Anda di halaman 1dari 7

Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Potensi

Bencana Kebumian di Wilayah Tana Toraja


Muhammad Altin Massinai
Departement Geofisika Universitas Hasanuddin Makassar
Ketua Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Wilayah Sulselbar

altin@science.unhas.ac.id

ABSTRAK

Sulawesi bagian selatan terdiri atas dua wilayah yaitu Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat yang memiliki seismisitas yang tinggi. Hal ini dipicu oleh adanya
kontribusi sesar yang terdapat pada pergerakan lempeng. Jenis sesar penyebab
gempa di daerah Sulawesi bagian selatan dapat dianalisis mekanisme sumber
gempanya (focal mechanism). Dari hasil studi menunjukkan gempa yang dominan
di Sulawesi bagian selatan terjadi di darat yang merupakan gempa dangkal dan
gempa menengah. Adapun sesar yang berpotensi terjadi pada gempabumi di Toraja
dan sekitarnya adalah getaran sesar Palu Koro Sesar Saddang, sesar Walanae dan
sesar Pasangkayu), serta sesar minor Makalu, Wala, Pangandaran dll. Sesar-sesar
ini memicu formasi batuan menjadi retak-retak. Hal ini dapat menimbulkan longsor
terutama di Toraja Utara. Parameter longsor antara lain: elevasi, kemiringan
lereng, aspek lereng, geologi, tekstur tanah, kelurusan, jarak dari jalan, jarak dari
sungai, curah hujan dan penutupan lahan

Kata kunci: tektonik, bencana kembumian, di tana toraja

I. Pendahuluan struktur geologi, terutama sesar yang sifatnya


regional. Struktur geologi utama Sulawesi di
Pulau Sulawesi dan pulau-pulau kecil di seki- antaranya Sesar Palu-Koro, Sesar Saddang,
tarnya mempunyai kondisi geologi yang kom- Sesar Walanae, Sesar Matano, Sesar Batui,
pleks. Hal ini disebabkan kawasan tersebut Sesar Naik Poso, Sesar Balantak, Sesar Go-
merupakan tempat tumbukan aktif dari tiga rontalo, Tunjaman Sulawesi Utara, dan Teluk
lempeng (triple junction): Lempeng Hindia- Bone. Sesar-Sesar aktif tersebut seringkali
Australia yang bergerak relatif ke arah utara, menjadi penyebab timbulnya gempa di wila-
Lempeng Eurasia yang relatif diam dan Lem- yah Sulawesi berdasarkan data kegempaan,
peng Pasifik di timur (Massinai, 2018). khususnya yang ada di Wilayah Sulawesi ba-
Pergerakan-pergerakan lempeng yang ada gian Selatan (Lantu dkk, 2006).
di Pulau Sulawesi berdampak pada aktivi-
tas tektonik yang mengakibatkan Sulawesi
menjadi kawasan rawan bencana gempabumi. II. Tektonik Lengan Selatan
Kejadian gempabumi di Sulawesi dipicu oleh Sulawesi
adanya kontribusi sesar yang terdapat pada
pergerakan lempeng (Massinai, 2013). Toraja merupakan bagian dari tektonik Le-
Sulawesi dan daerah sekitarnya mempunyai ngan Selatan Sulawesi, yang meliputi Sula-

25
Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

wesi Selatan dan Barat. Posisi Toraja dalam Miosen Tengah (Early Miocene – Middle Mi-
fenomena tektonik berada diantara Sesar Pa- ocene). Formasi Date (Tomd), merupakan
lu Koro di sebelah Timur dan sebelah selatan batuan sedimen bersifat gampingan (sedimen-
sesar Walanae serta Palung Selat Makassar di tary rocks mixing with limestone) berumur
sebelah Barat. Di tengah Toraja membujur Oligosen Tengah – Miosen Tengah (Middle
sesar Saddang yang melintasi Mamasa dan Oligocene – Middle Miocene), Formasi Loka
Pinrang sebelum bergabung di Palung Selat (Tml), adalah batuan vulkaniklastik (phyro-
Makassar. dan beberapa sesar minor lainnya, clastic rocks) berumur Miosen Tengah – Mio-
seperti sesar Makula yang berpusat di sebelah sen Akhir (Middle Miocene – Late Miocene),
Timur Makale. Formasi Sekala (Tmps), didominasi oleh ba-
Model tektonik lengan Selatan Sulawesi me- tuan sedimen (sedimentary rocks) berumur
nyatakan bahwa Selat Makassar ditafsirkan Miosen Tengah – Pliosen (Middle Miocene -
merupakan cekungan daratan muka (foreland Pliocene). Batuan Terobosan (Tmpi), batu-
basin) di kedua sisi dari daratan Sunda dan an beku (igneous rocks) yang bersifat intrusif
Lempeng Australia – Nugini. Sementara itu berumur Mio-Pliosen (Mio-Pliocene), Batuan
obduksi kerak samudera (Kompleks Lamasi) Gunungapi Malimbong (Tmpv), didominasi
pra- Eosen ke Sulawesi Barat terjadi pada oleh batuan breksi vulkanik (volcanic breccia)
oligosen Akhir–Miosen sedangkan busur ma- dan lava berumur Miosen Tengah – Pliosen
gmatik Sulawesi Barat Miosen Akhir diduga (Middle Miocene - Pliocene), dan Tufa Ba-
sebagai hasil tumbukan benua-benua (Surono rupu (Qpbt), umumnya berupa tufa (tuff)
dan Hartono, 2015). berumur Plistosen (Pleistocene). Tufa Ba-
Pengaruh tektonik Neogen di lengan selat- rupu (Qbt), tuf lapili, bersusun dasit dan
an diduga paling representatif karena kebe- sedikit breksi lava bersusun andesit dan dasit.
radaan struktur tektonik yang tersingkap di Formasi Sekala (Tmps) terdiri dari batupa-
beberapa daerah. Daerah tersebut adalah sir hijau, grewake, napal, batulempung dan
daerah Sulawesi Barat, yang meliputi daerah tufa, sisipan lava bersusunan andesit - basal.
Mamuju, Majene bagian barat, Toraja dan Batuan terobosan (Tmpi ) terdiri dari granit,
Enrekang di bagian tengah, sampai daerah granodiorit, riolit, diorit, dan aplit. Batuan
Palopo di bagian timur. Di daerah ini terda- Gumungapi Lamasi (Tomc) berumur Oligo-
pat dua lajur lipatan-sesar naik, yaitu lajur sen – Miosen. Terdiri dari batugamping dan
lipatan-Sesar naik Majene dan lajur lipatan- napal
Sesar naik Kalosi dijumpai pluton granit be- Satuan Formasi Toraja (Tets) terdiri dari
sar, lajur volkanik-plutonik dan lajur kom- batupasir kuarsa, konglomerat kuarsa, kuar-
pleks ofiolit (Kompleks Lamasi), dan batuan sit, serpih dan batulempung yang umumnya
alas malihan pra Tersier Latimojong. berwarna merah atau ungu. Formasi ini mem-
Berdasarkan peta geologi regional lembar punyai Anggota Rantepao (Tetr) yang terdiri
Majene dan Bagian Barat Palopo, Djuri dkk dari batugamping numulit berumur Eosen
(1998) menyatakan bahwa daerah Toraja dan Tengah Eosen Akhir.
sekitarnya tersusun oleh beberapa formasi Formasi Toraja menindih takselaras For-
batuan yang bervariasi yaitu Formasi Latimo- masi Latimojong, dan tertindih takselaras
jong (Kls), didominasi oleh batuan metamorf oleh Batuan Gunungapi Lamasi (Toml) yang
(metamorphic rocks) berumur Kapur Akhir terdiri dari batuan gunungapi, sedimen gunu-
(Late Cretaceous), Formasi Toraja (Tets), ter- ngapi dan batugamping yang berumur Oligo-
susun umumnya oleh batuan sedimen klastik Miosen atau Oligosen Akhir - Miosen Awal.
(clastic sedimentary rocks) berumur Eosen – Batuan gunungapi ini mempunyai Anggota
Miosen (EoceneMiocene) dan Formasi Maka- Batugamping (Tomc), tertindih selaras oleh
le (Tomm), umumnya dari batuan karbonat Formasi Riu (Tmr) yang terdiri dari batugam-
(carbonate rocks) berumur Miosen Awal – ping dan napal. Formasi Riu berumur Miosen

NEUTRINO 26 ISSN: 2620-3561


Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

Awal - Miosen Tengah, tertindih takselaras Mekanisme gempabumi dikontrol oleh pola
oleh Formasi Sekala (Tmps) dan Batuan Gu- penjalaran gelombang seismik di dalam bumi.
nungapi Talaya (Tmtv). Formasi Sekala ter- Pola mekanisme ini tergantung pada medium
diri dari grewake, batupasir hijau, napal dan penjalaran atau keadaan struktur kulit bu-
batugamping bersisipan tuf dan lava bersu- mi serta distribusi gaya atau tekanan yang
sunan andesit-basal; berumur Miosen Tengah terjadi.
- Pliosen; berhubungan menjemari dengan Gelombang gempabumi adalah segala ge-
Batuan Gunungapi Talaya. Batuan Gunu- lombang yang dapat tercatat oleh seismogra-
ngapi Talaya terdiri dari breksi, lava dan tuf ph kecuali gerakan-gerakan yang disebabkan
yang bersusunan andesit-basal dan mempu- karena adanya gangguan alat (noise). Ada-
nyai Anggota Tuf Beropa (Tmb). Batuan pun tipe-tipe gelombang gempabumi di bagi
Gununapi Talaya menjemari dengan Batuan menjadi 2 (dua) tipe yaitu (Afnimar, 2009):
Gunungapi Adang (Tma) yang terutama ber-
susunan leusit basal. Formasi-formasi seperti 1. Body Wave (gelombang badan), gelom-
ini bila berada pada zona lemah (zona sesar) bang yang merambat melalui medium,
rentang terhadap bencana gempabumi. Zona terdiri dari dua macam gelombang yaitu:
lemah pada struktur geologi dapat dilihat de- (a) Gelombang Primer (P), gerakan
ngan kasat mata di permukaan bumi. Sesar partikelnya searah dengan arah pen-
naik sering tidak nampak di permukaan bumi jalarannnya. Gelombang ini dise-
karena potesial mengalami longsor, sehingga but gelombang longitudinal atau ge-
untuk mengetahuinya memerlukan survei geo- lombang kompresional akibat par-
fisika yang menggunakan gelombang seismik. tikel mengalami kompresi saat pen-
Gelombang ini juga banyak digunakan dalam jalarannya. Gelombang Primer (P)
pencarian minyak bumi. Peta struktur geo- mempunyai kecepatan terbesar dan
logi daerah Tana Toraja dapat dilihat pada muncul pertama kali di seismogram.
Gambar 1. (b) Gelombang sekunder (S), gerakan
partikelnya tegak lurus dengan arah
penjalaran sehingga dikenal dengan
gelombang transversal. Gelombang
S mempunyai kecepatan lebih kecil
daripada gelombang P dan muncul
di seismogram setelah gelombang
P.

Gambar 1: Struktur Geologi di Tana Toraja


(Domapa, 2016)

III. Gelombang Gempabumi


Gelombang seismik adalah gelombang elastik
gempabumi yang menjalar ke seluruh bagian Gambar 2: Gelombang P dan S (Ismu-
llah,2016)
dalam bumi dan melalui permukaan bumi,
akibat adanya lapisan batuan yang patah
secara tibatiba atau adanya suatu ledakan 2. Surface Wave (gelombang permukaan),
(Ismullah.dkk,2015). gelombang yang merambat sejajar de-

NEUTRINO 27 ISSN: 2620-3561


Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

ngan permukaan medium yang terdiri (d) Gempa tumbukan, yaitu gempa
dari: yang disebabkan oleh meteor besar
(a) Gelombang Love merupakan gelom- yang jatuh ke bumi.
bang permukaan yang menjalar da- 2. Berdasarkan kedalaman hiposenter
lam bentuk gelombang transver- (a) Gempa dalam, yaitu kedalamannya
sal, yakni merupakan gelombang- > 300 km di bawah permukaan bu-
SH yang penjalarannya paralel de- mi.
ngan permukaan. (b) Gempa menengah, kedalamannya
(b) Gelombang Rayleigh (R) merupak- 80 km < h 6 300 km di bawah
an gelombang permukaan yang ge- permukaan bumi.
rakan partikel medianya merupakan (c) Gempa dangkal, kedalamannya
kombinasi gerakan partikel yang di- h<80 km di bawah permukaan bu-
sebabkan oleh gelombang P dan S. mi.
3. Berdasarkan jarak episenter
(a) Gempa lokal, yaitu episenternya ku-
rang dari 10000 km.
(b) Gempa jauh, yaitu episenternya se-
kitar 10000 km.
(c) Gempa sangat jauh, yaitu episen-
ternya lebih dari 10000 km.
Gambar 3: Gelombang Love dan gelombang
Rayleigh (Ismullah, 2016) 4. Berdasarkan kekuatannya
(a) Gempa sangat besar M > 8.0
(b) Gempa besar 7.0 6 M 6 8.0
(c) Gempa sedang 5.0 6 M < 7
IV. Gempabumi (d) Gempa kecil 3.0 6 M < 5
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bu- (e) Gempa mikro 1.0 6 M < 3
mi akibat pelepasan energi di dalam bumi (f) Gempa ultra mikro M < 1.0
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patah- Sebaran episenter gempa di Sulawesi secara
nya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumu- umum dapat dilihat pada Gambar 4, berikut.
lasi energi penyebab terjadinya gempabumi Gempabumi dihasilkan dari pergerakan sesar
dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng disebabkan gaya-gaya tektonik. Jenis sesar
tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan yang menimbulkan gempabumi dapat dike-
ke segala arah berupa gelombang gempabumi tahui dengan menggunakan mekanisme fokal
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke (Focal Mechanism) yang diperoleh dari data
permukaan bumi (BMKG, 2015). gelombang P dan Gelombang S.
1. Berdasarkan penyebabnya:
(a) Gempa tektonik, yaitu gempa yang V. Sebaran Mekanisme Fokus
disebabkan oleh pergeseran lapisan Gempabumi Sulawesi Bagian
batuan pada daerah sesar. Selatan Periode 1976-2016
(b) Gempa vulkanik, yaitu gempa yang
diakibatkan oleh aktivitas vulkanis- Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat terda-
me pat 46 bola fokal pada sebaran mekanisme
(c) Gempa guguran (gempa runtuhan), fokus gempa. Peta sebaran mekanisme fo-
yaitu disebabkan oleh runtuhnya ba- kus didapat dari data gempa Sulawesi Bagian
gian goa. selatan Periode 1976-2016 yang terdiri dari

NEUTRINO 28 ISSN: 2620-3561


Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

Teluk Bone sedangkan sesar naik yang me-


nyebabkan gempa bumi di darat diakibatkan
oleh pengaruh Sesar Walanae.
Sesar geser penyebab gempabumi pada re-
gion ini yaitu dipengaruhi oleh aktivitas Sesar
Pasangkayu. Gempabumi yang terjadi di da-
rat tersebut merupakan gempa dangkal dan
gempa menengah. Sedangkan sesar Oblique
yang terjadi pada gempabumi di laut dipe-
ngaruhi oleh Sesar Paternoster.

VI. Tanah Longsor


Geologi atau litologi adalah salah satu para-
Gambar 4: Sebaran episenter gempabumi Su- meter utama pada studi tanah longsor, oleh
lawesi (BMKG) karena perbedaan satuan unit litologi akan
berbeda kerentanannya terhadap tanah long-
waktu kejadian, koordinat, kedalaman, dan sor. Litologi mempengaruhi tipe dan inten-
magnitudo gempa dapat dilihat pada Gam- sitas proses morphodinamik meliputi tanah
bar 5. Kriteria magnitude yang digunakan longsor. Litologi yang demikian sangat ren-
yaitu 3-7 dengan kedalaman 0- 600 km. Gem- tang bila digoncang oleh gempabumi. Hal ini
dapat memicu bergeraknya batuan di daerah
dataran tinggi atau perbukitan, pegunung-
an untuk meluncur ke arah rendahan atau
toe. Akan lebih parah bila curah hujan yang
relatif tinggi di daerah tersebut.
Longsor (landslide) adalah suatu bentuk
pengangkutan atau pemindahan tanah terja-
di pada saat bersamaan dalam volume besar,
longsor terjadi sebagai akibat meluncurnya
Gambar 5: Peta mekanisme fokal gempabumi suatu volume tanah diatas suatu lapisan agak
bagian selatan Sulawesi 1976-2016 kedap air yang jenuh airnya. Lapisan kedap
air tersebut terdiri atas liat atau mengandung
pa pada pada posisi geografis 2.00o - 4o 50’ liat tinggi atau batuan lain yang setelah jenuh
LS dan 118o -121o 00’ BT terdapat 11 gempa air berlaku sebagai tempat meluncur (Hida-
sepanjang tahun 1976-2016, diantaranya 5 se- yah, dkk, 2017). Gerakan tanah adalah proses
sar naik (reverse fault), 1 sesar oblique dan 5 pergerakan massa ke bawah menuruni bidang
sesar geser (strike slip fault). Adapun yang yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi.
paling dominan pada region ini yaitu sesar Gerakan massa tersebut terjadi karena ter-
geser (strike slip fault) dan sesar naik (rever- gantungnya kestabilan tanah dan batuan pe-
se fault). Pola sesar dengan keterangannya nyusun lereng. Kestabilan tanah atau batuan
dapat dilihat pada Tabel 1. Bila dilihat pola disebabkan karena tegangan geser melampaui
sesar di area region ini didominasi oleh sesar kekuatan gesernya, hal ini disebabkan kare-
naik yang menjadi faktor utama sumber gem- na adanya bidang-bidang lemah dan partikel
pa yang terjadi di laut. Gempabumi yang yang dapat terubah karena kelembaban pada
terjadi di laut pada region ini dipengaruhi suatu tubuh tanah dan batuan (Massinai,dkk,
oleh Makassar Thrust dan Sesar Paternoster 2013).
serta pengaruh dari pemekaran dasar laut di Parameter geologi dalam analisis longsor di

NEUTRINO 29 ISSN: 2620-3561


Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

Tana Toraja terutama Toraja bagian Utara Teluk Bone serta struktur geologi lokal
yakni: Sesar-sesar, Formasi Batuan Gunu- yaitu Sesar Paternoster, Sesar Pasangka-
ngapi Lamasi (Tplv), Formasi Batuan Gunu- yu, sesar Saddang, pengaruh subduksi
ngapi Malimbong (Tmpv), Formasi Toraja dari mikrokontinen Lengan Tenggara.
(Tets), Formasi Lantimojong (Kls), Tufa Ba- 3. Faktor utama penyebab terjadinya ben-
rupu (Qpbt), Formasi Date (Tomd), Batuan cana longsor di Kabupaten Toraja Utara
Gumungapi Lamasi (Tomc), Formasi Seka- adalah pergerakan sesar dan dibarengi
la (Tmps), Batuan Terobosan (Tmpi), Tuf curah hujan tinggi serta ketingian dan
Barupu (Qbt), dan Formasi Toraja (Tets). kemiringan lereng.
Tatanan geologi yang berpotensi longsor ada-
lah Formasi Lantimojong (Kls ). Hal ini di-
REFERENSI
sebabkan oleh formasi lantimojong berumur
Eosen yang terdiri dari perselingan batu pa- [1] Afnimar. 2009. Seismologi. Institut Tek-
sir kuarsa, serpih dan batu lanau, bersisipan nologi Bandung. Bandung BMKG. 2015.
konglomerat kuarsa, batu lempung karbonat, Bulletin Gempabumi dan Tsunami Indo-
batu gamping, napal, batu pasir hijau, batu nesia. Jakarta
pasir gampingan, dan batubara, dan lapisan
resin dalam batu lempung. [2] Djuri, Sudjatmiko., S. Bachri., & Suki-
do.1998. Peta Geologi Lembar Majene
dan Bagian Barat Lembar Palopo. Pusat
VII. Penutup
Penelitian dan Pengembangan Geologi:
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari pe- Bandung.
nelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa: [3] Hidayah, Azaliatul., Paharuddin., Mas-
1. Gempabumi yang terjadi di Sulawesi Ba- sinai, Muhammad Altin., 2017. Analisis
gian Selatan pada Periode 1976-2016 me- Rawan Bencana Menggunakan Metoda
rupakan jenis gempa dangkal, gempa me- AHP di Kabupaten Toraja Utara., Jurnal
nengah dan gempa dalam yang terjadi di Geocelebes V. 1, No. 1 p.1-4.
Laut dan di Darat. Hal ini terlihat dari
Peta Seismisitas sebaran gempa berda- [4] Ismullah, Muhammad Fawzy., Lantu.,
sarkan magnitudo dan kedalaman gempa. Aswad, Sabrianto., Massinai, Muham-
Frekuensi gempa yang terjadi pun cen- mad Altin., 2015, Tectonics Earthquake
derung meningkat sehingga gempabumi Distribution Pattern Analysis Based Fo-
yang terjadi di Sulawesi Bagian Selatan cal Mechanisms (Case Study Sulawesi
memiliki aktivitas yang tinggi. Island, 1993–2012), American Institute
2. Jenis sesar yang terjadi pada Gempabu- of Physics, AIP Confrence Proceddings
mi yang terjadi di Sulawesi Bagian Selat- 1658.
an pada Periode 1976-2016 merupakan [5] Ismullah, Muhammad Fawzy., 2016.,
sesar geser/mendatar mengiri (sinistral), Aplikasi Double Difference untuk Penen-
sesar naik (reverse fault), sesar turun tuan Lokasi Hiposenter Secara Akurat
(normal fault), dan sesar oblique. Ada- Pada Zona Sesar Palu Koro Menggunak-
pun yang paling dominan jenis sesar yang an Data Korelasi Silang Waveform. Tesis
menjadi penyebab utama gempabumi di Magister Teknik Geofisika ITB Bandung.
Sulawesi Bagian Selatan adalah jenis se-
sar geser/mendatar mengiri. Penyebab [6] Lantu., Miranda, Suko Prayitno, Adi.,
utama dari gempabumi di Sulawesi Ba- 2006. Analisis Gempabumi Tektonik dan
gian Selatan merupakan struktur geologi Potensi Tsunami di Sulawesi Selatan
utama yaitu Sesar Matano, Sesar Lawa- Dan Barat,. Jurnal Fusi. V. 10, No.3.
nopo, Sesar Walanae, Tolo Thrust, dan p.186-191.

NEUTRINO 30 ISSN: 2620-3561


Neutrino - Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, November 2018

[7] Massinai, Muhammad Altin., Sudrajat, [10] Domapa, Sernita., Maria., Massinai, Mu-
Adjat., Lantu. 2013, The Influence of hammad Altin., Dahlang Tahir. 2016. In-
Seismic Activity in South Sulawesi Area terpretasi Data Geokimia Mata Air Pa-
to the Geomorphology of Jeneberang Wa- nas di Daerah Geothermal Wala: Studi
tershed, Journal of Engineering and Te- Kasus di Kabupaten Tana Toraja., Pro-
chnology, Vol 3, No.10, P.945-948. siding SFN XXIX Makassar.

[8] Massinai, Muhammad Altin. 2015. Ge- [11] Surono dan Hartono, 2015. Geologi Su-
omorfologi Tektonik. Pustaka Ilmu. Yo- lawesi. LIPI Press. Jakarta.
gyakarta

[9] Massinai, Muhammad Altin., Ismullah,


Muhammad Fawzy, 2018, Determination
Hypocentre and Focal Mechanism Ear-
thquake of Oct 31, 2016 in South Su-
lawesi, Journal of Physics: Conf.Series
979

NEUTRINO 31 ISSN: 2620-3561

Anda mungkin juga menyukai