Anda di halaman 1dari 91

Nama : Nadia Nurul

Tingkat : 2b

Defisit perawatan diri

A. Proses Terjadinya
1. Definisi

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya
jika tidak dapat melakukan keperawatan diri (Depkes, 2000)

Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien


dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan
diri antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara
mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)

2. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes
(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:

a. Factor predisposisi

1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu

2) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu


melakukan perawatan diri.

3) Kemampuan realitas turun


Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri


lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah


kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal


hygiene adalah:

1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka


kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta


gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.

4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh


dimandikan.

6) Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam


perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri


berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine

1) Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak


terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik
yang sering terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku

2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Damaiyanti, 2012)

3. Jenis

Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :

a. Defisit perawatan diri : mandi

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan


mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri

b. Defisit perawatan diri : berpakaian

Hambatan kemampuan untuk melakukan ata menyelesaikan


aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri : makan

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan


aktivitas sendiri

d. Defisit perawatan diri : eliminasi

Hambatn kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan


aktivitas eliminasi sendiri.
4. Rentang respon

Adatif maladaptif

Pola Kadang Tidak melakukan


perawatan diri perawatan diri perawatan diri pada
seimbang kadang tidak saat stres

1) Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor


dan mampu ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang
dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri

2) Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien


mendapatan stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan
perawatan dirinya
3) Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak
perduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade,
2011)

5. Proses terjadinya masalah

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan


diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes
(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:

a. Factor predisposisi

1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu

2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.

3) Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang


kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri


lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah


kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal


hygiene adalah:

1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka


kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta


gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.

4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh


dimandikan.

6) Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam


perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri


berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine

1) Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak


terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik
yang sering terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku

2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Damaiyanti, 2012)

6. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012)


sebagai berikut:

a. Mandi/hygine

Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan,


memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau
aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikan
tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi

b. Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil
potongan pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian.

c. Makan

Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,


mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapat makanan,
membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanandari wadah lalu memasukan ke mulut,
melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang
diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman

d. Eliminasi

Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam


mendapatkan jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian toileting, membersihkan diri setelah
BAK/BAB dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit


perawatan diri adalah:

1) Fisik

a) Badan bau, pakaian kotor


b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi.

2) Psikologis

a) Malas, tidak ada inisiatif


b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3) Social

a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d) Cara makan tidak teratur
e) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.

7. Akibat

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak


tidak terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik, gangguan
fisik yang seering terjadi adalah: gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga
dan gangguan fisik pada kuku

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah


gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Damaiyanti, 2012)

8. Mekanisme koping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Mekanisme koping adaptif


Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan
belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa
memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.

2. Mekanisme koping maladaptif

Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah


pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri
(Damaiyanti, 2012)

9. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut

a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri


b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

10. Pohon masalah


Effect Resiko perilaku kekerasan/
Core Problem Defiist perawatan diri

Cause Harga diri rendah Kronis

Koping Individu Tidak

Efektif/
11. Diagnosa keperawatan

1. Hygine diri,
2. berhias,
3. makan dan
4. bab/bak

12. Rencana asuhan keperawatan

Tujuan Intervensi
Tujuan umum : 1. Bina hubungan saling percaya
dgn menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik :

Pasien tidak mengalami defisit


perawatan diri.
a. Sapa pasiendengan ramah,
baik verbal maupun non
verbal

b. Perkenalkan diri dengan


TUK 1 : sopan
Pasien bisa membina hubungan
saling percaya dengan perawat

c. Tanyakan nama lengkap


dan nama panggilan yang
di sukai pasien

d. Jelaskan tujuan pertemuan


e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan
menerima pasien apa
adanya

g. Beri perhatian dan


perhatikan kebutuhan
dasar pasien

TUK 2 : 1. Melatih pasien cara-cara


perawatan kebersihan diri :

Pasien mampu melakukan


kebersihan diri secara mandiri a. Menjelasan pentingnya

menjaga kebersihan diri.


b. Menjelaskan alat-alat
untuk menjaga kebersihan
diri

c. Menjelaskan cara-cara
melakukan kebersihan diri

d. Melatih pasien
mempraktekkan cara
menjaga kebersihan diri

TUK 3 : 1. Melatih pasien


berdandan/berhias :

Pasien mampu melakukan


berhias/ berdandan secara baik a. Untuk pasien laki-laki
latihan meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur

b. Untuk pasien wanita,


latihannya meliputi :

1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias

TUK 4 : 1. Melatih pasien makan secara


mandiri :

Pasien mampu melakukan makan


dengan baik a. Menjelaskan cara
mempersiapkan makan

b. Menjelaskan cara makan


yang tertib

c. Menjelaskan cara
merapihkan peralatan
makan setelah makan

d. Praktek makan sesuai


dengan tahapan makan
yang baik

TUK 5 : 1. Mengajarkan pasien


melakukan BAB/BAK secara
mandiri :

Pasien mampu melakukan


BAB/BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat
BAB/BAK yang sesuai

b. Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah
BAB dan BAK

c. Menjelaskan cara
membersihkan tempat
BAB dan BAK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Proses Keperawatan

a. Kondisi Pasien

Tn. A mengalami defisit perawatan diri, klien selalu BAB dan BAK di
sembarang tepat dan tidak mau di ajak ke WC atau ke kamar mandi.
Klien juga tidak membersihkan diri/cebok setelah BAB dan BAK.

1) Data Subjektif
● Klien mengatakan tidak mau BAB dan BAK di kamar mandi

● Kien mengatakan tidak mengerti cara BAB dan BAK di kamar


mandi.

2) Data Objektif

● Klien tidak mau diajak BAB dan BAK di kamar mandi.


● Klien tidak mebersihkan diri setalah BAB dan BAK

b. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri

c. Tujuan Khusus

1) Makukan kebersihan diri sendiri secara mandiri


2) Makukan berhias atau berdandan secara baik.
3) Makukna akan dengan baik.

d. Tindakan keperawatan

1) Melatih pasien secara perawatan kebersihan dengan cara

● Mnjeaskan pentingnya menjaga kebersihan diri


● Menjeaskan aat-aat untuk enjaga kebersihan
● Menjeaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
● Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.

2) Membantu pasien atihan berhias

Latihan berhias pada pria berhias harus dibedakan dengan wanita.


Pada pasien laki-laki, latihan meiputi latihan berpakaian, menyisiir
rambut dan bercukur sedangkan pada pasien perepuan latihan
meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut dan berdandan
3) Melatih pasien akan secara andiri dengan cara

● Menjeaskan cara mempersiapkan makan


● Menjeaskan cara akan yang tertib
● Menjeaskan cara merapikan peraatan akan seteah akan
● Mempraktikkan cara akan yang baik.

4) mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara andiri

● Menjeaskan tepat BAB/BAK yang sesuai


● Menjeaskan cara mebersihkan diri setaah BAB/BAK
● Menjeaskan cara mebersihkan tepat BAB/BAK

2. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan

SP 1 pasien : mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara


merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan
diri.
a. Orientasi

1) Salam terapeutik

“Selamat pagi, perkenalkan nama saya A, saya mahasiswa yang


dinas di ruangan ini “

“Boleh tau, nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?”


“Saya dinas pagi di ruangan ini dari jam 7 pagi sapai2 siang,
selama di rumah sakit ini saya yang akan merawat bapak B. “

2) Evaluasi

“Dari tadi, saya lihat menggaruk-garuk badannya, gatal ya”?

3) Kontrak
“Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ?”

“Berapa lama kita bicara ? 20 menit ya… ? mau dimana.. ? disini


saja ya?”

b. Kerja

“Berapa kai B mandi dalam sehari ?”


“ Apakah B sudah mandi hari ini ?”
“menurut B apa kegunaan mandi ?”

“Apa alasan B sehingga tidak biasa merawat diri ?


“ Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ? badan gatal, mulut bau, apa agi.. ? kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut B yang bias
muncul ? betul ada kudis, kutu.

Bagaimana kalau kita sekarang k kamar mandi, saya akan


membimbing bapak A melakukannya. Bagus sekali, sekarang buka
pakaian dan gantung. Sekarang bapak B siram seluruh tubuh bapak
B termasuk rambut lalu ambil sampo gosokkan pada kepala bapak
B sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali.
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata
lalu siram dengan air bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
gosok seluruh gigi bapak B mulai dari depan sampai belakang, atas
dan bawah. Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih.. terakhir siram
lagi seluruh tubuh bapak B sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. Bagus sekali melakukannya. Selanjutnya bapak B pakai
baju yang bersih, bagus sekali, mari kita ke kaca dan sisir
rambutnya, nah bapak B rapi dan bersih.

c. Terminasi

1) Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan B setelah mandi dan mengganti pakaian ?

2) Evaluasi Obyektif

Coba sebutkan lagi, apa saja cara mandi yang baik yang sudah B
ketahui ?

3) Kontrak

a) Topik

Baik pak sekarang bincang bincangnya sudah selesai, bagai


mana kalau besok jam 8 saya kembali lagi untuk latihan berias

b) Tempat
Kita akan melakukan di kamar , bagaimana menurut bapak ?
Apakah bapak setuju ? atau ganti di tempat lain ?

c) Waktu

Waktunya berapa lama pak ? baiklah 5 menit saja.


4) Rencana tindak lanjut

Bagaimana kalau latihan ini kita memasukkan dalam jadwal


kegiatan sehari-hari?

Untuk selanjutnya saya berharap bpak dapat melakukan cara-cara


pasien berhias.

SP 2 Pasien : melatih pasien berhias

a. Orientasi

1) Salam terapeutik
“selamat pagi,
2) Evaluasi

bagaimana perasaan B hari ini..? , apakah bapak B sudah mandi..? ,


sudah di tandai jadwal harian..?”

3) Kontrak

Hari ini kita akan membicarakan tentang berhias diri supaya B tampak
ganteng dan rapi. Mari kita mendekat ke cermin dab bawa alat alatnya
(sisir, parfum,dan pencukur kumis).

a) Topik

Melakukan berhias diri supaya tampak ganteng dan rapi.

b) Tempat
“Kita akan melakukan di kamar bapak apakah bapak setuju.?”

c) Waktu

“Sesuai dengan kesepakatan kemaren kita akan melakukan selama


5 menit”

b. Kerja

Apa yang bapak B laukuan setelah mandi ? apakah sudah ganti baju ?
bagus sekali. Nah sekarang bersisir mari ke cermin, bagaimana cara
bersisir? Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, baguss.. sekali
Apakah bapak sudah bercukur ? berapa hari sekali bercukur ? betul 2x
perminggu.
Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari pak dirapikan,
ya, bagus...

c. Terminasi

1) Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan B setelah berdandan .?”

2) Evaluasi objektif

Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi..

3) Kontrak
a) Topik

Baik pak sekarang bincang bincangnya sudah selesai, bagaimana


kalau besok jam 8 saya kembali lagi untuk latihan makan dengan
baik.

b) Tempat

Kita akan melakukan di ruang makan , bagaiana menurut bapak ?


Apakah bapak setuju ? atau ganti di tempat lain ?

c) Waktu

Waktunya berapa lama pak ? baiklah 5 menit saja.

4) Rencana tindak lanjut


Mari masukan ke dalam jadwal kegiatan nnti siang kita latihan makan
yang baik di ruang makan.

SP 3 pasien : melatih pasien makan sendiri secara mandiri ( menjelaskan cara


mempersiapkan makan, menjelaskan cara makan yang tertib, menjelaskan cara
merapikan makan setelah makan, praktik makan sesuai dengan tahap yang
baik).

a. Orientasi

1) Salam terapeutik
Selamat siang bapak B

2) Evaluasi

tampak rapi hari ini, bagaimana jadwal mandi dan dandannya?


Coba saya lihat jadwal hariannya, wah banyak ya, bagus..
pagi ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik.
“kita latihan langsung di rumah makan ya!”
Mari... itu sudah datang makananya”

3) Kontrak

Hari ini kita akan membicarakan tentang tahapan bagaimana cara


makan yang baik, makanya tertib, cara merapikan peralatan makan
setelah makan, praktik makan sesuai tentang makan yang baik.

a) Topik

Melakukan makan yang baik, makan yang tertib, cara


merapikan makanan setelah makan, tahapan makan yang baik.

b) Tempat
Kita latihan langsung di ruang makan ya.
“mari itu sudah datang makananya”

c) Waktu

Sesuai dengan kesepakatan kemaren kita melakukanya selama


5 menit.

b. Kerja

“bagaimana kebiasaan makan bapak B selama ini?

“sebelum makan kita harus mencuci tangan pakai sabun. Ya mari kita
praktekkan!”
“bagus setelah kita duduk dan ambil makan, sebelum di santap kita
berdoa dahulu. Silakan tuan yang memimpin”

“mari kita makan, saat kita makan harus menyuap makanan satu
persatu dan pelan pelan, ya ayo sayurnya di makan”

“Setelah kita makan kita bereskan piring dan gelas yang kotor”
“ya kita akhiri dengan cuci tangan”

“ya bagus!,

c. Terminasi

1) Evaluasi subjektif

Bagaimana perasaan bapak B setelah latihan makan yang baik ?


2) Evaluasi objektif
“apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan (cuci tangan,
duduk yang baik, ambil makanan, brdoa, makan yang baik, lalu
cuci tangan yang baik)

3) Kontrak

a) Topik

Baik pak sekarang bincang bincangnya sudah selesai, bagaimana


kalau besok jam 8 saya kembali lagi untuk latihan kebersihan
bak/bab?

d) Tempat

Kita akan melakukan di teras depan , bagaimana menurut bapak ?


Apakah bapak setuju ? atau ganti di tempat lain ?
e) Waktu

Waktunya berapa lama pak ? baiklah 10 menit saja.

4) Rencana tindak lanjut

“Mari masukkan ke jadwal kegiatan harian”

SP 4 cara bak dan bab dengan baik

a. Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi bapak B

2) Evaluasi

“bagaimana perasaan bapak hari ini ? sudah dijalankan jadwal


kegiatannya ?

3) Kontrak

a) Topik

Hari ini kita akan membicarakan tentang tahapan


bagaimana cara bab atau bak dengan baik

b) Tempat
Mari kita duduk di depan teras ?

c) Waktu

Sesuai dengan kesepakatan kemaren kita melakukanya


selama 10 menit.
b. Kerja kotorannya. Jadi kita tidak berak
atau kencing di sembarang tempat
yaa, nah sehabis kencing apa
yang kita lakukan ? betul sekali,
Dimana wc disiram cebok dan cuci
biasany tangan. Setelah membersihkan
a bapak tinja atau air kencing bapak perlu
B berak merapikan kembali pakaian
dan sebelum keluar dari wc atau
kencing kamar mandi, pastikan resleting
? benr celana tertutup rapi lalu cuci
bapak, tangan dengan menggunakan
berak sabu.
dan
kencing
yang
baik di c. Terminasi
wc,
kamar
mandi
atau 1) Evaluasi subjektif
tempat
lain
yang
tertutup Bagaimana perasaan bapak
dan B setelah latihan cara bab
saluran dan bak yang baik ?
pembua
ngan
2) Evalua h, besok ketemu lagi,
si
untuk melihat sudah
objekti
f sejauh mana bapak
dapat melakukan jadwal
kegiatannya.

Coba
bapak
jelaska
n b) Tempat
ulang
tentan
cara
bab
dan
bak Tempatnya di mana pak ?
yang baiklah di sini saja
baik?

c) Waktu
3) Kontra
k

Waktunya berapa lama pak ?


baiklah 10 menit saja.
a) To
pik

d) Rencana tindak lanjut

N
a
“M an ke jadwal kegiatan
ari harian”
ma
su
kk
PENGKAJIAN

Ruang rawat Dahliah Tanggal dirawat 24 april 2017

1 identitas klien
Inisial klien : Tn.N
Umur : 47
No rekam medis : 030

Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2017


Informan : Klien, status dan perawat ruangan
Alamat Lengkap : Komp. Villa Anggre Blok 2 no. 26 Rt. O4 Rw. 13
Balai Gadang Koto Tangah Padang

II. Alasan Masuk

Klien masuk Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang pada tanggal 24
April 2017 melalui IGD karena klien gelisah, marah-marah tanpa sebab,
emosi labil, mudah tersinggung, meninju-ninju dinding dan curiga. Klien
mengatakan bertengkar dengan kakaknya.

III. Faktor Predisposisi


a. Gangguan Jiwa Dimasa Lalu

Klien sakit semenjak tahun 2004 dan sekarang klien dirawat untuk yang
ke 3 kalinya. Klien dirawat terakhir pada tahun 2006. Klien
menggelandang ± 3 bulan ini dan kadang pulang kerumah kakaknya.

b. Pengobatan Sebelumnya

Klien sebelumnya sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof HB


Saanin Padang dan mendapatkan pegobatan sebelumnya pada tahun
2006. Namun sejak pulang dari pengobatn klien tidak pernah minum
obat. Keluarga mengatakan ± 1 bulan yang lalu klien pernah dirawat di
RS. Yossudarso selama 1 minggu karena diare.

c. Trauma
Aniaya Fisik

Klien tidak pernah mendapatkan perlakuan aniaya fisik baik dari


lingkungan maupun keluarga.

Aniaya Seksual

Klien tidak pernah menjadi pelaku, korban atau saksi dalam aniaya
seksual.
Penolakan

Klien mengatakan tidak pernah mengalami penolakan sosial baik


dari keluarga ataupun lingkungan masyarakat sekitar.
Kekerasan dalam keluarga

Klien sebelumnya melakukan kekerasan kepasa keluarga yaitu bertengkar dengan


kakaknya

Tindakan Kriminal

Klien tidak pernah menjadi pelaku korban atau saksi yang terkait denan tindakan
kriminal.

IV. Pemeriksaan Fisik


Tanda-tanda Vital : TD: 120/80 mmHg N: 84x/i S: 36,7°C P:
21x/i
Ukuran : TB: 164 cm BB: 50 kg
Keluhan Fisik :
Klien mengatakan tidak ada mengalami keluhan fisik pada tubuhnya.
Tampak klien menggaruk tangan dan kakinya. Gigi klien terlihat kotor.

V. Psikososial a.
Genogram

Keterangan :
= Perempuan = Klien

= Laki-laki = Hubungan Keluarga

= Meninggal = Tinggal Serumah

Klien mengatakan orangtuanya sudah meninggal dunia dank lien tinggal


dengan kakaknya . Klien merupkan anak terakhir dari 5 bersaudara
.Terkadang klien sering bertengkar dengan kakanya dan klien
mengambil keputusan sendiri dan kabur dari rumah kakakny
b. Konsep Diri
Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya

Identitas Diri
Klien mengatkan dirinya seorang laki-laki

Peran Diri

Klien menyadari perannya adalah seorang ayah dari anak-anak nya


dan suami dari istrinya

Ideal Diri
Klien mengatakan dari ingin cepat sembuh dan ingin pulang

Harga Diri
Klien mengatkan dirinya diharai oleh keluaranya

c. Hubungan Sosial
Orang Terdekat
Anak-anak ,Istri, Kakak dan orangtua

Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat

Klien tidak ada berperan serta dalam kegiatan kelompok /


masyarakat sejak sakit

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Tidak ada hambatan dalam hubungan dengan orang lain di


sekitarnya

d. Spiritual
Nilai dan Keyakinan
Klien mengunjung tinggi dan mengatakan beragama islam

Kegiatan Ibadah

Semenjak dirawat klien mengatakan jarang melakukan ibadah seperti


shalat dan berzikir
VI. Status Mental
a. Penampilan

Klien berpenampilan tidak rapi, kuku pendek tapi kotor dan badan
klien bau

b. Pembicaraan

Klien tidak mampu memulai pembicaraan dengan lawan bicara, cukup


kooperatif namun nada bicara lambat dan pelan.

c. Aktivitas motorik

Klien tampak gelisah saat diwawancara klien juga sering terlihat


mondar-mandir diruangan

d. Alam perasaaan

Klien mengatakan merasa sedih karna jauh dari keluarga dan


orantuanya. Klien khawatir terhadap apabila terjadi sesuatu pada
dirinya namun kekhawatirannya masih bisa dikotrol

e. Afek
Klien tampak labil pada saat dilakukan wawancara

f. Interaksi selama wawancara

Saat dilakukan interpeksi wawancara, klien sering diam dan


mudah tersinggung , klien meminta untuk wawancara dengan
orang lain

g. Persepsi

Klien mengatakan tidak ada mendengar atau melihat bayangan


atau suara yang tidak nyata

h. Proses pikir

Ketika diajak wawancara , klien menjawab pertanyaan dengan


berbelit-belit dan terkadang tidak nyambung dengan jawaban tapi bisa
sampai pada tujuan bahasan

i. Isi pikir

Klien terus bertanya kapan ia akan pulang dan diantar denagn mobil
kerumahnya. Klien tidak mengalami dipersonalisasi pikiran magis
ataupun waham

j. Tingkat kesadaran
Klien mengatakan namanya tetap klien tempak sering bingung pada
saat dilakukan wawancara.

k. Memori
Klien mengatakan tidak ingat kejadian lebih dari 1 tahun yang lalu.

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien tidak mampu berkonsentrasi pada saat wawancara klien sering


mengatakan pembicaraan.

m. Kemampuan penilaian

Klien dapat memeilih dan megambil keputusan yang sederhana ketika


diberikan sedikit bantuan misalnya klien mampu memilih akan menjadi
dahulu atau makan.

n. Daya tilik diri

Klien kurang menyadari tentang perubahan fisik pada dirinya


namun klien juga tidak menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi
pada dirinya.

VII. Kebutuhan Pasien Pulang


a. Makan

Klien makan 3x sehari dengan nasi, lauk pauk dan sayuran tanpa
ada pantangan atau alergi. Setelah makan klien membersihkan
peralatan makan

b. BAB/BAK

Klien BAB ± 2x seminggu dan BAK ± 6X sehari. BAB dan BAK pasie
selalu disiram dengan bersih

c. Mandi

Klien mandi 2x sehari dan klien mandi dngan benar jarang menggosok
gigi

d. Berpakaian/Berhias

Klien mengatakan sudah bisa berpakaian dengan benar. Namun


belum bisa berhias / bercukur sendiri

e. Istirahat/tidur
Klien mengatakan tidur dengan nyenyak dimalam hari jarang tidur siang
, sebelum tidur klien tidak mencuci kaki, tangan dan gosok gigi

f. Penggunaan obat

Klien mengatakan minum obat secara teratur selama dirumah


sakit Risperidon
Lorazepam

g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan akan selalu minum obat sampai dirinya sembuh

h. Kegiatan didalam rumah


Klien mandi tanpa dibantu orang lain.

i. Kegiatan/aktivitas di luar rumah

Klien tidak memiliki pekerjaan. Klien sering berjalan keluar rumah dan
pulang pada malam hari

VIII. Mekanisme Koping


a. Koping adaptif

Klien mampu berbicara dengan orang lain. Klien bisa


menyelesaikan masalah sederhana dengan bantuan orang lain

b. Koping maldaptif
Jika klien sedang pusing , klien sering marah tanpa sebab

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan


a. Masalah dengan dukungan kelompok

Klien mengatakan dalam kelompok bisa diterima dan tidak


diasingkan , hanya saja kelompok mempunyai penilaian berbeda
kepada dirinya

b. Masalah berhubungan dengan lingkungan

Klien mengatakan tidak ada masalah antara dirinya dan lingkungan


masyarakat. Klien merasa tidak pernah melakukan hal yang meresahkan
masyarakat dan lingkungan sekitar.

c. Masalah dengan pendidikan

Klien mengatakan menyelesaikan bangku sekolah hingga smp. Klien


tidak melanjutkan ke SMA
d. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan tidak memiliki pekejaan

e. Masalah dengan perumahan


Klien mengatakan tinggal bersama kakaknya

f. Masalah ekonomi
Klien tidak memiliki pekerjaan

g. Masalah dengan pelayanan kesehatan


Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayana kesehatan

X. Pengetahuan

Klien mengatakan tahu kondisinya saat ini dan pasien belum bisa benar-
benar mengontrolnya

XI. Aspek Medik


Diagnosa Medik : Skizofrenia
Terapi Medik : 1. Risperidon : 2x1 mg
2. Lorazepam : 1x2 mg
3. Fe : 2x1 mg
4. As. Folat : 2x1 mg

XII. Analisa Data

No Data Masala
h
1. DS:- Klien mengatakan ia tidak
suka marah marah lagi Resiko Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan ia tidak
memukul orang
- Klien mengatakan jika emosi
ia menggepalkan tagan

DO:- Emosi klien masih labil


- Klien tampak waspada
- Klien tampak kesal
jika ditanya banyak-
banyak

DS:- Klien mengatakan mandi


2x sehari
2 - Klien mengatakan jarang
mengosok gigi dan menyisir Defisit perawatan diri
rambut

DO:- Saat makan masih


berserakan dan ada sisa-
sisa makanan dimulut
- Kuku tamapak panjang dan
kotor
- Klien mandi masih disuruh,
badan bau

3 DS:- Klien mengatakan lebih suka Harga diri rendah


sendirian di kamar
- Klien mengatakan tidak
memiliki kemampuan untuk
melakukan aktivitas

DO:- Klien tidak mau menatap mata


pada saat wawancara
- Klien tampak sering
menyendiri
- Klien tampak
mudah tersinggung

I. Daftar Masalah
1. Perilaku kekerasan
2. Ketidakefektifan koping keluarga : ketidakmampuan
3. Disstres spiritual
4. Defisit perawatan diri
5. Gangguan komunikasi verbal
6. Resiko perilaku kekerasan
7. Gangguan proses pikir : obsesi
8. Gangguan pemeliharaan kesehatan
9. Kurang pengetahuan
POHON MASALAH
Effect Isolasi Sosial

Core Problem
Defisit Perawatan Diri

Causa
Harga Diri Rendah Kronis

III. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Defisit perawatan diri
2. Harga diri rendah
3. Resiko perilaku kekerasan

INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama klien : Tn. N
No. MR : 030381

Diagnosa
No Keperawa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
tan
1. Defisit Pasien Setelah 2-4x SP 1 Pasien:
Perawatan mampu: pertemuan: pengkajian dan
Diri Menjaga Klien mampu melatih cara
kebersih menjaga menjaga
an diri kebersihan diri kebersihan diri :
sesuai dengan cara: mandi, cuci
strategi 1. Member rambut, sikat gigi,
pelaksan sihkan potong kuku
aan diri 1. Identifikasi
tindakan dengan masalah
keperaw cara perawatan diri:
atan mandi kebersihan diri,
sehingga 2. Mampu berdandan,
klien berhias makan/minum,
merasa dan BAB/BAK
nyaman bedanda 2. Jelaskan
dan rapi. n pentingnya
3. Mampu kebersihan diri.
Rasio
nal
an cara kebersihan
makan diri
dan 4. Latih cara
minum menjaga
dengan membersihkan
baik diri : mandi dan
4. Mampu ganti pakaian,
melakuk sikat gigi, cuci
an rambut, potong
BAB/BA kuku
K 5. Masukan pada
dengan jadwal kegiatan
baik. untuk latihan
mandi dan sikat
gigi (2 kali per
hari), cuci rambut
( 2 kali per
minggu) potong
kuku ( satu kali
per minggu)

SP 2 Pasien:
melatih cara
berdandan setelah
kebersihan diri :
sisian, rias muka
untuk perempuan ,
cukuran untuk
pria
1. Evaluasi kegiatan
kebersihan diri.
Beri pujian
2. Jelaskan cara dan
alat untuk
berdandan
3. Latih cara
berdandan setelah
kebersihan diri :
sisiran, cukuran
untuk pria
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untukkebersihan
diri dan
berdandan.

SP 3 Pasien :
melatih cara
makan dan minum
dan baik
1. Evaluasi kegiatan
kebersihan diri
dan berdandan .
Beri pujian
2. Jelaskan cara dan
alat makan dan
minum
3. Latih cara makan
dan minum yang
baik
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
kebersihan diri,
berdandan dan
makan/minum
yang baik.

SP4 Pasien :
melatih BAB dan
BAK yang baik
1. Evaluasi kegiatan
kebersihan diri,
berdandan,
makan/minum.
Beri pujian
2. Jelaskan cara
BAB/BAK yang
baik
3. Latih cara
BAB/BAK yang
baik.
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk kebersihan
diri, berdandan,
makan/minum,
BAB/BAK

2. Harga diri Pasien Setelah 2-4x SP1 Pasien :


rendah mampu pertemuan : Pengkajian dan
: Klien mampu latihan kegiatan
Meningk meningkatkan pertama
atkan harga diri 1. Identifikasi
kepercay dengan cara : pandangan/penila
aan diri 1. Mengkaji ian pasien
yang kemampuan tentang diri
dimiiki yang sendiri dan
klien dimiliki pengaruhnya
dan klien serta terhadap
melatih melatih hubungan dengan
klien kegiatan orang lain,
sesuai pertama harapan yang
kemamp telah dan belum
2. Latihan tercapai, upaya
uannya yang dilakukan
kegiatan untuk mencapai
melalui harapan yang
kedua yang belum terpenuhi
tindakan 2. Identifikasi
telah kemampuan
keperaw melakukan
disepakati kegiatan dan
atan aspek positif
sehingga 3. Latihan paasien ( buat
klien daftar kegiatan)
kegiatan 3. Bantu pasien
tidak menilai kegiatan
ketiga yang dapat
lagi dilakukan saat ini
merasa 4. Latihan (pilih dari daftar
putus kegiatan ke kegiatan mana
kegiatan
asa dan empat yang
lebih telah yang dapat
disepakati dilaksanakan)
berarti
klien 4. Buat daftar
kegiatan yang
dapat dilakukan
saat ini
5. Bantu pasien
memilih salah
satu kegiatan
yang dapat
dilakukan saat ini
untuk dilatih
6. Latih kegiatan
yang dipilih (alat
dan cara
melakukan nya)
7. Masukkan
kegiatan yang
telahh dilatih
pada jadwal
kegiatan untuk
latihan

SP 2 Pasien :
Strategi
pelaksanaan
pertemuan 2 pada
pasien
1. Evaluasi tanda
dan gejala harga
diri rendah
2. Validasi
kemampuan
pasien melakukan
kegiatan pertama
yang telah dilatih
dan berikan
pujian
3. Evaluasi manfaat
melakukan
kegiatan pertama
4. Bantu pasien
memilih kegiatan
kedua yang akan
dilatih
5. Latih kegiatan
kedua (alat dan
cara)
6. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan dua
kegiatan

SP 3 Pasien :
Strategi
pelaksanaan
pertemuan 3 pada
pasien
1. Evaluasi tanda
dan gejala harga
diri rendah
2. Validasi
kemampuan
melakukan
kegiatan pertama,
dan kedua yang
telah dilatih dan
berikan pujian
3. Evaluasi manfaat
melakukan
kegiatan pertama
dan kedua
4. Bantu pasien
melih kegitan
ketiga yang akan
dilatih
5. Latih kegiatan
ketiga (alat dan
cara)
6. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan tiga
kegiatan

SP 4 Pasien :
Strategi
pelaksanaan
pertemuan 4 pada
pasien
1. Evaluasi tanda
dan gejala harga
diri rendah
2. Validasi
kemampuan
melakukan
kegiatan ertama,
kedua dan ketiga
yang telah dilatih
dan berikan
pujian
3. Evaluasi manfaat
melakukan
kegiatan pertama,
kedua dan ketiga
4. Bantu pasien
memilih kegiatan
keempat yang
akan dilatih
5. Latih kegiatan
keempat (alat dan
cara)
6. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
empat kegiatan

3. Resiko Pasien Setelah SP Pasien


perilaku mampu : dilakukan SP 1 pasien :
kekerasan Mengont pertemuan 2– pengkajian dan
rol 4x klien mengenal marah
marah mampu 1. Mengkaji
sesuai mengontrol pengetahuan
strategi marah dengan pasien tentang
pelaksan cara : marah :
aan 1. Mengontrol penyebab, tanda-
tindakan marah tanda, jenis, dan
keperaw dengan akibat marah.
atan latihan nafas 2. Menjelaskan cara
sehingga dalam dan mengontrol
klien pukul bantal marah dengan
merasa cara tarik nfas
2. Minum obat
nyaman dalam dan pukul
dengan
bantal.
prinsip 6 3. Masukkan pada
benar minum
jadwal kegiatan
obat
untuk latihan
nafas dalam dan
3. Mengontrol
pukul bantal
marah secara
verbal
SP 2 pasien : 6
4. Mengontrol benar minum Obat
marah 1. Evalusi tanda dan
dengan cara gejala marah
spiritual 2. Validasi
kemampuan
pasien mengenal
marah yang
dialami dan
kemampuan
pasien
mengontrol
marah dengan
tarik nfas dalam
dan pukul bantal,
berikan pujian
3. Evalusi manfaat
mengontrol
marah dengan
cara tarik nafas
(jelaskan 6
benar : jenis,
waktu, dosis,
frekuensi, cara,
kontinuitas
minum obat)
5. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk minum
obat sesuai jadwal
Berikut ini
tindakan
keperawatan yang
harus dilakukan
agar pasien patuh
minum obat :
a. Jelaskan
pentingnya
penggunaan
obat pada
gangguan jiwa
b. Jelaskan akibat
bila obat tidak
digunakan
sesuai program
c. Jelaskan akibat
bila putus obat
d. Jelaskan cara
endapatkan
obat atau
berobat
e. Jelaskan cara
menggunakan
obat dengan
prinsip 6 benar
(jenis, waktu,
dosis,
frekuensi,
cara,
kontinuitas
minum obat)

SP 3 pasien :
mengontrol marah
dengan cara verbal
1. Evaluasi gejala
marah
2. Validasi
kemampuan
pasien dalam
mengontrol
marah dengan
tarik nafas dalam
dan minum obat,
berikan pujian
3. Evaluasi manfaat
mengontrol
marah dengan
tarik nafas dalam
dan minum obat
sesuai jadwal
4. Latih cara
mengontrol
marah dengan
cara verbal
5. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan

SP 4 pasien :
Mengontrol marah
dengan cara
spiritual
1. Evaluasi gejala
marah
2. Validasi
kemampuan
pasien dalam
mengontrol
marah dengan
tarik nafas dalam,
pukul bantal,
minum obat dan
dengan cara
verbal, berikan
pujian
3. Evaluasi manfaat
mengontrol
marah dengan
tarik nafas dalam
dan pukul bantal,
minum obat dan
dengan cara
verbal sesuai
jadwal
4. Latih cara
mengontrol
marah dengan
cara spititual
5. Masukkan pada
jadwal kegiatan
harian untuk tarik
nafas dalam dan
pukul bantal,
minum obat,
mengontrol
marah secara
verbal dan
spiritual.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Tn. N Ruangan : Dahlia


No. MR : 030381

HARI/TG DIAGNOS IMPLEMENTASI EVALUASI PARA


L A KEPERAWATAN F
17 Mei Defisit SP 1 Pasien: pengkajian dan S : Klien
2017 perawatan melatih cara menjaga mengatakan
diri kebersihan diri : cuci malas untuk
rambut, sikat gigi, potong menyisir
kuku rambutnya,
a. Identifikasi masalah Klien
perawatan diri: mengatakan
kebersihan diri, malas untuk
berdandan, mencuci
makan/minum, rambutnya
BAB/BAK
b. Jelaskan pentingnya O : Tampak
kebersihan diri. rambut klien
c. Jelaskan alat dan kusut, tampak
cara kebersihan diri ada ketombe,
d. Latih cara menjaga klien
membersihkan diri : mengerti cara
mandi dan ganti untuk
pakaian, sikat gigi, mencuci
cuci rambut, potong rambut
kuku
A: Klien
dapat
melakukan
kegiatan
tetapi dengan
bantuan

P :
Optimalkan
SP 1,
lanjutkan SP
2
18 Mei Defisit SP 2 Pasien: melatih cara S : Klien
2017 perawatan berdandan setelah mengatakan
diri kebersihan diri : sisiran, nyaman
bercukur untuk pria dengan
a) Evaluasi kegiatan penampilan
kebersihan diri. Beri saat ini
pujian
b) Jelaskan cara dan alat O : Klien
untuk tampak masih
berdandan/bercukur kusut, tampak
c) Latih cara berdandan klien sudah
setelah kebersihan diri bercukur,
tetapi dengan
: bercukur
bantuan
petugas

A : Depisit
perawatan
diri : berhias
diri masih
ada, Klien
dapat
melakukan
kegiatan
dengan
bantuan
P:
Optimalkan
SP 2 dan
lanjutkan SP
3
19 Mei Defisit SP 3 Pasien : melatih cara S : Klien
2017 perawatan makan dan minum dan baik mengatakan
diri a. Evaluasi kegiatan sudah bisa
kebersihan diridan melakukan
berdandan . Beri cara makan
pujian yang baik dan
b. Jelaskan cara dan benar
alat makan dan
minum O : Klien
c. Latih cara makan tampak bisa
dan minum yang mempraktekk
baik an cara
makan yang
baik dan
benar

A : Klien
mampu
melakukan
kegiatan
dengan baik
tanpa arahan

P:
Optimalkan
SP 3 dan
lanjut SP 4
20 Mei Defisit SP 4 Pasien : melatih BAB S : Klien
2017 perawatan dan BAK yang baik mengatakan
diri a. Evaluasi kegiatan mengetahui
pendengara kebersihan diri, cara
n berdandan, BAB/BAK
makan/minum. Beri yang benar
pujian
b. Jelaskan cara O : Klien
BAB/BAK yang tampak rapi
baik dan bersih,
c. Latih cara klien dapat
BAB/BAK yang menyebutkan
baik. alat dan cara
BAB/BAK
yang benar
Harga diri A : Klien bisa
rendah melakukan
kegiatan yang
SP 1 Pasien : Pengkajian dilatih denan
dan latihan kegiatan baik
pertama
a) Identifikasi P:
pandangan/penilaian Optimalkan
pasien tentang diri SP 4 dan
sendiri dan evaluasi
pengaruhnya kembali SP 1,
terhadap hubungan 2 dan 3
dengan orang lain,
harapan yang telah S : Klien
dan belum tercapai, mengatakan
upaya yang perasaan
dilakukan untuk dirinya tidak
mencapai harapan mampu
yang belum melakukan
terpenuhi apa-apa

b) Bantu pasien menilai O : klien


kegiatan yang dapat tampak hanya
dilakukan saat ini berdiam diri
(pilih dari daftar saja, disela-
kegiatan mana sela
kegiatan yang dapat wawancara
dilaksanakan)
klien
c) Bantu pasien terkadang
memilih salah satu merunduk
kegiatan yang dapat
dilakukan saatini A : Klien
melakukan
untuk dilatih
kegiatan
d) Latih kegiatan yang tanpa arahan
dipilih (alat dan cara perawat
melakukan nya)
P:
Optimalkan
kemampuan
SP 1
21 Mei Harga diri SP 2 Pasien : Strategi S : Klien
2017 rendah pelaksanaan pertemuan 2 mengatakan
Validasi kemampuan sudah
pasien melakukan melakukan
b) Evaluasi manfaat tempat tidur,
melakukan kegiatan klien dapat
pertama menyebutkan
c) Bantu pasien alat untuk
memilih kegiatan kegiatan
kedua yang akan kedua
dilatih menyapu
d) Latih kegiatan kedua ruangan
(alat dan cara)
O : Klien
tampak sudah
bisa
melakukan
kegiatan,
kontak mata
kooperatif

A: Harga diri
rendah masih
ada, klien
melakukan
dengan
arahan
perawat

P:
Optimalkan
kegiatan SP 1
dan 2
22 Mei Harga diri SP 3 Pasien : Strategi S : Klien
2017 rendah pelaksanaan pertemuan 3 mengatakan
a) Validasi kemampuan drinya senang
melakukan kegiatan dapat
pertama, dan kedua melakukan
yang telahdilatih kegiatan,
dan berikan pujian klien bicara
b) Bantu pasien melih dengan nada
kegitan ketiga yang keras
akan dilatih
c) Latih kegiatan ketiga O : Kien
(alat dan cara) tampak sudah
bisa
menyiapkan
makanan,
klien tampak
bersemangat

A : Klien
mampu
melakukan
kegiatan
tanpa arahan
perawat

P : Optimal
kegiatan SP
3,2 dan 1
23 Mei Harga diri SP 4 Pasien : Strategi S : Klien
2017 rendah pelaksanaan pertemuan 4 mengatakan
(1) Validasi kemampuan dirinya lebih
melakukan kegiatan mampu dan
ertama, kedua dan mandiri dari
ketiga yang telah biasanya
dilatih dan berikan
pujian O : Klien bisa
(2) Evaluasi manfaat melakukan
melakukan kegiatan kegiatan
pertama, kedua dan mencuci
ketiga piring, klien
(3) Bantu pasien tampak
memilih kegiatan bersemangat
keempat yang akan
dilatih A : Klien
Resiko (4) Latih kegiatan mampu
perilaku keempat (alat dan melakukan
kekerasan cara) kegiatan
tanpa arahan
perawat

Strategi Pelaksanaan 1 P:
(Mengontrol marah dengan Optimalkan
pukul bantal dan tarik nafas kegiatan SP 4
dan evaluasi
dalam)
a) Membina hubungan kegiatan SP
1, 2 dan 3
saling percaya
b) Mendiskusikan
tentang penyebab
marah
S : Klien
c) Mengidentifikasi
tanda dan gejala mengatakan
jika emosi ia
marah mengepalkan
d) Menjelaskan cara bicara sendiri
mengontrol marah
dangan tarik nafas O: klien
dalam dan pukul tampak
waspada.
bantal
Klien tampak
e) Masukkan kedalam keasal jika
jadwal harian
ditanya
banyak-
banyak.
Tatapan klien
tajam

A: marah
masih ada, SP
1 tercapai
klien mampu
membina
hubungan
saling
percaya, klien
dapat
memperagaka
n cara tarik
nafas dalam
dan pukul
bantal
P : Lanjutkan
SP 2 perilaku
kekerasan,
evaluasi
kegiatan SP 1
24 Mei Resiko Strategi Pelaksanaan 2 (6 S : Klien
2017 perilaku benar minum obat) mengatakan
kekerasan a) Evaluasi manfaat masih sering
mengontrol marah kesal kepada
dengan cara tarik nafas pasien lain
dalam dan pukul dan klien bisa
bantal mengontrol
b) Latih cara mengontrol dengan cara
marah dengan patuh tarik nafas
minum obat. (Jelaskan dalam dan
pentingnya penggunan pukul bntal,
obat,
obat/berobat. Jelaskan O : Klien
prinsip 6 benar minum tampak
obat: jenis, waktu, gelisah, klien
dosis, frekuensi, cara bisa
dan kontinuitas minum menyebutkan
obat. obatnya
c) Masukkan kedalam
jadwal harian A : Resiko
perilaku
kekerasan
masih ada, SP
2 optimalkan

P : Lanjutkan
SP 3, evaluasi
kegiatan SP 1
dan 2
25 Mei Resiko Strategi Pelaksanaan 3 S : Klien
2017 perilaku (mengontrol marah dengan Mengatakan
kekerasan cara verbal) akan
a)Evaluasi sp 1 dan 2 melakukan
pasien cara
b)Validasi kemampuan mengontrol
pasien dalam marah dengan
mengontrol marah meminta dan
dengan tarik nafas menolak
dalam dan pukul dengan baik
bantal, minum obat,
berikan pujian O : klien
c)Latih cara mengontrol tampak agak
marah dengan cara tenang. Klien
verbal yaitu meminta tampak
dan menolak dengan memprakteka
baik saat merasa n cara
marah mengontrol
d)Masukkan ke dalam marah dengan
jadwal harian meminta dan
menolak
dengan baik

A : Marah
masih ada, SP
3 belum
optimal

P : Lanjutkan
SP 4, evaluasi
kegiatan SP
1, 2 dan 3
26 Mei Resiko Strategi Pelaksanaan 4 S : Klien
2017 perilaku (mengontrol marah dengan mengatakan
kekerasan cara spiritual) marah sudang
jarang, klien
a)evaluasi kemampuan dapat
pasien dalam mengontrol
mengontrol marah marahnya
dengan tarik nafas O : Klien
dalam dan pukul tampak sudah
bantal, minum obat, tenang dan
dan meminta dan berbicara
menolak dengan dengan orang
baik,berikan pujian lain, klien
b) Latih cara masih sering
mondar-
mengontrol marah mandir
dengan cara spiritual A : Klien
dapat
mengontrol
dengan
melakukan
kegiatan
spiritual
P:
Optimalkan
SP 4 dan
evaluasi
kegiatan SP 1
2 dan

Anda mungkin juga menyukai