Pada saat meminta bimbingan dan arahan terkait rancangan kegiatan
teknik aktualisasi yang digunakan adalah komunikasi yang efektif, jelas,
dan ramah.
4. Membuat surat rekomendasi kegiatan ke direktur dan mentor untuk disetujui
dan ditandatangani.
Teknik yang digunakan dalam membuat surat rekomendasi adalah
komunikasi yang efektif dan efisie dan mengunakan bahasa yang jelas dan
mudah dipahami.
Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
1. Menyiapkan bahan konsul.
Setelah seminar rancangan aktualisasi dilaksanakan saya kembali ke tempat
kerja dan segera menyiapkan bahan-bahan yang akan dikonsultasikan
kepada pimpinan dan mentor.
Output : tersedianya bahan konsul.
2. Melaksanakan konsultasi dengan direktur dan mentor.
Pelaksanaan konsultasi dilakukan di ruangan direktur dan mentor dengan
menunjukkan rancangan aktualisasi yang telah dibuat.
Output : terlaksananya konsultasi dengan direktur dan mentor.
3. Meminta bimbingan dan arahan terhadap rencana kegiatan.
Meminta bimbingan dan arahan kepada direktur dan mentor terkait
kegiatan yang akan dilakukan dengan mencatat masukan-masukan yang
diberikan agar dapat dilakukan dengan baik.
Output : Adanya masukan dan saran dari direktur dan mentor.
4. Membuat surat rekomendasi kegiatan ke direktur dan mentor untuk
disetujui dan ditandatangani.
Pembuatan surat rekomendasi dengan menggunakan komputer, setelah itu
ditandatangani oleh direktur dan mentor.
Output : Tersedianya surat rekomendasi dan persetujuan kegiatan yang
ditandatangani oleh direktur.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dapat mendukung pencapaian visi rumah sakit yaitu “Menjadi Rumah


Sakit Yang Berkualitas Dan Menjadi Kepercayaan Publik Di Kabupaten
Konawe Kepulauan” dan misi rumah sakit yaitu “Mewujudkan tata kelola
rumah sakit yang profesional, integritas, beretika dan akuntabel”.

Keterkaitan Tahapan Dengan Nilai-Nilai dasar


1. Menyiapkan bahan konsul.
Tetap semangat dalam menyusun bahan konsul (Akuntabilitas), tidak
memaksakan kehendak (Nasionalisme), Bersikap sopan santun dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami (Etika Publik), mengunakan
kata-kata yang ramah (Komitmen mutu), berani serta mandiri untuk
melakukan konsul (Anti Korupsi).
2. Melaksanakan konsultasi dengan direktur dan mentor.
Saya melakukan konsultasi dengan direktur dan mentor dengan semangat
dengan tujuan memberikan perubahan kepada RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan (Akuntabilitas). Saat melakukan konsultasi saya tidak
memaksakan kehendak saya kepada direktur dan mentor (Nasionalisme).
Melakukan konsultasi dengan sikap yang sopan dan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami (Etika Publik). Setelah selesai berkonsultasi saya
berpamitan dengan ramah dan tidak lupa mengucapkan terima kasih
(Komitmen mutu). Berani serta mandiri saat mengajukan rancangan
aktualisasi kepada direktur dan mentor (Anti Korupsi).
3. Meminta bimbingan dan arahan terhadap rencana kegiatan.
Memberitahukan rancangan secara jelas kepada mentor (Akuntabilitas),
mau mendengar pendapat dan saran dari mentor mengenai rancangan yang
diajukan (Nasionalisme), berbicara dan besikap secara sopan santun
kepada
mentor dalam proses konsultasi (Etika Publik), menggunakan waktu yang
efektif dan efisien agar tidak mengganggu pekerjaan (Komitmen Mutu),
saat melakukan konsultasi tidak berlebihan (Anti Korupsi).
4. Membuat surat rekomendasi kegiatan ke direktur dan mentor untuk disetujui
dan ditandatangani.
Memberikan surat rekomendasi untuk disetujui secara transparansi dan
tanggung jawab (Akuntabilitas), Membuat surat rekomendasi sesuai
aturan yang berlaku di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
(Nasionalisme), Menulis surat rekomendasi menggunakan bahasa yang
mudah dipahami (Etika Publik), saat membuat surat rekomendasi
dilakukan secara teliti agar tidak ada kesalahan penulisan(Komitmen
Mutu), Mengajukan surat rekomendasi dengan jujur dan sesuai keadaan
yang sebenarnya (Anti
Korupsi).
Keterkaitan Antara Kegiatan Dengan Peran Dan Kedudukan ASN Dalam
Kerangka NKRI
Memberikan informasi secara benar sesuai dengan kode etik dan prilaku
ASN (Manajemen ASN). Kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
(WOG). Tidak mengada-ada dan tepat waktu saat berkonsultasi (Pelayan
Publik).
Analisis Dampak
Jika kegiatan 1 ini tidak dilaksanakan maka akan terjadi perbedaan
pemahaman antara saya, mentor dan direktur.
Kegiatan 2 Melaksanakan rapat pembuatan form ceklist dan
penyusunan jadwal pemeliharaan.
Tanggal
3 – 7 April 2020
Pelaksanaan
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan
Tahap Kegiatan 2
1. Melaksanakan
rapat koordinasi
dengan tim
IPSRS

Gambar 4.3.5. Rapat koordinasi dengan tim IPSRS


2. Membuat form
pemeliharaan

Gambar 4.3.6. Proses pembuatan kartu control


Pemeliharaan
3. Menyusun jadwal
pemeliharaan

Gambar 4.3.7. Jadwal pemeliharaan


Teknik Aktualisasi Yang Digunakan
1. Melaksanakan rapat koordinasi dengan tim IPSRS.
Saat melaksanakan rapat teknik yang digunakan adalah memberikan arahan
dan petunjuk terkait kegiatan dan mau mendengarkan pendapat anggota
lain agar kegiatan berjalan dengan baik.
2. Membuat form ceklist pemeliharaan.
Teknik yang digunakan saat pembuatan form ceklist pemeliharaan yakni
bertanggung jawab. Saya melakukan dengan penuh tanggungjawab dam
sesuai aturan yang telah ditetapkan.
3. Menyusun jadwal pemeliharaan.
Penyusunan jadwal kegiatan dilakukan dengan teknik kejelasan. Jadwal
disusun secara jelas agar tim elektromedis dapat menyesuaikan waktu
penyelesaian kegiatan secara tepat waktu.
Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
1. Melaksanakan rapat koordinasi dengan tim IPSRS.
Rapat koordinasi dilaksanakan di ruang IPSRS dengan dihadiri oleh 3
tenaga elektromedi RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
Output : Adanya koordinasi dengan tim IPSRS
2. Membuat form ceklist pemeliharaan.
Di dalam rapat tersebut diatur desain pembuatan form ceklist berdasarkan
keputusan bersama.
Output : Adanya lembar form ceklist pemeliharaan.
3. Menyusun jadwal pemeliharaan.
Jadwal pemeliharaan disesuaikan berdasarkan jadwal yang ada pada
rancangan aktualisasi dan disetujui oleh tim elektromedis.
Output : Tersusunnya jadwal pemeliharaan.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dapat mendukung pencapaian visi rumah sakit yaitu “Menjadi Rumah Sakit
Yang Berkualitas Dan Menjadi Kepercayaan Publik Di Kabupaten Konawe
Kepulauan” dan misi rumah sakit yaitu “Menyediakan Peralatan, Fasilitas
Dan Sarana Prasarana Yang Aman Dan Mutakhir”.

Keterkaitan Tahapan Dengan Nilai-Nilai dasar


1. Melaksanakan rapat koordinasi dengan tim IPSRS.
Memberikan arahan dan petunjuk kepada tim elektromedis secara
transparansi (Akuntabilitas), mendengar pendapat anggota tim lain saat
pelaksanaan rapat (Nasionalisme), bekerjasama dengan anggota tim agar
rencana pemeliharaan berjalan dengan baik (Etika Publik), mengadakan
rapat dengan tepat waktu (Anti Korupsi).
2. Membuat form pemeliharaan.
Form pemeliharaan dibuat secara jelas dan teratur (Akuntabilitas), Form
pemeliharaan dibuat sesuai aturan dan poin-poin yang akan di ceklist saat
melakukan pemeliharaan (Nasionalisme), pembuatan form pemeliharaan
secara profesional agar menghasilkan form yang diinginkan (Etika
Publik), form pemeliharaan dibuat dengan ide baru yang dapat
memudahkan pengisiannya (Komitmen Mutu), kerja keras dibutuhkan
saat pembuatan form pemeliharaan agar diselesaikan tepat watu (Anti
Korupsi).
3. Menyusun jadwal pemeliharaan.
Membuat jadwal yang jelas agar dapat mengatur waktu pemeliharaan tepat
waktu (Akuntabilitas), menyusun jadwal sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan (Nasionalisme), menjalankan tugas secara profesional sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat (Etika Publik), menyusun jadwal secara
efektif dan efisien (Komitmen Mutu), membuat jadwal selesai tepat waktu
agar pelaksanaan pemeliharaan alat kesehatan dapat dikerjakan (Anti
Korupsi).
Keterkaitan Antara Kegiatan Dengan Peran Dan Kedudukan ASN Dalam
Kerangka NKRI
Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin berdasarkan kode etik dan
kode prilaku ASN (Manajemen ASN). Kerjasama tim IPSRS untuk
mencapai tujuan bersama (WOG). Bersemangat dan antusias dalam
melaksanakan tugas (Pelayan Publik).
Analisis Dampak
Jika kegiatan 2 ini tidak dilaksanakan akan terjadi konflik dan perbedaan
pendapat antar tim IPSRS.
Kegiatan 3 Melaksanakan pemeliharaan peralatan medis.
Tanggal Pelaksanaan 8 – 18 April 2020
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan
Tahap Kegiatan 3
1. Menyiapkan
peralatan yang
akan dipakai dalam
pemeliharaan.

Gambar 4.3.8. Peralatan pemeliharaan alat


kesehatan
2. Berkoordinasi
dengan kepala
instalasi unit
terkait.

Gambar 4.3.9. Koordinasi dengan kepala unit


terkait
3. Melaksanakan
pemeliharaan
dengan melakukan
pengecekan unit,
pengecekan fungsi
dan accessories.

Gambar 4.3.10. Proses pemeliharaan


alat kesehatan
4. Penempelan form
ceklis
pemeliharaan.

Gambar 4.3.11. Daftar alat ditempeli form


ceklis pemeliharaan
Teknik Aktualisasi Yang Digunakan
1. Menyiapkan peralatan yang akan dipakai dalam pemeliharaan.
Dalam menyiapkan bahan dan perlengkapan pemeliharaan menerapkan nilai
dasar tanggung jawab dengan berlandaskan teknik cermat, ketelitian, dan
kehati-hatian. Harus cermat dan teliti melihat apakah bahan dan
perlengkapan sudah sesuai sehingga hal-hal yang tidak diinginkan yang
dapat mengganggu jalannya kegiatan.
2. Berkoordinasi dengan kepala instalasi unit terkait.
Teknik aktualisasi yang digunakan saat berkoordinasi ialah membangun
teknik komunikasi interpersonal, melakukan komunikasi dengan sopan dan
santun, serta kemampuan menjelaskan dengan singkat, padat dan jelas.
3. Melaksanakan pemeliharaan dengan melakukan pengecekan unit,
pengecekan fungsi dan accessories.
Dalam melakukan proses pemeliharaan menerapkan nilai dasar tanggung
jawab dengan berlandaskan teknik ketelitian dan kehati-hatian. Harus hati
– hati dan teliti melihat kondisi alat dan pengecekan fungsi serta assesories
alat apakah berfungsi dengan baik.
4. Penempelan form ceklis pemeliharaan.
Teknik aktualisasi yang digunakan adalah teliti dalam pengisian form
ceklist sebelum ditempelkan ke alat sesuai dengan hasil yang didapatkan
saat proses
pemelihraan.
Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
1. Menyiapkan peralatan yang akan dipakai dalam pemeliharaan.
Menyiapkan peralatan yang akan dipakai dengan melihat fungsi dan
kebutuhan pemakaian. Peralatan yang digunakan antara lain kapas dan
alkohol yang berfungsi untuk membersihkan bagian-bagian alat, obeng
berfungsi untuk mengencangkan baut-baut yang longgar, dan lain-lain.
Output : Tersedianya peralatan pemeliharaan.
2. Berkoordinasi dengan kepala instalasi unit terkait.
Setelah berada di ruangan IGD saya menyampaikan kepada kepala unit
mengenai kegiatan yang akan dilakukan beserta manfaat dari kegiatan
tersebut agar mendapat persetujuan kepala unit.
Output : Adanya izin dan koordinasi kepala unit terkait.
3. Melaksanakan pemeliharaan dengan melakukan pengecekan unit,
pengecekan fungsi dan accessories.
Setelah mendapat persetujuan saya bersama tim elektromedis melakukan
pemeliharaan alat kesehatan yang berada di ruangan IGD mulai dari
pembersihan bagian alat, pemeriksaan kelengkapan assesories, mengecek
seluruh kabel yang terdapat pada alat, mengecek fungsi kabel, tombol dan
fungsi alat.
Output : Adanya data hasil pemeliharaan.
4. Penempelan form ceklis pemeliharaan.
Setelah pemeliharaan alat kesehatan dilakukan saya bersama tim
elektromedis mengisi form ceklis sesuai dengan keadaan alat saat itu.
Setelah itu form ceklis ditempel di masing-masing alat.
Output : Daftar form ceklist pada alat.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dapat mendukung pencapaian visi rumah sakit yaitu “Menjadi Rumah


Sakit Yang Berkualitas Dan Menjadi Kepercayaan Publik Di Kabupaten
Konawe Kepulauan” dan misi rumah sakit yaitu “Menyediakan Peralatan,
Fasilitas Dan Sarana Prasarana Yang Aman Dan Mutakhir”.

Keterkaitan Tahap Kegitan Dengan Nilai Dasar


1. Menyiapkan peralatan yang akan dipakai dalam pemeliharaan.
Menyiapkan peralatan secara tanggung jawab (Akuntabilitas), memilih
peralatan pemeliharaan dengan tepat sesuai kegunaannya (Nasionalisme),
menyiapkan peralatan secara profesional sesuai dengan ilmu yang
dipelajari (Etika Publik), pemilihan pearalatan dengan efektif (Komitmen
Mutu), melakukan tugas secara mandiri tanpa menyusahkan pihak lain
(Anti Korupsi).
2. Berkoordinasi dengan kepala instalasi unit terkait.
Memberitahukan rencana kegiatan kepada kepala unit terkait secara jelas
(Akuntabilitas), mau mendengar keluhan dan pendapat dari kepal unit
terkait mengenai kondisi terkini alat kesehatan di ruangan (Nasionalisme),
berbicara dan besikap secara sopan santun kepada kepala unit terkait
(Etika Publik), menggunakan waktu yang efektif dan efisien agar tidak
mengganggu pekerjaan (Komitmen Mutu), saat melakukan koordinasi
tidak berlebihan (Anti Korupsi).
3. Melaksanakan pemeliharaan dengan melakukan pengecekan unit,
pengecekan fungsi dan accessories.
Bekerja secara tanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai
teknisi elektromedis (Akuntabilitas), melakukan pemeliharaan sesuai
aturan yang telah ditetapkan (Nasionalisme), bekerja secara profesional
agar mendapatkan hasil yang memuaskan (Etika Publik), cepat tanggap
dalam menghadapi masalah atau troubleshooting pada alat kesehatan di
ruangan (Komitmen Mutu), tepat waktu dalam menyelesaikan
pemeliharaan sesuai dengan jadwal yang disusun (Anti Korupsi).
4. Penempelan form ceklis pemeliharaan.
Bekerja secara tanggung jawab sesuai dalam menyelesaikan pemeliharaan
alat kesehatan (Akuntabilitas), penempelan form ceklis sesuai aturan yang
telah ditetapkan (Nasionalisme), bekerja secara profesional agar
mendapatkan hasil yang memuaskan (Etika Publik), penempelan alat
kesehatan dilakukan secara efektif dan efisien (Komitmen Mutu), tepat
waktu dalam menyelesaikan penempelan fom ceklist sesuai dengan jadwal
yang disusun (Anti Korupsi).
Keterkaitan antara kegiatan dengan peran dan kedudukan ASN dalam
kerangka NKRI
Melaksanakan tugas dengan profesional dan tanpa tekanan dari pihak lain
(Manajemen ASN). Kerjasama tim IPSRS untuk mencapai tujuan
bersama (WOG). Kegiatan pemeliharaan ini adalah bentuk usaha yang
saya lakukan untuk menyiapkan keakuratan dan keamanan dalam
pemakaian peralatan medis sehingga saat dibutuhkan alat tersebut siap
pakai dan tentunya tidak
menghambat pelayanan kepada pasien (Pelayan Publik).
Analisis Dampak
Jika kegiatan 3 tidak dilaksanakan akan mengakibatkan berkurangnya
fungsi alat medis dan terjadi kerusakan alat medis yang dapat menghambat
pelayanan.
Kegiatan 4 Melakukan monitoring dan evaluasi hasil
pemeliharaan.
Tanggal Pelaksanaan 20 – 25 April 2020
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan
Tahap Kegiatan 4
1. Mengadakan rapat
evaluasi dengan
tim IPSRS.

Gambar 4.3.12. Rapat evaluasi tim IPSRS


2. Menyusun laporan
hasil monitoring
dan evaluasi.

Gambar 4.3.13. Menyusun laporan hasil monitoring


dan evaluasi
3. Menyampaikan
hasil monitoring
dan evaluasi
kepada direktur.

Gambar 4.3.14. Menyampaikan hasil monitoring dan


evaluasi kepada direktur
Teknik Aktualisasi Yang Digunakan
1. Mengadakan rapat evaluasi dengan tim IPSRS.
Rapat evaluasi dilakukan dengan teknik transparansi dan komunikasi
efektif dengan menyampaikan hasil-hasil kegiatan dengan jujur tanpa ada
yang ditutup – tutupi.
2. Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi.
Teknik aktualisasi yang digunakan adalah kejujuran dan tanggungjawab.
Menyusun laporan hasil monitoring secara benar sesuai dengan apa yang
terjadi di lapangan.
3. Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi kepada direktur.
Komunikasi yang baik adalah teknik aktualisasi yang dilakukan pada tahap
kegiatan ini. Mengatakan secara jelas apa saja yang terjadi di lapangan agar
masalah yang terjadi bisa diperbaiki dan menjadi acuan untuk melakukan
yang lebih baik lagi.
Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
1. Mengadakan rapat evaluasi dengan tim IPSRS.
Rapat evaluasi dilakukan di ruang IPSRS dengan jumlah petugas
elektromedis 3 orang.
Output : Adanya hasil evaluasi.
2. Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi.
Laporan monitoring dan evaluasi disusun berdasarkan nama alat kesehatan
serta fungsi alat tersebut sesuai hasil monitoring dan kegiatan pemeliharaan
yang telah dilakukan.
Output : Laporan hasil monitoring.
3. Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi kepada direktur.
Setelah laporan dibuat saya menyampaikannya kepada direktur untuk
diketahui guna memberikan masukan dan saran untuk kegiatan
pemeliharaan selanjutnya.
Output : Adanya koordinasi evaluasi kegiatan dengan direktur.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dapat mendukung pencapaian visi rumah sakit yaitu “Menjadi Rumah


Sakit Yang Berkualitas Dan Menjadi Kepercayaan Publik Di Kabupaten
Konawe Kepulauan” dan misi rumah sakit yaitu “Mewujudkan Pelayanan
Yang Berkualitas Dan Terakreditasi Dengan Mengutamakan Keselamatan
Pasien Serta Kepuasan Pelanggan”.

Keterkaitan Tahap Kegiatan Dengan Nilai Dasar


1. Mengadakan rapat evaluasi dengan tim IPSRS.
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara transparansi sesuai apa yang
terjadi di lapangan (Akuntabilitas), mendengar pendapat anggota tim lain
saat mengumpulkan hasil evaluasi (Nasionalisme), kerjasama antar tim
untuk mengumpulkan hasil pemeliharaan alat kesehatan (Etika Publik),
membangun komunikasi antar anggota tim (Komitmen Mutu),
melaksanakan evaluasi secara tepat waktu agar dapat melihat dan
mengatasi masalah apa saja yang ada di ruangan. (Anti Korupsi).
2. Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi.
Menyusun laporan secara jelas (Akuntabilitas), laporan dibuat sesuai
aturan agar mudah dipahami (Nasionalisme), laporan hasil monitoring
dibuat secara profesional (Etika Publik), menyusun laporan secara efektif
(Komitmen Mutu), menyelesaikan laporan tepat waktu (Anti Korupsi).
3. Menyampaikan hasil evaluasi dan monitoring kepada direktur.
Melaporkan hasil kegiatan secara transparansi dan tidak ada yang ditutup-
tutupi (Akuntabilitas), mendengar pendapat direktur mengenai laporan
yang dibuat (Nasionalisme), membangun komunikasi yang baik dengn
direktur (Komitmen Mutu), menyampaikan hasil laporan dengan sopan
santun (Etika Publik), hasil laporan dibuat dengan jujur dan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya (Anti Korupsi).
Keterkaitan Antara Kegiatan Dengan Peran Dan Kedudukan ASN Dalam
Kerangka NKRI
Melaksanakan evaluasi dengan penuh kesadaran dan kejujuran sesuai
dengan kewajiban ASN (Manajemen ASN). Kolaborasi antar tim IPSRS
dan direktur rumah sakit dalam melakukan evaluasi kegiatan (WOG).
Evaluasi dilakukan secara cepat dan tepat agar bisa mengetahui target apa
saja yang telah dicapai dalam melaksanakan kegiatan (Pelayan Publik).
Analisis Dampak
Jika kegiatan 4 tidak dapat mengetahui kekurangan – kekurangan apa saja
yang ada pada kegiatan pemeliharaan tersebut serta sulit mencari jalan
keluar
untuk berubah menjadi lebih baik lagi kedepannya.
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi
“Optimalisasi Pelaksanaan Pemeliharaan Peralatan Medis pada Instalasi Gawat
Darurat Dalam Penunjang Pelayanan Medis RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA), maka
penulis dapat menarik kesimpulan antara lain:
1. Jumlah kegiatan yang terlaksana ada 4 (empat) kegiatan dengan jumlah
tahapan kegiatan 3-4 tahapan kegiatan sesuai dengan rancangan aktualisasi,
di mana semua nilai-nilai ANEKA teraktualisasi dalam setiap tahapannya.
2. Pemeliharaan alat kesehatan merupakan suatu upaya dalam peningkatan
keamanan, mutu dan laik pakai alat kesehatan di RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan.
3. Dengan terlaksananya seluruh kegiatan aktualisasi diharapkan mampu
mengoptimalkan pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan dengan sasaran meningkatnya mutu pelayanan sehingga tujuan
kegiatan dapat terwujud sehingga isu yang diangkat terkait kurang
optimalnya pemeliharaan alat kesehatan di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Kabupaten Konawe Kepulauan dapat terpecahkan/ terselesaikan.
5.2. SARAN
Adapun saran terkait kegiatan aktualisasi nilai dasar, peran dan kedudukan
ASN dalam optimalisasi pelaksanaan pemeliharaan peralatan medis pada
instalasi gawat darurat dalam penunjang pelayanan medis RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan yang telah dilaksanakan seluruh rangkaian tahapan
kegiatannya, antara lain :
1. Mengingat manfaat dan pentingnya habituasi nilai-nilai ANEKA dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai ASN maka sebaiknya pelatihan
ataupun seminar berkaitan dengan ANEKA tidak hanya dilakukan dalam
lingkup ASN saja namun seluruh lapisan instansi maupun institusi
penyelenggara negara yang berkaitan dengan pelayanan publik milik
pemerintah sehingga terbentuk sebuah kesadaran nasional yang orientasinya
pada peningkatan mutu di segala dimensi kehidupan;
2. Pemeliharaan alat kesehatan diharapkan bisa mendapatkan perhatian khusus
dari semua petugas RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan karena
pemeliharaan alat kesehatan dapat meningkatkan keamanan, mutu dan laik
pakai alat tersebut.
5.3. RENCANA TINDAK LANJUT
Setelah pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Pelaksanaan Pemeliharaan Peralatan
Medis Pada Instalasi Gawat Darurat Dalam Penunjang Pelayanan Medis RSUD
Kabupaten Konawe Kepulauan” maka rencana tindak lanjut yang akan dilakukan
adalah :
 Komitmen yang kuat untuk menyediakan pelayanan peralatan kesehatan
yang aman, bermutu dan laik pakai.
 Berkoordinasi dengan petugas untuk selalu memperhatikan kebersihan dan
penempatan alat kesehatan.
 Meningkatkan kepedulian petugas terhadap kebersihan dan keamanan alat
kesehatan di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
 Melakukan pemeliharaan alat kesehatan secara rutin dan merata di setiap unit
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, E., dan Irawati, E. 2017. “Manajemen ASN”. Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Pemerintah Idonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara (ASN).

Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Adiministrasi No. 12 Tahun


2018 tentang Pelatihan Dasar.

Peraturan Bupati Konawe Kepulauan Nomor 3.A Tahun 2017 Tentang


Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Kabupaten Konawe Kepulauan
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2017
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2018
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Akuntabilitas, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Nasionalisme, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Etika Publik, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Komitmen Mutu, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Anti Korupsi, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Yogi,Suwarnodkk.2017.“WHOLE OF GOVERNMENT” Modul Pelatihan Dasar
CalonPNS”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesi
Kuntjoro, AP. Dkk. (2015). Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 69 Tahun 2014 Tentang Kewajiban
Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit (2009), 1.
Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
LAMPIRAN
BAHAN KONSUL ( DIREKTUR )
BAHAN KONSUL ( MENTOR )
BAHAN KONSUL ( KEPALA IGD )
LEMBAR PERSETUJUAN PELAKSANAAN AKTUALISASI ( DIREKTUR )
LEMBAR PERSETUJUAN PELAKSANAAN AKTUALISASI ( MENTOR )
CATATAN HASIL KONSUL
SURAT PERNYATAAN DUKUNGAN ( DIREKTUR )
SURAT PERNYATAAN DUKUNGAN ( MENTOR )
NOTULEN RAPAT PEMBUATAN FORM CEKLIS DAN JADWAL
PEMELIHARAAN
ABSENSI RAPAT PEMBUATAN FORM CEKLIST DAN JADWAL
PEMELIHARAAN
FORM CEKLIST PEMELIHARAAN
JADWAL PEMELIHARAAN
DATA PEMELIHARAAN
PEMERIhIT4N ItAB.UPATEI9' ISDNAWE KEPULAUAN

• TI+ioAlr i At*iut.

PEMERINTAH KABUPATEN KOMAWE KBPULAUAN


RUMAH SAXIT UMUM DAERAH
, Alain,Bt:' Yes ir PMO Kec” WglI BaraI K P0a ' g B3
1 i:
PEMERIN 7AH KABUPATEN TONG\NE K cPULAUAN
-. '‹ RUI'dAH SAKIT UMMM DAERAH

PE M ERlW TAHKA BUPATE 5 KONAYVE KEPULAOAN


PEMERINTA kl KAB'JPATE N KON A\/VE K ?PULAUA J'J

PEMERINTAH XABUR AT EN KONAWE KEPULAUIN


: HUMAN SAKIT UMUM DAERAH
DAFTAR FORM CEKLIST PADA ALAT
Form Cekiis Pada Timbangan Berdiri
Form Ceklis Pada Suctlon Pump

Form Ceklis Pada Tensimeter Analog


Form Cekli* Pada Nebullzrr
NOTULEN RAPAT MONITORING DAN EVALUASI
DAFTAR HADIR RAPAT MONITORING DAN EVALUASI
LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAf4 MONITORING DAY EVALUASI
APRIL 2020

”PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN DI INSTALAS1 GAWAT DARURAT


RSUD KABU PATEN KONAW E KEPU LAUAN”

Uistisun Oleh '


SARJYANTI E)tAWAYI A Md TEKS

PELAKSANA KEGIATAN, MENTOIt,

SIOI 008
t97800604
19900402 201903 2 006 Mengetahui :
DIRLKT\IR RStlD
AHU£'ATbN XONAWE XEPULAUAN,

70.0.200604 L OOZ
kesehatao. 6arus'tetap dijaga agar dapal berfungsi dc»goa baik.dalam urt› -so!afu
I .2. THJ£t A N
1. Tujuan I Jmufn
Penfngkatlan pclayaiian den'pa0 mcnggunakan pcnilatan medis yang bermutu.
mllH. £1B0 lh k pnkni

2. -FuumKhusus
J . Mene dentil k8s1 3T*t kcscbataa pada lostalasi GaHat I3arural,
2. Uernbiiet jadwoJ. pemclihaiaan
3. .Pembuat chccMist pern<liharaan afar.

I . Meinuda]ikan ieltitisi dalam praises moniloring pemeli haraan pcrataian


kesehaian kâusu.snya d i ruang Instaliisi Gawat Darurat.
2. Mcmbaiiiu ieknixi daiam pelnksansan pemeliharaan peralatan. kescliatan vang
bcrkcsinambungun.
PELARRANAAN Kf i IATAN

Oalam up8ya pemeliharaan alat kescbaom di Fnsmlas\ Gawat J erura\ RSL!U

2.1. Pcizibuetae .form Cekliat Pemeliharaan Alat Kmebalan.


Form ceklist pemeliharaan dibiiat guna memiulahkan pengisian hasil
pemeliharam alat kesehamn.form cetlist diletakkan di masing - masing alnt
Lmsehatan sehingge setiap kali diadakon pemeliliaraan ielmisi wajib mengisi
form sesuai dent;an kondisi aJat saat pezaclihazaan.

2.2. Pembuatzn Jadwal Peoielihsraan Alat Kesibatan


Jadwâl peineliharaan dibunt seauai déngan hasil persetujuan kepala uoit
lnstalasi Gnw'at Eiarurat dan tim elektromedis. Dengan .adanya jadwal
pcmcliharaan akan. menjadi acuan kerja hagi ieknisi. agar dapat menyelesaikan
pemeliha tepai
w@tu. tanpa mengganggu proses.pe1ayanan di unit Hi D:

3
2d. Pelnhsanaa• Pemelibaraan .Vzt Kesehsten
Pioets. prmcliharaun flat kexeliaimi berlangsuiig selama 4 hari keqn
dengan ium led feknisi 3 orang.. Peralatan pemclihiir‹1ati yang. digunakan afiloll
kapas dan al1•olio1 di;un akon untuk. rnenib<rsi hkun baginn — bagian alnl.
multitcstcr digunakan uptuk mengecek fungsi kahel power din elekfrodñ snrta
ob.eng. yung.dipakai.untuk mengeficangkan hem — baut jang longgar:.patiii:alat.
36 Rencana liadek Laoj»t
sctW keg:aa» pcnidibaraan alat kesehcim di many inmiui tract
Darurat selanj atnya tim elektromedis akan melakukan pemelihnraan alhi
kesehatan di unit lain yang memiliki alat —:alet tesehaian. Kcmudian kami.
heiencana untuk melakukan pemeliharann bariiin den bNanan swam rufin dan
melakukan moriit‹wing serta cvalimsi agar dapat menget*hiii tingkat keberhzsilan
kegiatan pemeliharaari yang dilakukan.

6
4.1. liesimpulan
Dalam upaya.pcningkatan mulu aifit kmebatan di lnstalaai Gaunt Daiutal
8» dilaksanakan Aberapa kcgia.W yaitu :
1. 9embuatan fomi ceklis pemolihaiaan,
2. Pembuataii jadwal pemeli haraan.
3. l•elaksanaan pemelihataan.
Pelaksanaan pcmeliharaan mat keaehaian mendapnf dukungan. dari kcpola unit
terkait don petugas di IGD. Hut in'i menunjukknn kcpnduljan tennga medis di
RSL*D Kabapaien Kon'nw< Képulauan terhadap kcamanan dan mutu alat

pcoingkatan kczmannn dap mutu alas b hatan dengan cnra memporhntikan


care penggunaan.'dan pecyimpanan alat serta kebersihun Indian — bagiñn alat
kcschaton,
DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Konsultasi Dengan Direktur Dan Mentor Tentang Rancangan Kegiatan.
2. Melaksanakan Rapat Pembuatan Jadwal Pemeliharaan.
Form Ceklist Dan Penyusunan
3. Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Medis.
4. Melakukan Monitoring Dan Evaluasi Hasil Pemeliharaan.

SEBELUM SESUDAH

Anda mungkin juga menyukai