Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1827 Mobius mempublikasikan Der Barycentrische Calcul, sebuah buku
geometri yang mengkaji transformasi garis dan irisan kerucut. Fitur baru dalam hasil karya ini
adalah pengenalan koordinat barycentric. Diberikan sembarang segitiga ABC maka jika garis
berat a, b, dan c berturut-turut dilukis pada A, B, dan C maka dapat ditentukan sebuah titik P,
yaitu titik berat segitiga. Mobius memperlihatkan bahwa setiap titik P pada bidang datar
ditentukan oleh koordinat homogen [a,b,c]. Garis garis berat yang diperlukan diletakkan pada
A,B, dan C untuk menentukan titik berat P. Yang terpenting disini adalah pandangan Mobius
tentang besaran berarah, sebuah pemunculan awal mengenai konsep vektor. Pada tahun 1837
Mobius mempublikasikan buku tentang statika di mana ia secara gamblang menyatakan
idenya tentang penyelesaian masalah besaran vektor bersama dengan dua sumbu koordinat.
Di antara dua hasil karya Monius ini, sebuah karya tentang geometri oleh Bellavitis
dipublikasikan tahun 1832 yang juga membahas besaran yang merupakan vektor. Odjek
dasarnya adalah segmen garis AB dan ia memandang AB dan BA sebagai dua objek yang
berbeda. Ia mendefinisikan dua segmen garis sebagai equipollent jika keduanya sama panjang
dan paralel. Dalam notasi modern, dua segmen garis adalah equipollent jika keduanya
mewakili dua vector yang sama. Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang
sangat penting. Hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar
nantinya dapat memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian vector ?


2. Bagaimana penjumlahan vector ?
3. Bagaimana selisih vector ?
4. Apa saja komponen vector ?
5. Apa sifat aljabar vektor pada bidang ?
6. Bagaimana mencari hasil kali titik prodak vektor pada bidang ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian vektor


2. Untuk mengetahui penjumlahan vektor
3. Untuk mengetahui selisih vektor
4. Untuk mengetahui komponen vektor
5. Untuk mengetahui sifat aljabar vektor pada bidang
6. Untuk mengetahui hasil kali titik prodak vektor pada bidang

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Vektor

Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah, contohnya: perpindahan,
kecepatan, gaya dan percepatan. Vektor dinotasikan dengan sebuah huruf dengan anak panah
diatasnya misal Ā. Vektor dalam kehidupan sehari-hari salah satu contohnya adalah jarak dan
perpindahan.

Ā B

2.2. Penjumlahan Vektor

2.2.1 Metode geometris

a. Metode Segitiga

Jumlah dari dua vector, A dan B, didefinisikan sebagai vector tunggal atau vector
ekuivalen atau vector resultan R. Artinya A+B=R Maka untuk mencari jumlah dari dua vector
A dan B, kita gambar vector-vektor ini sebagai suatu rantai, memulai vector yang kedua dari
ujung vector pertama; jumlah R diberikan oleh vector tunggal yang menghubungkan pangkal
vector pertama dengan ujung vector kedua.

Dapat dinyatakan, R = A + B

b. Metode Jajar Genjang

Penjumlahan dua buah vektor dengan menggunakan metoda jajaran genjang,


dilakukan dengan cara menggambarkan kedua vektor tersebut saling berhimpit pangkalnya
sebagai dua sisi yang berdekatan dari sebuah jajaran genjang. Maka jumlah vektor adalah
vektor diagonal yang pangkalnya sama dengan panngkal kedua vektor penyusunnya. Nilai
penjumlahannya diperoleh sebagai berikut :

2
C = √ A 2 +B 2+ 2 AB cos ө

ө C

Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing vektor besarnya adalah 10
Newton seperti gambar berikut. 

Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan besar (nilai) resultan
kedua vektor!

Pembahasan
Resultan untuk dua buah vektor yang telah diketahui sudutnya.

Dengan F1 = 10 N, F2 = 10 N, α adalah sudut antara kedua vektor (α = 60°). dan R adalah
besar resultan kedua vektor.

Sehingga:

c. Metode Poligon

Penjumlahan vektor dengan metode poligon disebut juga dengan penjumlahan vektor
dengan metode segibanyak. Penjumlahan beberapa vektor dengan metode poligon dilakukan dengan
menggeser vektor kedua sehingga pangkal vektor kedua berimpit dengan ujung vektor pertama.
Selanjutnya vektor ketiga digeser posisinya sehingga pangkalnya berimpit dengan ujung vektor
kedua, begitu seterusnya sampai vektor teraktir. Resultan vektor dari penjumlahan ini adalah suatu
vektor dengan titik pangkal yang berimpit pada pangkal vektor pertama dan ujung yang berimpit
dengan vektor terakhir. Perlu diketahui bahwa suatu vektor dapat digeser posisinya dengan syarat
panjang dan arahnya tetap sama.

A C

3
Dapat dinyatakan : R = A + B + C

2.2.2 Metode Analitik

Penjumlahan dua vektor dalam-dua dimensi, metoda geometris dan metoda jajaran
genjang cukup memadai. Tetapi untuk kasus penjumlahan tiga vektor ataupun penjumlahan
vektor dalam tiga dimensi seringkali kurang menguntungkan. Cara lain yang dapat digunakan
untuk menjumlahkan vektor adalah metoda analitik. Dengan metoda ini, vektor-vektor yang
akan dijumlahkan, masing-masing diuraikan dalam komponen-komponen vektor arahnya
(lihat kembali “Komponen Vektor”). Jika R merupakan besar vektor resultan, maka besarnya
adalah :

R = √ Rx2 + Ry 2

Dimana :

R = besar vektor resultan

Rx = jumlah total vektor dalam arah sumbu x

Ry = jumlah total vektor dalam arah sumbu y

2.3. Selisih Vector

Operasi pengurangan vektor dapat dimasukkan ke dalam aljabar dengan


mendefinisikan negatif suatu vektor sebagai sebuah vektor lain yang besarnya sama, tetapi
arahnya berlawanan, sehingga :

Dapat disimpulkan : R = A - B

2.4. Komponen vektor

Vektor mempunyai komponen - komponen yang menyusun vektor tersebut. Jumlah


komponen vektor tergantung pada dimana vektor itu berada. Jika vektor ada pada ruang 1
dimensi maka diwakili 1 komponen, jika berada di 2 dimensi maka akan diwakili dengan 2
komponen dan vektor 3 dimensi maka diwakili 3 komponen. Untuk komponen sumbu x akan
diikuti vektor satuan i setelah besarnya dan untuk sumbu y diikuti vektor satuan j dan sumbu z
diikuti vektor satuan k. Ketiga vektor satuan itu selalu saling tegak lurus. Untuk mencari
4
komponen vektor dari suatu vektor yang diketahui bisa dilakukan dengan memproyeksikan
terhadap sumbu-sumbu koordinatnya. seperti digambarkan pada gambar berikut ini :

Jika terdapat dua buah vektor, yaitu vektor A dan B. Maka keduanya dapat dituliskan
dalam komponen dan vektor satuan sebagai berikut :

A = Axi + Ayj

B = Bxi + Byj

a. Misalkan R adalah jumlah dari dua buah vektor A dan B, maka :

Jumlah kedua vector tersebut adalah :

R=A+B

R = (Ax + Bx) i + (Ay + By) j

R = Rxi + Ryj

b. Misalkan R adalah selisih dari dua buah vektor A dan B, maka :

Selisih kedua vector tersebut adalah :

R=A–B

R = (Ax – Bx) i + (Ay – By) j

R = Rxi + Ryj

5
2.5. Sifat aljabar vector pada bidang

1. A+B=B+A
2. (A+B)+C=A+(B+C)
3. A+0=A
4. A + ( -A ) = 0
5. k( iA ) = ( ki ) A
6. ( k + i )A = kA + iA
7. k( A + B ) = kA + kB
8. 1( A ) = A, 0( A ) = 0

2.6. Hasil Kali Titik ( Dot Prodak ) Pada Bidang

Sifat-sifat perkalian titik, yaitu :

a. A.B=B.A
b. A . A = A2
c. Sejenis : i.i = j.j = k.k = ( 1 ) ( 1 ) cos 00 = 1
d. Tak sejenis : i.j = j.k = k.i = ( 1 ) ( 1 ) cos 900 = 0

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni

1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah, contohnya:
perpindahan, kecepatan, gaya dan percepatan. Sedangkan besaran skalar adalah besaran yang
mempunyai besar tetapi tanpa arah. Contoh besaran adalah: massa, panjang, waktu, suhu, dan
sebarang bilangan riil.

2. Suatu besaran vektor secara grafis dapat dinyatakan dengan sebuah garis, panjang
garis menyatakan besar vektor dan arah garis menyatakan arah vektor (dinyatakan dengan
kepala anak panah).

3. Dua buah vektor dikatakan sama, apabila kedua vektor tersebut memiliki besar dan
arah yang sama (sejajar dan searah).

6
4. Tanda + dalam penjumlahan vektor mempunyai arti dilanjutkan. Jadi A + B
mempunyai arti vektor A dilanjutkan oleh vektor B. Dalam operasi penjumlahan berlaku
hukum komutatif dan hukum asosiatif.

3.2. saran

Saran-saran Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian
dari pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan pekerjaan
masyarakat pula tentunya, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup
bangsa

DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/71162123-Vektor-makalah-ini-ditujukkan-untuk-memenuhi-tugas-disusun-
oleh-prodi-teknik-sipil-fakultas-teknik-sipil-dan-perencanaan.html

https://fisikazone.com/penjumlahan-vektor/

https://www.zenius.net/prologmateri/fisika/a/1330/komponen-vektor

https://yos3prens.wordpress.com/2015/08/03/vektor-pada-bidang/4/

https://rumushitung.com/2014/11/08/perkalian-vektor-dan-contoh-soal/

Anda mungkin juga menyukai