Rahmad Hidayat 11880113562 Kester
Rahmad Hidayat 11880113562 Kester
Disusun
Oleh :
Rahmad Hidayat
11880113562
Prodi Peternakan
Fakultas Pertanian Dan Peternakan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Manajemen Kesehatan Ternak Potong ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kesehatan Ternak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kesehatan Ternak bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Drh. Rahmi Febriyanti, MSc,
selaku dosen mata kuliah Kesehatan Ternak yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Rahmad Hidayat
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan Dan Manfaat........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1. Karakteristik Ternak Sehat dan Sakit.............................................................2
2.1.1. Karakteristik ternak sapi potong sehat...................................................2
2.1.2. Karakteristika Ternak Sapi Potong Sakit................................................3
2.2. Faktor Penyebab Penyakit Ternak..................................................................3
2.2.1. Faktor lingkunagn yang kotor.................................................................3
2.2.2. Faktor Mikroorganisme..........................................................................3
2.2.3. Kecelakaan..............................................................................................4
2.2.4. Faktor Pakan atau Nutrisi.......................................................................4
2.3. Pencegahan Serangan dan Penularan Penyakit..............................................4
2.3.1 Menggunakan kandang karantina..........................................................5
2.3.2 Melarang impor sapi atau daging sapi dari negara yang tidak bebas
PMK......................................................................................................5
2.3.3 Vaksinasi berkala...................................................................................5
2.3.4 Pemberian obat cacing secara berkala...................................................6
2.3.5. Menjaga kebersihan lingkungan...........................................................6
2.3.6. Pemeriksaan Kesehatan Harian..............................................................6
2.3.7. Penanganan Kesehatan Hewan...............................................................7
2.4. Pengendalian Penyakit Ternak.......................................................................11
2.4.1. Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak dikandang...............11
2.4.2. Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak di ranch....................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kesehatan ternak adalah suatu kondisi atau keadaan ternak yang dimana
seluruh sel yang mesnyusunya dan cairan atau hormon yang melakukan fungsinya
secara normal tanpa hambatan atau gangguan. Pengendalian kesehatan ternak
berarti menjaga,memelihara dan mencegah terjadinya gangguan fungsi tubuh
ternak agar tetap normal dan bisa melakukan aktivitas tubuh sehingga bisa tetap
menjaga kualitas dan kuantitas pruduktivitasnya. Penegndalin kesehatan ternak
sama saja dengan menjaga ternak agar terhindar dari berbagai penyakit, baik yang
diakibatkan oleh bakteri karena lingkungan atau perkandangan kotor,virus
maupun mikroorganisme lainnya.
Ada beberapa tanda atau ciri yang menunjukan bahwa sapi potong itu sakit
atau sehat. Jika sudah mengetahui tanda-tanda sapi potong sakit kita bisa segera
mengambil tindakn selanjutnya.
Untuk ternak sapi potong dalam kondisi sehat akan terlihat karakteristik dan
tingkah laku sebagi berikut :
2
2.1.2. Karakteristika Ternak Sapi Potong Sakit
Karakteristik yang memberikan indikasi bahwa ternak sapi potong sakit dan
ciri-cirinya dapat diamati, antara lain :
a) Terjadinya pengeluaran lendir atau cairan yang tidak normal dari mulut,
hidung dan mata.
b) Mata terlihat suram,cekung,mengantuk dan telinga terkulai
c) Menurunnya konsumsi pakan (Nafsu makan berkurang ) atau air minum,
bahkan sama sekali tidak mau makan.
d) Kotoran sedikit ,mungkin saja terkena diare atau kering dan keras.
e) Terjadinya kelainan postur tubuh, sulit berdiri, berjalan atau bergerak.
f) Gelisah yang berlebihan, batuk atau bersin, diare, feses atau urin berlendir
atau berdarah.
g) Abnormalnya suhu tubuh, denyut nadi dan pernafasan.
h) Bobot badan menurun dan berjalan sempoyongan.
i) Kulit tidak elastis,mulut dan hidung kering.
Lingkungan yang kotor menjadi salah satu faktor yang memacu timbulnya
berbagai penyakit. Salah satu contohnya kandang yang dibiarkan kotor atau tidak
dibersihkan. Kebersihan lingkungan kandang menjadi tanggung jawab peternak
dan kewajiban peternak. Lingkungan kandang yang kotor membuat
mikroorganisme yang bersifat parasit atau patogen berkembang biak dan akan
berpengaruh pada kehidupan ternak sapi potong.
Selain faktor lingkungan yang kotor ,ternak sapi potong bisa sakit
disebabkan oleh mikroorganisme. Kadang-kadang keadaan lingkungannya bersih
mikroorgnisme juga bisa datang menyerang karena terbawa oleh angin dari
tempat lain. Mikroorganisme ini terdiri dari bakteri, virus, protozoa dan kapang
yang semuanya dapat menimbulkan penyakit infeksi pada sapi. Penggunaan
desinfektan, perlakuan pemanasan dan pengeringan cukup efektif untuk
membunuh beberapa spesies bakteri. Membersihkan kotoran ternak yang lebih
sering serta membersihkan dan mendesinfektan peralatan atau fasilitas dan
3
sanitasi lainnya akan mencegah beberapa penyakit bakteri. Vaksinasi sangat
penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh spora bakteri.
Pemberian antibiotik dan obat-obatan lain efektif untuk mengobati ternak yang
terkena penyakit akibat bakteri.
Virus merupakan mikroorganisme yang paling kecil dan mampu
menyebabkan panyakit pada ternak. Virus tidak dapat dilihat dengan mikroskop
biasa. Virus dapat menular pada sel hidup yang lain serta tumbuh dan berkembang
biak. Penyebaran virus sangat cepat sehingga penyakit yang disebabkan oleh virus
mudah menular pada ternak yang lain.Misalnya penyakit Maliganant Catarrhal
Fever (MCF)
Parasit adalah organisme yang hidupnya bergantung pada organisme lain.
Parasit adalah penyebab penyakit yang paling luas pada ternak. Sebagian besar
ternak pernah terinfeksi oleh satu atau beberapa parasit, misalnya parasit internal
(cacing), parasit eksternal (kutu, caplak, tengu/mites) atau kedua-duanya selama
ternak hidup. Pemeriksaan rutin pada ternak perlu dilakukan dan segera diberi
insektisida yang sesuai (untuk parasit eksternal) serta adanya program sanitasi
yang baik untuk membantu mencegah masalah parasit ini.
2.2.3. Kecelakaan
Luka, lebam, keseleo, patah tulang dan kecelakaan lain dapat berakibat besar
pada keseluruhan kesehatan dan produktivitas ternak. Luka kecil seringkali
menjadi masalah serius bila terjadi infeksi penyakit dan keseleo akan menghambat
gerakan ternak untuk mendapatkan pakan. Ternak yang tidak cukup mendapat
pakan, ADG, efisiensi pakan dan produksinya akan menurun.
Masalah kesehatan sapi juga dapat disebabkan oleh tidak cukupnya nutrisi
yang masuk ke dalam tubuh ternak. Ternak tidak akan tumbuh maksimal bila
pakan kurang baik atau kurang menerima nutrisi seperti protein, KH, LK, vitamin,
mineral dan air yang tidak seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat
mengakibatkan penyakit seperti grass tetany, milk fever, ketosis, white muscle
dissease. Selain itu pakan yang kurang akan menimbulkan masalah parasit,
gangguan pencernaan, kegagalan reproduksi dan penurunan produks
Walaupun Indonesia sampai saat ini masih dinyatakan terbebas dari berbagai
penyakit menular yang bersifat zoonosis (bisa menular pada manusia) seperti
penyakit PMKdan antharaks tetapi tetap harus melakukan berbagai upaya
pencegahan, antara lain :
4
2.3.1 Menggunakan kandang karantina
Tujuan dari karantina ini adalah untuk memastikan ternak yang baru datang
dari luar wilayah peternakan terbebas dari penyakit. Kandang karantina harus
terletak jauh dari lokasi perkandangan ternak pejantan yang lain, hal ini bertujuan
untuk menghindari penularan penyakit oleh ternak yang baru di datangkan.
Cara melakukannya ternak yang baru tiba di lokasi peternakan tidak langsung
ditempatkan pada kandang/ tempat pemeliharaan permanent, tetapi tempatkan
dahulu pada kandang sementara untuk proses adaptasi yang memerlukan waktu
sekitar beberapa minggu. Dalam proses adaptasi ternak diamati terhadap penyakit
cacing (dengan memeriksa fesesnya), penyakit orf, pink eye, kudis, diare, dan
sebagainya. Apabila positif terhadap penyakit tertentu segera diobati dan lakukan
isolasi. Dalam adaptasi ini juga termasuk adaptasi terhadap jenis pakan yang akan
digunakan dalam usaha ternak kambing. Pada adaptasi ini biasanya harus
disiapkan berbagai obat-obatan untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan
timbulnya berbagai penyakit. Setelah 7-21 hari ternak dalam keadaan sehat, maka
siap untuk dipindahkan dalam kandang utama.
2.3.2 Melarang impor sapi atau daging sapi dari negara yang tidak bebas PMK
Salah satu masalah yang saat ini sedang dihadapi Indonesia adalah adanya
impor daging ilegal dari India. Seperti diketahui, India adalah negara yang belum
bebas dari penyakit mulut dan kuku. Karena itu impor daging ilegal dari India bisa
menyebabkan berjangkitnya penyakit tersebut di Indonesia. Untuk itu diharapkan
pemerintah dapat bertindak tegas terhadap para penyelundup yang hanya
berorientasi pada keuntungan semata, tanpa mempertimbangkan faktor kesehatan
msyarakat.
Beberapa penyakit pada sapi potong yang disebabkan oleh virus saat ini
sudah bisa dicegah dengan vaksinasi. Misalnya Anthrax, Jembrana dan
Septicaemia epizootica. Khusus untuk sapi-sapi induk yang dipelihara untuk
menghasilkan bakalan, vaksin biasanya diberikan secara berkala setiap 6 bulan
atau satu tahun sekali. Pemberian vaksin dimulai ketika sapi masuk lokasi usaha
peternakan. Sementara itu, untuk sapi bakalan yang hanya dipelihara dalam waktu
singkat (kurang dari 6 bulan), program vaksinasi cukup diberikan satu kali.
5
2.3.4 Pemberian obat cacing secara berkala
Pengamatan kesehatan harian dilakukan setiap hari yaitu pada pagi dan sore
hari. Pengamatan kesehatan harian ini bertujuan untuk memantau kondisi
kesehatan ternak dan mengetahui ada tidaknya abnormalitas pada ternak sehingga
jika ditemukan ternak yang sakit atau mengalami kelainan dapat segera ditangani.
Pada pagi hari pemeriksaan kesehatan hewan dilakukan sebelum kandang
dibersihkan. Sedangkan pada sore hari, pemeriksaan dilakukan sesudah sapi diberi
makan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemeriksaan
kesehatan harian antara lain nafsu makan dari ternak, mengamati keadaan sekitar
ternak (mengamati feses, urin, dan keadaan sekitar kandang apakah terdapat
bercak-bercak darah atau tidak), mengamati keadaan tubuh ternak normal atau
6
tidak (bisa dilihat dari hidung, kejernihan mata, telinga dan bulu ternak),
mengamati cara ternak berdiri atau bergerak, ada tidaknya luka atau
pembengkakan serta ada atau tidaknya eksudat pada luka. Kondisi feses feses
yang tidak normal (encer) mengindikasiakan adanya kelainan atau suatu penyakit
pada sistem pencernannya. Adanya pengamatan kesehatan harian diharapkan
abnormalitas yang ada dapat ditangani sesegera mungkin dan apabila ada pejantan
yang sakit dapat segera diobati. Saat pengamatan kesehatan harian juga dilakukan
recording atau pencatatan abnormalitas yang terjadi sehingga terdapat data yang
lengkap mengenai riwayat penyakit yang pernah di alami oleh pejantan.
2.3.7. Penanganan Kesehatan Hewan
a. Pemeriksaan Klinis
Ternak yang terlihat menunjukkan adanya gejala klinis maka akan dilakukan
pemeriksaan klinis. Pemeriksaan klinis tersebut dilakukan Sebelum pengobatan.
Pemeriksaan klinis dapat dilakukan didalam dan diluar kandang (di kandang
jepit). Pemeriksaan klinis meliputi :
b. Pengobatan
7
c. Pemberian Vitamin
Pemberian vitamin pada ternak dilakukan secara rutin sebulan sekali. Vitamin
yang diberikan antara lain adalah vitamin A, D, dan E. Pemberian vitamin
dilakukan untuk menjaga kondisi kesehatan ternak sehingga produkstifitasnya
terjaga.
d. Pemotongan Kuku
Pemotongan kuku pada setiap ternak umumnya dilakukan secara rutin yaitu
setiap 6 bulan sekali. Tetapi apabila ditemukan masalah seperti ternak yang
kukunya sudah panjang atau antara kuku luar dan dalam panjangnya tidak
seimbang maka pemotongan kuku dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kondisi
ternak tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan posisi normal kuku,
membersihkan kotoran pada celah kuku, menghindari pincang, mempermudah
pada saat penampungan dan deteksi dini terhadap laminitis dan kemungkinan
terjadinya infeksi pada kuku.
Kuku harus mendapat perhatian terutama pada ternak yang selalu berada di
dalam kandang. Hal ini dapat menyebabkan kuku menjadi lebih lunak karena
sering terkena feses dan urine serta luka akibat terperosok dalam selokan
pembuang kotoran yang menyebabkan infeksi busuk kuku. Biasanya ternak yang
berada di kandang dengan lantai karpet pertumbuhan kukunya lebih cepat
dibandingkan dengan ternak yang berada di kandang berlantai semen. Hal ini
karena setiap hari ternak berpijak pada permukaan lantai yang kasar, sehingga
kuku sedikit demi sedikit akan terkikis dengan sendirinya. Alat-alat yang
digunakan adalah mesin potong kuku, kama gata teito (pisau pemotong kuku),
rennet, gerinda, mistar ukur, dan tali hirauci. Bahan dan obat-obatan yang
diperlukan adalah perban, kapas, Providon iodine, Gusanex, antibdiotik,
antiinflamasi, dan salep.
e. Desinfeksi Kandang
8
f. Kontrol Ektoparasit
Ektoparasit adalah parasit yang hidupnya menumpang pada bagian luar atxau
permukaan tubuh inangnya, seperti berbagai jenis serangga (lalat, dll) serta jenis
akari (caplak, tungau dll). Keberadaan ektoparasit akan mengakibatkan ternak
merasa tidak nyaman, sehingga nafsu makan ternak menurun dan akan berdampak
pada kualitas produk ternak. oleh karena itu penyemprotan anti ektoparasit sangat
penting dalam agenda pencegahan penyakit. Penyemprotan anti ektoparasit
merupakan suatu tindakan pengendalian terhadap parasit-parasit dari luar tubuh
yang dapat mengganggu kesehatan ternak. Ektoparasit dapat menyebabkan stres
pada pejantan, serta dapat bertindak sebagai vektor mekanik maupun biologis
penyakit hewan.
Penyemprotan anti ektoparasit dilakukan secara rutin setiap sebulan sekali
menggunakan sunschin dengan obat anti ektoparasit cyperkiller 25 WP (25%
Cypermethrin dengan dosis 30 gr/50 liter air) dan disemprotkan ke bagian tubuh
ternak, seperti bagian perut, pantat, kaki dan punggung. Penyemprotan anti
ektoparasit dilakukan sebaiknya tidak mencemari pakan, tempat pakan, dan air
minum. Cypermethrin adalah piretroid sintetis yang digunakan untuk keperluan
rumah tangga. Ini berperan sebagai neurotoksin cepat bertindak pada serangga.
Dalam hal ini mudah terdegradasi di tanah dan tanaman. Cypermethrin sangat
beracun untuk ikan, lebah dan serangga air, menurut National Pestisida Jaringan
Telekomunikasi (NPTN). Cypermethrin banyak ditemukan dalam pembunuh
semut, dan pembunuh kecoa, termasuk Raid dan kapur semut.
Anti ektoparasit lain yang digunakan untuk ternak adalah gusanex. Cara
pemakaiannya yaitu dengan menyemprotkan gusanex pada bagian tubuh ternak
yang mengalami luka. Tujuannya agar luka tersebut segera kering dan tidak
dihinggapi oleh lalat yang selanjutnya akan menjadi tempat berkembangnya telur
lalat dan ektoparasit lainnya.
g. Biosecurity
9
Tujuannya yaitu supaya bibit penyakit (bakteri dan virus) yang terbawa dari luar
tidak menyebar dan menginfeksi ternak. Tindakanbiosecurity meliputi :
a) Lokasi peternakan harus terbebas dari gangguan binatang liar yang dapat
merugikan.
b) Melakukan desinfeksi dan penyemprotan insektisida terhadap serangga,
lalat, nyamuk, kumbang, belalang disetiap kandang secara berkala.
c) Setiap kendaraan yang akan masuk ke areal peternakan harus melewati
bak biosecuritydan disemprot, yang mana cairan yang digunakan adalah
cairan desinfektan (lysol).
d) Setiap petugas yang akan masuk ke kandang diharuskan mencelupkan
sepatu boot ke dalam bak biosecurity yaitu wadah berisi desinfektan yang
sudah disediakan.
e) Segera mengeluarkan ternak yang mati untuk diotopsi lalu dikubur atau
dimusnahkan.
f) Selain petugas dilarang memasuki areal kandang.
g) Membatasi kendaraan yang masuk ke areal kandang.
h) Meyediakan kendaraan khusus bagi tamu yang berkunjung, contohnya
seperti keretabiosecurity.
i) Untuk aktivitas di dalam laboratorium harus menggunakan pakaian khusus
berupa jas dan alas kaki khusus untuk laboratorium
Pemberian obat cacing secara per oral dan dilakukan terhadap seluruh ternak
setiap pergantian musim. Ternaki yang mengidap parasit cacing sulit diprediksi
bila dilihat dari kondisi fisiknya sehingga untuk mengantisipasi terjadinya infeksi
dan berkembang biaknya cacing dalam tubuh ternak maka diperlukan pemberian
obat cacing. Dosis yang diberikan terhadap ternak ialah menurut berat badannya.
Pemberian obat cacing dilakukan terhadap seluruh ternak setiap 6 bulan sekali.
Obat cacing yang digunakan adalah Albendazole dengan dosis 1 ml/10 kg berat
badan ternak.
I. Otopsi
Bila terjadi kasus kematian ternak maka dilakukan otopsi atau bedah bangkai
pada hari yang sama. Setelah itu dilakukan patologi anatomi, diambil potongan
kubus 1 cm pada organ yang terjadi kelainan, kemudian dimasukkan ke dalam
wadah yang berisi larutan formalin 10%. Sampel tersebut kemudian dikirim ke
laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut, baru kemudian dilakukan pencatatan
atau laporan mortilitas ternak.
10
2.4. Pengendalian Penyakit Ternak
11
BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gusronk.com/2014/08/makalah-manajemen-ternak-sapi-potong.html,
Diakses pada 12 desember 2020
http://syaifulratmus.blogspot.co.id/2015/05/manajemen-kesehatan-ternak-
ruminansia.html,2015,Manajemen Kesehatan Ternak Rumunansia Diakses pada
12 desember 2020
Saputro.T,http://www.ilmuternak.com/2015/06/manajemen-kesehatan-pada
ternak.html, 2015,Manajemen Kesehatan pada Ternak. Diakses pada 12 desember
2020
Parista.E,http://etikafarista.blogspot.co.id/2012/12/makalah-pengendalian-
penyakit-pada-sapi.html diakses pada 12 desember 2020
13