Definisi dan Jenis-Jenis Penelitian Dapat dikatakan bahwa penelitian merupakan cara-cara sistematis untuk masalah yang di teliti. Kata sistematis merupakan kata kunci yang berkaitan dengan metode ilmiah yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan. Secara lebih detail Davis(1989) memberikan karakteristik suatu metode ilmiah sebagai berikut - Metode harus bersifat kritis,analisis, artinya metode menunjukan adanya proses yang tepat dan benar untuk mengindentifikasi masalah dan menentukan metode peneliatian unuk pemecahan paa masalah tersebut - Metode harus bersiat logis, artinya addanya metode yang digunakan untuk memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulannya yang dibuat secara rasional berdasarkan pada bukti-bukti yang tersedia. - Metode bersifat obyektif, artinya obyektif itu menghasilkan peenyelidikan yang dapat dicontoh oleh para ilmuan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula - Metode harus bersifat konseptual dan teoritis. Oleh karena itu,untuk mengarahkan proses penelitian yang dijalankan , peneliti membutuhkan pengembangan konsep dan struktu teori agar hasilnyaa dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah - Metode bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada kenyataan atau fakta di lapangan Jenis – Jenis Penelitian 1. Penelitian Primer Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama,biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi yang di peroleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan metode wawancara. 2. Penelitian Sekunder Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Peneliti ini juga dikenal dengan penelitian yang menggunakan studi kepustakaan dan biasanya digunakan oleh para peneliti yang menganut paham pendekatan kuantitaif Usul Penelitian Usul penelitian merupakan sarana bagi peneliti untuk mengkomunikasi pemikirannya mengenai masalah yang akan diteliti dan berfungsi untuk meyakinkan pembaca atau penilai bahwa pemikiran peneliti layak untuk dilaksanakan dan setidak- tidaknya akan memberikan manfaat terkait dengan disiplin ilmu yang bersangkutan. Karena fungsi usulan penelitian tersebut, maka usulan penelitian hendaknya di tulis berorientasi kepada pembaca/penilai/pemberi dan. Selanjutnya usulan penelitian ditulis engan menggunakan Bahasa yang persuasive agar pihak yang membaca selain dapat memahami permasalahannya mereka akan lebih mudah memberikan persetujuan pelaksanaan usulan tersebut. Sistematika Penelitian - Judul penelitian - Bidang Ilmu - Pendahuluan - Perumusan Masalah - Tinjauan Pustaka - Tujuan Penelitian - Kontribusi Peneliti - Metode Penelitian - Jadwal Pelaksanaan - Personalia Penelitian - Perkiraan Biaya Penelitian
Memilih Masalah Dan Menyusun Hipotesis
Pengertian : Memilih masalah untuk di teliti merupakan tahap yang tidak penting dalam melakukan penelitian karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah di tentukan sebelumnya. Bagaimana peneliti mencari masalah yang akan dikaji,beberapa panduan pokok dibawah ini yaitu : a. Masalah sebaliknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variable atau lebih b. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan paa umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat Tanya. c. Masalah harus dapat diuji engan menggunakan metode empiris,yaitu dimungkinkan adanya pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang di kaji. d. Masalah tidak boleh mempresentasikan masalah posisi moral dan etika. Hubungan Antar Variabel Masalah sebaiknya mencerminkan hubunga dua variable atau lebih, karena pada praktiknya peneliti akan mengkaji pengaruh satu variable tertentu terhadap variable lainya. Msialnya seorang peneliti ingin mengetahui ada an tidaknya pengaruh gaya kepemimpinan (vaeiabel satu) terhadap kenrja pegawai (variable ua). Jika seorang peneliti hanya menggunakan satu variable dalam merumuskan masalahnya,maka yang bersangkutan hanya melakukan studi deskriptif misalnya gaya kepempinan di perusahaan X. Peneliti dalam hal ini hanya akan melakukan studi terhadap gaya kepempinan yang ada tanpa mempertimbangkan factor-faktor lain baik yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh gaya kepempinan tersebut. Contoh : Hubungan antara motivasu karyawa dan presetasi kerja Motivasi ; variable satu ; prestasi kerja :varriabel dua Masalah Dirumuskan Secara Jelas,Tidak Bermakna Ganda Dan Dalam Bentuk Kalimat Tanya Masalah yang harus dirumuskan secara jelas dan tidak bermakna gana atau memungkinkan adanya tafsiran lebih dari satu dan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, Contoh : - Apakah ada hubungan antara promosi dengan volume penjualan? - Apakah warna sepeda motor Suzuku mempengaruhi minat beli konsumen Dapat Diuji Secara Empiris Maslah harus dapat diuji secara empiris, maksudnya perumusan masalah yang dibuat memungkinkan peneliti mencari data di lapangan sebagai sarana pembuktinya. Tujuan utama pengumpulan data ialah untuk membuktikan bahwa masalah yang sedang dikaji dapat dijawab jika penelitik melakukan pencarian dan pengumpulan dara. Dengan kata lain maslah memerlukan jawaban,jawaban di dapatkan setelah peneliti mengumpulkan data di lapangan dan jawaban masala merupakan hasil penelitian. Hindarilah Penilaian Moral Dan Etis Sebaiknya peneliti menghindari maslaah-masalah yang berkaitan dengan idealisme atau nilai-nilai, karena masalah tersebut lebih sulit diukur dibandingkan dengan masalah yang berhubungan dengan sikap atau kinerja. Misalnya kita akan mengalami kesulitan dalam mengukur masalah-masalah seperti berikut ini : - Haruskah semua mahasiswa tidak mencontek dalam ujian? - Haruskah semua mahasiswa rajin dalam belajar Akan lebih baik kalua masalah tersebut dijadikan dalam bentuk seperti : - Hubungan antara kesiapan ujian dan nilai diraih - Pengaruh kerajinan mahasiswa terhadap kecepatan kelulusan