Anda di halaman 1dari 22

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Putusan.mahkamahagung.go.id

PUTUSAN
Nomor: 21/G/2019/PTUN-SMD

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan


menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada peradilan tingkat pertama dengan
acara biasa telah menjatuhkan putusan dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagaimana diuraikan dibawah ini dalam perkara antara:
ALMA AULIA, S.E., Kewarganegaraan Indonesia, Jl. Batu Kajang No. 25, Kota
Samarinda Long Bangun. Kalimantan Timur, Pegawai Negeri
Sipil; Dalam hal ini diwakili oleh kuasa Anjaly Natalia, S.H.,
M.H. dan Putly Trixie, S.H., M.H., kewarganegaraan
Indonesia, Para Advokat pada Kantor Advokat Vante Law
Firm, beralamat di Kota Samarinda, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus Nomor: 03/IX/09/2019 tanggal 02 Agustus
2019;
Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;
MELAWAN:
Walikota Samarinda, Berkedudukan di Jalan S. Parman No. 1, Gunung Kelua, Kec
Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dalam
hal ini berdasarkan Surat Khusus Nomor :
100/7/123.456/2019 tanggal 02 Agustus 2019, memberikan
kuasa kepada:
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;
1. Dr. Ali Fitri Noor, MM., Jabatan Asisten Administrasi
Umum dan Pemerintahan pada Sekretariat Kota
Samarinda;
2. Dr. H. Sugeng Chairuddin, M.Si., Jabatan Kepala
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Samarinda;
Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia dan Pegawai
Negeri Sipil di Pemerintah Kota Samarinda, beralamat pada
Sekretariat Daerah Kota Samarinda di JL. Kusuma Bangsa,
Dadi Mulya, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;
Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda tersebut:
⚫ Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda
Nomor: 21/PEN-DIS/2019/PTUN-SMD, tanggal 02 September 2019 tentang
Dismissal pCindy Auriels;
⚫ Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda
Nomor: 21/PEN/2019/PTUN-SMD, tanggal 01 September 2019 tentang
Penunjukkan Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini;
⚫ Telah membaca Surat Penetapan Panitera Pengganti oleh Panitera Pengadilan
Tata Usaha Negara Samarinda Nomor: 21/PEN-PPJS/2019/PTUN.SMD, tanggal
01 September 2019 ;
⚫ Telah membaca Penetapan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda
Nomor 21/ PEN-PJS/2019/PTUN.SMD. tanggal 05 September 2019, tentang
Penetapan Penggantian Panitera Pengganti;
⚫ Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda
Nomor : 21 /PEN-PP/2019/PTUN.SMD, tanggal 01 September 2019 tentang Hari
dan Tanggal Pemeriksaan Persiapan ;
⚫ Penetapan Hakim Ketua Sidang Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda
Nomor : 21 /PEN - HS/2019/PTUN.SMD, tanggal 01 September 2019 tentang
Penetapan Hari Persidangan Pertama ;
⚫ Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan surat-surat bukti yang
diajukan para pihak dipersidangan ;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA


Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 01 September 2019, yang
didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda dengan Register
perkara Nomor : 21/G/2019/PTUN-SMD, yang telah diperbaiki pada tanggal 02
September 2019, mengemukakan ha-hal sebagai berikut :
OBJEK SENGKETA:
Keputusan Walikota Samarinda Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 tentang
Pemberhentian Tidak Hormat Pegawai Negeri Sipil Atas Nama Alma Aulia, S.E., NIP.
21020213513726 di Lingkungan Pemerintahan Kota Samarinda tanggal 01 Agustus
2019.
Adapun Gugatan ini diajukan dengan dasar dan alasan sebagai berikut :
Bahwa Objek Sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat merupakan Keputusan Tata
Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang -
Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana telah diubah dengan Undang - undang No. 9 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang - undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara dan terakhir diubah dengan Undang undang No. 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara (UU PTUN ), maka sebab itu alasan-alasan tersebut diuraikan sebagai
berikut:
1. Bahwa Surat Keputusan Walikota Samarinda Tentang Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena Melanggar Disiplin Pegawai Negeri
Sipil Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia, S.E.,
tertanggal 01 Agustus 2019 tersebut diterima oleh penggugat pada tanggal 02
Agustus 2019 dan gugatan ini diajukan pada 01 September 2019. Oleh sebab
itu, gugatan sengketa TUN yang diajukan masih dalam tenggang waktu untuk
mengajukan gugatan TUN sesuai ketentuan dalam Pasal 55 Undang-Undang
No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan
atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN);
2. Bahwa setelah menerima Surat Keputusan Walikota Samarinda Tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena Melanggar
Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas
nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus 2019 tersebut, penggugat sudah
penah mengajukan upaya administrasi pada kepada Walikota Samarinda dan
Badan Petimbangan Kepegawaian Pusat tetapi tidak menemukan titik terang
sampi saat ini. Oleh karena itu, Surat Keputusan TUN yang diterbitkan oleh
Tergugat termasuk sebagai obyek gugatan sengketa yang bersifat kongkrit,
individual,
dan final serta menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat sebagaimana yang
diatur dalam ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004.
3. Bahwa Surat Keputusan Walikota Samarinda Tentang Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena Melanggar Disiplin Pegawai Negeri
Sipil Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia, S.E.,
tertanggal 01 Agustus 2019 tersebut dikeluarkan Tergugat secara sepihak
karena tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada Penggugat, karena
sebelum melakukan cuti Penggugat sudah mengajukan surat cutinya kepada
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Samarinda dimana penggugat bekerja
tetapi penggugat malah dianggap tidak masuk kerja selama cutinya.
4. Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Keputusan oleh Tergugat tersebut,
Penggugat merasa diperlakukan tidak adil dan sewenang-wenang karena
Tergugat menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk tujuan yang berbeda
dari yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
5. Bahwa Surat Keputusan tersebut sudah melanggar Asas-asas Umum
Pemerintahan Yang Baik, Yaitu Asas Kecermatan yang menjelasakan bahwa
Keputusan dan/atau Tindakan yang bersangkutan harus dipersiapkan dengan
cermat sebelum Keputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan dan/atau
dilakukan
6. Bahwa Surat Keputusan TUN yang menjadi obyek gugatan sengketa TUN
dalam perkara ini terbukti melanggar peraturan perundang - undangan yang
berlaku sebagaimana yang diatur dalam Pasal 53 ayat (2a) Undang-Undang No.
5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 sehingga Surat Keputusan
tersebut mengandung cacat hukum dan haruslah dinyatakan batal atau tidak
sah demi hukum.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, bersama ini


Penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
memberikan putusan dengan amar putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Walikota Samarinda Tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena Melanggar
Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas
nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus 2019;
3. Memerintahkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Walikota Samarinda
Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena
Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-
149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus
2019;
4. Memerintahkan Tergugat untuk menerbitkan Surat Keputusan tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil atas nama Alma Aulia, S.E.;
5. Mewajibkan Tergugat untuk melakukan pemenuhan hak-hak Penggugat, yaitu
rehabilitasi berupa pemulihan nama baik, jabatan/golongan, dan penghasilan
serta kejelasan penempatan kerja;
6. Membebankan dan menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.

Menimbang, bahwa atas Gugatan Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan


Jawaban yang diajukan pada persidangan pada tanggal 08 September 2019, yang
isinya menerangkan sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI:
Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil Gugatan Penggugat, kecuali uang diakui
secara tegas oleh Tergugat:
1. Bahwa Surat Keputusan Walikota Samarinda tentang Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena Melanggar Disiplin Pegawai Negeri
Sipil Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 tertanggal 01 Agustus 2019 atas
nama Alma Aulia, S.E., yang dikeluarkan oleh Tergugat adalah Keputusan Tata
Usaha Negara yang bersifat konkret, individual dan final;
2. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 angka 11 Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dinyatakan “Setiap
PNS wajib masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja” tetapi Penggugat
melanggarnya;
3. Bahwa berdasarkan Pasal 8 angka 9 jo. Pasal 9 angka 11 jo. Pasal 10 angka 9
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil, jika PNS tidak menaati ketentuan jam kerja dapat diberikan hukuman
disiplin baik hukuman disiplin ringan, sedang hingga berat;
4. Bahwa sesuai Pasal 7 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, salah satu hukuman disiplin berat adalah
pemberhentian tidak secara hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil;
5. Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Presiden dapat mendelegasikan
kewenangan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil salah satunya kepada
Walikota;

DALAM POKOK PERKARA:


1. Bahwa segala hal dan alasan-alasan hukum yang dikemukakan dalam eksepsi
diatas, mohon kiranya dianggap sebagai bagian dan merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan jawaban dalam pokok perkara ini;
2. Bahwa Tergugat secara tegas menolak seluruh dalil Penggugat, kecuali
mengenai hal-hal yang telah diakui oleh Penggugat dalam gugatannya secara
tegas tidak bertentangan dengan dalil-dalil Tergugat;
3. Bahwa oleh karena Gugatan Penggugat tidak berdasarkan fakta, pertimbangan
hukum dan penafsiran hukum yang layak dan benar, maka sudah sepantasnya
Tergugat mohon kiranya Majelis Hakim berkenan untuk menolak Gugatan
Penggugat atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke
Gewijsde).

Berdasarkan uraian-uraian baik dalam eksepsi dan pokok perkara diatas, secara
terang dan jelas bahwa gugatan Penggugat tidak berdasarkan hukum dan alasan yang
layak dan benar, mohon kiranya Majelis Hakim berkenan menjatuhkan putusan dengan
amar sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI:
 Mengabulkan eksepsi Tergugat untuk seluruhnya.

DALAM POKOK PERKARA:


 Menolak gugatan Penggugat seluruhnya dan/atau menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima;
 Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
perkara ini;
 Dan/atau mohon putusan yang seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan Replik atas Jawaban Tergugat


yang diajukan pada persidangan pada tanggal 17 September 2019;
Menimbang, bahwa atas Replik Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan
Duplik yang diajukan pada persidangan pada tanggal 24 September 2019, yang isi
selengkapnya sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan turut dipertimbangkan dalam
putusan ini;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Peggugat
mengajukan bukti-bukti surat berupa fotokopi yang telah dicocokan dengan asli
maupun fotokopinya dan diberi materai cukup, sehingga sah sebagai alat bukti yang
diberi tanda P-1, P-2, P-3, P-4, P-5, P-6 dengan perinciannya sebagai berikut:
1. Bukti P-1 : Fotokopi Surat Keputusan Walikota Samarinda Tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena
Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-
149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01
Agustus 2019;
2. Bukti P-2 : Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Penggugat atas nama Alma Aulia,
S.E.;
3. Bukti P-3 : Fotokopi Surat Permohonan Cuti tertanggal 20 April 2019 atas
nama Alma Aulia, S.E.;
4. Bukti P-4 : Fotokopi Surat Keberatan Administratif atas Surat Keputusan Walikota
Samarinda Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara
Tidak Hormat Karena Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia,
S.E., tertanggal 01 Agustus 2019;
5. Bukti P-5 : Fotokopi Surat Banding Administratif atas Surat Keputusan Walikota
Samarinda Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara
Tidak Hormat Karena Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia,
S.E., tertanggal 01 Agustus 2019;
6. Bukti P-6 :Fotokopi Surat Keputusan Walikota Samarinda tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Nomor 203/PENG/PNS/2015 atas
nama Alma Aulia, S.E.,I tertanggal 31 Agustus 2015.

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya, Tergugat mengajukan


bukti surat berupa fotokopi yang telah dicocokan dengan asli maupun fotokopinya dan
diberi materai cukup, sehingga sah sebagai alat bukti yang diberi tanda T-1, T-2, T-3, T-
4, T-5, T-6 dengan perinciannya sebagai berikut:
1. Bukti T-1 : Fotokopi Surat Keputusan Walikota Samarinda Tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena
Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-
149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Tasya Alifa, S.Pd., tertanggal
01 Agustus 2019;
2. Bukti T-2 : Fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
Nomor 123/44/2015 atas nama Tasya Alifa, S.Pd.;
3. Bukti T-3 : Fotokopi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian;
4. Bukti T-4 : Fotokopi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
5. Bukti T-5 : Fotokopi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
6. Bukti T-6 : Fotokopi Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
7. Bukti T-7 : Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2014 Tentang Administrasi Pemerintahan;

Menimbang, bahwa selain mengajukan alat bukti surat Penggugat mengajukan


2 (dua) orang saksi yang bernama Yulia Tamara, S.E., Dan Destitika Rakha Zain S.H.,
telah memberikan keterangan dengan dibawah sumpah di persidangan yang
selengkapnya tercatat dalam Berita Acara Persidangan yang menerangkan pada
pokoknya sebagai berikut:

Keterangan Saksi Yulia Tamara, S.E. :


 Bahwa saksi kenal dengan Penggugat karena sama-sama bekerja di kantor
Dinas Pekerjaan Umum Kota Samarinda;
 Bahwa saksi mengetahui adanya Surat Keputusan Walikota Samarinda Tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena Melanggar
Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas
nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus 2019 tersebut;
 Bahwa saksi mengetahui bahwa Penggugat sebelum cuti sudah mengajukan
surat cuti kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Samarinda;
 Bahwa saksi mengatakan Penggugat selalu masuk kerja tepat waktu dan
bertanggung jawab akan tugasnya sebagai Kepala Bagian Keuangan;

Keterangan Saksi Destitatika Rakha Zain S.H. :


 Bahwa saksi kenal dengan Penggugat karena sama-sama bekerja di kantor
Dinas Pekerjaan Umum Kota Samarinda;
 Bahwa saksi mengetahui adanya Surat Keputusan Walikota Samarinda Tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena Melanggar
Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas
nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus 2019 tersebut;
 Bahwa saksi mengetahui bahwa Penggugat sebelum cuti sudah mengajukan
surat cuti kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Samarinda;
 Bahwa saksi juga mengetahui jika Penggugat sudah mengajukan upaya
administratif keberatan maupun banding administratif kepada pihak yang
berwenang;
 Bahwa saksi mengatakan Penggugat selalu bertanggung jawab atas tugasnya
sebagai Kepala Bagian Keuangan di Dinas Pekerjaan Umum Kota Samarinda;

Menimbang, bahwa selain mengajukan alat bukti surat, Tergugat mengajukan 2


(dua) orang saksi bernama 1. Nadira Aprilliani, 2. Husnul Khatimah, telah
memberikan keterangan dengan di bawah sumpah di persidangan yang selengkapnya
tercatat dalam Berita Acara Persidangan yang menerangkan pada pokoknya sebagai
berikut:

Keterangan Saksi Nadira Aprilliani :


 Bahwa saksi kenal dengan Tergugat karena Tergugat adalah atasannya di
pemerintahan;
 Bahwa saksi mengetahui Tergugat mengeluarkan adanya Surat Keputusan
Walikota Samarinda Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak
Hormat Karena Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-
149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus
2019;
 Bahwa saksi mengetahui bahwa tergugat tidak semena-mena mengeluarkan
keputusan tersebut;
 Bahwa saksi mengetahui memang Penggugat tidak masuk kerja dan tanpa
adanya keterangan;

Keterangan Saksi Husnul Khatimah :


 Bahwa saksi kenal dengan Tergugat karena Tergugat adalah atasannya di
pemerintahan;

Bahwa saksi mengetahui Tergugat mengeluarkan adanya Surat Keputusan


Walikota Samarinda Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak
Hormat Karena Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-
149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus
2019;
 Bahwa saksi mengetahui Tergugat mengeluarkan Surat Keputusan
tersebut sesuai dengan wewenangnya sebagai WALIKOTA SAMARINDA;
 Bahwa saksi mengetahui selama 12 hari Penggugat tidak masuk kerja tanpa
ada keterangan.
Menimbang, bahwa Penguggat mengajukan Kesimpulanya tertanggal 02
Oktober 2019 melalui kesekretariatan Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda dan
Tergugat mengajukan Kesimpulannya tertanggal 02 Oktober 2019 di dalam
persidangan:
Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam persidangan dalam
perkara ini selengkapnya termuat dalam Berita Acara dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dan turut dipertimbangkan dalam Putusan ini;
Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak tidak mengajukan sesuatu lagi dan
mohon Putusan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Gugatan Penggugat, tangal 01


September 2019, sebagaimana telah diuraikan pada bagian ‘Tentang Duduknya
Sengketa’ Putusan ini;
Menimbang, bahwa Tergugat mengajukan jawaban, tanggal 08 September 2019
yang didalamnya memuat eksepsi, sebagaimana selengkapnya telah diuraikan pada
bagian ‘Tentang Duduknya Sengketa’ Putusan ini;
Menimbang, bahwa atas jawaban Tergugat, Penggugat telah mengajukan
Replik, tanggal 17 September 2019, dan atas Replik Penggugat, Tergugat mengajukan
Duplik, tanggal 24 September 2019, yang selengkapnya terlampir dalam Berita Acara
Persidangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Putusan ini;
Menimbang, bahwa objek dalam sengketa tata usaha Negara ini adalah : “Surat
Keputusan Walikota Samarinda Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara

Tidak Hormat Karena Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-
149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus 2019.”
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Gugatan Penggugat pada pokoknya
ialah memohon kepada Pengadilan untuk menyatakan batal atau tidak sah dan
memerintahkan Tergugat untuk mencabut objek sengketa a quo;
Menimbang, bahwa dalam uraian jawaban Tergugat, pada pokoknya memohon
agar Pengadilan menolak Gugatan Penggugat atau menyatakan Gugatan Penggugat
tidak diterima;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi yang diajukan Tergugat, Majelis Hakim
mempertimbangkan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa untuk menentukan apakah gugatan jelas atau tidak, Majelis
Hakim mengacu pada Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, sedangkan untuk menentukan apakah objek dalam
gugatan sudah tepat atau tidak, Majelis Hakim mengacu pada Pasal 1 angka 9
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
Menimbang, bahwa Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, mengatur bahwa :
(1) Gugatan harus memuat:
1. nama, kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan penggugat,
atau kuasanya;
2. nama jabatan,dan tempat kedudukan tergugat;
3. dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputuskan oleh Pengadilan.

Menimbang, bahwa mencermati surat gugatan Penggugat yang telah dinyatakan


sempurna pada Pemeriksaan Persiapan sengketa ini. Majelis Hakim berpendapat
gugatan tersebut telah lengkap memuat identitas Penggugat yaitu: nama,
kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan penggugat dan telah memuat
identitas Tergugat yaitu: nama jabatan, dan tempat kedudukan tergugat, serta dalam
gugatan Penggugat telah diuraikan dasar ataupun alasan gugatan dan memuat hal
yang diminta untuk diputus. Dengan demikian gugatan Penggugat telah jelas karena

telah memenuhi unsur Pasal 56 ayat (1) Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
Menimbang, bahwa Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara mengatur bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah
penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang dan badan
hukum perdata;
Menimbang, bahwa berdasarkan kriteria keputusan tata usaha negara
sebagaimana ditentukan Pasal 1 angka 9 tersebut di atas, dengan mencermati isi
Objek Sengketa, maka dapat ditentukan bahwa Objek Sengketa merupakan penetapan
tertulis berupa surat keputusan yang dikeluarkan oleh Walikota Samarinda,
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana yang
tercantum dalam konsideran, yang ditujukan langsung kepada Alma Aulia, S.E.,
(Penggugat), dimana keputusan tersebut tidak memerlukan persetujuan lebih lanjut
oleh pejabat tata usaha negara lainnya sehingga bersifat final dan telah menimbulkan
akibat hukum kepada Penggugat berupa Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Dengan demikian Objek Sengketa telah tepat karena telah memenuhi unsur Keputusan
Tata Usaha Negara sesuai Pasal 1 angka 9 Undang- Undang Nomor 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara;
Menimbang, bahwa karena Penggugat memilih Keputusan WALIKOTA
SAMARINDA Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat
Karena Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-
149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus 2019
sebagai Objek Sengketa, Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat berkeberatan
karena dirinya diberhentikan dari jabatan dan diberhentikan sebagai Pegawai Negeri
Sipil, sehingga Penggugat berharap agar dirinya ditempatkan kembali menjadi Pegawai
Negeri Sipil;
Menimbang, bahwa dikarenakan gugatan Penggugat telah jelas, karena telah
sesuai dengan ketentuan Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Objek Gugatan telah tepat karena telah
sesuai Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, serta telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh Penggugat, maka
layak secara hukum bagi Majelis Hakim untuk menolak eksepsi Tergugat;
Menimbang, bahwa dalam Pasal 75 Ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan, mengatur bahwa:
(2) Upaya Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. keberatan; dan
b. banding

Menimbang, bahwa dalam gugatannya Penggugat telah melalui upaya


administratif keberatan maupun banding tetapi tidak mendapatkan hasil yang sesuai
dengan keinginan Penggugat sehingga Penggugat tetap merasa dirugikan dengan
adanya objek sengketa tersebut. Dengan demikian gugatan Penggugat telah
memenuhi unsur Pasal 75 Ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan, dimana harus melakukan upaya administratif yang tersedia
dahulu sebelum mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara;
Menimbang, bahwa terkait apakah Penggugat memiliki kedudukan hukum dan
kepentingan dalam mengajukan gugatan, untuk itu Majelis Hakim berpedoman pada
ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
bahwa : “Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan
oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara
yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan / atau direhabilitasi.”

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan tersebut Pasal 53 ayat (1) tersebut di atas,
maka yang memiliki kedudukan hukum sebagai penggugat adalah orang atau badan
hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu keputusan tata
usaha negara yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara baik di
pusat maupun di daerah;
Menimbang, bahwa Penggugat adalah natuurlijk persoon yang memiliki
pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda,
jabatan Kepala Bagian Keuangan di Dinas Pekerjaan Umum Kota Samarinda. Dengan
diterbitkan Objek Sengketa Penggugat merasa kepentingannya dirugikan karena telah
diberhentikan dari Jabatan maupun Sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dikarenakan
sekarang Penggugat tidak menjadi Pegawai Negeri Sipil, Penggugat merasa dirugikan,
baik dari aspek jenjang karier, tunjangan maupun kewenangan;
Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat sebagai orang yang memiliki
kepentingan yang dirugikan, maka Penggugat memiliki kepentingan dalam perkara a
quo sebagaimana dimaksud Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan terkait
apakah gugatan a quo diajukan masih dalam tenggang waktu pengajuan gugatan
sesuai ketentuan Pasal 55 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara. Ketentuan tersebut yang mengatur bahwa :
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung
sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara”
Menimbang, bahwa Objek Sengketa tertanggal 01 Agustus 2019, diterima
Penggugat tanggal 02 Agustus 2019 (dalil Penggugat dalam gugatan yang tidak
dibantah oleh Tergugat), maka dengan didaftarkannya gugatan in casu di Kepaniteraan
Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda pada tanggal 01 September 2019 , Majelis
Hakim berpendapat bahwa gugatan a quo masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan
puluh) hari pengajuan gugatan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 55 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh uraian pertimbangan diatas, maka
sengketa ini telah memenuhi seluruh aspek formal suatu gugatan Tata Usaha Negara
dan selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan pokok perkara;
DALAM POKOK PERKARA

Menimbang, bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan tentang pokok


sengketa in casu dengan terlebih dahulu memperhatikan gugatan Penggugat yang
pada pokoknya memohon agar Objek Sengketa dinyatakan batal atau tidak sah karena
Penggugat merasa dirugikan dan Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa telah
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau Asas-
Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB);
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah
mengajukan bukti P-1 sampai dengan P-6 dengan 1(satu) orang saksi yang bernama
Yulia Tamara;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah
membantahnya dengan dalil yang pada pokoknya menyatakan bahwa tindakan
Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa in casu telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik
(AAUPB);
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil bantahannya, Tergugat telah
mengajukan bukti surat yang terdiri dari T-1 sampai dengan T-7 serta 2 (dua) orang
saksi bernama Nadira Aprilliani Dan Husnul Khatimah;
Menimbang, bahwa dari pCindy Auriels jawab-menjawab antara Penggugat dan
Tergugat dalam Persidangan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa yang menjadi
inti pokok permasalahan dalam sengketa a quo yang harus diuji adalah keabsahan
hukum (rechtsmatigheid toetsing) berdasarkan Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu apakah Objek Sengketa baik
dari segi kewenangan, pCindy Aurieldural, maupun substansi telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik (AAUPB), sehingga harus dipertahankan atau sebaliknya
dinyatakan batal atau tidak sah;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
kewenangan Tergugat untuk menjawab permasalahan hukum apakah Tergugat
berwenang baik dari segi materi, wilayah hukum, maupun waktu dalam menerbitkan
Objek Sengketa a quo;
Menimbang, bahwa terkait kewenangan, berdasarkan Objek Sengke diperoleh
fakta hukum sebagai berikut :
- Penggugat merupakan Pegawai Negeri Sipil Kota Samarinda;
- Penggugat diberhentikan dari jabatan Kepala Bagian Keuangan Dinas
Pekerjaan Umum Kota Samarinda;
- Objek sengketa diterbitkan oleh Walikota Samarinda;
Menimbang, bahwa kewenangan Tergugat terkait penerbitan Objek Sengketa
diatur secara tegas dalam ketentuan Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil, yang mengatur bahwa: “Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Kabupaten/Kota menetapkan :
a. Pengangkatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat persetujuan
dari pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota;-

b. PemberhentianSekretarisDaerah Kabupaten/Kota;

c. Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan


dari jabatan struktural eselon II di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ;

d. Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan


dari jabatan struktural eselon III ke bawah dan jabatan fungsional yang jenjangnya
setingkat dengan jabatan struktural eselon II ke bawah di lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.

Sedangkan yang dimaksud dengan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah


Kabupaten/Kota menurut Pasal 1 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009
tentang Peruban Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah
Bupati/Walikota;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 14 ayat (1) huruf d Peraturan
Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil junto Pasal 1 ayat (5) Peraturan Pemerintah
Nomor 63 Tahun 2009 tentang Peruban Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil adalah Bupati/Walikota. Dengan demikian Tergugat (Walikota samarinda)
berwenang menerbitkan Objek Sengketa berupa pemberhentian Penggugat dari
Pegawai Neger Sipil;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan,
apakah Tergugat dalam pCindy Aurieldur maupun substansi penerbitan Objek
Sengketa telah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan dan/atau Asas-asas
Umum Pemerintahan yang Baik;
Menimbang, bahwa Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa tidak sesuai
dengan Asas Kecermatan dalam Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik.
Dikarenakan Penggugat sudah mengajukan Surat Cuti sebelum Penggugat cuti untuk
12 (dua belas ) hari hal ini ditegaskan dari penyataan saksi Penggugat yang
mengetahui bahwa Penggugat sudah mengajukan Surat Cuti sebelumnya dan
ditegaskan dari bukti tertulis Penggugat, Sehingga Objek Sengketa tidak didasarkan
pada informasi dan dokumen yang lengkap dalam penetapannya;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan sebagian,
sesuai dengan ketentuan Pasal 110 dan Pasal 112 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 Jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Jo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka kepada Tergugat dihukum untuk
membayar biaya perkara yang timbul dalam sengketa ini, yang besarnya akan
ditetapkan dalam amar Putusan di bawah ini;
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam
pemeriksaan persidangan tanpa tergantung pada fakta dan hal-hal yang diajukan oleh
para pihak, maka sesuai ketentuan Pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 dan
terakhir telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, Majelis Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban
pembuktian beserta penilaian pembuktian. Atas dasar itu terhadap semua alat-alat
bukti yang diajukan oleh para pihak menjadi bahan pertimbangan, namun untuk
mengadili dan memutus sengketanya hanya digunakan alat-alat bukti yang relevan dan
terhadap alat bukti selebihnya tetap dilampirkan menjadi satu kesatuan dengan berkas
perkaranya;
Memperhatikan pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2004, dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009, serta peratuan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan batal Surat Keputusan Walikota Samarinda Tentang


Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena Melanggar
Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019 atas nama
Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus 2019;

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Walikota Samarinda


Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Secara Tidak Hormat Karena
Melanggar Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor : 888/III.1-149/A.SK/IV/BKPSDM/2019
atas nama Alma Aulia, S.E., tertanggal 01 Agustus 2019;

4. Mewajibkan Tergugat untuk merehabilitasi Penggugat berupa pemulihan hak


Penggugat dalam kemampuan, kedudukan, harkat dan martabat sebagai Pegawai
Negeri Sipil dalam jabatan atau yang setara dengan jabatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam


sengketa ini sebesar Rp. 291.000,- (Dua Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Rupiah).

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda pada hari Jumat tanggal 05 Oktober
2019 oleh kami
Adelia Noviati, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, Jihan Syamsi Nur Safitri,
S.H., M.H., dan Cyntia Ridianita, S.H.,M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota.
Putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari
Jumat tanggal 05 Oktober 2019 oleh Majelis Hakim tersebut dengan dibantu oleh Dea
Wiranda, S.H., sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tata Usaha Negara
Samarinda dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat dan dihadiri oleh Kuasa
Hukum Tergugat.

HAKIM ANGGOTA I HAKIM KETUA MAJELIS

Jihan Syamsi Nur Safitri,


Adelia Noviati, S.H., M.H
S.H. M.H
HAKIM ANGGOTA II PANITERA

Cyntia Ridianita,S.H.M.H. Dea Wiranda, S.H.

Perincian Biaya Perkara:

1. Pendaftaran : Rp. 30.000

2. Biaya ATK : Rp. 150.000

3. Biaya Panggilan Sidang : Rp. 80.000

4. PNBP : Rp. 20.000

5. Materai Putusan : Rp. 6.000

6. Redaksi Putusan : Rp. 15.000

Jumlah : Rp. 291.000

Anda mungkin juga menyukai