Anda di halaman 1dari 16

Mata kuliah Dosen pembimbing

Kesehatan Ternak Drh. Rahmi Febriyanti, MSc

Manajemen Kesehatan Ternak Potong

Disusun
Oleh :

Rahmad Hidayat
11880113562

Prodi Peternakan
Fakultas Pertanian Dan Peternakan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Manajemen Kesehatan Ternak Potong ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kesehatan Ternak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kesehatan Ternak bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Drh. Rahmi Febriyanti, MSc,
selaku dosen mata kuliah Kesehatan Ternak yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru,12 Desember 2020

Rahmad Hidayat

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan Dan Manfaat........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1. Karakteristik Ternak Sehat dan Sakit.............................................................2
2.1.1. Karakteristik ternak sapi potong sehat...................................................2
2.1.2. Karakteristika Ternak Sapi Potong Sakit................................................3
2.2. Faktor Penyebab Penyakit Ternak..................................................................3
2.2.1. Faktor lingkunagn yang kotor.................................................................3
2.2.2. Faktor Mikroorganisme..........................................................................3
2.2.3. Kecelakaan..............................................................................................4
2.2.4. Faktor Pakan atau Nutrisi.......................................................................4
2.3. Pencegahan Serangan dan Penularan Penyakit..............................................4
2.3.1 Menggunakan kandang karantina..........................................................5
2.3.2 Melarang impor sapi atau daging sapi dari negara yang tidak bebas
PMK......................................................................................................5
2.3.3 Vaksinasi berkala...................................................................................5
2.3.4 Pemberian obat cacing secara berkala...................................................6
2.3.5. Menjaga kebersihan lingkungan...........................................................6
2.3.6. Pemeriksaan Kesehatan Harian..............................................................6
2.3.7. Penanganan Kesehatan Hewan...............................................................7
2.4. Pengendalian Penyakit Ternak.......................................................................11
2.4.1. Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak dikandang...............11
2.4.2. Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak di ranch....................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Manajemen pencegahan dan pengendalian penyakit pada ternak sapi


merupakan salah satu usaha upaya mendukung perkembangan peternakan.
Makalah ini menguraikan secara praktis dan sederhana cara melakukan
pencegahan penyakit dan pengendalian penyakit pada ternak sapi agar mudah
dipahami.
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan memperhatikan perkandangan
yang baik misalnya ventilasi kandang, lantai kandang juga kontak dengan sapi
lain yang sakit dan orang yang sakit. Sanitasi merupakan usaha pencegahan
penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan
yang berkaitan dengan perpindahan dari penyakit tersebut. Prinsip sanitasi yaitu
bersih secara fisik, kimiawi dan mikrobiologi.
Penyakit pada ternak dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup
besar bagi peternak khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Karena
banyak penyakit ternak yang tidak hanya menyerang ternak tetapi juga dapat
menular kepada manusia disebut penyakit “ZOONOSIS” Kesehatan ternak adalah
suatu keadaan atau kondisi dimana tubuh hewan dengan seluruh sel yang
menyusun dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi
normal. Salah satu bagian yang paling penting dalam penanganan kesehatan
ternak adalah melakukan pengamatan terhadap ternak yang sakit melalui
pemeriksaan ternak yang diduga sakit.
Pemeriksaan ternak yang diduga sakit adalah suatu proses untuk
menentukan dan mengamati perubahan yang terjadi pada ternak melalui tanda-
tanda atau gejala-gejala yang nampak sehingga dapat diambil suatu kesimpulan
dan suatu penyakit dapat diketahui penyebabnya.

1.2. Tujuan dan Manfaat


a) untuk mengetahui ciri atau karakteristik ternak sapi potong yang sehat dan
sakit
b) untuk mengetahui faktor penyebab penyakit pada ternak sapi potong
c) untuk mengetahui cara mencegah serangan dan penularan penyakit pada sapi
potong.
d) untuk mengetahui cara pengendalian penyakit pada ternak sapi potong

1
BAB II
PEMBAHASAN

Kesehatan ternak adalah suatu kondisi atau keadaan ternak yang dimana
seluruh sel yang mesnyusunya dan cairan atau hormon yang melakukan fungsinya
secara normal tanpa hambatan atau gangguan. Pengendalian kesehatan ternak
berarti menjaga,memelihara dan mencegah terjadinya gangguan fungsi tubuh
ternak agar tetap normal dan bisa melakukan aktivitas tubuh sehingga bisa tetap
menjaga kualitas dan kuantitas pruduktivitasnya. Penegndalin kesehatan ternak
sama saja dengan menjaga ternak agar terhindar dari berbagai penyakit, baik yang
diakibatkan oleh bakteri karena lingkungan atau perkandangan kotor,virus
maupun mikroorganisme lainnya.

Pengendalian kesehatan terhadap ternak sapi potong perlu diperhatikan,


mengingat betapa besarnya dampak yang akan terjadi jika ternak sapi potong telah
terkena penyakit. Selain bertambahnya pengeluaran biaya ,akan mempengaruhi
kualitas dagingnya.

2.1. Karakteristik Ternak Sehat dan Sakit

Ada beberapa tanda atau ciri yang menunjukan bahwa sapi potong itu sakit
atau sehat. Jika sudah mengetahui tanda-tanda sapi potong sakit kita bisa segera
mengambil tindakn selanjutnya.

2.1.1. Karakteristik ternak sapi potong sehat

Untuk ternak sapi potong dalam kondisi sehat akan terlihat karakteristik dan
tingkah laku sebagi berikut :

a) Nafsu makan normal


b) Minum teratur ( biasanya 8 kali sehari )
c) Agresif
d) Istirahat dengan tenang
e) Pergerakan tidak kaku (telinga sering digerakan, kaki kuat dan mulut
basah )
f) Keadaan mata, selaput lendir dan warna kulit normal
g) Pengeluaran feses dan urin tidak sulit dengan warna dan konsistensinya
normal.
h) Tidak terdapat gangguan dalam bernafas, denyut nadi dan suhu tubuh
(suhu rektal berkisar antara 38,0 – 39,30C dengan rata-rata 38,60C)

2
2.1.2. Karakteristika Ternak Sapi Potong Sakit

Karakteristik yang memberikan indikasi bahwa ternak sapi potong sakit dan
ciri-cirinya dapat diamati, antara lain :

a) Terjadinya pengeluaran lendir atau cairan yang tidak normal dari mulut,
hidung dan mata.
b) Mata terlihat suram,cekung,mengantuk dan telinga terkulai
c) Menurunnya konsumsi pakan (Nafsu makan berkurang ) atau air minum,
bahkan sama sekali tidak mau makan.
d) Kotoran sedikit ,mungkin saja terkena diare atau kering dan keras.
e) Terjadinya kelainan postur tubuh, sulit berdiri, berjalan atau bergerak.
f) Gelisah yang berlebihan, batuk atau bersin, diare, feses atau urin berlendir
atau berdarah.
g) Abnormalnya suhu tubuh, denyut nadi dan pernafasan.
h) Bobot badan menurun dan berjalan sempoyongan.
i) Kulit tidak elastis,mulut dan hidung kering.

2.2. Faktor Penyebab Penyakit Ternak

Terdapat beberapa faktor penyebab yang menimbulkan penyakit pada ternak


sapi potong,selain disebabkan oleh faktor genetik diantarnnya :

2.2.1. Faktor lingkunagn yang kotor

Lingkungan yang kotor menjadi salah satu faktor yang memacu timbulnya
berbagai penyakit. Salah satu contohnya kandang yang dibiarkan kotor atau tidak
dibersihkan. Kebersihan lingkungan kandang menjadi tanggung jawab peternak
dan kewajiban peternak. Lingkungan kandang yang kotor membuat
mikroorganisme yang bersifat parasit atau patogen berkembang biak dan akan
berpengaruh pada kehidupan ternak sapi potong.

2.2.2. Faktor Mikroorganisme

Selain faktor lingkungan yang kotor ,ternak sapi potong bisa sakit
disebabkan oleh mikroorganisme. Kadang-kadang keadaan lingkungannya bersih
mikroorgnisme juga bisa datang menyerang karena terbawa oleh angin dari
tempat lain. Mikroorganisme ini terdiri dari bakteri, virus, protozoa dan kapang
yang semuanya dapat menimbulkan penyakit infeksi pada sapi. Penggunaan
desinfektan, perlakuan pemanasan dan pengeringan cukup efektif untuk
membunuh beberapa spesies bakteri. Membersihkan kotoran ternak yang lebih
sering serta membersihkan dan mendesinfektan peralatan atau fasilitas dan

3
sanitasi lainnya akan mencegah beberapa penyakit bakteri. Vaksinasi sangat
penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh spora bakteri.
Pemberian antibiotik dan obat-obatan lain efektif untuk mengobati ternak yang
terkena penyakit akibat bakteri.
Virus merupakan mikroorganisme yang paling kecil dan mampu
menyebabkan panyakit pada ternak. Virus tidak dapat dilihat dengan mikroskop
biasa. Virus dapat menular pada sel hidup yang lain serta tumbuh dan berkembang
biak. Penyebaran virus sangat cepat sehingga penyakit yang disebabkan oleh virus
mudah menular pada ternak yang lain.Misalnya penyakit Maliganant Catarrhal
Fever (MCF)
Parasit adalah organisme yang hidupnya bergantung pada organisme lain.
Parasit adalah penyebab penyakit yang paling luas pada ternak. Sebagian besar
ternak pernah terinfeksi oleh satu atau beberapa parasit, misalnya parasit internal
(cacing), parasit eksternal (kutu, caplak, tengu/mites) atau kedua-duanya selama
ternak hidup. Pemeriksaan rutin pada ternak perlu dilakukan dan segera diberi
insektisida yang sesuai (untuk parasit eksternal) serta adanya program sanitasi
yang baik untuk membantu mencegah masalah parasit ini.

2.2.3. Kecelakaan

Luka, lebam, keseleo, patah tulang dan kecelakaan lain dapat berakibat besar
pada keseluruhan kesehatan dan produktivitas ternak. Luka kecil seringkali
menjadi masalah serius bila terjadi infeksi penyakit dan keseleo akan menghambat
gerakan ternak untuk mendapatkan pakan. Ternak yang tidak cukup mendapat
pakan, ADG, efisiensi pakan dan produksinya akan menurun.

2.2.4. Faktor Pakan atau Nutrisi

Masalah kesehatan sapi juga dapat disebabkan oleh tidak cukupnya nutrisi
yang masuk ke dalam tubuh ternak. Ternak tidak akan tumbuh maksimal bila
pakan kurang baik atau kurang menerima nutrisi seperti protein, KH, LK, vitamin,
mineral dan air yang tidak seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat
mengakibatkan penyakit seperti grass tetany, milk fever, ketosis, white muscle
dissease. Selain itu pakan yang kurang akan menimbulkan masalah parasit,
gangguan pencernaan, kegagalan reproduksi dan penurunan produks

2.3. Pencegahan Serangan dan Penularan Penyakit

Walaupun Indonesia sampai saat ini masih dinyatakan terbebas dari berbagai
penyakit menular yang bersifat zoonosis (bisa menular pada manusia) seperti
penyakit PMKdan antharaks tetapi tetap harus melakukan berbagai upaya
pencegahan, antara lain :

4
2.3.1 Menggunakan kandang karantina

Tujuan dari karantina ini adalah untuk memastikan ternak yang baru datang
dari luar wilayah peternakan terbebas dari penyakit. Kandang karantina harus
terletak jauh dari lokasi perkandangan ternak pejantan yang lain, hal ini bertujuan
untuk menghindari penularan penyakit oleh ternak yang baru di datangkan.
Cara melakukannya ternak yang baru tiba di lokasi peternakan tidak langsung
ditempatkan pada kandang/ tempat pemeliharaan permanent, tetapi tempatkan
dahulu pada kandang sementara untuk proses adaptasi yang memerlukan waktu
sekitar beberapa minggu. Dalam proses adaptasi ternak diamati terhadap penyakit
cacing (dengan memeriksa fesesnya), penyakit orf, pink eye, kudis, diare, dan
sebagainya. Apabila positif terhadap penyakit tertentu segera diobati dan lakukan
isolasi. Dalam adaptasi ini juga termasuk adaptasi terhadap jenis pakan yang akan
digunakan dalam usaha ternak kambing. Pada adaptasi ini biasanya harus
disiapkan berbagai obat-obatan untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan
timbulnya berbagai penyakit. Setelah 7-21 hari ternak dalam keadaan sehat, maka
siap untuk dipindahkan dalam kandang utama.

2.3.2 Melarang impor sapi atau daging sapi dari negara yang tidak bebas PMK

Salah satu masalah yang saat ini sedang dihadapi Indonesia adalah adanya
impor daging ilegal dari India. Seperti diketahui, India adalah negara yang belum
bebas dari penyakit mulut dan kuku. Karena itu impor daging ilegal dari India bisa
menyebabkan berjangkitnya penyakit tersebut di Indonesia. Untuk itu diharapkan
pemerintah dapat bertindak tegas terhadap para penyelundup yang hanya
berorientasi pada keuntungan semata, tanpa mempertimbangkan faktor kesehatan
msyarakat.

2.3.3 Vaksinasi berkala

Beberapa penyakit pada sapi potong yang disebabkan oleh virus saat ini
sudah bisa dicegah dengan vaksinasi. Misalnya Anthrax, Jembrana dan
Septicaemia epizootica. Khusus untuk sapi-sapi induk yang dipelihara untuk
menghasilkan bakalan, vaksin biasanya diberikan secara berkala setiap 6 bulan
atau satu tahun sekali. Pemberian vaksin dimulai ketika sapi masuk lokasi usaha
peternakan. Sementara itu, untuk sapi bakalan yang hanya dipelihara dalam waktu
singkat (kurang dari 6 bulan), program vaksinasi cukup diberikan satu kali.

5
2.3.4 Pemberian obat cacing secara berkala

Pada saat sapi-sapi mulai dimasukkan ke dalam kandang untuk digemukkan,


obat cacing sudah harus diberikan untuk mencegah pemborosan pakan. Untuk
sapi bakalan, obat cacing cukup diberikan pada saat pertama kali sapi masuk
kandang, sedangkan pada induk penghasil bakalan sebaiknya obat cacing
diberikan secara berkala setiap 6 bulan sekali.

2.3.5. Menjaga kebersihan lingkungan

Setiap kali terjadi pergantian sapi, sebaiknya kandang dibersihkan dengan


desinfektan. Apabila air melimpah, kandang dapat dibersihkan setiap hari,
termasuk juga memandikan sapi. Pembersihan kotoran dapat dilakukan 2 – 3 kali
sehari.Tingkat sanitasi lingkungan dan higienis merupakan indikator kebaikan
manajemen kesehatan ternak. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu :

a) Sanitasi lingkungan yang terbaik adalah terjaganya kebersihan. Penyakit


yang disebabkan oleh mikroorganisme dan parasit akan lebih mudah
berkembang biak pada lingkungan yang kotor.
b) Keadaan yang harus suci hama pada peralatan operasional yang digunakan
dalam tatalaksana sehingga menjamin kesehatan ternak.
c) Menggunakan beberapa desinfektan. Desinfektan harus efektif menyerang
mikroorganisme secara luas, efektif dalam konsentrasi rendah, ekonomis,
tidak menyebabkan iritasi, korosif, tidak menyebabkan noda
(meninggalkan warna), tidak inaktif oleh bahan organik atau mineral,
stabil dalam penyimpanan dan penggunaan, mudah diaplikasikan dan
efektif dalam periode pendek atau pada suhu rendah.( Akoso 1996 )

2.3.6. Pemeriksaan Kesehatan Harian

Pengamatan kesehatan harian dilakukan setiap hari yaitu pada pagi dan sore
hari. Pengamatan kesehatan harian ini bertujuan untuk memantau kondisi
kesehatan ternak dan mengetahui ada tidaknya abnormalitas pada ternak sehingga
jika ditemukan ternak yang sakit atau mengalami kelainan dapat segera ditangani.
Pada pagi hari pemeriksaan kesehatan hewan dilakukan sebelum kandang
dibersihkan. Sedangkan pada sore hari, pemeriksaan dilakukan sesudah sapi diberi
makan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemeriksaan
kesehatan harian antara lain nafsu makan dari ternak, mengamati keadaan sekitar
ternak (mengamati feses, urin, dan keadaan sekitar kandang apakah terdapat
bercak-bercak darah atau tidak), mengamati keadaan tubuh ternak normal atau

6
tidak (bisa dilihat dari hidung, kejernihan mata, telinga dan bulu ternak),
mengamati cara ternak berdiri atau bergerak, ada tidaknya luka atau
pembengkakan serta ada atau tidaknya eksudat pada luka. Kondisi feses feses
yang tidak normal (encer) mengindikasiakan adanya kelainan atau suatu penyakit
pada sistem pencernannya. Adanya pengamatan kesehatan harian diharapkan
abnormalitas yang ada dapat ditangani sesegera mungkin dan apabila ada pejantan
yang sakit dapat segera diobati. Saat pengamatan kesehatan harian juga dilakukan
recording atau pencatatan abnormalitas yang terjadi sehingga terdapat data yang
lengkap mengenai riwayat penyakit yang pernah di alami oleh pejantan.
2.3.7. Penanganan Kesehatan Hewan

Penanganan kesehatan hewan bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dan


penanganan medis pada pejantan yang sakit sehingga pejantan yang sakit
secepatnya dapat ditangani sesuai dengan gejala klinis yang timbul. Penanganan
kesehatan hewan dilakukan saat ditemukan adanya kelainan atau gejala klinis
yang terlihat pada hewan setelah dilakukan pengontrolan rutin.

a. Pemeriksaan Klinis

Ternak yang terlihat menunjukkan adanya gejala klinis maka akan dilakukan
pemeriksaan klinis. Pemeriksaan klinis tersebut dilakukan Sebelum pengobatan.
Pemeriksaan klinis dapat dilakukan didalam dan diluar kandang (di kandang
jepit). Pemeriksaan klinis meliputi :

1) Pengukuran suhu tubuh melalui rektum dengan cara memasukkan


thermometer kedalam rektum dan dibiarkan selama 3 menit, kemudian
dibaca suhunya.
2) Pengukuran pulsus dilakukan dengan menggunakan stetoskop.
3) Pengukuran frekuensi pernafasan dan lapang paru-paru untuk mengetahui
apakah frekuensi pernafasan hewan normal atau tidak.
4) Palpasi dilakukan dengan sentuhan atau rabaan pada bagian yang akan
diperiksa apakah normal atau tidak.

b. Pengobatan

Pengobatan dilakukan apabila telah ditemukan ternak yang didiagnosa sakit


berdasarkan pengamatan harian. Pengobatan ternak dilakukan sesuai diagnosa
yang ditentukan,dengan dosis obat yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan
ternak sapi potong. Ternak sapi potong yang sakit diistirahatkan dikandang
karantina hingga dinyatakan sehat oleh kesehatan hewan.

7
c. Pemberian Vitamin

Pemberian vitamin pada ternak dilakukan secara rutin sebulan sekali. Vitamin
yang diberikan antara lain adalah vitamin A, D, dan E. Pemberian vitamin
dilakukan untuk menjaga kondisi kesehatan ternak sehingga produkstifitasnya
terjaga.

d. Pemotongan Kuku

Pemotongan kuku pada setiap ternak umumnya dilakukan secara rutin yaitu
setiap 6 bulan sekali. Tetapi apabila ditemukan masalah seperti ternak yang
kukunya sudah panjang atau antara kuku luar dan dalam panjangnya tidak
seimbang maka pemotongan kuku dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kondisi
ternak tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan posisi normal kuku,
membersihkan kotoran pada celah kuku, menghindari pincang, mempermudah
pada saat penampungan dan deteksi dini terhadap laminitis dan kemungkinan
terjadinya infeksi pada kuku.
Kuku harus mendapat perhatian terutama pada ternak yang selalu berada di
dalam kandang. Hal ini dapat menyebabkan kuku menjadi lebih lunak karena
sering terkena feses dan urine serta luka akibat terperosok dalam selokan
pembuang kotoran yang menyebabkan infeksi busuk kuku. Biasanya ternak yang
berada di kandang dengan lantai karpet pertumbuhan kukunya lebih cepat
dibandingkan dengan ternak yang berada di kandang berlantai semen. Hal ini
karena setiap hari ternak berpijak pada permukaan lantai yang kasar, sehingga
kuku sedikit demi sedikit akan terkikis dengan sendirinya. Alat-alat yang
digunakan adalah mesin potong kuku, kama gata teito (pisau pemotong kuku),
rennet, gerinda, mistar ukur, dan tali hirauci. Bahan dan obat-obatan yang
diperlukan adalah perban, kapas, Providon iodine, Gusanex, antibdiotik,
antiinflamasi, dan salep.

e. Desinfeksi Kandang

Desinfeksi kandang dilakukan setiap dua kali dalam sebulan dengan


menggunakan sprayer yang telah terisi larutan desinfektan dan disemprotkan ke
seluruh lantai, dinding, palungan dan halaman kandang. Tujuan dari desinfeksi
kandang adalah untuk mengendalikan populasimikroorganisme yang berpotensi
menimbulkan penyakit sehingga merugikan kesehatan ternak.Kegiatan desinfeksi
dapat menggunakan desinfektan Bestadest dengan dosis 2,5 s/d 5 ml/liter (untuk
4m2) atau Benzaklin dengan dosis 60 ml/10 liter air disemprotkan keseluruh
lantai, dinding, halaman kandang, dan kuku pejantan.

8
f. Kontrol Ektoparasit

Ektoparasit adalah parasit yang hidupnya menumpang pada bagian luar atxau
permukaan tubuh inangnya, seperti berbagai jenis serangga (lalat, dll) serta jenis
akari (caplak, tungau dll). Keberadaan ektoparasit akan mengakibatkan ternak
merasa tidak nyaman, sehingga nafsu makan ternak menurun dan akan berdampak
pada kualitas produk ternak. oleh karena itu penyemprotan anti ektoparasit sangat
penting dalam agenda pencegahan penyakit. Penyemprotan anti ektoparasit
merupakan suatu tindakan pengendalian terhadap parasit-parasit dari luar tubuh
yang dapat mengganggu kesehatan ternak. Ektoparasit dapat menyebabkan stres
pada pejantan, serta dapat bertindak sebagai vektor mekanik maupun biologis
penyakit hewan.
Penyemprotan anti ektoparasit dilakukan secara rutin setiap sebulan sekali
menggunakan sunschin dengan obat anti ektoparasit cyperkiller 25 WP (25%
Cypermethrin dengan dosis 30 gr/50 liter air) dan disemprotkan ke bagian tubuh
ternak, seperti bagian perut, pantat, kaki dan punggung. Penyemprotan anti
ektoparasit dilakukan sebaiknya tidak mencemari pakan, tempat pakan, dan air
minum. Cypermethrin adalah piretroid sintetis yang digunakan untuk keperluan
rumah tangga. Ini berperan sebagai neurotoksin cepat bertindak pada serangga.
Dalam hal ini mudah terdegradasi di tanah dan tanaman. Cypermethrin sangat
beracun untuk ikan, lebah dan serangga air, menurut National Pestisida Jaringan
Telekomunikasi (NPTN). Cypermethrin banyak ditemukan dalam pembunuh
semut, dan pembunuh kecoa, termasuk Raid dan kapur semut.
Anti ektoparasit lain yang digunakan untuk ternak adalah gusanex. Cara
pemakaiannya yaitu dengan menyemprotkan gusanex pada bagian tubuh ternak
yang mengalami luka. Tujuannya agar luka tersebut segera kering dan tidak
dihinggapi oleh lalat yang selanjutnya akan menjadi tempat berkembangnya telur
lalat dan ektoparasit lainnya.

g. Biosecurity

Menurut Winkel (1997) biosekurity merupakan suatu sistem untuk mencegah


penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan
produksi ternak secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk
mensejahterakan hewan (animal welfare). Biosecurity adalah semua tindakan
yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan
untuk mencegah semua kemungkinan kontak/ penularan dengan peternakan
tertular dan penyebaran penyakit (Dwicipto, 2010) .
Biosecurity merupakan tindakan perlindungan terhadap ternak dari berbagai
bibit penyakit (bakteri dan virus) melalui pengamanan terhadap lingkungannya
dan orang atau individu yang terlibat dalam siklus pemeliharaan yang dimaksud.

9
Tujuannya yaitu supaya bibit penyakit (bakteri dan virus) yang terbawa dari luar
tidak menyebar dan menginfeksi ternak. Tindakanbiosecurity meliputi :
a) Lokasi peternakan harus terbebas dari gangguan binatang liar yang dapat
merugikan.
b) Melakukan desinfeksi dan penyemprotan insektisida terhadap serangga,
lalat, nyamuk, kumbang, belalang disetiap kandang secara berkala.
c) Setiap kendaraan yang akan masuk ke areal peternakan harus melewati
bak biosecuritydan disemprot, yang mana cairan yang digunakan adalah
cairan desinfektan (lysol).
d) Setiap petugas yang akan masuk ke kandang diharuskan mencelupkan
sepatu boot ke dalam bak biosecurity yaitu wadah berisi desinfektan yang
sudah disediakan.
e) Segera mengeluarkan ternak yang mati untuk diotopsi lalu dikubur atau
dimusnahkan.
f) Selain petugas dilarang memasuki areal kandang.
g) Membatasi kendaraan yang masuk ke areal kandang.
h) Meyediakan kendaraan khusus bagi tamu yang berkunjung, contohnya
seperti keretabiosecurity.
i) Untuk aktivitas di dalam laboratorium harus menggunakan pakaian khusus
berupa jas dan alas kaki khusus untuk laboratorium

h. Pemberian Obat Cacing

Pemberian obat cacing secara per oral dan dilakukan terhadap seluruh ternak
setiap pergantian musim. Ternaki yang mengidap parasit cacing sulit diprediksi
bila dilihat dari kondisi fisiknya sehingga untuk mengantisipasi terjadinya infeksi
dan berkembang biaknya cacing dalam tubuh ternak maka diperlukan pemberian
obat cacing. Dosis yang diberikan terhadap ternak ialah menurut berat badannya.
Pemberian obat cacing dilakukan terhadap seluruh ternak setiap 6 bulan sekali.
Obat cacing yang digunakan adalah Albendazole dengan dosis 1 ml/10 kg berat
badan ternak.

I. Otopsi

Bila terjadi kasus kematian ternak maka dilakukan otopsi atau bedah bangkai
pada hari yang sama. Setelah itu dilakukan patologi anatomi, diambil potongan
kubus 1 cm pada organ yang terjadi kelainan, kemudian dimasukkan ke dalam
wadah yang berisi larutan formalin 10%. Sampel tersebut kemudian dikirim ke
laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut, baru kemudian dilakukan pencatatan
atau laporan mortilitas ternak.

10
2.4. Pengendalian Penyakit Ternak

Pengendalian penyakit harus dilakukan dalam usaha peternakan, karena


menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam usaha tersebut . Menurut Yunilas
(2011) program pengendalian penyakit ada dua yaitu :

2.4.1. Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak dikandang

Pengawasan penyakit seharusnya lebih mudah pada pemeliharaan secara


intensif dibanding ekstensif, namun secara umum masalah-masalah yang dihadapi
adalah identik.

Masalah-masalah yang berhubungan dengan penggelolaan sapi potong secara


intensif:

1) Walaupun sapi tidak digembalakan, pengawasan terhadap caplak masih


sangat perlu pada daerah yang belum bebas caplak dan jangan dilalaikan.
2) Pengawasan terhadap parasit dalam, juga masih diperlukan terutama pada
ternak yang lebih muda, dimana banyak parasit yang mungkin terdapat
pada hijauan yang dipotong di lapangan.

2.4.2. Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak di ranch

Masalah-masalah yang berhubungan dengan penggolongan ternak sapi


potong di ranch adalahh:

a) Penyakit mulut dan kuku


b) Penyakit-penyakit wabah dan beberapa parasit eksternal dapat diatasi
dengan program pemberantasan bencana,perbaikan produksi dan distribusi
vaksin dan perbaikan makanan serta pengelolaan.
c) Pedet muda lebih mudah terserang penyakit pneumonia pada udara yang
sangat lembab.

11
BAB III
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan

Pengendalian kesehatan ternak merupakan bagian yang tidak dapat


dipisahkan dari sistem usaha ternak terutama ternak sapi potong, hal tersebut
karena merupakan faktor penting yang memacu keberhasilan dalam beternak.
Upaya yang dilakukan menjaga kebersihan lingkungan kandang dan peralatan
kandang, menjaga kebersihan ternak,pemberian pangan yang cukup dan
berkualitas,melaksanakan vaksinasi secara teratur dan memisahkan ternak yang
sakit dengan yang sehat melaui kandang karantina.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.gusronk.com/2014/08/makalah-manajemen-ternak-sapi-potong.html,
Diakses pada 12 desember 2020

http://syaifulratmus.blogspot.co.id/2015/05/manajemen-kesehatan-ternak-
ruminansia.html,2015,Manajemen Kesehatan Ternak Rumunansia Diakses pada
12 desember 2020

Saputro.T,http://www.ilmuternak.com/2015/06/manajemen-kesehatan-pada
ternak.html, 2015,Manajemen Kesehatan pada Ternak. Diakses pada 12 desember
2020

Parista.E,http://etikafarista.blogspot.co.id/2012/12/makalah-pengendalian-
penyakit-pada-sapi.html diakses pada 12 desember 2020

13

Anda mungkin juga menyukai