Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PBSI


“Pengembangan Bahan Ajar Noncetak dan Berbasis Internet”
Dosen Pengampu : Dr. Emah Khuzaemah, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 6:

1. Musyarofah (1808110033)
2. Alfi Syahiroh (1808110001)
3. Eva Devara (1808110026)
4. Ridhar Rahman Hauna (1808110011)

TADRIS BAHASA INDONESIA 5-A


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI
CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menmberikan kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentu kami
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Kami panjatkan puji syukur atas karunia Allah SWT yang telah memberikan kami
nikmat sehat rohani maupun fisik, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Sosiolinguistik yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Noncetak dan Berbasis
Internet”.

Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembahasan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi dan menjadi bermanfaat khususnya bagi kami, dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya.Sekian semoga makalah ini bermanfaat, terima kasih.

Cirebon, 08 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 1

PNDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulisan 1

BAB II 2

PEMBAHASAN 2

A. Bahan Ajar Non-Cetak 2

1. Peran Bahan Ajar Non-Cetak......................................................................................2

2. Jenis-Jenis Bahan Ajar Noncetak................................................................................3

B. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Internet7

1. Pengertian Internet.......................................................................................................7

2. Spesifikasi Peralatan Internet......................................................................................8

3. Metode Pembelajaran Melalui Internet.......................................................................9

4. Mengoptimalkan Internet Untuk Siswa.....................................................................10

5. Penting Pemahaman Internet Untuk Orangtua dan Guru..........................................12

BAB III 13

PENUTUP 13

A. Simpulan 13

B. Saran 13

DAFTAR PUSATAKA 14

ii
iii
BAB 1

PNDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahan ajar adalah segala bentuk yang digunakan untuk mrmbantu pengajar dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, bahan yang dimaksud biasa berupa bahan cetak
ataupun bahan ajar non cetak. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang
diperlukan untuk perencanaan dan penelahan implementasi pembelajaran. Bahan
pembelajaran perlu dikembangkan secara matang agar pembelajaran tidak melenceng dari
tujuan yang hendak dicapai. Jenis-jenis bahan ajar non cetak dapat berupa audio, video,
komputer, android.

Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi guru, siswa, dan
pada kegiatan pembelajaran (Sungkono, 2013). Dalam pembuatan bahan ajar guru harus
menyesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan. Perkembangan IPTEK dunia
sekarang ini sangat memberikan pengaruh kepada dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat
dari kecenderungan anak menggunakan didukung gadget dan telepon genggam berbasis
android setiap harinya, sehingga mereka lebih enggan membaca buku-buku.
Tantangannya yakni guru harus lebih inovatif dan kreatif untuk menciptakan bahan ajar
untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan zaman. Berhubung dengan itu, guru bisa
membuat bahan ajar non-cetak dimana melalui android yang dinilai praktis sehingga
pembelajaran bisa dilakukand dimana saja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan bahan ajar berbasis non-cetak?


2. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan bahan ajar berbasis internet?
3. Bagaimana cara menerapkan bahan ajar berbasis non cetak dan internet dalam
pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengembangan bahan ajar berbasis non cetak.


2. Mengetahui pengembangan bahan ajar berbasis internet.
3. Mampu menerapkan bahan ajar non cetak dan internet dalam pembelajaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahan Ajar Non-Cetak

Sejauh ini bahan ajar non cetak dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa ada
beberapa materi dalam bahan ajar cetak (modul) yang memerlukan penjelasan yang lebih
konkret sehingga perlu diperjelas dengan menggunakan beragam media non cetak yang
sesuai dengan karakteristik materi yang akan dijelaskan (Rahayu, 2009). Kelayakan
tentang bahan ajar non-cetak yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari konsep-konsep yang dipelajarinya didasarkan atas penilaian dari penelaah
materi dan pembelajaran mata kuliah yang bersangkutan. Namun, sampai saat ini, belum
pernah dilakukan evaluasi terhadap kualitas dan pengaruh dari penggunaan bahan ajar
non-cetak tersebut terhadap pemahaman konsep.

Evaluasi terhadap bahan ajar baik bahan ajar cetak maupun non cetak dapat
dilakukan dengan cara review oleh ahli materi/mediainstruksional, melihat hasil belajar
mahasiswa, dan mengumpulkan pendapat mahasiswa. Abedon (dalam Suparman, 1994)
menyatakan bahwa bahan ajar yang direvisi berdasarkan hasil evaluasi memperlihatkan
hasil yang baik dan lebih unggul (Rahayu, 2009). Dengan demikian usaha evaluasi bahan
ajar merupakan langkah penting dalam pengembangan dan peningkatan kualitas bahan
ajar. Kualitas bahan ajar non-cetak pada umumnya ditentukan oleh materi yang relevan,
lengkap dan akurat serta dapat dipahaminya materi dalam bahan ajar non cetak tersebut
oleh pengguna (dalam hal ini mahasiswa) yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang
diperoleh. Di samping itu, kualitas bahan ajar juga ditentukan oleh faktor-faktor teknis
yang lain. Untuk program CAI, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan kualitas, melalui adanya umpan balik yang informatif dan suportif, ada
student report, pengguna dapat keluar dari program kapan saja diinginkan, penggunaan
warna yang tepat, teks mudah dibaca, mudah untuk mencari informasi tertentu, dan
pengkalimatan sajian mudah dipahami (Rahayu, 2009). Sementara itu untuk program
audio, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah kualitas suara, musik, bentuk
penyajian, dan interaktivitas.

2
1. Peran Bahan Ajar Non-Cetak
Bahan ajar non-cetak yang dikembangkan dalam program PJJ dapat memberikan
kontribusi positif dalam hal:
a. Membantu terjadinya proses pembelajaran dan pengembangan kompetensi;
b. Memberikan pengalaman belajar nyata;
c. Memotivasi terjadinya tindakan.

Bahan ajar non-cetak biasanya digunakan untuk menyampaikan materi


pembelajaran yang spesifik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan (Elang Krisnadi,
2010). Oleh karena itu, pemilihan bahan ajar non-cetak perlu disesuaikan dengan
karakteristik setiap bahan ajar. Secara umum naskah bahan ajar non-cetak yang baik
memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Mengemukakan standar kompetensi dasar yang dapat dicapai oleh pemirsa / target
audience setelah mengikuti program.
b. Mengkomunikasikan metri pembelajaran secara akurat;
c. Menjelaskan materi pembelajaran secara sistematik;
d. Mendeskripsikan dengan jelas unsur narasi dan visual digunakan untuk
mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada pemirsa;
e. Menjelaskan bahan rujukan yang digunakan sebagai dasar untuk menyampaikan
perkuliahan kepada siswa.

2. Jenis-Jenis Bahan Ajar Noncetak


Jenis-jenis bahan ajar noncetak akhir-akhir ini, berbagai jenis-jenis bahan ajar
noncetak untuk keperluan program pembelajaran tersedia di pasaran dalam jumlah yang
terus meningkat dari tahun ke tahun. Diantara jenis-jenis bahan ajar noncetak adalah
sebagai berikut.

a. Audio

Guru dapat memanfaatkan program audio sebagai salah satu bahan ajar dalam
kegiatan pembelajaran. Yang termasuk kategori program audio adalah semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung yang dapat dimainkan atau didengar oleh
seseorang atau sekelompok orang. Namun, guru kadang memandang remeh kontribusi
suara, musik dan kata-kata yang diucapkan dalam proses pembelajaran. Suara, musik dan
kata-kata dapat digunakan untuk pengajaran langsung, terutama untuk pengajaran bahasa.
Salah satu contoh program audio misalnya adalah siaran radio.

3
Bahan ajar audio saat ini masih banyak digunakan baik untuk kegiatan belajar individual
maupun kelompok. Bahan ajar audio memiliki sejumlah kelebihan yang dapat
dieksploitasi sehingga mampu mendorong terciptanya proses pembelajaran yang efektif.
Kelebihan bahan ajar audio antara lain:

1) Biaya produksi dan penggandaan relatif mudah;


2) Efektif digunakan dalam menyampaikan informasi yang bersifat verbal dan naratif;
3) Dapat digunakan pada hampir semua materi (Elang Krisnadi, 2010).

Siaran radio dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran dan mampu


menjangkau jumlah siswa yang banyak dan tersebar. Di samping siaran radio, contoh lain
program audio adalah kaset audio. Kaset audio ini lebih menguntungkan dibanding siaran
radio, karena dapat direkam dan digunakan siswa kapan dan di mana pun mereka berada.
Siswa juga dapat mengontrol pemanfaatan kaset audio ini secara mandiri.

b. Video

Video dan televisi merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan lugas
untuk dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat sampai ke hadapan siswa
secara langsung. Di samping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap
pembelajaran. Siswa dapat menemukan gambar di bahan ajar cetak dan suara dari
program audio, tapi video dapat memberikan gambar bergerak kepada siswa, di samping
suara yang menyertainya. Sehingga, siswa merasa seperti berada di suatu tempat yang
sama dengan program yang ditayangkan video. Yang termasuk kategori video adalah
segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Contoh program video ini antara lain adalah kaset video dan
siaran televisi.

Bahan ajar video memiliki beberapa keunggulan dalam menyampaikan informasi


dan pengetahuan. Program video dapat menghadirkan pengalaman belajar yang relaistik.
Pemilihan materi yang tepat akan membuat program video yang dikembangkan dapat
mencapai sasaran yaitu membantu mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan (Elang Krisnadi, 2010). Informasi dan pengetahuan yang disampaikan melalui
bahan ajar video dapat dikemas dalam format:

1) Demonstrasi atau demo

4
Program berbentuk demo adalah program yang memperlihatkan tahap-tahap atau
prosedur dalam melakukan suatu kegiatan. Contoh program berbentuk demo yaitu,
program yang memperlihatkan cara kerja sebuah alat atau proses pertumbuhan dan
perkembangan flora dan fauna.
2) Drama
Program berbentuk drama biasanya dimulai dengan mengenalkan karekter daro
orang-orang yang terlibat didalamnya yang kemudian diikuti dengan konflik yang
dibangun. Konflik ini akan diselesaikan pada akhir cerita. Penyelesaian konflik pada
akhir cerita dapat berupa happy ending atau sebaliknya.
3) Features
Feature merupakan program yang berisi segmen-segmen yang dikemas dalam bentuk
penyajian yang bervariasi. Sebuah program berbentuk features biasanya membahas
suatu topik yang menarik dengan menggunakan beberapa bentuk penyajian atau
pendekatan program.

Program video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran, di antaranya


dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa dengan cara
memperagakan proses sirkulasi darah yang sangat kompleks misalnya, atau dapat melihat
dengan nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin dapat dilihat. Program video
dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk
mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu, atau mempresentasikan studi kasus
tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi siswa.

c. Komputer

Komputer yang digunakan siswa dalam proses pembelajaran biasanya berbentuk


stand alone atau komputer terminal yang terkait dengan komputer utama. Jaringan kerja
komputer dapat memungkinkan siswa untuk akses ke data base dari jarak jauh. Selain itu,
memungkinkan mereka juga untuk berkomunikasi dengan pengguna komputer lainnya
dengan menggunakan e-mail atau computer conferencing. Informasi dalam bentuk kata-
kata, suara, gambar dan animasi, sekarang tersedia untuk siswa dalam bentuk CD-ROM
yang dihubungkan dengan personal computer (PC).

d. Bahan Ajar Flip PDF Profesional

Bahan ajar elektronik adalah bahan ajar yang isi materinya dimuat dalam bentuk
elektronik yaitu bisa berupa audio, audio visual, ataupun berupa multimedia interaktif.

5
Bahan ajar elektronik adalah seperangkat materi yang disusun secara runut dan sistematis
serta menampilkan kebutuhan dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam
proses pembelajaran yang diramu dalam interaktif multimedia. Beberapa bahan ajar yang
termasuk ke dalam bahan ajar elektronik adalah meliputi buku seperti e-book, majalah
elektronik atau disebut sebagai e-magazine, CD/DVD multimedia interaktif, model flash
atau slide interaktif, e-learning, dan lain-lain. Salah satu aplikasi yang digunakan untuk
membuat bahan ajar elektronik adalah Flip PDF Professional. Pembuatan bahan ajar
elektronik menggunakan Flip PDF Professional dikarenakan aplikasi ini tidak terpaku
hanya pada tulisan-tulisan saja tetapi dapat dimasukan animasi gerak, video, dan audio
yang bisa menjadikannya sebuah media pembelajaran interaktif yang menarik sehingga
pembelajaran menjadi tidak monoton.

e. Android

Penggunaan teknologi dalam pembelajaran melahirkan berbagai inovasi


pembelajaran salah satunya yaitu dikenal dengan m-learning (mobile learning).
(Dwiyogo, 2013) menjelaskan bahwa istilah m-learning (mobile learning) merujuk pada
penggunaan produk teknologi modern yang bersifat praktis seperti PDAs, iPod, PC
Tablet, dan Ponsel atau smartphone dalam proses pembelajaran, sehinga memudahakan
peserta didik untuk belajar lebih praktis dan fleksibel. M-learning dapat menyediakan
materi ajar yang bisa diakses setiap saat oleh peserta didik. M-Learning sebagai inovasi
pendidikan dalam proses pembelajaran pada dasarnya tersedia dalam 2 versi yaitu versi
offline dan versi online. Versi offline dapat dilakukan dengan cara membuat aplikasi
sesuai kebutuhan misalnya media belajar, bahan ajar, dan aplikasi edukasi yang lain
kemudian di pasang (install) ke perangkat mobile seperti handphoen dan smartphone.

Aplikasi edukasi yang sudah di install di perangkat mobile tersebut dapat di akses
secara berulang tanpa harus meng-install ulang. Sedangkan versi online membutuhkan
akses internet untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Karakteristik mobile learning
versi online ini dalam pembelajaran misalnya hanya memasang (instalasi) aplikasi engine
seperti chrome, opera mini, dan search enggine lain, kemudian digunakan untuk
mengakses materi pelajaran di website yang disediakan. Aplikasi engine yang telah di
pasang dapat di update dengan mengkoneksikan ke server. M-Learning versi online ini
mendukung interaksi antara pendidik dengan peserta didik (Darmawan, 2012, hal. 344).
(Darmawan, 2012, hal. 342) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan pengembangan

6
teknologi handphone/smartphone sebagai landasan operasional munculnya inovasi mobile
learning yaitu:

1) Penetrasi perangkat mobile (handphone/smartphone) sangat cepat.


2) Jumlahnya lebih banyak dibagndingkan dengan PC.
3) Lebih mudah dioprasikan dibandingkan PC.
4) Perangkat mobile (handphone/smartphone) dapat dipakai sebagai media belajar.

(Dwiyogo, 2013, hal. 298-300) mengegaskan bahwa m-learning memiliki


berbarapa fungsi diantaranya yaitu:

1) M-learning berfungsi sebagai pelengkap (komplemen), yaitu materi yang disajikan


dapat digunakan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima oleh peserta
didik dalam proses poembelajaran di kelas. Artinya, materi yang disajikan dalam m-
learning menjadi penguat (reinforcement) dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) M-learning berfungsi sebagai pengayaan (enrichement), yaitu apabila peserta didik
menguasai materi pelajaran dengan cepat yang disampaikan oleh pendidik secara
tatap muka, sehingga peserta didik dapat mengakses materi pada mlearning yang
didesain secara khusus.
3) M-learning berfungsi sebagai remedial, yaitu apabila terdapat peserta didik yang
kesulitan dalam memahami materi pelajaran, sehingga peserta didik dapat mengakses
materi pada m-learning yang dirancang secara khusus.
(Dwiyogo, 2013, hal. 306) juga menyatakan bahwa terdapat manfaat penerapan
m-learning bagi pendidik maupun peserta didik. Bagi peserta didik, m-learning dapat
meningkatkan fleksibiltas belajar karena kepraktisan perangkat m-learning. Artinya
peserta didik lebih mudah mengakses bahanbahan belajar setiap saat dan secara berulang-
ulang, bahkan peserta didik yang berhalangan hadir untuk mengikuti pembelajran di kelas
karena sakit, bepergian, dan sebagainya masih bisa mempelajarinya dengan adanya
mlearningm, sehingga peserta didik tetap dapat memantapkan penguasaannya terhadap
materi pembelajaran. Sedangkan bagi pendidik m-learning mempermudah dalam
pemutahkiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan
tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, meningkatkan wawasan dan
keterampilannya, serta mempermudah dalam menyampaikan materi pelajaran yang
bersifat abstrak dengan adanya visualiasi yang jelas dan menarik melalui perangkat
mobile yang diguanakan dalam m-learning.

7
B. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Internet

1. Pengertian Internet

Kemajuan teknologi informasi ini tidak hanya dirasakan oleh dunia bisnis, akan
tetapi dunia pendidikan juga ikut merasakan manfaatnya. Perkembangan teknologi
informasi lebih terasa menfaatnya dengan hadirnya jaringan internet yang memanfaatkan
satelit sebagai media transformasi. Hadirnya internet sebagai sumber informasi ini sangat
memungkinkan seseorang untuk mencari dan menyebarkan segala ilmu pengetahuan dan
teknologi termasuk penemuan penelitian keseluruh dunia dengan mudah, cepat, dan
murah, sehingga pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat lebih
cepat dan merata. Dengan demikian segala informasi yang ada di internet dapat dijadikan
sebagai sumber belajar.

Pengertian internet itu sendiri adalah jaringan (Network) komputer terbesar di


dunia. Jaringan berarti kelompok komputer yang dihubungkan bersama, sehingga dapat
berbagi pakai informasi dan sumber daya (Shirky, 1995, hal. 2). Dalam internet
terkandung sejumlah standar untuk melewatkan informasi dari satu jaringan ke jaringan
lainnya, sehingga jaringan-jaringan di seluruh dunia dapat berkomunikasi. Menurut
(Sidharta, 1996) Internet adalah forum global pertama dan perpustakaan global pertama
dimana setiap pemakai dapat berpartisipasi dalam segala waktu. Karena internet
merupakan perpustakaan global, maka pemakai dapat memanfaatkannya sebagai sumber
belajar.

Sedangkan pengertian lain mengenai internet adalah media yang sangat efektif
dalam upaya update informasi dan mencari trasferan ilmu pengetahuan bagi seorang
pendidik. Gaptek adalah sebutan yang tepat bagi pendidik yang tidak mampu
mengoperasikan computer dan tidak tahu dengan internet, padahal di dunia maya internet
tersebut banyak sekali yang bisa dididapatkan. Informasi di internet sangat lengkap, dari
yang bertaraf nasional hingga internasional semua ada disini. Secara umum dapat
dikatakan bahwa internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan komputer-komputer itu berkomunikasi satu sama lain.

2. Spesifikasi Peralatan Internet

Agar kita dapat mengoperasikan internet dengan baik, maka dibutuhkan


perangkat keras dan perangkat lunak yang memadahi. Perangkat keras adalah komponen-
8
komponen fisik yang membentuk suatu sistem komputer serta peralatan-peralatan lain
yang mendukung komputer untuk melakukan tugasnya. Perangkat keras tersebut berupa:

a. satu unit komputer,


b. modem,
c. jaringan telepon,
d. adanya sambungan dengan ISP (Internet Service Provider).

Sedangkan perangkat lunak adalah program-program yang diperlukan untuk


menjalankan perangkat keras komputer. Perangkat lunak ini kita pilih sesuai dengan:

a. kemampuan perangkat keras yang kita miliki,


b. kelengkapan layanan yang diberikan,
c. kemudahan dari perangkat itu untuk kita operasikan dalam (User Friendly).

Perangkat yang dibutuhkan untuk mengakses internet ;

a. Komputer/laptop
b. Modem/HP sebagai modem+kabeldata
c. Jaringangantelepon/Hp/Hotspot
d. Adanya sambungan dengan ISP (Internet Service Provider).

3. Metode Pembelajaran Melalui Internet

Pembelajaran berbasis internet bagi siswa sudah seharusnya mulai dikenalkan.


Untuk itu para guru hendaknya sudah tahu lebih dahulu tentang dunia internet sebelum
menerapkan pembelajaran tersebut pada siswa. Persiapan yang tak kalah pentingnya yaitu
sarana komputer. Tentu saja dalam hal ini hanya dapat diterapkan di sekolah-sekolah
yang mempunyai fasilitas komputer yang memadai. Walaupun sebenarnya dapat juga
diusahakan oleh sekolah yang tidak mempunyai fasilitas komputer misalnya dengan
mendatangi warnet sebagai patner dalam pembelajaran tersebut.

Setelah semua perangkat untuk pembelajaran siap, guru mulai melakukan


pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar internet. Disinilah kepiawaian
seorang guru ditampilkan dalam mendampingi, membimbing dan mengolah metode
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai.

Beberapa metode yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya: diskusi,


demonstrasi, problem solving, inkuiri, dan descoveri. Guru memberikan topik tertentu

9
pada siswa, kemudian siswa mencari hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut dengan
mencari (download) dari internet. Guru juga dapat memberikan tugas-tugas ringan yang
mengharuskan siswa mengakses dari internet, suatu misal dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa dapat mencari karya puisi atau cerpen dari internet. Siswa juga dapat
belajar dari internet tentang hal-hal yang up to date yang berkaitan dengan pengetahuan.
Guru memberi tugas pada siswa untuk mencari suatu peristiwa muthakir dari internet
kemudian mendiskusikannya di kelas, lalu siswa menyusun laporan dari hasil diskusi
tersebut.

Metode-metode tersebut dapat dilakukan guru dengan model-model pembelajaran


yang bervariasi sehingga siswa semakin senang, tertarik untuk mempelajarinya sehingga
proses pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran yang bermakna. Dengan
pembelajaran berbasis internet diharapkan siswa akan terbiasa berpikir kritis dan
mendorong siswa untuk menjadi pembelajar otodidak. Siswa juga akan terbiasa mencari
berbagai informasi dari berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran ini juga mendidik
siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok kecil maupun tim. Satu hal
lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan pembelajaran berbasis internet
pengetahuan dan wawasan siswa berkembang, mampu meningkatkan hasil belajar siswa,
dengan demikian mutu pendidikan juga akan meningkat.

4. Mengoptimalkan Internet Untuk Siswa

Perkembangan teknologi informasi sedemikian pesat dan menjangkau banyak


sekali orang sehingga orangtua sekarang pun kadang kalah cepat dalam mengakses media
baru tersebut. Contohnya adalah Internet. Di sekolah mereka mendapatkan Internet,
namun pada kebanyakan siswa di rumah tidak ada Internet. Bahkan orangtuanya pun
mungkin tidak familiar dengan medium baru itu.

Belakangan citra buruk Internet sebagai sumber pornografi sudah mulai berkurang
dan isyu-isyu seputar pemanfaatan Internet untuk kepentingan yang lebih positif mulai
tumbuh subur. Namun jangan sampai seperti media lainnya yang lebih menonjol
fungsinya adalah sebagai media hiburan daripada sebagai media sumber informasi dan
pendidikan. Kalau diibaratkan dengan sebuah kota, maka Internet adalah sebuah tempat
yang sangat luas yang berisi macam-macam tempat dari yang baik hingga yang buruk. Di
sebuah kota misalnya, kita dengan pasti akan mengatakan bahwa ada tempat-tempat

10
tertentu yang tidak boleh dikunjungi oleh anak kita karena masih di bawah umur, karena
tempat itu rawan, karena biayanya mahal, dan sebagainya.

Hal yang persis sama terjadi di Internet. Itu sebabnya maka peran guru di sekolah
menjadi sangat penting dalam memberikan pemahaman tentang Internet yang memadai
kepada siswa agar para siswa tidak salah jalan. Apakah para guru sendiri sudah ‘get
connected’ dan cukup kritis dalam berinteraksi dengan Internet. Internet memang mulai
marak. Di tempat-tempat bergengsi seperti di ASIA Plaza, MAYASARI, ataupun warnet-
warnet sampai di sudut-sudut sekitar kampus, mudah didapatkan layanan Internet melalui
warnet. Harganya pun relatif terjangkau, paling murah sekitar Rp 3.000,- sejam.

Hal lebih menitikberatkan pada potensi Internet sebagai salah satu sumber belajar
dalam konteks pendidikan di sekolah. Diantaranya:

a. Internet hanya akan bertindak sebagai sumber dan alat bantu dalam P&P . Aktiviti
pembelajaran hendaklah dirancang dengan teliti oleh guru supaya internet dapat
digunakan dengan berkesan.
b. Komputer dan internet tidak mengubah peranan guru. Malah sebaliknya ,guru akan
sentiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemahiran mereka,
khususnya dalam bidang IT. Ketrampilan dan keperibadian yang mulia akan tetap
menjadi tunjang dan ikutan utama.
c. Penggunaan komputer dan internet dapat mengurangkan beban tugas guru dan murid
di samping setiap kerja dapat dilakukan dengan kemas, teratur dan sistematik.
d. Internet sangat bermanfaat kepada guru dan murid khususnya dalam menghadapi IT
dan era globalisasi. Perhatian dalam pembelajaran oleh setiap ahli masyarakat,
khususnya warga pendidik.

Di tengah canggihnya kemajuan internet di bidang pendidikan negara-negara lain,


ternyata Indonesia juga tetap mampu berkontribusi untuk mentransformasi pendidikan di
dalam kelas. Tantangan dari pemanfaatan TIK di pendidikan ini justru bagaimana
membuat materi pelajaran di sekolah yang susah dan tidak disenangi siswa menjadi
menarik. Departemen Pendidikan seharusnya menekankan pemanfaatan TIK di Indonesia
itu ke arah content sehingga siswa Indonesia menemukan kegembiraan dalam belajar.
Penggunaan ICT untuk pendidikan, bukanlah memindahkan teks buku ke internet atau
media lain. Justru yang harus dilakukan bagaimana membuat materi pelajaran itu sangat

11
mudah dicerna. Ini bisa mudah dikembangkan dengan menggunakan animasi yang benar-
benar bisa disenangi dan dipahami siswa.

5. Penting Pemahaman Internet Untuk Orangtua dan Guru

Bagaimana pun, orangtua dan guru harus paham beberapa hal mendasar mengenai
Internet. Sebab kalau tidak, orangtua dan guru kemungkinan akan mengalami kesulitan
dalam menyikapi anak didiknya yang sudah Internet-minded. Sebuah kajian mengenai
penerapan ICT (Information and Communication Technology) di sekolah yang di
dalamnya termasuk Internet, menganalisa perubahan-perubahan atau penyesuaian-
penyesuaian yang mau tidak mau harus dilakukan oleh para guru. Dalam bentuk tabel
disajikan seperti di bawah ini: Yang harus diperhatikan dalam melakukan monitoring atau
supervisi penggunaan internet oleh anak adalah:

a. Di mana fasilitas Internet ada di sekolah? Di perpustakaan, ruang Internet, di kelas, di


ruang multi media? Siapa yang melakukan pengawasan terhadap penggunaan
Internet?
b. Bagaimana bunyi peraturan di setiap tempat tersebut?
c. Apa resiko-resikonya? E-mail berantai? Chatting? Akses ke situs-situs yang tidak
sesuai? Posting hal-hal yang tidak baik mengenai seseorang secara terbuka?
Bagaimana dengan kemungkinan pelanggaran hak cipta?
d. Apakah software filter diaktifkan? Bagaiman cara kerjanya? Bagaimana dengan
resiko filter yang terlalu ketat sehingga situs yang bermanfaat malah tidak bisa diakses
dan sebaliknya bila terlalu longgar sehingga banyak situs yang tidak cocok yang bisa
terakses. Apa yang dilakukan apabila siswa ingin mengakses situs yang di-blok?
e. Bagaimana peraturan mengenai download? Apakah siswa sudah diberitahu mengenai
kemungkinan file yang di-download terkena virus dan kemudian menyebar?
f. Apakah nama lengkap siswa, foto, nomor telpon sekolah, rumah, nama orangtua,
alamat, dan sebagainya juga ditampilkan dalam website sekolah?
g. Bagaimana dengan kemungkinan mereka akan mendapatkan gangguan dari orang
yang tidak bertanggung jawab?

12
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Bahan ajar non cetak dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa ada beberapa
materi dalam bahan ajar cetak (modul) yang memerlukan penjelasan yang lebih
konkret sehingga perlu diperjelas dengan menggunakan beragam media non cetak
yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan dijelaskan. Bahan ajar non-cetak
biasanya digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang spesifik untuk
mencapai kompetensi yang diinginkan (Elang Krisnadi, 2010). Oleh karena itu,
pemilihan bahan ajar non-cetak perlu disesuaikan dengan karakteristik setiap bahan
ajar. Jenis-jenis bahan ajar non cetak yaitu, audio, video, komputer, Bahan Ajar Flip
PDF Profesional dan android.
Pengertian internet itu sendiri adalah jaringan (Network) komputer terbesar di
dunia. Jaringan berarti kelompok komputer yang dihubungkan bersama, sehingga
dapat berbagi pakai informasi dan sumber daya (Shirky, 1995, hal. 2). Agar kita dapat
mengoperasikan internet dengan baik, maka dibutuhkan perangkat keras dan
perangkat lunak yang memadahi. Perangkat keras adalah komponen-komponen fisik
yang membentuk suatu sistem komputer serta peralatan-peralatan lain yang
mendukung komputer untuk melakukan tugasnya

B. Saran

Penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, pembaca
dapat mencari sumber referensi lain, sebagai bahan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan sejarah kritik sastra.

13
DAFTAR PUSATAKA

Darmawan, D. (2012). Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Teori dan Aplikasi.
Bandung: PT Remaja Rodakarya.

Dwiyogo, W. (2013). Media Pembelajaran Malang. Malang: Wineka Media.

Elang Krisnadi, d. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak. Jakarta:
Direktorat Ketenagaan, Direktorat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian
Pendidikan Nasional .

Rahayu, M. S. (2009). Kajian Terhadap Kualitas Bahan Ajar Non Cetak Program S1
Pendidikan Biologi Dalam Pembelajaran Interaktif SPJJ. Jurnal Terbuka dan Jarak
Jauh, 10(1), 38-50.

Shirky. (1995). Internet Lewat E-mail. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Sidharta. (1996). Internet: Informasi Bebas Hambatan. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

14

Anda mungkin juga menyukai