Anda di halaman 1dari 15

MATERI BAHAN AJAR

OLEH

ZENDRAWATI S ABDUL
(2117024)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020
INSTRUMEN PENELITIAN
Kata instrumen berarti alat atau alat bantu. Dalam konteks penelitian instrumen
penelitian dapat diartikan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data penelitian, yaitu
alat yang dapat mengukur atau mengungkapkan suatu keadaan variabel penelitian
yang telah di tetapkan peneliti sebelumnya. Alat bantu tersebut dimaksudkan untuk
mempermudah peneliti dalam pengambilan data penelitian yang sesuai dengan tujuan
penelitian yang dilakukan. Melalui instrumen penelitian pengumpulan data tersebut,
penelitian dapat merancang semua data yang diperlukan dalam penelitian dan
kemudian dituangkan dalam instrumen peneitian, yaitu melalui butir-butir instrumen
yang dibuatnya.

INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 INSTRUMEN

 Prinsip-Prinsip Pemilihan Instrumen Penelitian

 Syarat-Syarat Instrumen Penelitian

 Akurasi (accuracy)

 Presisi (precision)

 Kepekaan (sensitivity)

 Klasifikasi instrument

 Prinsip Pengukuran dengan Instrumen

 Ciri-ciri Data Hasil Pengukuran

 Klasifikasi data hasil Pengukuran

 Data dengan Skala Nominal

 Data dengan Skala Ordinal

 Data dengan Skala Interval

 Data dengan Skala Rasio

 Penyajian dan Analisis Data

PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN INSTRUMEN


 Prinsip utama pemilihan instrument adalah memahami sepenuhnya tujuan
penelitian, sehingga peneliti dapat memilih instrumen yang diharapkan dapat
mengantar ke tujuan penelitian.

 Tujuan penelitian menentukan instrument apa yang akan digunakan.

 Kadang terjadi bahwa tujuan penelitian justru ditentukan oleh instrumen yang
tersedia, atau digunakan instrumen yang sudah populer, walaupun sebenarnya
tidak cocok dengan tujuan penelitiannya.

 Suatu pendapat yang tidak selalu benar bahwa “instrumen yang canggih adalah
yang terbaik“.

 Pedoman umum yang dapat digunakan dalam pemilihan instrumen, khususnya


bagi peneliti pemula adalah:

 Pakailah instrument seperti yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu.

 Buatlah daftar instrument yang tersedia, kemudian kategorikan tiap


instrumen sesuai dengan input yang diperlukan dan output yang
dihasilkan, baru dipilih yang paling sesuai.

SYARAT-SYARAT INSTRUMENT PENELITIAN

 Instrument walaupun sederhana tetapi dapat langsung mengukur informasi yang


dikehendaki lebih baik.

 Ada beberapa kriteria penampilan instrument yang baik, baik yang digunakan
untuk mengontrol ataupun untuk mengukur variabel, yaitu :

 Akurasi (accuracy)

 Presisi (precision)

 Kepekaan (sensitivity)

AKURASI

 Akurasi dari suatu instrumen pada hakekatnya berkaitan erat dengan validitas
(kesahihan) instrument tersebut.

 Apakah instrumen benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.

 Apakah masukan yang diukur (measured) hanya terdiri dari masukan yang
hendak diukur saja ataukah telah kemasuk-an unsur-unsur lain.
 Pengontrolan yang ketat terhadap kemurnian masukan ini adalah sangat penting
agar pengaruh luar dapat dieliminasi.

 Kegagalan dalam pengontrolan ini akan menyebabkan menurunnya akurasi


output atau validitas hasil pengukuran.

 Validitas tentang apa yang hendak diukur disebut validitas kualitatif.

 Instrumen dapat mengukur dengan cermat dalam batas yang hendak diukur,
maka validitas yang diperoleh adalah validitas kuantitatif.

PRESISI

 Presisi instrumen berkaitan erat dengan keterandalan (reliability), yaitu


kemampuan memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan pengukuran.

 Instrumen mempunyai presisi yang baik jika dapat menjamin bahwa inputnya
sama memberikan output yang selalu sama  kapan saja, dimana saja, oleh
dan kepada siapa saja instrumen ini digunakan memberikan hasil konsisiten
(ajeg).

 Instrumen dengan presisi yang baik belum tentu akurasinya baik dan sebaliknya.

 Instrumen yang baik tentu yang akurasi dan presisinya baik.

KEPEKAAN

 Penelitian yang ingin mengetahui adanya perubahan harga variabel tertentu


membutuhkan instrumen yang dapat mendeteksi besarnya perubahan tersebut.

 Makin kecil perubahan yang terjadi harus makin peka instrumen yang digunakan.

 Sebagai ilustrasi :

 Stopwatch dengan presisi 0,1 detik tidak dapat untuk mengukur


kecepatan gerak refleks.

 Penggaris dengan presisis 0,1 mm tidak dapat mendeteksi perubahan


panjang ikatan dalam perubahan struktur molekul.

 Dalam contoh tersebut kepekaan instrumen tidak memadahi.

 Kepekaan berkaitan erat dengan validitas kuantitatif.

KLASIFIKASI INSTRUMEN
 Pada dasarnya ada dua kategori alat atau instrumen (seterusnya disebut
instrumen) yang digunakan dalam penelitian, yaitu :

1) Instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang


keadaan obyek atau proses yang diteliti.

2) Instrumen yang digunakan untuk mengontrol obyek atau proses


penelitian.

 Dengan adanya dua jenis instrumen tersebut,maka kondisi obyek atau proses
penelitian diukur dalam kondisi yang spesifik dan dapat diulang lagi
(reproducible).

 Berdasarkan wujudnya, instrumen penelitian dibedakan atas dua bentuk, yaitu :

1) perangkat keras (hardware) dan

2) perangkat lunak (software).

KLASIFIKASI INSTRUMEN

 Analogi dengan computer:

 Perangkat keras adalah seperangkat komponen mesin dengan


elektroniknya.

 Perangkat lunaknya adalah instruksi-instruksi yang terdapat dalam


programnya.

 Dalam penelitian instrumen yang termasuk kategori perangkat keras misalnya:


spektofotometer,stetoskop, thermometer, dsb.

 Perangkat lunak digunakan untuk memperoleh informasi atau respon dari subyek
baik langsung maupun tidak langsung.

 Dengan perangkat lunak akan dapat dilakukan pengukuran tentang :

 Informasi langsung dari obyek.

 Mengevaluasi obyek atau tindakan obyek oleh pengamat.

 Mengukur langsung kemampuan dan pengetahuan obyek.

 Mengukur secara tidak langsung tentang kepercayaan, sikap atau perilaku


obyek.
 Adapun yang termasuk dalam kategori perangkat lunak misalnya: kuisioner,
ceklist, rating scale, ujian tertulis, wawancara dan lainnya.

PINSIP PENGUKURAN DENGAN INSTRUMEN

 Dalam penelitian selalu diperlukan pengumpulan data dari variable


penelitinannya melalui proses pengukuran.

 Pengukuran suatu variabel pada dasarnya adalah penerapan suatu fungsi


matematik yang korespondensi.

 Dalam proses pengukuran diperlukan tiga unsur, yaitu:

 himpunan obyek yang diukur,

 himpunan angka dalam instrument dan

 pemetaan sebagai criteria hasil pengukuran.

 Sebagai contoh : akan dilakukan pengukuran pendapat sekelompok responden


terhadap penampilan produk X.

 Himpunan responden yang akan diukur pendapatnya adalah : si A,B,C,D


dan seterusnya.

 Himpunan angka dalam instrument : 1,2 dan 3.

 Pemetaannya adalah :

 jika responden mengatakan baik, penampilan produk diberi angka


skor 3,

 jika responden menyatakan cukup baik diberi angka skor 2,

 jika responden menyatakan buruk diberi angka skor 1.

CIRI - CIRI DATA HASIL PENGUKURAN

 Data (plural) atau datum (singular), berasal dari kata “dare” (latin) berarti “to
give”.

 Berdasarkan kata dasar tersebut, data adalah fakta yang diamati peneliti yang
diberikan oleh suatu situasi tetentu.

 Fakta sendiri berasal dari kata “facere” (latin) yang berarti “to make”  Jadi
fakta adalah sesuatu yang dibuat atau dihasilkan oleh situasi tertentu.
 Dengan demikian fakta adalah sesuatu yang dimanifestasikan oleh suatu
situasi/fenomena tetentu bukan situasi/fenomena itu sendiri.

 Sebenarnya tujuan penelitian adalah ingin mengungkapkan situasi/fenomena


yang sebenarnya, tetapi yang diperoleh hanya suatu manifestasi atau
representasi yang factual berupa suatu data.

 Maka dari itu peneliti yang arif selelu berpikiran bahwa data yang dihasilkan tidak
lain hanyalah suatu bayangan dari situasi/fenomena yang bersifat sementara
dalam dimensi ruang dan waktu.

KLASIFIKASI DATA HASIL PENGUKURAN

 Berdasarkan skalanya, data hasil pengukuran dapat dibedakan atas 4 macam


skala yaitu :

1) Nominal,

2) Ordinal,

3) interval dan

4) rasio.

DATA DENGAN SKALA NOMINAL

 Angka-angka yang diletakkan dalam skala nominal hanya untuk pembeda antara
yang satu dengan yang lain.

 Ciri dari data nominal adalah cara mendapatkan datanya dengan cara
menghitung (counting).

 Sebagai contoh data nominal :

 jumlah orang laki-laki atau perempuan yang hadir dalam sebuah


pertemuan.

 jenis pekerjaan

 status perkawinan

 agama,

 setuju-tidak setuju dan sebagainya.


 Suatu obyek akan memepunyai salah satu kategori saja, tidak mungkin suatu
obyek muncul dengan lebih dari satu kategori laki-laki dan perempuan  Jadi
sifatnya “mutual exclusive”.

 Jika pada tiap kategori diberi simbol angka,maka angka-angka yang diperoleh:

 tidak bersifat aditif (tak dapat dijumlah)

 tidak bersifat multiplicated (tidak dapat dikalikan).

DATA DENGAN SKALA ORDINAL

 Data tersusun atas jenjang.

 Disini sudah ada keteraturan (“order”) bahwa suatu angka skor lebih tinggi atau
lebih rendah dari yang lain.

 Sebagai contoh : pemberian peringkat pada kejuaraan lomba melukis,

 juara 1 (skor4),

 juara II (skor3),

 juara III (skor 2), dan

 juaraIV (skor 1).

 Angka 4 berarti lebih bagus dari pada 3 dan angka 2 lebih jelek dari 3, dan
seterusnya.

 Jadi angka 4,3,2, dan 1 mempunyai jenjang yang berbeda satu dengan yang
lain.

 Tetapi selisih antara 4 dan 3 tidak sama dengan selisih 2 dan 1. Demikian pula
dengan angka 4 tidak dua kali dari angka 2.

 Jadi disini belum ada sifat aditif (tambah atau kurang) maupun multiplikatif (kali
atau bagi).

 Contoh lain skala ordinal adalah skala rangking nilai siswa sekolah,rangking
pendapat : sangat setuju, setuju dan tidak setuju.

DATA DENGAN SKALA INTERVAL

 Pada skala interval:

 Sudah ada keteraturan atau jenjang,


 Sudah ada sifat aditif dan multiplikatif.

 Jika terdapat data interval : 1,2,3,4 dan 5, maka 5-3 adalah sama dengan 4-2,
demikian juga 3+2 adalah sama dengan 4+1.

 Begitu pula 4x1 sama dengan 2x2.

 Pada skala interval belum ada harga nol mutlak, angka nol bersifat arbitary.

 Contoh skala interval :

 indeks prestasi,

 indeks inflasi,

 indeks harga,

 skala pada thermometer dan sebagainya.

DATA DENGAN SKALA RASIO

 Skala ini mempunyai derajat yang paling tinggi diantara skala yang lain.

 Skala rasio sama ciri-cirinya dengan skala internal dan telah mempunyai harga
nol yang bersifat mutlak.

 Contoh data dengan skala rasio :

 berat badan,

 tinggi badan,

 luas sawah,

 dosis obat,

 waktu dan sebagainya.

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

 Penyajian dan analisis data penelitian tergantung dari jenis datanya.

 Jika datanya adalah data kuantitatif, maka data dapat disajikan dan
dianalisis dengan metode statistik.

 Jika data bersifat kualitatif sehingga tidak dapat dinyatakan dengan


angka, maka metode statistika tidak dapat digunakan.
 Untuk mengatur dan menyajikan data kuantitatif digunakan metode statistika
diskriptif,

 Untuk menarik kesimpulan dari data sampel terhadap populasinya digunakan


statistika induktif atau statistika inferensial.

 Dengan statistika diskriptif data dapat disajikan dan diatur dalam bentuk yang
tepat sehingga data lebih banyak “berbicara”.

 Misalnya dalam bentuk grafik, diagram, kurva, tabel dan sebagainya.

 Disamping itu dengan statistika diskriptif dapat dicari kecenderungan


pemusatannya (central tendency) dalam bentuk harga rata-rata, modus
atau mediannya.

 Juga dapat ditentukan penyebarannya dalam bentuk : range, deviasi,


deviasi standar, variansi dan sebagainya.

 Dengan statistika induktif dapat dilakukan estimasi dan uji hipotesis statistika.

 Perlu diingat bahwa statistika adalah seperangkat alat (a set of tools). Sudah
barang tentu pemakai harus tahu kegunaan dan penggunaanya dengan tepat.

INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 Kuisioner

 Kuesioner Isian

 Kueisioner Pilihan

 Wawancara

 Wawancara Bebas

 Wawancara Terpimpin

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan:

 teknik komunikasi dan

 teknik observasi
 Pengumpulan data dengan teknik komunikasi dapat dilakukan dengan kuisioner
dan atau wawancara.

 Dalam kaitan teknik komunikasi ini Alport menyatakan sebagai berikut :

 “Jika anda ingin mengetahui tentang responden mengenai :

 bagaimana perasaanya,

 pengalaman apa yang dipunyainya,

 apa yang diingatnya,

 apa motivasinya, dan

 apa alasanya melakukan sesuatu, ……..mengapa tidak anda tanyakan


saja kepadanya?”

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 Dalam penelitian, jika diinginkan pengumpulan data tentang perihal di atas dapat
dilakukan dengan pertolongan :

KUISIONER ATAU WAWANCARA

 Menjawab kuisioner atau wawancara bagi seorang responden adalah suatu


proses “self report “ atau instrospeksi terhadap diri sendiri.

 Jika dalam penelitian menggunakan metode pengumpulan data dengan dua


teknik di atas, maka diasumsikan bahwa :

 Responden yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

 Pernyataan responden adalah benar dan dapat dipercaya.

 Interpretasi responden terhadap isi pertanyaan adalah sama dengan


interpretasi penanya.

KUISIONER

 Klasifikasi kuisioner berdasarkan sasaran dan bentuk jawabannya dapat


dibedakan secara skematis sebagai berikut:

KUISIONER ISIAN

 Responden mengisi sendiri jawaban atas pertanyaan dalam kueisioner.

 Contoh :
 Bagaimana pendapat saudara jika orang-orang yang melakukan korupsi
ditembak mati di depan umum?

Jawab :……… ……………………………………………

 Hukuman apakah yang paling baik untuk anak didik ?

Berikaan alasan!

Jawab :……………………………………………………

KEUNTUNGAN & KELEMAHAN KUESIONER ISIAN

 Keuntungan Kuesioner Isian :

 Dapat memberikan jawaban secara bebas, terungkap hal-hal yang tak


diduga oleh peneliti.

 Memungkinkan menanyakan : perasaan, pendapat, motivasi, secara tak


terbatas.

 Kelemahan kuesioner isian :

 Responden segan memeberikan jawaban yang lengkap dan mendasar.

 Hal yang sangat diperlukan tidak terungkap dari responden.

 Analisis datanya sulit.

 Bagi responden memerlukan banyak waktu untuk menjawab sehingga


harapan kembali relative kecil.

 Kesulitan menyatakan sesuatu dalam bahasan tulisan oleh karena ada


perbedaan dalam : tingkat pendidikan, status ekonomi dari responden.

KUESIONER PILIHAN

 Responden memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.

 Isi jawaban dpt berupa: fakta (fact finding), pendapat, keyakinan dsb.

 Bentuk pilihan jawaban dapat:

 dua pilihan saja (force choice) atau

 pilihan ganda (multiple choice).

 Contoh kuesioner fact finding dengan force choice.


Status jabatan saudara di Fakultas ini adalah :

( ) Dosen tetap

( ) Dosen luar biasa

 Contoh : kueisioner tentang pendapat dengan force choice.

Apakah saudara merasa tugas saudara skrng ini terlalu berat?

( ) Ya

( ) Tidak

 Contoh : keyakinan dengan multiple choice.

Bagaimana menurut saudara tentang status sosial Dosen pada

umumnya?

( ) Tinggi sekali ( ) Lumayan

( ) Cukup tinggi ( ) Rendah

KEUNTUNGAN & KELEMAHAN KUESIONER PILIHAN

 Kelemahan Kuesioner Pilihan :

 Responden terpaksa memilih walaupun sebenarnya responden ingin


jawaban yang lain, sehingga cenderung asal pilih

 Keuntungan Kuesioner Pilihan :

 Pengolahan data mudah.

 Responden tidak perlu mengekspresikan pikirannya dalam bentuk tulisa

 Pengisisan kuesioner mudah dan cepat, sehingga harapan kembali akan


lebih besar.

WAWANCARA

 Wawancara (interview) dlm riset dpt berfungsi untuk:

1) Mendapat informasi langsung dari responden (metode primer).

2) Mendapatkan informasi, jika metode lain tidak dapat dipakai  (metode


sekunder).
3) Menguji kenenaran teknik kuesioner atau observasi  (metode kriteria).

 Dalam wawancara diperlukan syarat penting, yaitu terjalinnya hubungan yang


baik dan demokratis antara responden dengan penanya (I am good, you are
good)

 Klasifikasi wawancara berdasarkan cara mwnjawab responden, adalah sebagai


berikut:

1) Wawancara bebas (unguided/undirevtive)

2) Wawancara terpimpin (controlled/structured interview)

3) Wawancara bebas terpimpin (focused interview)

WAWANCARA BEBAS

 Tanya jawab tidak diarahkan oleh penanya

 Isi tanya-jawab tergantung “mood”, keinginan, perhatian dari responden.

 Di sini akan terjadi “free talk”.

 Kelemahan :

 Sabagai instrument risat sangat lemah

 Tidak efisien dan hasil tidak jelas

 Waktu lama dan biaya mahal

 Keuntungan :

 Cocok untuk studi pendahuluan (eksporasi) mencari problema.

 Kewajaran Tanya jawab maksimal, sehingga wawancara dapat


mendalam.

WAWANCARA TERPIMPIN

 Tanya jawab menggunakan kerangka pertanyaan sebagai pedoman umum


jalannya tanya-jawab.

 Kedua fihak mempunyai peranan yang jelas dan berbeda.

 Kelemahan :
 Tanya jawab menjadi kaku, formil sehinnga data kurang mendalam
(seperti seorang hakim dan seorang terdakwa).

 Kebaikan :

 Pertanyaan seragam, sehingga dapat melakukan komparasi.

 Membuktikan hipotesis.

 Memungkinkan analisis data secara kuantitatif.

 Kesimpulan lebih dapat diandalkan.

INSTRUMEN PENELITIAN

 Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis shg dapat
digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan
data mengenai suatu variabel penelitian.
 Ciri Instrumen yang Baik :
1. Valid (shahih)  validitas
2. Reliabel  reliabilitas
3. Sensitif
4. Obyektifitas tinggi
5. Fisibilitas baik

VALIDITAS
Validitas adalah kemampuan alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
Macam validitas :
 Validitas rupa (face validity)
 Validitas isi (content validity)
 Validitas konstruk (construct validity)
 Validitas kriteria (empiris) : internal + eksternal
 Validitas eksternal
 Validitas prediktif

RELIABILITAS
Bagaimana konsistensi alat ukur ketika dipakai dalam proses pengukuran
Cara menentukan reliabilitas:
 Test-retest
 Tes belah dua (split half)
 Bentuk ekivalen

Anda mungkin juga menyukai