OLEH
ZENDRAWATI S ABDUL
(2117024)
INSTRUMEN
Akurasi (accuracy)
Presisi (precision)
Kepekaan (sensitivity)
Klasifikasi instrument
Kadang terjadi bahwa tujuan penelitian justru ditentukan oleh instrumen yang
tersedia, atau digunakan instrumen yang sudah populer, walaupun sebenarnya
tidak cocok dengan tujuan penelitiannya.
Suatu pendapat yang tidak selalu benar bahwa “instrumen yang canggih adalah
yang terbaik“.
Ada beberapa kriteria penampilan instrument yang baik, baik yang digunakan
untuk mengontrol ataupun untuk mengukur variabel, yaitu :
Akurasi (accuracy)
Presisi (precision)
Kepekaan (sensitivity)
AKURASI
Akurasi dari suatu instrumen pada hakekatnya berkaitan erat dengan validitas
(kesahihan) instrument tersebut.
Apakah masukan yang diukur (measured) hanya terdiri dari masukan yang
hendak diukur saja ataukah telah kemasuk-an unsur-unsur lain.
Pengontrolan yang ketat terhadap kemurnian masukan ini adalah sangat penting
agar pengaruh luar dapat dieliminasi.
Instrumen dapat mengukur dengan cermat dalam batas yang hendak diukur,
maka validitas yang diperoleh adalah validitas kuantitatif.
PRESISI
Instrumen mempunyai presisi yang baik jika dapat menjamin bahwa inputnya
sama memberikan output yang selalu sama kapan saja, dimana saja, oleh
dan kepada siapa saja instrumen ini digunakan memberikan hasil konsisiten
(ajeg).
Instrumen dengan presisi yang baik belum tentu akurasinya baik dan sebaliknya.
KEPEKAAN
Makin kecil perubahan yang terjadi harus makin peka instrumen yang digunakan.
Sebagai ilustrasi :
KLASIFIKASI INSTRUMEN
Pada dasarnya ada dua kategori alat atau instrumen (seterusnya disebut
instrumen) yang digunakan dalam penelitian, yaitu :
Dengan adanya dua jenis instrumen tersebut,maka kondisi obyek atau proses
penelitian diukur dalam kondisi yang spesifik dan dapat diulang lagi
(reproducible).
KLASIFIKASI INSTRUMEN
Perangkat lunak digunakan untuk memperoleh informasi atau respon dari subyek
baik langsung maupun tidak langsung.
Pemetaannya adalah :
Data (plural) atau datum (singular), berasal dari kata “dare” (latin) berarti “to
give”.
Berdasarkan kata dasar tersebut, data adalah fakta yang diamati peneliti yang
diberikan oleh suatu situasi tetentu.
Fakta sendiri berasal dari kata “facere” (latin) yang berarti “to make” Jadi
fakta adalah sesuatu yang dibuat atau dihasilkan oleh situasi tertentu.
Dengan demikian fakta adalah sesuatu yang dimanifestasikan oleh suatu
situasi/fenomena tetentu bukan situasi/fenomena itu sendiri.
Maka dari itu peneliti yang arif selelu berpikiran bahwa data yang dihasilkan tidak
lain hanyalah suatu bayangan dari situasi/fenomena yang bersifat sementara
dalam dimensi ruang dan waktu.
1) Nominal,
2) Ordinal,
3) interval dan
4) rasio.
Angka-angka yang diletakkan dalam skala nominal hanya untuk pembeda antara
yang satu dengan yang lain.
Ciri dari data nominal adalah cara mendapatkan datanya dengan cara
menghitung (counting).
jenis pekerjaan
status perkawinan
agama,
Jika pada tiap kategori diberi simbol angka,maka angka-angka yang diperoleh:
Disini sudah ada keteraturan (“order”) bahwa suatu angka skor lebih tinggi atau
lebih rendah dari yang lain.
juara 1 (skor4),
juara II (skor3),
Angka 4 berarti lebih bagus dari pada 3 dan angka 2 lebih jelek dari 3, dan
seterusnya.
Jadi angka 4,3,2, dan 1 mempunyai jenjang yang berbeda satu dengan yang
lain.
Tetapi selisih antara 4 dan 3 tidak sama dengan selisih 2 dan 1. Demikian pula
dengan angka 4 tidak dua kali dari angka 2.
Jadi disini belum ada sifat aditif (tambah atau kurang) maupun multiplikatif (kali
atau bagi).
Contoh lain skala ordinal adalah skala rangking nilai siswa sekolah,rangking
pendapat : sangat setuju, setuju dan tidak setuju.
Jika terdapat data interval : 1,2,3,4 dan 5, maka 5-3 adalah sama dengan 4-2,
demikian juga 3+2 adalah sama dengan 4+1.
Pada skala interval belum ada harga nol mutlak, angka nol bersifat arbitary.
indeks prestasi,
indeks inflasi,
indeks harga,
Skala ini mempunyai derajat yang paling tinggi diantara skala yang lain.
Skala rasio sama ciri-cirinya dengan skala internal dan telah mempunyai harga
nol yang bersifat mutlak.
berat badan,
tinggi badan,
luas sawah,
dosis obat,
Jika datanya adalah data kuantitatif, maka data dapat disajikan dan
dianalisis dengan metode statistik.
Dengan statistika diskriptif data dapat disajikan dan diatur dalam bentuk yang
tepat sehingga data lebih banyak “berbicara”.
Dengan statistika induktif dapat dilakukan estimasi dan uji hipotesis statistika.
Perlu diingat bahwa statistika adalah seperangkat alat (a set of tools). Sudah
barang tentu pemakai harus tahu kegunaan dan penggunaanya dengan tepat.
Kuisioner
Kuesioner Isian
Kueisioner Pilihan
Wawancara
Wawancara Bebas
Wawancara Terpimpin
teknik observasi
Pengumpulan data dengan teknik komunikasi dapat dilakukan dengan kuisioner
dan atau wawancara.
bagaimana perasaanya,
Dalam penelitian, jika diinginkan pengumpulan data tentang perihal di atas dapat
dilakukan dengan pertolongan :
KUISIONER
KUISIONER ISIAN
Contoh :
Bagaimana pendapat saudara jika orang-orang yang melakukan korupsi
ditembak mati di depan umum?
Berikaan alasan!
Jawab :……………………………………………………
KUESIONER PILIHAN
Isi jawaban dpt berupa: fakta (fact finding), pendapat, keyakinan dsb.
( ) Dosen tetap
( ) Ya
( ) Tidak
umumnya?
WAWANCARA
WAWANCARA BEBAS
Kelemahan :
Keuntungan :
WAWANCARA TERPIMPIN
Kelemahan :
Tanya jawab menjadi kaku, formil sehinnga data kurang mendalam
(seperti seorang hakim dan seorang terdakwa).
Kebaikan :
Membuktikan hipotesis.
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis shg dapat
digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan
data mengenai suatu variabel penelitian.
Ciri Instrumen yang Baik :
1. Valid (shahih) validitas
2. Reliabel reliabilitas
3. Sensitif
4. Obyektifitas tinggi
5. Fisibilitas baik
VALIDITAS
Validitas adalah kemampuan alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
Macam validitas :
Validitas rupa (face validity)
Validitas isi (content validity)
Validitas konstruk (construct validity)
Validitas kriteria (empiris) : internal + eksternal
Validitas eksternal
Validitas prediktif
RELIABILITAS
Bagaimana konsistensi alat ukur ketika dipakai dalam proses pengukuran
Cara menentukan reliabilitas:
Test-retest
Tes belah dua (split half)
Bentuk ekivalen