Anda di halaman 1dari 12

DESAIN SABO DAM TIPE CONDUIT SEBAGAI PENGENDALI DAYA RUSAK

ALIRAN DEBRIS

Yuli Fajarwati1,4, Teuku Faisal Fathani2,4, Fikri Faris2,4, Wahyu Wilopo3,4


1
Magister Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM;
2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM;
3
Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM
4
Pusat Unggulan dan Inovasi Teknologi Mitigasi Kebencanaan UGM (GAMA-InaTEK)
Email:yulifajarwati@gmail.com

ABSTRAK

Sungai Air Kotok di Kabupaten Lebong, Bengkulu memiliki litologi batuan yang rapuh akibat pengaruh panas
bumi, kondisi tersebut menyebabkan rentan mengalami pergerakan massa tanah/batuan. Oleh karena itu,
diperlukan upaya mitigasi untuk mengurangi risiko bencana dengan perencanaan bangunan pengendali aliran
debris berupa sabo dam. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan desain sabo dam tipe conduit yang
dirancang secara seri dan mengevaluasi stabilitas sabo dam berdasar SNI 2851:2015. Hasil perhitungan
menunjukkan debit puncak untuk kala ulang 100 tahun sebesar 171,21 m3/detik. Empat seri sabo dam memiliki
dimensi lebar pelimpah rerata ± 40 m, kedalaman aliran debris sebesar 1 m, dan tinggi pelimpah ialah 2,4 m.
Stabilitas sabo dam saat banjir diperoleh faktor aman untuk stabilitas geser dan guling sebesar 3,46 ; 1,62. Adapun
faktor aman terhadap pengaruh aliran debris untuk stabilitas geser dan guling adalah 3,30 ; 1,58. Berdasarkan hasil
analisis, empat seri sabo dam tipe conduit yang dirancang mampu mengendalikan daya rusak banjir maupun aliran
debris.

Kata kunci: Hidraulika sungai, aliran sedimen, bangunan sabo, stabilitas sabo

ABSTRACT

Air Kotok River in Lebong Regency, Bengkulu Province has the lithology of weathered rock which is a result
of geothermal process, this condition causes to be susceptible to land / rock mass movements. Therefore, the
mitigation efforts are needed to reduce the risk from disaster by design debris flow control such as sabo dam. This
study aims to design series of conduit type sabo dam and evaluate the stability based on SNI 2851: 2015. The
calculation shows that the peak discharge for the 100-year return period is 171.21 m3 / sec. The four sabo dam
series have dimensions of spill width of ± 40 m, debris flow depth of 1 m, and overflow height of 2.4 m. The stability
of sabo dam has safety factor in flood condition for shear and overturning stability are 3.46; 1.62, while in a debris
flow condition for shear and overturning stability are 3.30; 1.58. Based on the results, the four series of conduit sabo
dam are able to control the destructive power of floods and debris flows.

Key word: River hydraulic, sediment flow, sabo building, stability of sabo

INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020 105


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

PENDAHULUAN
Peristiwa gempa yang disertai hujan dengan rawan longsor. Apabila terjadi hujan dengan
intensitas tinggi pada beberapa tahun intensitas tinggi, material longsor akan
terakhir memicu terjadinya longsor di Bukit menjadi aliran debris yang mengarah ke
Beriti Besar dan diikuti banjir bandang di badan Sungai Air Kotok.
Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.
Sumber longsoran berasal dari Bukit Beriti Morfologi yang berkembang pada daerah
Besar yang merupakan hulu Sungai Air hilir Sungai Air Kotok merupakan sungai
Kotok. Berdasarkan hasil pengamatan, teranyam (braided stream). Sungai
kejadian ini membawa material longsoran teranyam terbentuk pada daerah berlereng
berupa bongkahan batu dan pohon, landai dengan batuan penyusun yang
sehingga merusak beberapa fasilitas di bersifat lunak seperti endapan. Sungai
sekitar Sungai Air Kotok seperti jalan akses teranyam memiliki alur sungai menyebar
dan jembatan. Secara umum, kejadian pada hilir sungai, sehingga menyebabkan
tersebut merupakan aliran debris. Kejadian aliran sungai mudah berbelok dari aliran
aliran debris pada tahun 2018 menunjukkan sungai utama.
perubahan penampang Sungai Air Kotok
menjadi lebih luas, selain itu terdapat jalur Menurut Fathani dan Wilopo (2018), kondisi
aliran baru yang disebabkan oleh beberapa geomorfologi Sungai Air Kotok dan
kejadian banjir. sekitarnya terbagi menjadi lima satuan,
yaitu satuan dataran kipas aluvial, satuan
Karakteristik di hulu Sungai Air Kotok dataran berlereng landai, satuan perbukitan
memiliki lembah sungai berbentuk “V” berlereng landai, satuan perbukitan
dengan penampang yang sempit dan berlereng sedang, dan satuan perbukitan
lembah yang dalam. Apabila terjadi gerakan berlereng curam. Secara umum, Sungai Air
massa yang meluncur dan terendapkan, Kotok berada pada satuan kipas aluvial,
material longsoran dapat menjadi bendung satuan perbukitan berlereng curam dan
alam. Menurut Turnbull dkk. (2015) dan
satuan perbukitan berlereng landai.
Takahashi (2007), aliran debris dipengaruhi
Berdasarkan karakteristik batuan di
oleh kondisi alam, seperti kemiringan
lapangan, litologi yang berkembang pada
lereng, jenis batuan/tanah, kondisi struktur
geologi, hidrologi lereng, dan tata guna Sungai Air Kotok dan sekitarnya adalah
lahan. Aliran debris dapat bergerak dengan batuan vulkanik yang terdiri dari lava andesit
kecepatan aliran mulai dari rendah sampai dan breksi andesit, serta endapan debris
sangat tinggi, sehingga material yang berukuran pasir dengan fragmen batuan
terbawa dapat tergerus selama pergerakan berukuran sedang hingga bongkahan
ke bawah lereng (Hardiyatmo, 2012). besar.

METODE PERANCANGAN Data-data yang digunakan pada kajian ini


Kajian bencana sedimen dan desain diperoleh dari data primer dan sekunder.
sabo dam dilakukan di Daerah Aliran Sungai Data-data yang dimaksud antara lain data
(DAS) Air Kotok, Kabupaten Lebong, topografi, data curah hujan, dan peta
Provinsi Bengkulu (Gambar 1). Ditinjau dari geologi. Perancangan bangunan sabo dam
aspek tektonik, lokasi penelitian merupakan mengacu pada standar peraturan Japan
daerah yang rawan mengalami gempa International Cooperation Agency (JICA,
bumi, sehingga menyebabkan kondisi 2010) dan analisis stabilitas struktur sabo
batuan penyusun lereng tidak stabil dan dam mengacu pada SNI 2851:2015.

106 INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

Analisis hidrologi dalam penelitian ini tengah palung sungai agar tidak mengerosi
menggunakan metode Hidrograf Satuan tebing sungai.
Sintetis (HSS) dengan data topografi yang
diperoleh dari citra LiDAR. Kemudian, Desain Sabo Dam
analisis geoteknik dilakukan untuk Ditinjau dari mekanisme pengendalian
menentukan stabilitas sabo dam aliran debris, sabo dam diklasifikasikan
menggunakan data yang diperoleh dari hasil menjadi 2 jenis, yaitu sabo dam jenis
pengujian lapangan dan pengujian tertutup dan sabo dam jenis terbuka (Kim
laboratorium. dkk., 2014 ; Zou dan Chen, 2015). Sabo
dam tipe tertutup merupakan suatu struktur
dinding tertutup yang sangat efektif dalam
menahan, menampung, dan mengurangi
aliran sedimen. Namun, apabila daya
tampung sudah penuh dengan sedimen,
fungsi utama sabo dam hanya sebagai
penahan laju debit puncak sedimen,
sehingga ketika terjadi banjir aliran debris
sedimen/lahar yang membahayakan,
kemampuan sabo dam dalam
Gambar 1. Lokasi Penelitian mengendalikan daya rusak sudah terbatas.
(Google Earth, diakses pada April 2019) Sabo dam tipe terbuka dapat menahan
sebagian material debris bergradasi kasar,
HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga kecepatan aliran berkurang dan
Hilir DAS Air Kotok dan sekitarnya daya rusak juga berkurang. Bangunan sabo
membentuk kondisi geologi berupa kipas dan tipe terbuka mengarahkan aliran debris
aluvial hasil endapan sedimen akibat aliran ke tengah palung sungai agar tidak
debris. Berdasarkan Kajian Ancaman Aliran mengerosi tebing sungai dan mengalirkan
Debris Bukit Beriti Besar dan Sungai Air kembali material (pasir dan kerikil) ke
Kotok (Fathani dan Wilopo, 2018), daerah daerah hilir untuk menjaga keseimbangan
dari hulu sungai hingga ke Jembatan Sungai sedimen agar tidak terjadi degradasi dasar
Air Kotok merupakan bagian dari upper fan, sungai (Hassan, 2019).
dimana daerah ini cocok untuk penempatan
struktur pengendali aliran debris. Desain Berdasarkan SNI 2851:2015 tentang
sabo dam di daerah pegunungan lebih Desain Bangunan Penahan Sedimen,
ditekankan pada upaya pencegahan penanggulangan bencana akibat aliran
bencana aliran debris pada daerah aliran sedimen berlebih seperti aliran lahar dan
sungai (Ministry of Land Infrastructure and aliran debris adalah dengan penerapan
Transport of Japan, 2004). Sabo dam teknologi sabo dam. Penentuan lokasi sabo
didesain berdasarkan bentuk geometri dan dam mempertimbangkan beberapa hal
letak bottle neck sungai yang dibangun berikut:
pada titik hulu daerah tangkapan debris 1. Geometri dan topografi Sungai Air Kotok.
untuk mencegah laju aliran debris ke hilir 2. Kondisi geologi tanah dan batuan di
sungai. Struktur sabo dam yang Sungai Air Kotok, dimana batuan dasar
direncanakan dalam kajian ini berfungsi terletak sangat dalam dan bagian
untuk menahan sebagian material permukaan terdiri dari material batu
bergradasi kasar, mengurangi kecepatan pasir, batu kerikil, dan batuan aluvial.
aliran, dan mengarahkan aliran debris ke Lokasi sabo dam idealnya ditempatkan

INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020 107


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

setelah tekuk lereng, sehingga bangunan sabo dam seri dapat dilihat pada Gambar
sabo dam tidak terhantam langsung oleh 2.
material debris. Tekuk lereng dapat 3. Kondisi lingkungan dan kemudahan
meredam energi akibat benturan debris, pelaksanaan konstruksi. Pelaksanaan
sehingga energi yang harus ditahan oleh konstruksi sabo dam
sabo dam menjadi lebih kecil. Sabo dam mempertimbangkan ketersediaan dan
tipe seri akan bekerja efektif apabila kemudahan material untuk konstruksi
ditempatkan antara zona sumber (SNI 1724:2015).
material sampai zona transportasi
(Armanini dkk. 2014). Skema sistem

Gambar 2. Skema Sistem Sabo Dam Seri


(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, 2014)

Penentuan jumlah sabo dam di Sungai Air sehingga dapat ditentukan jumlah
Kotok mempertimbangkan panjang bangunan sabo dam sebanyak empat
keseluruhan sungai dan jarak antar sabo buah. Pemilihan tipe sabo dam
dam. Chatwin, dkk. (1994) menyarankan mempertimbangkan beberapa hal berikut.
persamaan untuk menghitung jarak antar 1. Karakteristik morfologi sungai, meliputi
sabo seperti pada persamaan 1 sebagai geometri sungai, citra satelit lokasi, dan
berikut. koefisien kekasaran sungai.
H 2. Fungsi bangunan sabo dam.
L2  (1)
tan(  e )
Sungai Air Kotok merupakan sungai
torensial dengan kemiringan dasar sungai
dengan tinggi sabo dam (H), kemiringan yang curam dan debit aliran yang besar.
dasar sungai (), kemiringan dasar sungai Aliran air di sepanjang Sungai Air Kotok
dinamis (e) dan jarak antara sabo dam satu mengalir di sepanjang tahun. Bangunan
dengan lainnya (L2). sabo dam di lokasi penelitian difungsikan
untuk menahan material debris agar tidak
Berdasarkan persamaan (1), diperoleh jarak mengalir ke hilir dan merusak fasilitas
antar sabo dam sepanjang 300 m. Hasil umum, sehingga pemilihan sabo dam jenis
perhitungan tersebut dijadikan acuan terbuka (Gambar 3) sangat cocok pada
jumlah sabo dam yang ditempatkan di zona lokasi penelitian ini.
sumber material dan zona transportasi,

108 INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

Gambar 3. Sabo Dam Jenis Terbuka Tipe Conduit

Tahap awal perencanaan sabo dam adalah debris () menggunakan persamaan di
menentukan debit banjir rencana (Qp) pada bawah ini.
lokasi kajian. Kemudian, penentuan debit Q  Qp  (1   ) (2)
rencana aliran debris (Q) dan debit puncak
aliran debris (Qsp) yang akan digunakan
sebagai parameter untuk menentukan Berdasarkan persamaan (2) diperoleh nilai
dimensi sabo dam. debit rencana aliran debris kala ulang 100
tahun sebesar 171,21 m3/det. Debit puncak
Perencanaan debit sabo dam ditentukan aliran debris dihitung menggunakan
berdasarkan besarnya debit banjir persamaan berikut:
C*
maksimum pada periode ulang tertentu. Qsp   Qp (3)
Debit banjir rencana dihitung dengan C*  Cd
metode Hidrograf Satuan Sintetis (HSS).
Debit puncak aliran debris bergantung pada Dengan asumsi jika nilai Cd 0,3 dan nilai C*
nilai konsentrasi endapan sedimen (C*), diambil 0,6, diperoleh nilai debit puncak
konsentrasi aliran debris (Cd), dan debit aliran debris (Qsp) sebesar 228,28 m3/det.
rencana aliran debris (Q). Nilai konsentrasi
aliran debris dipengaruhi oleh massa jenis Tinggi sabo dam direncanakan berdasarkan
debris atau boulder (σ), massa jenis air (), volume debris yang akan ditampung.
sudut gesek internal sedimen, dan Rencana volume debris (V) yang akan
kemiringan dasar sungai. Nilai massa jenis ditampung adalah 40.000 m3. Untuk
debris (σ) ditentukan berdasarkan standar menghitung tinggi sabo dam, digunakan
menurut Huang dkk. (2003) dan sudut persamaan berikut:
gesek internal sedimen (). 0,5
 V 
H   (4)
Debit rencana aliran debris (Q) dipengaruhi  n.B 
oleh nilai rasio konsentrasi sedimen () dan
debit banjir rencana (Qp). Adapun nilai rasio Dengan kemiringan dasar sungai (n) 0,1
konsentrasi aliran debris sebesar 50% dari dan lebar rerata sungai (B) 40 m, diperoleh
tinggi sabo dam (H) 10 m.
debit banjir rencana. Nilai tersebut diambil
karena adanya campuran air dan sedimen
Perencanaan dimensi pelimpah diawali
kasar maupun halus dalam aliran debris.
dengan perhitungan kedalaman aliran saat
Nilai debit banjir rencana (Qp) untuk kala terjadi banjir maupun aliran debris.
ulang 100 tahun dengan metode HSS Kedalaman aliran dianalisis untuk
diperoleh nilai 114,14 m3/det. Nilai debit memperhitungkan tinggi jagaan pada
banjir rencana (Qp) digunakan untuk pelimpah dan mengantisipasi supaya tidak
menghitung nilai debit rencana aliran debris terjadi limpasan air pada pelimpah ketika
(Q) dengan memperhitungkan sudut aliran banjir maupun aliran debris. Kedalaman

INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020 109


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

aliran debris dihitung menggunakan Lebar pelimpah umumnya tergantung pada


persamaan berikut. lebar rerata sungai (B) dan debit aliran
puncak debris (Qsp). Posisi pelimpah harus
 nQsp  mempertimbangkan arah alur sungai,
hd   0,5 
(5) karena aliran debris cenderung mengalir
 B (sin  )  lurus dan kekuatan aliran debris sangat
besar sehingga mampu mengikis tebing
dengan () adalah kemiringan dasar sungai sungai. Posisi pelimpah harus mampu
dalam satuan derajat dan hd adalah mengarahkan aliran tetap berada di alur
kedalaman aliran debris. Berdasarkan sungai. Oleh karena itu, bentuk pelimpah
persamaan tersebut diperoleh nilai dibuat trapesium yang dilengkapi dengan
kedalaman aliran debris sebesar 1 m. perpanjangan struktur di sisi kiri dan kanan
pelimpah sepanjang 20 m (JICA, 2010).
Perencanaan kedalaman pelimpah sabo
dam memperhitungkan kedalaman aliran Tebal pelimpah pada sabo dam ditentukan
debris dan tinggi jagaan normal berdasarkan gradasi material debris dengan
berdasarkan standar dari JICA (2010). mempertimbangkan kemungkinan
Berdasarkan hasil hitungan nilai debit banjir kerusakan akibat benturan dan abrasi oleh
rencana (Qp) diperoleh sebesar 114,14 aliran debris. Pelimpah harus memiliki
m3/det dan debit puncak aliran debris (Qsp) tahanan yang baik terhadap gaya pukul
sebesar 228,28 m3/det. Standar JICA (impact) sedimen/debris maupun gerusan
(2010) menetapkan untuk debit banjir batu-batu yang melewatinya. Dasar
rencana kurang dari 200 m3/det, nilai tinggi pelimpah sabo dam dirancang sedemikian
jagaan yang digunakan adalah 0,6 m. rupa agar tidak terjadi konsentrasi aliran
Kedalaman pelimpah sabo dam dihitung debris. Mengacu pada standar (JICA, 2010),
menggunakan persamaan berikut. tebal pelimpah sabo dam (b1) didesain
setebal 3 m karena material-material debris
Q  (0,71 h1  1,77  B)  h1 2
3
(6) yang melewati alur Sungai Air Kotok
didominasi oleh batu-batu dan pasir.
Dengan metode trial-error, tetapkan lebar
Bukaan pada sabo dam tipe conduit dapat
rerata sungai (B) dan nilai h1 yang
melewatkan aliran normal sepanjang tahun,
memenuhi persamaan (2). Kemudian dari
aliran banjir maupun aliran debris yang tidak
hasil tersebut diperoleh kedalaman
begitu deras. Di samping itu bukaan sabo
limpasan (h1) 1,8 m. Kedalaman pelimpah
dam mampu mengalirkan kembali material
total (ht) disyaratkan harus lebih besar dari
pasir dan kerikil ke hilir ketika aliran normal
kedalaman aliran debris (hd). Kedalaman
untuk menjaga keseimbangan sedimen
pelimpah harus melebihi kedalaman aliran
agar tidak terjadi degradasi dasar sungai.
debris untuk mengantisipasi terjadinya
limpasan pada saat banjir maupun aliran
Bentuk bukaan sabo dam dapat bermacam-
debris. Kedalaman pelimpah sabo dam
macam tergantung pada pola alur sungai.
ditentukan berdasarkan kedalaman aliran
Pada hulu dan hilir Sungai Air Kotok pola
saat banjir dan debris. Selain itu, perlu diberi
alur sungainya membentuk “V”, sehingga
tinggi jagaan sebagai bentuk preventif
digunakan bentuk bukaan sejajar. Jumlah
terhadap faktor ketidakpastian dari
bukaan dan dimensi sabo dam dicoba-coba
besarnya debit aliran debris. Berdasarkan
(trial) sampai mendapatkan dimensi dan
pertimbangan di atas, kedalaman pelimpah
jumlah bukaan yang optimal. Dimensi
direncanakan 2,4 m yang merupakan hasil
bukaan dipengaruhi oleh lebar pelimpah
penjumlahan kedalaman limpasan dengan
dan tinggi sabo dam. Dimensi bukaan sabo
tinggi jagaan yang disyaratkan.
dihitung menggunakan persamaan berikut.

110 INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

2 jatuh dari pelimpah sabo dam. Panjang


Q C 2 g  (3b  2b)  hc 2
3
(7)
15 apron akan mempengaruhi pengaruh
rembesan, semakin panjang lintasan apron
Jumlah bukaan ditetapkan sebanyak 6 maka semakin kecil potensi rembesan.
buah, C merupakan nilai koefisien debit Lebar apron sama dengan lebar pelimpah
pelimpah sebesar 0,6 (SNI 2415:2016), atau lebih besar supaya aliran tidak
lebar bukaan (b) dicoba 2 m dan tinggi menyempit. Pada bagian ujung hilir lebar
bukaan (hc) 4,7 m. Dari persamaan (7) apron mengecil, supaya aliran mengarah ke
diperoleh tinggi aliran air saat terjadi banjir tengah sungai. Tebal apron didesain untuk
maupun aliran debris sedalam 4 m, mampu menahan energi aliran atau
sehingga tinggi bukaan yang direncanakan loncatan air, karena energi aliran dilepas di
aman dari limpasan. apron. Berdasarkan standar JICA (2010),
untuk tinggi sabo dam 10 m, maka tebal
Struktur sabo dam bagian hulu akan apron yang dipersyaratkan adalah 1,5 m
terbentur material debris terutama boulder, dan panjang apron ditentukan 18 m.
sehingga sisi hulu sabo dam harus memiliki Dimensi sabo dam yang direncanakan
struktur yang kokoh. Diameter boulder pada ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5.
lokasi kajian berkisar 1,5 m. Kemiringan
bagian hulu (m) sabo dam dicoba-coba Dinding tepi (revetment) berfungsi
untuk mencapai stabilitas yang disyaratkan melindungi tebing-tebing sungai terhadap
agar sabo dam tidak mengalami keruntuhan longsoran maupun erosi oleh aliran arus
geser dan guling. Kemiringan hulu sabo sungai dan sebagai pengarah arus sungai.
dam (m) ditentukan sebesar 0,4 dan Dinding tepi didesain pada kedua sisi tebing
kemiringan hilir (n) 0,3. di bagian apron. Dinding tepi didesain
setinggi 3 m.
Tinggi sub dam didesain 13 dari tinggi sabo
Analisis Stabilitas Sabo Dam
dam. Lebar dasar sub dam ditentukan oleh
hasil analisa dan perhitungan stabilitas serta Analisis stabilitas bangunan sabo dam
daya dukung tanah, yaitu setebal 2 m. Agar mempertimbangkan gaya-gaya eksternal
tidak terjadi gerusan dan penurunan pada yang bekerja pada sabo dam. Analisis yang
dasar sungai, maka bentuk dan kedalaman dilakukan untuk meninjau stabilitas
pelimpah sub dam didesain mengikuti eksternal struktur berdasarkan tipe potensi
desain sabo dam. keruntuhan, yaitu stabilitas geser, stabilitas
guling, dan daya dukung tanah. Metode
Apron dibuat untuk melindungi sabo dam analisis yang digunakan mengacu pada SNI
dan sub dam dari potensi gerusan lokal di 2851:2015. Adapun gaya-gaya yang
hilir, menjaga stabilitas fondasi sabo dam, bekerja pada sabo dam ditunjukkan pada
dan melindungi terhadap runtuhnya kedua
Gambar 6 dan Gambar 7.
tebing sungai. Apron harus direncanakan
kuat terhadap benturan batu-batu yang

INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020 111


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

Gambar 4. Tampak Melintang Sabo Dam

Gambar 5. Tampak Memanjang Sabo Dam

Gambar 6. Gaya-gaya Eksternal Sabo Dam Pengaruh Banjir

112 INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

Gambar 7. Gaya-gaya Eksternal Sabo Dam Pengaruh Aliran Debris

Tabel 1. Hasil Perhitungan Gaya dan Momen Pada Sabo Dam akibat Pengaruh Banjir
Gaya Gaya Momen
Rumus Rumus
Tekanan (kN) (kN) (kN.m)
Gaya Lengan
FV FH M
W1 = 0,50.Wc.n.H2 421,8 LW1 = m.H + b1 + 3442,0
0,33.n.H

Beban
W2 = Wc.b1.H 720,0 LW2 = m.H + 0,50.b1 3960,0
mati

W3 = 0,50.Wc.m.H2 480,0 LW3 = 0,67.m.H 1286,4

PV1 = 0,50.Wo.m.H2 236,0 LPV1 = m.H + 0.50.b1 311,5

PV2 = Wo.m.h1.H 84,0 LPV2 = 0,50.m.H 168,1


Tekanan
air statis PV3 = Wo.b1.h1 63,0 LPV3 = 0,33.m.H 346,7

PH1 = 0,50. Wo.H2 590,0 LPH1 = 0,33.H -1947,0

Tekanan Psv = 0,50.Ws.m.Hs2 155,5 Lsv = 0,67.m.H+b1+nH 977,1


tanah Psh = 0,5.C*. Ws.Hs2 116,6 Lsh = 0,33.Hs -204,0
Uplift U = 0,5. Wo.b2.H 615,1 Lu = 0,67.b2 -4297,1
Total 2160,4 1321,8

Berdasarkan Tabel 1, nilai berat jenis beton Huang dkk. (2003) sebesar 27,7 kN/m3.
(Wc) 24 kN/m3, berat jenis air (Wo) untuk Tebal pelimpah bagian atas (b1) 3 m dan
tinggi sabo dam kurang dari 15 m sebesar lebar dasar sabo dam (b2) sebesar 10,4 m,
9,8 kN/m3, berat jenis debris (Ws) menurut tinggi endapan sedimen (Hs) 5,3 m.

INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020 113


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

a. Stabilitas geser pengaruh banjir mampu mempertahankan kedudukannya


Keruntuhan akibat geser terjadi karena dalam kondisi diam.
adanya gaya pendorong dan gaya penahan
yang bekerja. Gaya penahan berupa b. Stabilitas guling pengaruh banjir
tekanan hidrostatis, berat sendiri sabo dam, Kegagalan akibat guling pada struktur dapat
dan tekanan tanah. Gaya pendorong berupa terjadi dikarenakan adanya momen yang
gaya hidrostatis arah horizontal, tekanan bekerja pada struktur tersebut tidak
tanah arah horizontal, dan uplift. Persamaan seimbang. Momen ditimbulkan dari gaya-
untuk menghitung faktor aman terhadap gaya yang bekerja dikali dengan lengannya
tahanan geser adalah sebagai berikut. terhadap titik pusat guling. Jarak antara titik
fFV   resultan gaya dapat dijadikan acuan dalam
SF  (8)
FH
analisis stabilitas terhadap guling.
Berdasarkan SNI 2851:2015, nilai koefisien
Persamaan untuk menghitung faktor aman
geser pada bidang kontak ( f ) untuk jenis
terhadap guling:
tanah keras sebesar 0,7 dan nilai tegangan Mv
geser () 294 kN/m2, serta panjang tahanan SF  (9)
MH
geser ( =b2) 10,4 m. Berdasarkan
persamaan (8) diperoleh faktor aman
Keruntuhan terhadap guling dapat terjadi
tahanan geser 3,46.
apabila momen pendorong lebih besar
daripada momen penahan. Nilai rasio
Keruntuhan terhadap geser dapat terjadi
minimum antara momen pendorong dan
apabila gaya pendorong lebih besar
momen penahan agar diperoleh kondisi
daripada gaya penahan. Nilai rasio
sabo dam stabil adalah 1,5. Berdasarkan
minimum antara gaya pendorong dan gaya
hasil perhitungan didapat faktor aman 1,62
penahan agar diperoleh kondisi sabo dam
(SF > 1,5) yang menyatakan kondisi struktur
stabil adalah 2,0. Pada kondisi ini, sabo dam
stabil terhadap guling pada kondisi banjir.

Tabel 2. Hasil perhitungan gaya dan momen pada sabo dam akibat pengaruh aliran debris
Gaya Gaya Momen
Gaya/ Rumus Rumus
(kN) (kN) (kN.m)
Tekanan Gaya Lengan
FV FH M
W1 = 0,50.Wc.n.H2 421,8 LW1 = m.H + b1 + 0,33.n.H 3442,0
Beban W2 = Wc.b1.H 720,0 LW2 = m.H + 0,50.b1 3960,0
mati
W3 = 0,50.Wc .m.H2 480,0 LW3 = 0,67.m.H 1286,4
PV1 = 0,50.Wo.m(H-hd)2 193,6 LPV1 = 0,67.m.(H- 1493,2
Tekanan hd)+b1+nH
air statis PH1 = 0,50.Wo(H-hd)2 484,1 LPH1 = 0,33.(H-hd) -1447,2
PH2 = Wo.hd(H-hd) 100,6 LPH2 = 0,50.(H-hd) -455,9
PeV1 = 0,50.We.m.(H - hd )2 51,2 LPeV1 = 0,33.m.(H- 395,1
Tekanan hd)+b1+nH
tanah PeH1 = 0,50.We.m.(H - hd )2 51,2 LPeH1 = 0,33.(H-hd) -153,2
PeH2 = Cd.ρf m.hd.(H - hd )2 31,3 LPeH2 = 0,50.(H-hd) -141,9
Pd1 = ρd.hd.m.(H - hd ) 51,8 LPd1 = 0,50.m.(H-hd)+b1+nH 431,3

114 INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

Berat Pd2 = 0,5.ρd.m.hd2 2,7 LPd2 = m.(H-hd) +b1+nH 27,3


aliran
debris
Tekanan 53,6 LF = 0,50.hd + (H-hd) -510,5
air aliran F =(ρd / g) hd.vd2
debris
Uplift U = 0,5.Wo.b2.H 615,1 Lu = 0,67.b2 -4297,1
Total 1921,2 1336,1 Total 18041

Berdasarkan Tabel 2, berat jenis sedimen yaitu 40 m. Kedalaman aliran debris untuk
(We) sebesar 9,1 kN/m3, berat jenis kala ulang 100 tahun adalah 1 m, sehingga
campuran pasir dan kerikil (f) sebesar 3,4 kedalaman pelimpah yang direncanakan
kN/m3, berat jenis aliran debris (d) sebesar adalah 2,4 m agar mampu melewatkan debit
15,2 kN/m3. Kecepatan aliran debris (vdf) 6 banjir rencana dan debit aliran debris. Sabo
m/det. dam conduit didesain memiliki 6 bukaan
dengan tinggi bukaan 4,7 m dan lebar 2 m.
a. Stabilitas geser pengaruh aliran debris
Hasil analisis stabilitas sabo dam conduit
Stabilitas geser terhadap kondisi debris untuk pengaruh banjir diperoleh faktor aman
yang dievaluasi dengan membandingkan terhadap stabilitas geser sebesar 3,46,
gaya pendorong dan gaya penahan yang faktor aman terhadap stabilitas guling
bekerja. Gaya penahan berupa tekanan sebesar 1,62, dan stabilitas daya dukung
hidrostatis, panjang tahanan geser, sebesar 871,23 kN/m. Hasil analisis
koefisien geser, dan tegangan geser lapisan stabilitas akibat pengaruh aliran debris
tanah. Gaya pendorong berupa gaya diperoleh faktor aman terhadap stabilitas
hidrostatis arah horizontal, tekanan debris, geser sebesar 3,30 dan faktor aman
dan uplift. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap stabilitas guling sebesar 1,58,
diperoleh faktor aman tahanan geser 3,3. serta stabilitas daya dukung 871,23 kN/m.

DAFTAR RUJUKAN
b. Stabilitas guling pengaruh debris
Armanini, A., Dalri, C. & Larcher, M. 2014. Slit-
Dari analisis stabilitas terhadap guling pada check dams for controlling debris flow and
kondisi debris diperoleh hasil perhitungan mudflow. Disaster Mitigation of Debris
faktor aman sebesar 1,58. Nilai rasio Flows, Slope Failures and Landslides,
minimum antara momen pendorong dan (July): 141–148.
momen penahan agar diperoleh kondisi Fathani, T.F. & Wilopo, W. 2018. Kajian Potensi
sabo dam stabil adalah 1,5. Berdasarkan Aliran Debris. Yogyakarta:Universitas
hasil perhitungan didapat faktor aman 1,58 Gadjah Mada.
(SF > 1,5) yang menyatakan kondisi struktur
Hardiyatmo, H.C. 2011. Analisis dan
stabil terhadap guling pada sabo dam. Perancangan Fondasi 1. Gadjah Mada
University Press.
SIMPULAN
Hardiyatmo, H.C. 2012. Penangan tanah
Desain sabo dam di Sungai Air Kotok longsor & erosi. Gadjah Mada University
dirancang seri dengan 4 buah bangunan Press.
sabo dam yang memiliki tinggi dam 10 m
dan mampu menampung volume debris Hassan, C. 2019. Perencanaan Sabo dam
Modular. Balai Litbang Sabo.
sebanyak 40.000 m3, serta lebar pelimpah
sesuai dengan lebar rerata dasar sungai

INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020 115


Desain Sabo Dam… (Yuli/ hal 105-116)

Hidayat, N., Pratama, G. N. I. P., & Pramita, I. D. 16(1): 86–96.


(2019, November). The Effect of PET
Plastic Addition (Polyethylene Zou, Y.H. & Chen, X.Q. 2015. E ff ectiveness
Terephthalate) and Carbide Waste Filler and e ffi ciency of slot-check dam system
for Asphalt Concrete-Binder Course (AC- on debris flow control. Natural Hazards and
BC) on Marshall Characteristics. In IOP Earth System Science, 3: 5777–5804.
Conference Series: Earth and Tersedia di www.nat-hazards-earth-syst-
Environmental Science (Vol. 366, No. 1, p. sci-discuss.net/3/5777/2015/.
012024). IOP Publishing.

Huang, H., Yang, K. & Lai, S. 2003. Impact force


of debris flow on filter dam.

JICA 2010. Technical Standards and Guidelines


for Planning and Design of Sabo Structure.

Kim, N., Nakagawa, H., Kawaike, K. & Zhang, H.


2014. A study on debris flow outflow
discharge at a series of sabo dams. 43–52.

Ministry of Land Infrastructure and Transport


Development of Japan 2004. Guidelines
for construction technology transfer.

Pratama, G. N. I. P. P., & Najihan, H. F. (2020,


September). The Effect of Beach Sands to
Replacement of Fine Aggregate with
Addition Filler of Ash Cane on the Asphalt
Mixture on Marshall Characteristics.
In Journal of Physics: Conference
Series (Vol. 1625, No. 1, p. 012032). IOP
Publishing.

Pratama, G. N. I. P., & Sumarjo, H. (2018).


Aksesibilitas Tata Letak Elevator
Penumpang Gedung Kantor Pusat
Layanan Terpadu (KPLT) Fakultas Teknik
UNY. INformasi dan Ekspose hasil Riset
Teknik SIpil dan Arsitektur, 14(1), 26-35.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber


Daya Air 2014. Stabilitas Pondasi
Mengambang pada Bangunan Sabo.

SNI 1724:2015 2015. Analisis hidrologi,


hidraulik, dan kriteria desain bangunan di
sungai.

SNI 2415:2016 2016. Tata cara perhitungan


debit banjir rencana.

SNI 2851:2015 2015. Desain bangunan


penahan sedimen.

Takahashi, T. 2007. Debris flow Mechanics,


Prediction and Countermeasures. Taylor &
Francis.

Turnbull, B., Bowman, E.T. & McElwaine, J.N.


2015. Debris flows: Experiments and
modelling. Comptes Rendus Physique,

116 INERSIA, Vol. XVI No. 2, Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai