1. Musyarofah (1808110033)
2. Alfi Syahiroh (1808110001)
3. Eva Devara (1808110026)
4. Ridhar Rahman Hauna (1808110011)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menmberikan kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentu kami
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Kami panjatkan puji syukur atas karunia Allah SWT yang telah memberikan kami
nikmat sehat rohani maupun fisik, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Sosiolinguistik yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Noncetak dan Berbasis
Internet”.
Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembahasan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi dan menjadi bermanfaat khususnya bagi kami, dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya.Sekian semoga makalah ini bermanfaat, terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 1
PNDAHULUAN 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
1. Pengertian Internet.......................................................................................................7
BAB III 13
PENUTUP 13
A. Simpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSATAKA 14
ii
iii
BAB 1
PNDAHULUAN
Bahan ajar adalah segala bentuk yang digunakan untuk mrmbantu pengajar dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, bahan yang dimaksud biasa berupa bahan cetak
ataupun bahan ajar non cetak. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang
diperlukan untuk perencanaan dan penelahan implementasi pembelajaran. Bahan
pembelajaran perlu dikembangkan secara matang agar pembelajaran tidak melenceng dari
tujuan yang hendak dicapai. Jenis-jenis bahan ajar non cetak dapat berupa audio, video,
komputer, android.
Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi guru, siswa, dan
pada kegiatan pembelajaran (Sungkono, 2013). Dalam pembuatan bahan ajar guru harus
menyesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan. Perkembangan IPTEK dunia
sekarang ini sangat memberikan pengaruh kepada dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat
dari kecenderungan anak menggunakan didukung gadget dan telepon genggam berbasis
android setiap harinya, sehingga mereka lebih enggan membaca buku-buku.
Tantangannya yakni guru harus lebih inovatif dan kreatif untuk menciptakan bahan ajar
untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan zaman. Berhubung dengan itu, guru bisa
membuat bahan ajar non-cetak dimana melalui android yang dinilai praktis sehingga
pembelajaran bisa dilakukand dimana saja.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sejauh ini bahan ajar non cetak dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa ada
beberapa materi dalam bahan ajar cetak (modul) yang memerlukan penjelasan yang lebih
konkret sehingga perlu diperjelas dengan menggunakan beragam media non cetak yang
sesuai dengan karakteristik materi yang akan dijelaskan (Rahayu, 2009). Kelayakan
tentang bahan ajar non-cetak yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari konsep-konsep yang dipelajarinya didasarkan atas penilaian dari penelaah
materi dan pembelajaran mata kuliah yang bersangkutan. Namun, sampai saat ini, belum
pernah dilakukan evaluasi terhadap kualitas dan pengaruh dari penggunaan bahan ajar
non-cetak tersebut terhadap pemahaman konsep.
Evaluasi terhadap bahan ajar baik bahan ajar cetak maupun non cetak dapat
dilakukan dengan cara review oleh ahli materi/mediainstruksional, melihat hasil belajar
mahasiswa, dan mengumpulkan pendapat mahasiswa. Abedon (dalam Suparman, 1994)
menyatakan bahwa bahan ajar yang direvisi berdasarkan hasil evaluasi memperlihatkan
hasil yang baik dan lebih unggul (Rahayu, 2009). Dengan demikian usaha evaluasi bahan
ajar merupakan langkah penting dalam pengembangan dan peningkatan kualitas bahan
ajar. Kualitas bahan ajar non-cetak pada umumnya ditentukan oleh materi yang relevan,
lengkap dan akurat serta dapat dipahaminya materi dalam bahan ajar non cetak tersebut
oleh pengguna (dalam hal ini mahasiswa) yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang
diperoleh. Di samping itu, kualitas bahan ajar juga ditentukan oleh faktor-faktor teknis
yang lain. Untuk program CAI, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan kualitas, melalui adanya umpan balik yang informatif dan suportif, ada
student report, pengguna dapat keluar dari program kapan saja diinginkan, penggunaan
warna yang tepat, teks mudah dibaca, mudah untuk mencari informasi tertentu, dan
pengkalimatan sajian mudah dipahami (Rahayu, 2009). Sementara itu untuk program
audio, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah kualitas suara, musik, bentuk
penyajian, dan interaktivitas.
2
1. Peran Bahan Ajar Non-Cetak
Bahan ajar non-cetak yang dikembangkan dalam program PJJ dapat memberikan
kontribusi positif dalam hal:
a. Membantu terjadinya proses pembelajaran dan pengembangan kompetensi;
b. Memberikan pengalaman belajar nyata;
c. Memotivasi terjadinya tindakan.
a. Mengemukakan standar kompetensi dasar yang dapat dicapai oleh pemirsa / target
audience setelah mengikuti program.
b. Mengkomunikasikan metri pembelajaran secara akurat;
c. Menjelaskan materi pembelajaran secara sistematik;
d. Mendeskripsikan dengan jelas unsur narasi dan visual digunakan untuk
mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada pemirsa;
e. Menjelaskan bahan rujukan yang digunakan sebagai dasar untuk menyampaikan
perkuliahan kepada siswa.
a. Audio
Guru dapat memanfaatkan program audio sebagai salah satu bahan ajar dalam
kegiatan pembelajaran. Yang termasuk kategori program audio adalah semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung yang dapat dimainkan atau didengar oleh
seseorang atau sekelompok orang. Namun, guru kadang memandang remeh kontribusi
suara, musik dan kata-kata yang diucapkan dalam proses pembelajaran. Suara, musik dan
kata-kata dapat digunakan untuk pengajaran langsung, terutama untuk pengajaran bahasa.
Salah satu contoh program audio misalnya adalah siaran radio.
3
Bahan ajar audio saat ini masih banyak digunakan baik untuk kegiatan belajar individual
maupun kelompok. Bahan ajar audio memiliki sejumlah kelebihan yang dapat
dieksploitasi sehingga mampu mendorong terciptanya proses pembelajaran yang efektif.
Kelebihan bahan ajar audio antara lain:
b. Video
Video dan televisi merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan lugas
untuk dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat sampai ke hadapan siswa
secara langsung. Di samping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap
pembelajaran. Siswa dapat menemukan gambar di bahan ajar cetak dan suara dari
program audio, tapi video dapat memberikan gambar bergerak kepada siswa, di samping
suara yang menyertainya. Sehingga, siswa merasa seperti berada di suatu tempat yang
sama dengan program yang ditayangkan video. Yang termasuk kategori video adalah
segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Contoh program video ini antara lain adalah kaset video dan
siaran televisi.
4
Program berbentuk demo adalah program yang memperlihatkan tahap-tahap atau
prosedur dalam melakukan suatu kegiatan. Contoh program berbentuk demo yaitu,
program yang memperlihatkan cara kerja sebuah alat atau proses pertumbuhan dan
perkembangan flora dan fauna.
2) Drama
Program berbentuk drama biasanya dimulai dengan mengenalkan karekter daro
orang-orang yang terlibat didalamnya yang kemudian diikuti dengan konflik yang
dibangun. Konflik ini akan diselesaikan pada akhir cerita. Penyelesaian konflik pada
akhir cerita dapat berupa happy ending atau sebaliknya.
3) Features
Feature merupakan program yang berisi segmen-segmen yang dikemas dalam bentuk
penyajian yang bervariasi. Sebuah program berbentuk features biasanya membahas
suatu topik yang menarik dengan menggunakan beberapa bentuk penyajian atau
pendekatan program.
c. Komputer
Bahan ajar elektronik adalah bahan ajar yang isi materinya dimuat dalam bentuk
elektronik yaitu bisa berupa audio, audio visual, ataupun berupa multimedia interaktif.
5
Bahan ajar elektronik adalah seperangkat materi yang disusun secara runut dan sistematis
serta menampilkan kebutuhan dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam
proses pembelajaran yang diramu dalam interaktif multimedia. Beberapa bahan ajar yang
termasuk ke dalam bahan ajar elektronik adalah meliputi buku seperti e-book, majalah
elektronik atau disebut sebagai e-magazine, CD/DVD multimedia interaktif, model flash
atau slide interaktif, e-learning, dan lain-lain. Salah satu aplikasi yang digunakan untuk
membuat bahan ajar elektronik adalah Flip PDF Professional. Pembuatan bahan ajar
elektronik menggunakan Flip PDF Professional dikarenakan aplikasi ini tidak terpaku
hanya pada tulisan-tulisan saja tetapi dapat dimasukan animasi gerak, video, dan audio
yang bisa menjadikannya sebuah media pembelajaran interaktif yang menarik sehingga
pembelajaran menjadi tidak monoton.
e. Android
Aplikasi edukasi yang sudah di install di perangkat mobile tersebut dapat di akses
secara berulang tanpa harus meng-install ulang. Sedangkan versi online membutuhkan
akses internet untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Karakteristik mobile learning
versi online ini dalam pembelajaran misalnya hanya memasang (instalasi) aplikasi engine
seperti chrome, opera mini, dan search enggine lain, kemudian digunakan untuk
mengakses materi pelajaran di website yang disediakan. Aplikasi engine yang telah di
pasang dapat di update dengan mengkoneksikan ke server. M-Learning versi online ini
mendukung interaksi antara pendidik dengan peserta didik (Darmawan, 2012, hal. 344).
(Darmawan, 2012, hal. 342) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan pengembangan
6
teknologi handphone/smartphone sebagai landasan operasional munculnya inovasi mobile
learning yaitu:
7
B. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Internet
1. Pengertian Internet
Kemajuan teknologi informasi ini tidak hanya dirasakan oleh dunia bisnis, akan
tetapi dunia pendidikan juga ikut merasakan manfaatnya. Perkembangan teknologi
informasi lebih terasa menfaatnya dengan hadirnya jaringan internet yang memanfaatkan
satelit sebagai media transformasi. Hadirnya internet sebagai sumber informasi ini sangat
memungkinkan seseorang untuk mencari dan menyebarkan segala ilmu pengetahuan dan
teknologi termasuk penemuan penelitian keseluruh dunia dengan mudah, cepat, dan
murah, sehingga pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat lebih
cepat dan merata. Dengan demikian segala informasi yang ada di internet dapat dijadikan
sebagai sumber belajar.
Sedangkan pengertian lain mengenai internet adalah media yang sangat efektif
dalam upaya update informasi dan mencari trasferan ilmu pengetahuan bagi seorang
pendidik. Gaptek adalah sebutan yang tepat bagi pendidik yang tidak mampu
mengoperasikan computer dan tidak tahu dengan internet, padahal di dunia maya internet
tersebut banyak sekali yang bisa dididapatkan. Informasi di internet sangat lengkap, dari
yang bertaraf nasional hingga internasional semua ada disini. Secara umum dapat
dikatakan bahwa internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan komputer-komputer itu berkomunikasi satu sama lain.
a. Komputer/laptop
b. Modem/HP sebagai modem+kabeldata
c. Jaringangantelepon/Hp/Hotspot
d. Adanya sambungan dengan ISP (Internet Service Provider).
9
pada siswa, kemudian siswa mencari hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut dengan
mencari (download) dari internet. Guru juga dapat memberikan tugas-tugas ringan yang
mengharuskan siswa mengakses dari internet, suatu misal dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa dapat mencari karya puisi atau cerpen dari internet. Siswa juga dapat
belajar dari internet tentang hal-hal yang up to date yang berkaitan dengan pengetahuan.
Guru memberi tugas pada siswa untuk mencari suatu peristiwa muthakir dari internet
kemudian mendiskusikannya di kelas, lalu siswa menyusun laporan dari hasil diskusi
tersebut.
Belakangan citra buruk Internet sebagai sumber pornografi sudah mulai berkurang
dan isyu-isyu seputar pemanfaatan Internet untuk kepentingan yang lebih positif mulai
tumbuh subur. Namun jangan sampai seperti media lainnya yang lebih menonjol
fungsinya adalah sebagai media hiburan daripada sebagai media sumber informasi dan
pendidikan. Kalau diibaratkan dengan sebuah kota, maka Internet adalah sebuah tempat
yang sangat luas yang berisi macam-macam tempat dari yang baik hingga yang buruk. Di
sebuah kota misalnya, kita dengan pasti akan mengatakan bahwa ada tempat-tempat
10
tertentu yang tidak boleh dikunjungi oleh anak kita karena masih di bawah umur, karena
tempat itu rawan, karena biayanya mahal, dan sebagainya.
Hal yang persis sama terjadi di Internet. Itu sebabnya maka peran guru di sekolah
menjadi sangat penting dalam memberikan pemahaman tentang Internet yang memadai
kepada siswa agar para siswa tidak salah jalan. Apakah para guru sendiri sudah ‘get
connected’ dan cukup kritis dalam berinteraksi dengan Internet. Internet memang mulai
marak. Di tempat-tempat bergengsi seperti di ASIA Plaza, MAYASARI, ataupun warnet-
warnet sampai di sudut-sudut sekitar kampus, mudah didapatkan layanan Internet melalui
warnet. Harganya pun relatif terjangkau, paling murah sekitar Rp 3.000,- sejam.
Hal lebih menitikberatkan pada potensi Internet sebagai salah satu sumber belajar
dalam konteks pendidikan di sekolah. Diantaranya:
a. Internet hanya akan bertindak sebagai sumber dan alat bantu dalam P&P . Aktiviti
pembelajaran hendaklah dirancang dengan teliti oleh guru supaya internet dapat
digunakan dengan berkesan.
b. Komputer dan internet tidak mengubah peranan guru. Malah sebaliknya ,guru akan
sentiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemahiran mereka,
khususnya dalam bidang IT. Ketrampilan dan keperibadian yang mulia akan tetap
menjadi tunjang dan ikutan utama.
c. Penggunaan komputer dan internet dapat mengurangkan beban tugas guru dan murid
di samping setiap kerja dapat dilakukan dengan kemas, teratur dan sistematik.
d. Internet sangat bermanfaat kepada guru dan murid khususnya dalam menghadapi IT
dan era globalisasi. Perhatian dalam pembelajaran oleh setiap ahli masyarakat,
khususnya warga pendidik.
11
mudah dicerna. Ini bisa mudah dikembangkan dengan menggunakan animasi yang benar-
benar bisa disenangi dan dipahami siswa.
Bagaimana pun, orangtua dan guru harus paham beberapa hal mendasar mengenai
Internet. Sebab kalau tidak, orangtua dan guru kemungkinan akan mengalami kesulitan
dalam menyikapi anak didiknya yang sudah Internet-minded. Sebuah kajian mengenai
penerapan ICT (Information and Communication Technology) di sekolah yang di
dalamnya termasuk Internet, menganalisa perubahan-perubahan atau penyesuaian-
penyesuaian yang mau tidak mau harus dilakukan oleh para guru. Dalam bentuk tabel
disajikan seperti di bawah ini: Yang harus diperhatikan dalam melakukan monitoring atau
supervisi penggunaan internet oleh anak adalah:
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bahan ajar non cetak dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa ada beberapa
materi dalam bahan ajar cetak (modul) yang memerlukan penjelasan yang lebih
konkret sehingga perlu diperjelas dengan menggunakan beragam media non cetak
yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan dijelaskan. Bahan ajar non-cetak
biasanya digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang spesifik untuk
mencapai kompetensi yang diinginkan (Elang Krisnadi, 2010). Oleh karena itu,
pemilihan bahan ajar non-cetak perlu disesuaikan dengan karakteristik setiap bahan
ajar. Jenis-jenis bahan ajar non cetak yaitu, audio, video, komputer, Bahan Ajar Flip
PDF Profesional dan android.
Pengertian internet itu sendiri adalah jaringan (Network) komputer terbesar di
dunia. Jaringan berarti kelompok komputer yang dihubungkan bersama, sehingga
dapat berbagi pakai informasi dan sumber daya (Shirky, 1995, hal. 2). Agar kita dapat
mengoperasikan internet dengan baik, maka dibutuhkan perangkat keras dan
perangkat lunak yang memadahi. Perangkat keras adalah komponen-komponen fisik
yang membentuk suatu sistem komputer serta peralatan-peralatan lain yang
mendukung komputer untuk melakukan tugasnya
B. Saran
Penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, pembaca
dapat mencari sumber referensi lain, sebagai bahan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan sejarah kritik sastra.
13
DAFTAR PUSATAKA
Darmawan, D. (2012). Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Teori dan Aplikasi.
Bandung: PT Remaja Rodakarya.
Elang Krisnadi, d. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak. Jakarta:
Direktorat Ketenagaan, Direktorat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian
Pendidikan Nasional .
Rahayu, M. S. (2009). Kajian Terhadap Kualitas Bahan Ajar Non Cetak Program S1
Pendidikan Biologi Dalam Pembelajaran Interaktif SPJJ. Jurnal Terbuka dan Jarak
Jauh, 10(1), 38-50.
Sidharta. (1996). Internet: Informasi Bebas Hambatan. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
14