Perbanyakan generatif seledri dapat dilakukan melalui menyemai biji atau benih. Pada artikel
ini akan dibahas 3 cara menyemai bibit seledri agar cepat tumbuh yang mudah dan sederhana.
Baca juga cara menanam seledri dengan batang, cara menanam daun seledri, dan cara semai
biji nepenthes yang baik dan benar.
Cara menyemai bibit seledri agar cepat tumbuh menggunakan bedengan adalah:
Sebelum biji disemai, rendamlah biji ke dalam air hangat kuku (50–600 Celcius)
selama kurang lebih 1 jam.
Persiapkan media semai berupa campuran tanah, kompos, dan arang sekam dengan
perbandingan 2:1:1.
Buatlah media semai membentuk bedengan. Panjang dan luas bedengan
menyesuaikan dengan banyak benih yang disemai.
Buatlah alur garitan di atas bedengan dengan kedalaman kurang lebih 0,5 cm dengan
jarak antar alur 10 hingga 20 cm.
Tebarkan benih ke dalam alur yang telah dibuat dan tutup tipis dengan tanah.
Siram benih yang sudah ditutup untuk mempertahankan kelembabannya.
Berikan naungan dengan plastik bening pada bedengan semai supaya tanaman
terlindung dari terik matahari langsung dan air hujan.
Siram secara rutin setiap pagi atau sore untuk mempertahankan kelembaban. Jagalah
kelembaban media tanam agar tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.
Setelah 3 – 4 helai daun muncul atau setelah benih berumur 1 bulan, bibit seledri pun
siap dipindahkan ke pot atau polybag.
Penyemaian tersebut juga dapat dilakukan menggunakan baki semai atau nampan dengan
cara sebagai berikut:
Biji seledri direndam terlebih dahulu selama 1 jam dalam air hangat kuku.
Sediakan baki semai atau nampan untuk tempat persemaian.
Siapkan media semai yang berupa campuran tanah dan kompos dengan perbandingan
2:1. Aduk campuran tersebut hingga rata dan masukkan ke dalam baki atau nampan.
Taburkan benih seledri di atas media semai, tetapi jangan terlalu rapat.
Siram benih menggunakan semprotan atau sprayer supaya aliran air tidak terlalu
deras, sehingga tidak merusak persemaian.
Tutuplah persemaian dengan menggunakan plastik hitam untuk menjaga kelembaban.
Cek setiap 2 hari dan apabila media semai kering siram menggunakan semprotan.
Cek persemaian pada hari ke 7-10 karena biasanya benih sudah mulai tumbuh.
Buka plastik penutup apabila benih sudah tumbuh sekitar 70%.
Bentuklah naungan di atas benih menggunakan plastik bening agar terhindar dari
hujan dan sinar matahari secara langsung.
Saat benih berumur 1 bulan atau sudah tumbuh 3 – 4 helai daun, benih seledri sudah
siap dipindahkan ke pot atau polybag atau siap untuk ditanam.
Baca juga cara pemanfaatan botol bekas untuk media tanam, media tanam untuk cabai dalam
polybag, dan media tanam yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman hias agar subur.
Selain itu, penyemaian tersebut juga dapat dilakukan dalam pot, yakni sebagai berikut:
Campurkan tanah 6 ember cat besar (1 ember cat besar sekitar 25 Kg), urea 1 ember
cat besar, dan KCL 1 kg.
Campur hingga merata lalu diayak dan disaring.
Masukkan campuran tersebut ke dalam plastik pot dengan cara ditaburkan dalam
plastik tersebut.
Masukkanlah bibit seledri ke dalam pot bibit yang sudah disiram air biasa.
Tutup bibit pot tersebut dengan menggunakan dedaunan atau plastik mulsa atau kain
supaya terjaga kelembabannya.
Saat tunas sudah tumbuh maka penutup dapat dibuka agar tunas tidak rusak (kurang
lebih 1 minggu).
Siram bibit seledri setiap pagi dan sore hari hingga bibit siap ditanam di lahan yang
lebih luas.
Bibit yang siap tanam yakni berusia minimal 2 minggu dari proses penyemaian.
Baca juga cara memupuk pohon pisang dengan urea, manfaat pupuk urea untuk jagung,
dan manfaat pupuk urea untuk tanaman bunga.
Inilah penjelasan mengenai 3 cara menyemai bibit seledri agar cepat tumbuh yang mudah
sederhana. Semoga bermanfaat.
Tagsseledri, semai, tanaman, tips
←Cara Tanam Cili Fertigasi – Tips Budidaya→Manfaat dan Cara Memakai Obat
Memperbesar Buah Pisang – Tips Menanam
Search
Search for:
Recommended Read
Hidroponik Tanpa Sinar Matahari Beserta Jenis
Tanamannya
Bisakah Hidroponik Tanpa Nutrisi? Bagaimana Caranya?
Cara Membuat Tanaman Hidroponik dengan Paralon
Vertikal
Cara Menanam Tomat Hidroponik dengan Botol Bekas
https://ilmubudidaya.com/cara-menyemai-bibit-seledri
4menit
Seledri adalah jenis tanaman yang biasa tumbuh di musim semi dan gugur.
Meskipun terkenal sebagai tanaman yang cukup rewel, tapi, cara menanam
seledri sangat gampang kok!
Cara budidaya seledri ini memang terkenal mudah, apalagi kalau sudah tahu
kebutuhannya, gampang banget deh.
Dari mulai proses penanaman, perawatan, hingga proses panen tanaman
seledri cukup mudah dan tak merepotkan.
Menanam seledri juga tak butuh lahan yang luas karena kamu bisa
menanam seledri bahkan di pot kecil sekalipun.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui soal cara menanam seledri agar
tumbuh subur.
Bercocok tanam seledri juga tidak membutuhkan tempat yang luas karena
hanya membutuhkan pojokan dapur rumah atau apartemenmu.
Tidak perlu repot beli pot baru, kamu tetap bisa menanam seledri di botol
bekas. Praktis kan?
Baca juga:
9 Manfaat Daun Seledri untuk Kesehatan yang Menakjubkan | Bisa Bantu Diet
hingga Cegah Hipertensi!
2. Tempatkan di Wadah Berisi Air
Langkah berikutnya, tempatkan batang yang telah dipotong tadi ke dalam
gelas kecil atau mangkuk kecil berisi air.
Tapi, kamu juga bisa mengganti gelas atau mangkok dengan botol bekas.
Untuk hasil terbaik, rendam batang seledri hingga setengahnya saja atau
sekitar 3 cm.
Setelah itu, tempatkan seledri di tempat dengan pencahayaan yang baik dan
suhunya tidak akan menjadi sangat panas pada siang hari.
Ingat, suhu udara menjadi salah satu kunci penting agar seledri tumbuh
subur dan sehat.
3. Awasi Pertumbuhannya
Setelah beberapa hari disimpan di wadah berisi air, daun-daun kecil akan
mulai bermunculan dari atas batang seledri.
Kamu bisa menanam kembali bibit seledri di pot, di botol bekas, atau pun di
kebunmu.
Penting juga untuk diingat, tanah untuk menanam seledri harus dijaga agar
terus lembap, namun tidak boleh terlalu basah.
Dengan asupan air, tanah dan cahaya matahari yang tepat, dijamin menjadi
cara terbaik untuk menanam seledri agar tumbuh subur.
Tumbuhan kecil ini memang rapuh, tetapi dari segi perawatan sebetulnya tak
terlalu merepotkan, kok.
1. Penyiraman
Pada awalnya, proses penyiraman perlu dilakukan setiap pagi dan sore hari
hingga tanaman berumur satu minggu.
2. Pemupukan
Bila Anda membudidayakan seledri secara organik, maka penggunaan pupuk
organik cair sangat dianjurkan dan hasilnya akan sangat efektif.
3. Penanganan Hama
Umumnya, budidaya seledri pada media pot atau polybag jarang sekali
terkena hama atau penyakit.
Sebaliknya, hama dan penyakit lebih sering ditemui pada budidaya seledri
dalam skala luas.
Bila hal ini terjadi, cobalah basmi hama-hama tanaman tersebut dengan
menggunakan pestisida organik agar tanamannya tetap terjaga
Nematode
Hama ini habitatnya berada di dalam tanah dan sering menyerang akar tanaman seledri. Akibat
serangan tersebut, akar seledri mengalami perubahan seperti adanya bintil besar maupun kecil.
Sehingga kegunaan akar tanaman menjadi terhambat/kurang maksimal dalam penyerapan air dan
unsur-unsur lain yang dibutuhkan oleh tanaman.
Jika akar tanaman seledri yang masih muda diserang oleh hama mematikan, maka pertumbuhan dan
perkembangan tanaman menjadi terhambat,sehingga tanaman menjadi kerdil.
Cara Pengendalian:
Hama ini dapat dikendalikan dengan cara penyemprotan insektisida sintetis seperti curacron dan
dosisnya sekitir 1,3 cc/liter air.
Kutu Daun
Di dalam budidaya tanaman seledri hama kutu daun lebih menyerang bagian daun yang masih muda.
Gejala yang ditimbulkan hama ini, daun menjadi kuning dan bahkan sampai kering. Jika tanaman
seledri diserang oleh kutu daun, maka yang terjadi adalah pertumbuhan tanaman menjadi terhambat
atau menjadi mati.
Cara Pengendalian:
Hama kutu daun dapat dikendalikan dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida Basudin 60
EC dengan dosis 2 cc/liter air.
Ulat grayak
Hama ulat grayak aktif menyerang pada malam hari dengan jumlah koloni yang besar. Hama ini
menyerang dengan cara memakan daun baik yang masih muda ataupun tua.
Pengendalian
Cara kultur teknis: pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara teknis yaitu dengan membuang
bagian daun yang terserang.
Cara fisik atau mekanik: pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara mekanis yaitu menangkap
hama dengan menggunakan tangan atau alat pendukung lainnya dan penggunaan perangkap yang
diberi methyl eugenol.
Musuh alami: pengendalian ini dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami serangga patogen
antara lain kelompok patogen (nuclear-polyhedrosis virus), Metharhizium anisopliae), parasitoid
(telur: Telenomus spodopterae, larva: Apantelesspp., pupa: Brachimeria spp.), dan predator larva
(Paederus fuscipes, Lycosa pseudoannulata, Selonopsis gemminata)
Cara kimia: pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida sintetis dengan
bahan berupa pirethroid sintesis, misalnya Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 0,5-,75 ml/l.
Hama Wereng
Hama wereng (Liriomyz), keberadaannya pada areal pertanaman seledri sangat berbahaya. Pasalnya
hama ini menyerang tanaman seledri dengan menghisap cairan dan kandungan pigmen pada daun
seledri, sehingga daun tampak kering.
Cara Pengendalian:
Hama ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan menggunakan insektisida sintetis berupa trigard,
curacron dan yang terbaru Winder 25 WP. Dosis sesuai petunjuk kemasan.
Tungau memiliki ciri-ciri fisik berukuran sangat kecil kurang dari 1 mm, memiliki warna tubuh yang
bermacam-macam seperti kuning, coklat, kehijauan, atau merah tergantung dari jenis tungau, jenis
makanan, atau stadia perkembangan. Tungau dapat menyebar dengan bantuan angin, manusia,
binatang, alat-alat pertanian, benih dan lain-lain.
Gejala serangan hama tungau dapat menimbulkan bercak keperakan pada daun dan juga bintik kuning
sampai coklat kemerahan pada permukaan daun. Jika serangan hama dalam intensitas berat, dapat
menyebabkan daun seledri rontok. Saat musim kemarau, dapat menimbulkan serangan berat hama
tungau.
Pengendalian:
Non kimiawi: pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara memungutnya langsung dari daun yang
terserang kemudian dimusnahkan serta menjaga kebersihan kebun.
Posted by Krisnaindra at 09:31