Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME PENDAHULUAN PELABUHAN

MATA KULIAH PELABUHAN

DISUSUN OLEH :
Rio Haekal Offari
NIM. 2009026057
(ALIH JENJANG)

PROGRAM STUDI S1
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Perkembangan Pelabuhan

Pada awalnya, pelabuhan merupakan suatu tepian yang terdiri dari kapal-kapal
dan perahu-perahu yang hanya dapat merapat dan membuang jangkar untuk
melakukan bongkar muat barang, menaik-turunkan penumpang, dan kegiatan
lainnya. Untuk melakukan kegiatan tersebut maka pelabuhan harus tenang terhadap
gangguan gelombang, sehingga pada waktu itu pelabuhan hanya berada pada tepi
sungai, teluk atau pantai yang bisa dikatakan terlindungi dari gangguan gelombang.
Dengan berkembangnya zaman maka kebutuhan manusia semakin bertambah
sehingga hasil produksi berupa hasil bumi maupun industri semakin berkembang
sehingga dibutuhkan tempat pemasaran maupun pemindahan barang ke tempat lain.
Dengan demikian diperlukanlah sarana dan prasarana pengangkutan yang lebih
memadai. Kapal yang awalnya sederhana dan kecil, dengan berkembangnya
kemajuan teknologi maka kapal semakin lama semakin besar dan canggih. Bahkan
sekarang banyak kapal-kapal khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengangkutan, seperti kapal barang umum (general cargo ship), kapal barang curah,
kapal tanker, kapal peti emas, kapal pengangkut gas alam cair (LNG tanker), kapal
penumpang, kapal ferry, kapal ikan, kapal keruk, kapal perang, dan lain sebagainya.
Dengan berkembangnya prasarana tersebut, seiring waktu berjalan pula pelabuhan
sebagai sarana juga harus ikut berkembang. Dengan kata lain, pelabuhan tidak perlu
lagi harus berada pada tempat tertentu saja agar terhindar dari gangguan gelombang,
tetapi bisa berada di area yang sangat luas seperti laut terbuka dengan mengandalkan
ilmu dan teknologi yang maju untuk membuat pemecah gelombang sendiri. Jika
kapal sebagai sarana dapat dibuat khusus sesuai fungsinya masing-masing, maka
pelabuhan sebagai prasarana juga harus dibuat khusus sesuai fungsinya masing-
masing sehingga dapat menyediakan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan.

1.2 Arti Penting Pelabuhan

Indonesia sebagai negara kepulauan/maritim, peranan pelayaran adalah sangat


penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan/keamanan, dan
sebagainya. Bidang kegiatan pelayaran sangat luas yang meliputi angkutan
penumpang dan barang, penjagaan pantai, hidrografi, dan masih banyak lagi lainnya.
Bidang kegiatan pelayaran dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu pelayaran niaga
yang merupakan usaha pengangkutan barang, terutama barang dagangan, melalui
laut antar pulau atau pelabuhan, dan bukan niaga yang meliputi kapal patrol, survei
kelautan, dan lain sebagainya.
Kapal sebagai sarana pelayaran memiliki peranan penting dalam sistem
perekonomian. Beberapa barang impor, ekspor dan muatan dengan kapasitas besar
diangkut dengan kapal laut, walaupun diantaranya pengangkutan dilakukan
menggunakan fasilitas angkutan lain seperti angkutan darat dan laut. Karena fasilitas
angkutan laut seperti kapal memiliki kapasitas yang sangat besar, maka fasilitas
angkutan laut lebih dominan digunakan sebagai kegiatan pengangkutan
dibandingkan menggunakan fasilitas angkutan lain. Sebagai salah satu contoh yaitu
pengangkutan barang yang mencakup volume yang sangat banyak untuk dikirimkan
ke suatu daerah, apabila menggunakan fasilitas angkutan darat, maka diperlukan truk
atau mobil pengangkut dalam jumlah yang banyak juga. Dengan demikian, fasilitas
angkutan laut sangat efektif dalam mengatasi hal tersebut sehingga muatan dalam
jumlah besar dapat dikirim dalam waktu yang lebih singkat, tenaga kerja lebih sedikit
dan biaya juga lebih murah.
Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut, maka muncullah prasarana
berupa pelabuhan. Pelabuhan merupakan tempat pemberhentian atau terminal bagi
kapal setelah melakukan kegiatan berlayar. Di pelabuhan banyak sekali kegiatan
yang terjadi, mulai dari menaik-turunkan barang, pengisian bahan bakar dan air
tawar, melakukan reparasi, mengadakan pembekalan, dan lain-lainnya. Agar
pelabuhan dapat melakukan kegiatan tersebut, maka diperlukan berbagai fasilitas
seperti pemecah gelombang, dermaga, peralatan bongkar muat barang, gudang-
gudang, halaman untuk menimbun barang, perkantoran baik untuk pengelola
pelabuhan maupun untuk maskapai pelayaran, ruang tunggu bagi penumpang,
perlengkapan pengisian bahan bakar penyediaan air bersih, dan lain-lainnya.

1.3 Definisi Pelabuhan

Terdapat 2 (dua) dalam istilah pengertian pelabuhan yaitu Bandar dan


pelabuhan. Kedua istilah tersebut terkadang sering dianggap sama oleh kebanyakan
orang, padahal kenyataanya memiliki pengertian masing-masing yang berbeda.
Bandar (harbour), adalah perairan yang terlindung, tempat kapal-kapal
berlindung dengan aman (dari gangguan alam) dengan membuang sauh atau
mengikat dengan pelampung. Bandar memiliki tempat atau area perairan dimana
terdapat bangunan-bangunan yang diperlukan pembentukannya, perlindungan dan
perawatan, seperti pemecah gelombang, jetty, dan lainnya yang merupak tempat
bersinggahnya kapal untuk berlindung, mengisi bahan bakar, reparasi dan lain
sebagainya.
Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang,
yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat
bertambat untuk bongkar muat barang, kran‐kran (crane) untuk bongkar muat barang,
gudang laut (transito) dan tempat‐tempat penyimpanan dimana kapal membongkar
muatannya, dan gudang‐gudang dimana barang‐barang dapat disimpan dalam waktu
yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.
Terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api dan/atau jalan raya.
Dari 2 (dua) uraian tersebut dapat dipahami bahwa pelabuhan merupakan
bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan
penumpang untuk pelayanan muatan dan penumpang seperti dermaga, tambatan,
dengan segala perlengkapannya. Jadi suatu pelabuhan dapat dikatakan pula suatu
suatu bandar, akan tetapi suatu bandar belum tentu dapat dikatakan sebagai
pelabuhan.
Karena faktanya sebuah kapal yang berlayar juga memiliki kepentingan
Melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang, maka nama
pelabuhan lebih tepat daripada bandar.

1.4 Pelabuhan Di Indonesia

Peranan transportasi laut bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan


yang memiliki 17.508 pulau, sejak dahulu kala sangat penting artinya. Sejarah
mencatat kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit tumbuh dan jaya karena
didukung oleh armadanya yang kuat. Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau
dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dimana potensi sumber daya
alam dan sumber daya manusianya tersebar disege nap wilayahnya, dimana
perwujudan wawasan nusantara merupakan komitmen nasional, sehingga angkutan
laut mempunyai peran yang penting bagi kegiatan sosial ekonomi. Persatuan
Indonesia dan kesatuan ekonomi Negara kepulauan ini hanya dapat dipertahankan
dan dilestarikan oleh transportasi yang terintegrasi, regular, handal, efi sien dan
terjangkau. Tanpa itu kita membiarkan Indonesia hanya sebagai kumpulan pulau-
pulau yang dipisahkan secara geografi s oleh beragam etnik dan suku bangsa.
Kelancaran arus perhubungan akan mempercepat pencapaian sasaransasaran
pembangunan serta memperkokoh persatuan dan kesatuan Bangsa dalam
meningkatkan ketahanan nasional dan perwujudan Wawasan Nusantara. Maka untuk
itu pemerintah melalui pembangunan Lima Tahun I sampai sekarang telah, sedang
dan akan melakukan rehabilitasi dan membangun sarana dan prasarana perhubungan
yaitu antara lain mengadakan modernisasi dibidang pengangkutan laut seperti
dioperasikannya kapalkapal kontainer dengan fasilitas-fasilitas lainnya yang serba
modern. Dengan demikian dapat diharapkan biaya jasa perhubungan dapat diperkecil
karena peningkatan efi siensi serta keselamatan dapat lebih terjamin. Disamping itu
untuk lebih menyeragamkan sistem fungsi pelayanan di pelabuhan, maka pemerintah
pada tahun 1984 memperkenalkan sistem empat pintu gerbang (four gateway ports
system) yaitu Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Belawan (Medan),
dan Makasar (Ujung Pandang).
Dengan Sistem ini dimaksudkan disamping untuk mengefi siensikan bongkar
muat di pelabuhan juga dapat digunakan sebagai standar perencanaan dalam
mendesain pelabuhan sehingga dapat dihindarkan adanya suatu investasi yang terlalu
besar atau terlalu kecil atau fasilitas-fasilitas yang dibangun sesuai dengan fungsi
pelabuhan tersebut. Disamping itu untuk menghapuskan mekanisme cara
pemeriksaan barang dan pelayanan yang birokratis dan berbelit-belit yang selama ini
berlangsung di pelabuhan baik oleh bea cukai maupun instansi lainnya yang
mengakibatkan harga barangbarang menjadi tinggi. Pemerintah melalui Inpres No.
IV Tahun 1985 dengan segala macam peraturan pelaksanaanya mengatur kembali
kebijaksanaan tata laksana operasional pelabuhan untuk kelancaran arus lalulintas
barang antar pulau, ekspor dan impor guna menunjang peningkatan kegiatan
ekonomi pada umumnya dan peningkatan ekspor komoditi non migas pada
khususnya. Apalagi sekarang ini dalam kondisi krisis ekonomi serta dalam era
reformasi, maka mau tidak mau segala bentuk kegiatan yang menghambat, yang
membuat biaya tinggi harus dihapuskan atau direformasi.
Sejalan dengan peningkatan kegiatan-kegiatan ekonomi menyebabkan
pembangunan fasilitas pelabuhan juga meningkat dengan sangat cepat. Dengan
pesatnya pembangunan fasilitas pelabuhan seperti dermaga, pemecah gelombang dan
perancangan bangunan pantai untuk pelabuhan. dan fasilitas-fasilitas lainnya dengan
menggunakan teknologi yang serba modern, maka hal ini menjadi tantangan bagi
para perencana pelabuhan.
Sesuai dengan kondisi jenis/ukuran kapal yang singgah di pelabuhan dan
Tingkat perkembangan daerah yang tidak sama, maka Pemerintah telah melakukan
kebijakan dalam pengembangan jaringan sistem pelayanan angkutan laut dan
kepelabuhan yang didasarkan pada four gateway ports system. Dalam hal tersebut,
maka dikenal adanya pergolongan pelabuhan sebagai berikut :
1. Gate Way Port (Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Ujung Pandang)
2. Regional Colletion Port (Teluk Bayur, Palembang, Balikpapan, Dumai, Lembar,
Pontianak, Cirebon, Panjang, Ambon, Kendari, Lhok Seumawe, Sorong, Bitung,
Semarang)
3. Trunk Port: Kategori I (Banjaramasin, Samarinda, Meneng, Cilacap, Tarakan,
Donggala, Tenau, Ternate, Krueng Raya, Sibolga, Jayapura, Gorontalo,
Bengkulu, Batam) dan II (Kuala Langsa, Sampit, Benoa, Pakanbaru, Jambi, Pare‐
pare, Sintete, Biak,Merauke, Toli‐toli, Kalianget)
4. Feeder Port: pelabuhan kecil dan perintis yang jumlahnya lebih dari 250 buah di
seluruh Indonesia, melayani pelayaran di daerah terpencil dan untuk membuka
kegiatan ekonomi daerah terpencil

1.5 Macam Pelabuhan

Pelabuhan dapat dibedakan beberapa macam tergantung sudut tinjauannya,


antara lain ialah dari segi penyelenggaraan, pengusahaannya, fungsinya dalam
perdagangan nasional dan internasional, kegunaannya, serta letak georgrafisnya.

1.5.1 Segi Penyelenggaraan


1. Pelabuhan umum
Pelabuhan Umum diselenggarakan oleh Pemerintah melalui suatu Badan
Usaha dengan tujuan kepentingan pelayanan masyarakat umum.
2. Pelabuhan khusus
Pelabuhan Khusus untuk kepentingan sendiri menunjang kegiatan tertentu
Contoh pelabuhan khusus : Pelabuhan LNG Arun di Aceh, Pelabuhan Pabrik
Alumunium Asahan di Kuala Tanjung Sumatera Utara.

1.5.2 Segi Pengusahaan


1. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan
bongkar muat barang, menaik-turunkan penumpang serta kegiatan lainnya.
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal/perahu, tanpa
Adanya fasilitas bongkar-muat, bea cukai, dan lain sebagainya.

1.5.3 Segi Fungsinya Dalam Perdagangan Nasional dan Internasional


1. Pelabuhan laut
Pelabuhan laut ini biasanya bebas dimasuki kapal-kapal berbendera asing.
2. Pelabuhan pantai
Pelabuhan yang hanya disediakan untuk perdagangan Dalam Negeri dan
tidak bebas bagi kapal asing.

1.5.4 Segi Kegunaan


1. Pelabuhan ikan
Fasilitas yang ada meliputi : Tempat pelelangan ikan, penyediaan air tawar,
persediaan bahan bakar minyak, pabrik es, reparasi kapal, rambu suar, tempat
penjemuran ikan, perawatan jaring.
2. Pelabuhan minyak
Ciri-cirinya ialah letaknya yang jauh dari keperluan umum, tidak memerlukan
dermaga atau pangkalan penahan muatan vertikal yang besar, terdapat jembatan
perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan
kedalaman yang lebih besar, bongkar muat dilakukan dengan pipa –pipa atau
pompa –pompa.
3. Pelabuhan barang
Memiliki ciri-ciri yaitu dilengkapi fasilitas bongkar muat barang, daerah perairan
pelabuhan cukup tenang untuk melakukan bongkar muat barang, dermaga harus
panjang / setidaknya menampung 80% panjang kapal, mempunyai halaman
dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang, mempunyai
gudang transito/penyimpanan dibelakang halaman dermaga, tersedia jalan untuk
lalu lintas barang.
4. Pelabuhan penumpang
Ciri-cirinya ialah dilengkapi dengan stasiun penumpang, terdapat kantor
imigrasi, duane, maskapai pelayaran, keamanan, direksi pelabuhan, gudang
barang tidak terlalu besar.
5. Pelabuhan campuran
Ciri-cirnya ialah pencampuran pemakaian terbatas untuk penumpang dan barang,
untuk keperluan minyak dan ikan biasanya terpisah, pada dermaga dan jembatan
diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.
6. Pelabuhan militer
Memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai daerah yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang, memiliki konstruksi tambatan
maupun dermaga yang mirip dengan pelabuhan barang, posisi bangunan-
bangunan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan.

1.5.5 Segi Geografis


1. Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan
gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah, atau terletak di teluk,
estuari dan muara sungai.
Contoh : Pelabuhan Cilacap, Pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak, New
York, San Francisco, London, dan lain sebagainya yang terletak di muara sungai.
2. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan merupakan suatu daerah yang dilindungi dari pengaruh
gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater).
Contoh : Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Mas, dan lain sebagainya.
3. Pelabuhan semi alam
Pelabuhan semi alam merupakan kombinasi dari pelabuhan alam dan buatan.
Contoh : Pelabuhan Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai