No. BP : 1810531050 Mata Kuliah : Manajemen Strategi Tugas Resume Strategy Business Unit
A. Konsep Strategi Unit Bisnis
Strategy Business Unit (SBU) pertama kali diperkenalkan tahun 1979 oleh Kensey and Co. dalam kerjasamanya dengan General Electric. SBU didefinisikan sebagai sebagai suatu cara mengelola sebuah bisnis sehingga tiap unit menjual sekumpulan produ/jasa kepada sekumpulan pelanggan dalam persaingan dengan sekumpulan pesaing. Ciri-ciri SBU berdiri atas lima aspek, yaitu: 1. External Focus adalah pengelolaan dan pengorganisasian suatu SBU yang mengacu pada permasalahan yang timbul karena faktor-faktor eksternal. 2. Identifiable competitor adalah SBU yang didesain sedemikian rupa sehingga para pesaing SBU tersebut dapat teridenti1ikasikan. 3. Autonomous profit center adalah SBU yang beroperasi sebagai suatu bisnis tersendiri dengan tujuan serta sasarannya sendiri yang dipimpin oleh seorang manajer. 4. Distinct marketing strategy adalah setiap SBU yang memiliki strategi pemasaran tersendiri dan berbeda dengan unit bisnis lainnya. 5. Separate accounting adalah SBU yang bersaing sebagai unit yang berdiri sendiri dan harus dapat menghitung keuntungan dan biaya biayanya sendiri, sehingga iaharus mampu memiliki sistem pembukuan yang lerpisah dari unit lainnya. Menurut Wheelen dan Hunger (2003:21) strategi level unit bisnis, lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatandan operasi suatu bisnis tertentu.Strategi bisnis adalah strategi yang menekankan pada peningkatan dari posisi kompetitif dari produk atau jasa perusahaan dalam industri yang spesifik atau segmen pasar yang dilayani oleh bisnis tersebut. Strategi pada level bisnis membutuhkan pengintegrasian strategi-strategi level fungsional untuk serangkaian produk dan/atau jasa tertentu yang ditujukan bagi segmen pelanggan spesifik. Banyak perusahaan yang hanya mempunyai satu unit bisnis atau produk. Bagi perusahaan-perusahaan yang beroprasi pada lebih dari satu bidang bisnis (memiliki lebih dari satu unit bisnis), strategi level korporat (multi-business strategies) dibutuhkan untuk menyelaraskan berbagai strategi level bisninya. Fokus Strategi Bisnis diantara lain adalah Portofolio produk/pasar, Alokasi sumber daya, Produk/pasar, Budaya bisnis, Manajemen biaya strategic, dll yang tidak lain adalah nilai dari suatu bisnis (business value). Misi Unit Bisnis Setiap unit bisnis perlu mengidentifikasi misi spesifisifiknya dalam lingkup misi perusahaan yang lebih luas. Dalam perusahaan dengan diversifikasi, salah satu tugas dari manajemen senior adalah mengalokasikan sumber daya, yakni membuat keputusan mengenai penggunaan kas yang dihasilkan dari beberapa unit bisnis untuk mendanai pertumbuhan dalam unit bisnis lain. Beberapa model perencanaan telah dikembangkan untuk membantu manajer tingkat korporat dalam mengalokasikan sumber daya secara efektif. Model-model ini menyarankan bahwa perusahaan memiliki unit-unit bisnis dalam beberapa kategori, yang diidentifikasi dengan misinya; strategi yang tepat untuk setiap kategori tentu berbeda. Dari banyak model perencanaan, terdapat dua model yang paling banyak digunakan, yaitu Boston Consulting Group’s (BCG) dan General Electric Company (GCC). Kedua model tersebut memiliki metode yang berbeda untuk menentukan misi pada setiap unit bisnis, namun kedua model ini sama-sama membagi unit bisnis kedalam empat jenis misi, yaitu : 1. Build Misi ini menyiratkan suatu sasaran untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) dimana pertumbuhan pasar relatif tinggi, tetapi sumber kasnya rendah, sehingga penggunaan kasnya tinggi karena dana dibutuhkan untuk meningkatkan pangsa pasar. Pangsa pasar sendiri dapat dihitung dengan cara membagi penjualan perusahaan pada tahun tertentu dengan total penjualan industri pada tahun tertentu, yang hasilnya adalah persentase (%). 2. Hold Misi strategik ini melindungi dan mempertahankan pangsa pasar unit bisnis dan posisi bersaingnya di pasar. 3. Harvest Misi strategik ini mempunyai sasaran untuk maksimisasi laba jangka pendek dan arus kas. Dalam misi strategik ini, perusahaan telah mempunyai pangsa pasar yang tinggi walaupun dalam keadaan pertumbuhan industri yang relatif rendah. 4. Divest Misi strategik ini mengindikasikan suatu keputusan untuk membubarkan bisnisnya atau melaui likuidasi perlahan-lahan atau penjualan unit bisnis ke lauar. Hal ini ditunjukkan oleh adanya suatu fakta perkembangan selama beberapa periode, di mana pangsa pasar yang selalu rendah sementara pertumbuhan pasar industrinya juga rendah, sehingga perusahaan tidak dapat tumbuh secara sehat dan menguntungkan. Dengan demikian, strategi yang memungkinkan adalah keluar dari bisnis yang dijalankan sekarang. Keunggulan Kompetitif Unit Bisnis Tiga pertanyaan yang saling berkaitan harus dipertimbangkan dalam mengembangkan keunggulan kompetitif unit bisnis. a. apa struktur industri di tempat unit bisnis beroperasi? b. bagaimana unit bisnis seharusnya mengeksploitasi struktur industri? c. apa yang akan menjadi basis keunggulan kompetitif unit bisnis? Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan analitis untuk mengembangkan keunggulan kompetitif yang superior. Kedua pendekatan tersebut yakni: I. Analisis Industri Menurut Porter, struktur industri harus dianalisis terkait dengan kekuatan kolektif dari 5 competitive forces : 1. Intensitas persaingan diantara para pesaing yang ada 2. Daya tawar pelanggan 3. Daya tawar pemasok 4. Ancaman dari barang subtitusi 5. Ancaman pendatang baru yang masuk industry Menurut Porter, unit bisnis mempunyai dua cara generic untuk merespons terhadap kesempatan dalam lingkungan eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan yaitu biaya rendah dan differensiasi. a. Biaya rendah Kepemimpinan biaya dapat diperoleh melalui beberapa pendekatan seperti skala ekonomis dalam produksi, pengendalian biaya yang ketat dan minimalisasi biaya. b. Differensiasi Fokus utama strategi ini adalah melakukan differensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis, sehingga menciptakan sesuatu yang unik. Diferensiasi dapat dilakukan pada “brand loyalty” seperti coca cola di minuman ringan, product design dan features, keamanan, pelayanan, teknologi informasi, seperti pada produk HP electronic, mobil BMW, Mercedez, jam rolex, dsb.
II. Analisis Rantai Nilai
Secara teoritis, keunggulan kompetitif dipasar pada intinya berasal dari penyediaan nilai pelanggan lebih baik untuk biaya yang sama atau nilai pelanggan yang sama untuk biaya yang lebih rendah. Rantai keunggulan kompetitif tidak diperiksa secara berarti pada tingkat unit bisnis secara keseluruhan, namun memisahkan perusahaan kedalam kegiatan strategisnya yang berbeda. Pertanyaan yang diarahkan pada aktivitas yang menambah nilai, seperti: 1. Dapatkah kita mengurangi biaya, sementara nilai / penghasilan konstan? 2. Dapatkah kita meningkatkan revenue pada aktivitas ini, sementara biaya konstan? 3. Dapatkah kita mengurangi asset pada aktivitas ini, sementara biaya dan penghasilan konstan? 4. Yang paling penting, apakah kita dapat melakukan point 1,2,3 secara bersama- sama? Untuk meningkatkan nilai kepada pelanggan, maka setiap bagian yang dapat menciptakan nilai tambah harus dioptimalkan kinerjanya, seperti pada aktivitas pengembangan produk yang dilakukan pada bagian riset dan pengembangan, kemudian rancangan produk yang sesuai dengan harapan konsumen, bahan yang berkualitas, proses produksi dengan teknologi produksi yang efisien, pemasaran dan penjualan serta pelayanan kepada pelanggan. Untuk menciptakan nilai tambah, maka diperlukan kegiatan lain sebagai aktivitas pendukung, seperti kegiatan keuangan, sumber daya manusia, dan teknologi informasi. B. Jenis-Jenis Strategi pada Unit Bisnis Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas persaingan dalam suatu pasar atau industri. Porter dalam Solihin (2012) menyebutkan ada tiga strategi pada unit bisnis, yaitu: a. Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership) Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan persaingan (competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha mencapai biaya paling rendah dibanding perusahaan lain yang berada dalam satu industri. Keunggulan biaya perusahaann dapat berasal dari penerapan teknologi produksi yang tepat, memiliki akses terhadap bahan baku yang lebih menguntungkan dibanding pesaing, dan sebagainya. Manfaat yang diperoleh dari penerapan strategi ini adalah menghambat masuknya pesaing potensial yang ingin memasuki industri yang sama. b. Differensiasi (Differentiation) Perusahaan yang memilih strategi ini harus berusaha untuk memiliki keunikan pada dimensi tertentu dari produk yang mereka hasilkan, dimana keunikan tersebut dianggap bernilai bagi konsumen. Diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari produk itu sendiri, sistem pengantaran pesan, pendekatan pemasaran,dan sebagainya. c. Fokus (Focus) Perusahaan akan memilih satu atau beberapa kelompok segmen dalam suatu industri kemudian mereka mengembangkan strategi yang sesuai untuk segmen tersebut. Dan juga memilih segmen yang tidak bisa dilayani dengan baik oleh pesaing lain yang memiliki cakupan pasar yang lebih luas. Strategi fokus terbagi dua jenis yaitu focus pada biaya (cost focus) dan fokus pada diferensiasi (differentiation focus). Perusahan yang berfokus pada biaya akan berusaha meraih pelanggan yang memiliki kebutuhan akan produk dengan biaya yang lebih redah. Sehingga lebih unggul dari pesaing lain yang memiliki cakupan pasar yang luas. Sedangkan perusahaan yang berfokus pada difrensiasi akan berusaha meraih pelanggan yang tidak terlayani dengan baik oleh perusahaan lain dengan cara menawarkan produk atau layanan yang berbeda dari para pesaingnya.