Anda di halaman 1dari 15

TUGAS CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

MATA KULIAH : Multimedia Pembelajaran

DOSEN PENGAMPU : Dodi Pramana, S.Sos., M.Si.

DISUSUN OLEH :

HERMAYA SARI (7193144018)

KELAS : REGULER B 2019

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberkati saya sehingga Critical Journal Review mata kuliah Multimedia Pembelajaran ini dapat
diselesaikan. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya
dalam pembuatan Critical Journal Review ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan
fakta pada Critical Journal Review ini.
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan
Critical Journal Review ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan
sempurna dalam Critical Journal Review ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang saya miliki.
Maka dari itu, saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Saya akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki Critical Journal
Review di masa datang.
Dengan menyelesaikan tugas ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan
diambil dari Critical Journal Review ini.

Medan, 16 maret 2021

Hermaya sari
BAB I

PENDAHULUAN

    Critical jurnal review yang berbentuk makalah ini berisi tentang kesimpulan dari perbandingan
yang akan kami lakukan pada dua jurnal yang sudah ditentukan dengan judul penggunaan
computer sebagai media pembelajaran di perguruan tinggi dan komersialisasi pendidikan di
Indonesia: suatu tinjauan dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan kami akan
menyertakan ringkasan dari masing-masing jurnal, dimana jurnal pertama dan kedua memiliki
judul yang berbeda.

Dalam critical jurnal review ini, kami akan memaparkan masalah tersebut lewat pembahasan
berikut. Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penyusun
khususnya.

A. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimana review maupun ringkasan jurnal tersebut?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut?

B.Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan critical jurnal review ini
adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai kedua jurnal
tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identitas Jurnal

Identitas jurnal yang akan di review adalah sebagai berikut.


Jurnal 1
Judul jurnal : Penggunaan Computer Sebagai Media Pembelajaran Di Perguruan Tinggi
Volume penerbitan: 12
Tahun terbit  : 2007
Edisi: 1
Penulis  : Maria Ulpah
Publikasi  : Insania
Reviewer  : kelompok 8
Jurnal 2
Judul jurnal: Komersialisasi pendidikan
di Indonesia : suatu tinjauan dari aspek
politik, ekonomi, sosial, dan budaya
Volume penerbitan: -
Tahun terbit: 2007
Edisi: 23
Penulis: Irawaty A. Kahar
Publikasi: Universitas Sumatera
Utara
Reviewer: kelompok 8
B. Review Jurnal

Penggunaan Computer Sebagai Media


Pembelajaran Di Perguruan Tinggi
Maria
Ulpah
A.     Pendahuluan

Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembalajaran
adalah proses komunikasi antara pengajar, peserta didik, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan
berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Media mempunyai fungsi
melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar peserta didik dengan
bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa
bantuan media. Dengan media diharapkan terjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa
secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan. Tidak ada
ketentuan kapann suatu media harus digunakan, tetapi sangat disarankan bagi para dosen untuk
memilih dan menggunakan media dengan tepat. Penggunaan media pembebelajaran dengan
tidak tepat akan menyebabkan mahasiswa salah paham terhadap pokok bahan ajar
yang diberikan dan menghalangi mereka untuk mencapai hasil belajar seperti yang diinginkan.

Dalam penggunaan dan pemilihan media harus mempertimbangkan : pertama media yang harus
dicapai, kedua kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas, ketiga tersedianya sarana dan
prasarana penunjang, keempat karakteristik mahasiswa. Oleh karena media pembelajaran
amat menentukan hasil pendidikan, maka manusia secara terus menerus memperbaiki media
pembelajaran. Dari yang paling sederhana, dengan menggunakan media tulis yang terbuat dari
batu, dimanfaatkannya papan tulis pada pertengahan abad XIX, penggunaan radio pada awal
abad XX, hingga penggunaan handout, overhead projector (OHP), dan computer. Televisi
sebagai media pembelajaran pun sudah dikenal dan dipergunakan saat ini, misalnya padaacara
perkuliahan Universitas Terbuka (UT). Papan tulis adalah media yang hampir selalu digunakan
oleh semua dosen dan selalu ada disetiap ruang, diperguruan tinggi manapun. Selain papan tulis
OHP juga umum digunakan di dalam proses perkuliahan atau pelatihan.

A.     Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Komputer adalah alat elektronik otomatis yang dapat menghitung atau mengolah data secara
cermat menurut yang diinstruksikan dan pemberian hasil pengolahan, biasanyan terdiri atas unit
pemasukan, unit pengeluaran, unit penyimpanan, serta unit pengontrolan. Banyak ahli
pendidikan yang berpendapat bahwa kompuuter sebagai media pembelajaran memiliki potensi
yang sangat besar untuk membantu proses pendidikan. Komputer sebagai media dalam proses
pembelajaran memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain, beberapa
keistimewaan itu antara lain sebagai berikut:
1. Computer dapat berperan sebagai media yang efektif untuk menumbuhkembangkan minat dan
kreatif mahasiswa dalam pembelajaran.
2. komputer dapat menjadikan mahasiswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (terciptanya
hubungan interaktif).
3. Dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran, seringkali mahasiswa berhasil
mempelajari bahan ajar yang sama banyaknya dengan waktu yang lebih sedikit.
4. Mahasiswa yang belajar dengan media computer mempunyai kemampuan mengingat materi
kuliah dalam waktu yang lebih lama dan dapat menggunakannya dalam bidang-bidang lain.
5. komputer memberi fasilitas bagi mahasiswa untuk mengulangi pembelajaran apabila
diperlukan, dengan tujuan memperkuat proses belajar dan memperbaiki ingatan.
6. Computer mmembantu mahasiswa memperoleh umpan balik secara leluasa dan bisa memacu
motivasi mahasiswa dengan peneguhan positif yang diberikan jika mahasiswa memberikan
jawaban.

B.  Model Pembelajaran Dengan Media Komputer DiPerguruan Tinggi

1. Simulasi

Pada model simulasi, komputer menyediakan suatu situasi buatan yang serupa dengan situasi
yang sebenarnya, dimana mahasiswa dapat melakukan latihan sama persis seperti dalam situasi
sesungguhnya tanpa harus menghadapi resiko buruk seperti yang terjadi dalam situasi
sesungguhnya. Mahasiswa menganalisis suatu hipotesis/konsep, mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang diberikan dan membuat kesimpulan.

Model simulasi ini selalu bersifat exploratory dan menekankan penyelesaian masalah.
Contohnya seperti program yang digunakan dalam pembelajaran calon-calon pilot dalam latihan
mengemudikan pesawat terbang. Institusi pendidikan pilot menggunakan program computer
flight simulator. Sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat simulasi, seluruh simulasi dibuat
mirip dengan aslinya. Melalui program computer tersebut calon pilot mendapat bimbingan persis
seperti dalam situasi nyata, namun tanpa perlu khawatir mengalami situasi buruk adanya
tabrakan atau kecelakaan pesawat. Jadi, asumsi dasar dari proses belajar disini adalah melalui
suatu percobaan mahasiswa akan mengerti prinsif dari terjadinya suatu proses dengan diberikan
sejumlah variable beserta parameternya. Namun demikianm bila variable yang berpengaruh
terhadap proses tertentu (termasuk parameternya) tidak lengkap disajikan dalam simulasi itu,
maka mahasiswa dapat salah memahami konsep yang akan diajarkan.
2. Latihan dan praktik (drill and practice)

Model ini membantu mahasiswa dalam mengingiat dan menggunakan informasi yang diberikan
dosen, menguatkan pelajaran yang sudah lewat melalui pengulangan, misalnya dalam memahami
fakta, konsep, aturan, dan prosedur (algoritma). Latihan berfungsi untuk meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam mengaplikasikan konsep dan ide yang telah dipelajarinya.

Melalui bentuk interaksi dan latihan praktik, mahasiswa diberi informasi dalam bentuk
penjelasan tentang konsep, fakta atau dalil dari materi tertentu. Informasi ini bisa disajikan dalam
bentuk animasi sehingga memberi kesan yang mendalam dan memberikan daya ingat yang lebih
lama. Dapat juga dengan memberikan soal-soal latihan yang sifatnyan menguatkan pemahaman
mahasiswa disamping menguji kembali apakah mahasiswa sudah menguasai konsep yang baru
disampaikan. Setiap kali mahasiswa mampu menjawab dengan tepat, program computer
memberi reward positif. Sebaliknya, mahasiswa yang memberikan jawaban keliru mereka diberi
informasi khusus yang menjelaskan kekeliruan yang telah dilakukan, disertai alasan yang sesuai
dengan konsep yang diajarkan.
Model ini lebih ditujukan untukme-revew materi yang telah lewat (telah diajarkan) daripada
mempelajari materi baru.

3. Hiperteks Dan Hipermedia

Konsep hiperteks mulai diperkenalkan oleh Vahnnevar Bush pada tahun 1945. Hiperteks adalah
penyampaian informasi dalam bentuk teks atau kalimat dengan cara yang tidak berurutan,
pengguna computer boleh mencari kata yang diperlukan mengikuti yang dikehendakinya tanpa
harus mengikuti urutan tertentu melalui kata kunci (password) dan teks yang diberi warna lain
(hotword) yang terdapat dalam teks. Adapun hipermedia adalah gabungan berbagai media seperti
video, suara, music, teks, animasi, film, grafik, dan gambar yang diatur oleh hiperteks. Alam
hypermedia, ada tiga konsep dasar yang menjadi ciri khusus, yaitu penghubung (link), yang
dihubungkan (nodes), dan koleksi (set of nodes). Nodes adalah bagian-bagian dari sumber
informasi yang ada dalam hypermedia yang meliputi pangkalan data: video, suara, music, teks,
animasi, film, grafik, gambar, dan data lainnya. Link adalah penghubung atau yang membuat
hubungan antara nodes dengan pengguna. Hiperteks dalam hypermedia berfungsi sebagai link.
Jadi, nodes tidak berarti dalam hypermedia tanpa adanya peranan hiperteks sebagai link.
Pengaksesan informasi dengan cara ini membawa mahasiswa ke arah yang tidak beraturan
melalui bahan-bahan yang mereka pilih sendiri.
Hiperteks merupakan rangkaian jaringan memori dari para pakar atau pengajar yang
menggunakan hiperteks. Hal ini mengakibatkan fikiran mahasiswa tersusun secara sistematis
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembangun hiperteks. Namun demikian, kebebasan
mengakses informasi melalui hypermedia menimbulkan beberapa masalah baru diantaranya
adalah mahasiswa kadang merasa kesulitan melihat hubngan diantara bermacam-macam materi
yang disajikan sehingga mengakibatkan kegagaklan dalam memperoleh intisari materi.

4. Tutorial

Tutorial dirancang untuk menyampaikanmateri perkuliahan yang baru, dimana mahasiswa belum
pernah diajarkan materi ini sebelumnnya. Program computer diformat berupa dialog antara
computer dan mahasiswa, informasi disajikan, pertanyaan diajukan oleh mahasiswa dan jawaban
diberikan, lalu keputusan dibuat untuk melanjutkan materi baru atau me-revew materi yang telah
disajikan.

5. Permainan

Pola interaksi dalam bentuk permainan  menyajikan materi kuliah dengan cara yang kompetitif
dan menghibur dalam upaya memelihara minat belajar mahasiswa. Pembelajaran yang
memanfaatkan computer dalam bentuk permainan dapat berfungsi sebagai pembelajaran yang
bersifat instruksional hanya jika sajian didalamnnya mengandung unsur-unsur yang bersifat
akademis-edukatif dan memuat tujuan pembelajaran (instruksional yang harus dicapai), di
samping menawarkan unsur-unsur yang meningkatkan keterampilan.

C. Penutup

Penggunaan media atau alat-alat berteknologi modern seperti computer di dalam perkuliahan
tentu tidak bermaksud mengganti cara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan
membantu para dosen dalam menyampaikan materi. Hal ini menuntut dosen untuk lebih
professional dalam pengorganisasian pembelajaran dan peningkatan kompetensinya agar mampu
menyerap pemanfaatan teknologi computer dalam perkuliahan.

Komputer sebagai media teknologi merupakan alat yang cukup strategis untuk dapat membantu
pembelajaran di perguruan tinggi. Namun demikian, sisamping keunggulan computer dalam
pembelajaran yang telah banyak disinggung di atas, perlu diantisipasi juga beberapa keterbatasan
dan kelemahan computer dalam membantu pembelajaran di perguruan tinggi. Hal ini agar proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan instruksional yang telah digariskan sebelumnya dan
telah menghasilkan mahasiswa berkualitas.
Pendahuluan

Maraknya komersialisasi pendidikan dibicarakan pada akhir-akhir ini membuat penulis sangat
antusias untuk membahasnya lebih jauh. Berbagai opini pro dan kontra yang dilontarkan
masyarakat melalui tulisan-tulisan di media massa yang merupakan suatu fenomena, di antaranya
pada harian kompas edisi selasa, 3 mei 2005, menulis bahwa begitu memprihatinkan bagi
Indonesia.

Komersialisasi Pendidikan
Komersialisasi pendidikan dapat bermakna memperdagangkan pendidikan, karena menurut
kamus, kata komersial atau commersialize berarti memperdagangkan. Adapun istilah
komersialisasi pendidikan. Sekarang ini istilah komersialisasi pendidikan mengacu pada dua
pengertian yang berbeda, yaitu :
1.   Komersialisasi pendidikan yang mengacu pada lembaga pendidikan dengan program serta
perlengkapan mahal. Pada pengertian ini, pendidikan hanya dapat dinikmati oleh sekelompok
masyarakat ekonomi kuat, sehingga lembaga seperti tidak dapat disebut deng istilah
komersialisasi karena mereka memang tidak memperdagangkan pendidikan. Pemungutan biaya
yang tinggi adalah untuk memfasilitasi jasa pendididkan serta menyediakan infrastruktur
pendidikan yang bermutu, seperti menyediakan fasilitas teknologi informasi, laboratorium dan
perpustakaan yang baik, serta memberikan kepada para guru atau dosen gaji menurut standar.
2.   Komersialisasi pendidikan yang mengacu kepada lembaga pendidikan yang hanya
mementingkan uang pendaftaran dan uang kuliah saja, tetapi mengabaikan kewajiban-kewajiban
pendidikan. Komersialisasi pendidikan ini biasanya, dilakukan oleh lembaga atau sekolah-
sekolah yang menjanjikan pelayanan pendidikan tetapi tidak sepadan dengan uang yang mereka
pungut.

Pada lembaga atau sekolah yang seperti ini, laba atau selisih anggaran yang diperoleh tidak di
tanam kembali kedalam infrastrukturpendidikan, melainkan dipergunakan untuk memperkaya
atau menghidupi pihak-pihak yang tisak secara langsung bekerja menyajikan pelayanan di
lembaga tersebut. Pihak-pihak tersebut adalah anggota yayasan atau badan amal pendidikan yang
menguasai lembaga pendidikan. Itu hal yang lebih berbahaya lagi, komersialisasi jenis kedua ini
dapat pula melaksanakan praktik pendidikan untuk maksud memburu gelar akademik tanpa
melalui proses serta mutu yang telah ditentukan sehingga dapat membunuh idealism pendidikan
pancasila. Hal tersebut jelas tercantum di dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada bab I pasal I yang berbunyi :pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bansa dan Negara.

Aspek-Aspek  Yang Memunculkan Komersialisasi Pendidikan

A. Aspek politik

Pendidikan yang merupakan kebutuhan dasar manusia dan yang harus dipenuhi oleh setiap
manusia juga memiliki aspek politik karena dalam pengelolaan harus berdasarkan ideology yang
dianut Negara. Adapun ideology pendidikan kita adalah ideology demokrasi pancasila, yaitu
setiap warga Negara mendapat kebebasan dan hak yang sama dalam mendapat pendidikan.

Dalam pembukaan UUD 45 pada alinea ke-4, hal inipun tercermin ada kalimat mencerdaskan
kehidupan bangsa. Atas dasar itu seharusnya pemerintah dalam menetapkan setiap kebijakan
pendidikan merujuk pada ideology Negara. Akan tetapi dalam kenyataannya melalui pemerintah
mengeluarkan peraturan (PP) No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi sebagai
Badan Hukum, pemerintah telah memberikan otonomi pada perguruan tinggi dalam mengelola
pendidikan lembaganya termasuk pencarian dana bagi biaya operasionalnya.

a. Aspek Budaya

Budaya bangsa kita mengagungkaan gelar akademis dan sebagai contoh dihampir setiap dinding
rumah yang keluarganya berpendidikan selalu terpajang foto wisuda anggota keluarga lulusan
dari universitas manapun. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa kita masih menganut budaya yang
degree minded.
Budaya berburu gelar ini berkembang pada lembaga pemerintah yang mengangkat atau
mempromosikan pegawai yang memiliki gelar sarjana tanpa terlebih dahulu diteliti dan di tes
kemampuan akademik mereka. Ironisnya program pendidikan seperti ini banyak diminati oleh
pejabat-pejabat. Dengan komersialisasi pendidikan berarti ideology kapitalisme telah masuk
kampus. Ideology ini memberikan kebebasan pada individu atau kelompok untuk berusaha,
sementara intervensi pemerintah harus berkurang. Akibat masuknya ideology ini akan dapat
menggeser pendidikan demokrasi pancasila kalau pemerintah tidak cepat tanggap dalam hal ini.
b. Aspek Ekonomi

Ekonomi sudah pastikita akan membicarakan aspek ekonomi terkait dengan masalah biaya.
Biaya pendidikan nasional seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi dengan
keluarnya UU No. 20 Tahun 2003 pada bab XIV pasal 50 ayat 6 dinyatakan bahwa perguruan
tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan lembaganya.
Hal ini menunjukkan ketidakmampuan pemerintah membiayai pendidikan nasional, khususnya
pendidikan tinggi yang dulu mendapat subsidi dari pemerintah sebanyak 75% dan 25% lagi
berasal dari biaya masyarakat termasuk dana SPP. Namun subsidi 75% dicabut dan kemudian
pemerintah memberikan status BHMN (Badan Hukum Milik Negara) kepada
beberapa perguruan tinggi negeri agar mengelola keuangannya masing-masing.

Berbagai program pendidikan ditawarkan oleh pengelola perguruan tinggi untuk memaksimalkan
potensi intuisinya dalam mencari sumber pendanaan. Beberapa perguruan tinggi ternama seperti
UI, ITB, UGM, IPB, dan USU membuka jalur khusus dalam penerimaan mahasiswa baru dengan
tarif mulai dari Rp. 15 juta sampai dengan Rp.150 juta.

c. Aspek Sosial

Aspek sosial terkait dengan hubungan manusia. Pendidikan sangat menentukan perubahan strata
sosial seseorang, yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang, akan semakin meningkat pula strata
sosialnya, begitu juga sebaliknya.

Kesimpulan Dan Solusi

1. Seperti yang telah disebutkan,pengertian komersialisasi pendidikan mengacu pada dua hal
yaitu komersialisasi dalam arti :
a.    Memungut biaya mahal dengan fasilitas pendidikan yang mewah, lengkap, tenaga pengajar
berkualitas dan bertaraf internasional.

b.    Komersialisasi didasarkan pada pengambilan keuntungan semata untuk mencapai hasil dengan
jalan pintas tanpa melalui proses pembelajaran. Dari kedua jenis komersialisasi itu, maka
komersialisasi jenis kedua dianggap tidak berkualitas yang akan berpengaruh pada sumber daya
manusia yang dihasilkn kelak. Oleh sebab itu perlu dibentuk tim pengawas independen dalam
pelaksanaan kebijakan tersebut.
2. Munculnya komersialisasi

pendidikan adalah sebagai akibat dari pelepasan tanggung jawab pemerintah yang telah
mencabut subsidi pembiayaan terutama pada perguruan tinggi dan pemberian hak otonomi serta
status BMN pada perguruan tinggi negeri. Hal ini
mengakibatkan ideology kapitalisme mulai merebak di dalam dunia pendidikan yang  pada
akhirnya lebih mengutamakan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu saja. Komersialisasi di
perguruan tinggi negeri boleh-boleh saja asalkan mutu pendidikan tetap dipertahankan dan pola
akses masuk anak didik untuk masuk
perguruan tinggi negeri jangan sanpai diubah.

3. Komersialisasi di perguruan

tinggi negeri dengan jalur khususnya bertujuan untuk mengumpulkan modal untuk membiayai
pendidikan mereka. Akan bisa positif bila dalam pelaksanaanya, uang tersebut diputarkan
dengan cara penanaman modal di bursa atau sertifikat Bank Indonesia, obligasi/swasta yang
dapat memberikan keuntungan hingga dapat di perguruan universitas. Dengan cara seperti ini
modal pokok tidak terpakai (seperti jamsostek). Untuk operasionalnya : harus ada Fund Manager
yang duduk di universitas yang ahli dalam pemutaran dan mencari saluran dana yang dapat
memberikan keuntungan untuk membiayai universitas. Fund Manager letaknya di bawah rector
yang di angkat oleh rektorat, dan ia harus mempunyai staf sendiri bukan merupakan pekerjaan
sambilan.
BAB III

KELEBIHANDAN KEKURANGAN JURNAL

A. Kelebihan Jurnal  Jurnal  1

   Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya, namun pastilah ada
beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis.  Kelebihan dalam jurnal
pertama yang berjudul penggunaan computer sebagai media pembelajaran di perguruan tinggi
adalah terletak pada meteri yang cukup lengkap terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut
yang lengkap dan mendetail, kemudian kelebihan dari jurnal tersebut adalah penulis dapat
mengembangkan beberapa poin-point kecil namun cukup penting untuk di kaji, dan penulis
melakukannya dengan cukup baik. Kemudian jurnal ini sangat terpercaya karena penulis
mencantumkan banyak referensi/daftar pustaka sehingga jurnal tersebut sangat memikat.

Kelebihan Jurnal 2
   Berikutnya kelebihan pada jurnal kedua yang berjudul komersialisasi pendidikan: suatu
tinjauan dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya ini terlihat pada tiap-tiap kalimat, yang
mana pada tiap-tiap kalimat tersebut sangat manarik dan tersusun dengan rapi sehingga menarik
minat para pembaca.

Kemudian jurnal memiliki daftar pustaka atau referensi yang cukup banyak sehingga terkesan
lebih berisi dengan kata lain jurnal terlihat lebih terpercaya dan kuat dikarenakan banyaknya
referensi yang tercantum. Kelebihan berikutnya terletak pada segi kepenulisan sang penulis yang
cukup baik dengan
tidak bertele-tele dalam menulis/menyimpulkan materinya, penulis juga memasukkan poin-poin
penting kedalam jurnal dengan uraian yang lengkap namun tidak boros kalimat.

B. Kekurangan Jurnal

   Jika kita mencari sebuah kekurangan dalam sebuah karya sastra maupun karya ilmiah
seseorang mungkin saja sangat untuk mencarinya karena setiap penulis mempunyai kemampuan
dan metode yang berbeda-beda. Namun menurut saya kekurangan yang ada dalam jurnal ini
antara lain adalah :

Journal 1   

Abstrak hanya ditampilkan dalam bahasa asing (inggris) saja, yang mana akan membuat
pembaca sedikit bingung atau kemungkinan terjadinya kekaburan makna karena tidak semua
pembaca dapat berbahasa asing. Kemudian jurnal yang berjudul penggunaan komputer sebagai
media pembelajaran di perguruan tinggi ini juga mengalami beberapa kesalahan dalam
pengeditan kata misalnya kekurangan huruf dalam kata atau kalimat. Kemudian, penulis tidak
menyertakan kata kunci pada akhir abstrak yang seharusnya dalam membuat jurnal, penulis
harus menyertakan kata kunci sebagai identitas dari abstrak itu sendiri.

Jurnal 2

   Jurnal yang berjudul komersialisasi pendidikan di indonesia: suatu tinjauan dari aspek politik,
ekonomi, sosial, dan budaya ini memiliki kekurangan yaitu abstarak hanya ditampilkan dalam
bahasa indonesia saja yang mana seharusnya abstrak harus disertakan dengan bahasa inggris.
Penulis juga tidak mencantumkan kata kunci pada abstrak. Jurnal ini juga tidak mencantumkan
volume penerbit sehingga membuat para pembaca kurang menarik untuk mengetahui isi yang
ada pada jurnal tersebut. Kemudian jurnal tersebut juga memiliki kekaburan makna dibeberapa
sub judul dan membuat pembaca sedikit bingung.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

   Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan yang
lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannnya. Jurnal pasti mengandung
informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari kekurangan yang
terkandung dalam setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan setiap jurnal akan membawa
keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi lebih.
Dalam kedua jurnal ini, terkandung informasi yang sangat melimpah yang
mana membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal
ini seperti yang telah kami lakukan. Diatas telah kami sampaikan ringkasan dan
juga kelebihan serta kekurangan dari masing-masing jurnal yang diharapan dapat
menjadi perbandingan antara opini atas pembaca jurnal tersebut.

B. Saran

   Didalam kelebihan dari kedua jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat lagi, dan
mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Akour, Ahmed. The Effects Of Computer Assisted Instruction On Jordanian College Students
Achievements in an Introduktory Computer Science Course. Electronic Journal For The
Integration Of Technology In Education Vol. 5. 

http://ejite.isu.edu/volume5/akour.pdf.

Budiarjo, Bagio. 1991. Computer Dan Masyarakat. Jakarta: Elex Media Komputindo. 

Depdikbud. 1989. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, S. B. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan
Teoritis Dan Psikologis. Edisi. Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. Dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Edisi Baru. Jakarta: Rineka
Cipta.

Lipscomb, S. D. Advences In Music Technology: The Effect Of Multimedia On Musical


Learning And Musicological Investigation.

Http://Music.Utsa.Edu./Tdml/Conf-L/L-Libscomb-Html.

Prastati, T. Dan Irawan, P. 2001. Media Sederhana. Jakarta: Depdiknas.


Schwier, R., Dkk. 1992. Interactive Media And Distance Education For Saskatchewan Schools,

Http://Www.Ssta.Sk.Ca/Research/Technology/92-06.Htm.

 Staton, T. F. 1978. Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Bandung: Diponegoro.

Wilkinson, G. L. 1984. Media Dalam Pembelajaran: Penelitian Selama 60 Tahun Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai