Disusun oleh :
Kelompok 8
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pencegahan Penyakit Akibat
Kerja dalam Keperawatan. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan.
Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen
pembimbing. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah......................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Jenis-jenis Resiko Penyakit akibat Kerja Pada Perawat.....................................3
2.2 Resiko Penyakit atau Cidera akibat Kecelakaan Kerja pada Perawat..............5
2.3 Upaya Pencegahan Penyakit akibat Kerja pada Perawat...................................7
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................11
3.2 Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
2
BAB 2
PEMBAHASAN
C. Aspek Biologis
Seperti bakteri, viral diseases, parasitic diseases dan sebagainya
D. Aspek Ergonomi
Tempat kerja, alat kerja yang tidak ergonomis, langkah kerja yang salah,
konstruksi yang salah hingga bisa mempunyai dampak kelelahan pada tubuh.
Angkat beban yang berat
Tempat statis
Tempat membungkuk yang tidak ergonomis
Penyakit karena kerja serta kecelakaan kerja dikalangan petugas kesehatan serta non
kesehatan di lingkungan rumah sakit belumlah terselesaikan dengan baik, hingga berlangsung
kecenderungan penambahan prevalensi. Dalam perihal ini perlu mendapatkan perhatian,
sebab seseorang yang bekerja bila mengalami kecelakaan atau penyakit karena kerja tidak
hanya punya pengaruh pada diri sendiri, tapi ikut produktifitas kerja mengalami penurunan
dalam pemberian service kesehatan yang optimal pada pasien.
Kemungkinan petugas rumah sakit pada gangguan kesehatan serta kecelakaan kerja
biasanya dikarenakan oleh perilaku petugas dalam kepatuhan melakukan tiap-tiap mekanisme
pada kewaspadaan. Lihat hal diatas tentu saja kita perlu mengerti jika dalam cakupan
pekerjaan di bagian kesehatan memiliki banyak resiko pada kesehatan pekerja. Tenaga kerja
(tenaga medis serta non medis) yang berefek pada penyakit karena kerja di dalam rumah sakit
diantaranya:
4
1. Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan cairan
darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia,
muntahan dan lain-lain sehingga mendapat penularan. Media penularan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:
b. Gangguan Tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak tentu untuk
menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur pendek, tidur kurang
lelap, kesulitan tidur. Yang juga berkemungkinan untuk menyebabkan naiknya
tekanan darah.
2.2 Resiko Penyakit atau Cidera akibat Kecelakaan Kerja pada Perawat
Pengertian cidera berdasarkan Heinrich et al. (1980) adalah patah, retak, cabikan,
dan sebagainya yang diakibatkan oleh kecelakaan. Bureau of Labor Statistics, U.S.
Department of Labor (2008) menyatakan bahwa bagian tubuh yang terkena cidera dan
sakitterbagi menjadi:
Kepala; mata.
Leher.
Batang tubuh; bahu, punggung.
5
Alat gerak atas; lengan tangan, pergelangan tangan, telapak dan jari-jari tangan.
Alat gerak bawah; lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari kaki, jari kaki
Sistem tubuh.
Banyak bagian
Tujuan menganalisa cidera atau sakit yang mengenai anggota bagian tubuh yang
spesifik adalah untuk membantu dalam mengembangkan program untuk mencegah
terjadinya cidera karena kecelakaan, sebagai contoh cidera mata dengan penggunaan
kaca mata pelindung. Selain itu juga bisa digunakan untuk menganalisis penyebab alami
terjadinya cidera karena kecelakaan kerja
Merupakan kematian yang disebabkan oleh cidera atau penyakit akibat kerja
Merupakan semua jadwal masuk kerja yang mana karyawan tidak bisa masuk
kerja karena cidera, tetapi tidak termasuk hari saat terjadi kecelakaan. Juga termasuk
hilang hari kerja karena cidera yang kambuh dari periode sebelumnya.
Kehilangan hari kerja juga termasuk hari pada saat kerja alternatif setelah
kembali ke tempat kerja. Cidera fatal dihitung sebagai 220 kehilangan hari kerja
dimulai dengan hari kerja pada saat kejadian tersebut terjadi.
4) Tidak mampu bekerja atau cidera dengan kerja terbatas (Restricted Duty)
6
Merupakan jumlah hari kerja karyawan yang tidak mampu untuk mengerjakan
pekerjaan rutinnya dan ditempatkan pada pekerjaan lain sementara atau yang
sudah di modifikasi. Pekerjaan alternatif termasuk perubahan lingungan kerja
pola atau jadwal kerja.
Kecelakaan kerja ini tidak termasuk cidera hilang waktu kerja, tetapi kecelakaan
kerja yang ditangani oleh dokter, perawat,atau orang yang memiliki kualifikasi
untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan.
Meupakan cidera ringan akibat kecelakaan kerja yang ditangani menggunakan alat
pertolongan pertama pada kecelakaan setempat, contoh luka lecet, mata kemasukan
debu,dan lain-lain.
Merupakan suatu kejadian yang potensial, yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan bahaya pembuangan
limbah
Perilaku hidup sehat dan kebiasaan makan yang baik serta melakukan olah raga
secara teratur, adalah resep tiada duanya bagi tubuh yang sehat, berikut ini adalah
saran pencegahan penularan penyakit menular, cedera otot dan tulang, gangguan tidur.
7
Pada waktu ada kemungkinan berkontak dengan cairan darah, cairan tubuh,
barang cairan dan kotoran, harus mengenakan sarung tangan anti air yang
terbuat daribahan karet, ethylene resin, atau asafetida dan sejenisnya. Pada
waktu melepas sarung tangan, harus melalui pergelangan yang ditarik
keluar, kemudian sarung tangan dibalikkan keseluruhan, kemudian dibuang,
dan segera mencuci tangan.Perhatian: pemakaian sarung tangan tidak dapat
menggantikan pentingnya mencuci tangan.
3) Mengenakan masker mulut, masker mata atau masker muka
Pada saat menghadapi kemungkinan adanya cairan tubuh yang beterbangan,
seperti: pasien yang batuk atau bersin, harus mengenakan masker mulut
atau masker muka dan lain-lain sebagai alat pelindung. Hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai masker mulut :
(1) Masker mulut berbentuk datar walaupun memiliki hasil perlindungan, tetapi
karena kurang melengkung dan tidak menempel rapat di wajah, hasilnya
tidak sebanding dengan masker mulut berbentuk gelas.
(2) Masker mulut sebaiknya digunakan sekali pakai saja, apabila perlu dipakai
berulangkali, harus diperhatikan penyimpanan di tempat yang bersih dan
berudara lancar. Tetapi untuk kondisi berikut ini pemakaian tidak boleh
dilanjutkan : ada kecurigaan pencemaran, berlubang, berubah bentuk, kotor,
berbau, hambatan untuk bernafas bertambah dan lain-lain.
(3) Pada saat melepas masker mulut harus menghindari tercemarnya masker
mulut,juga menghindari terkena pencemaran dari masker mulut. Sebelum
dan sesudah melepas masker mulut, harus mencuci tangan secara bersih.
(4) Pada saat membuang masker mulut yang tercemar, harus menghindari
tersebarnya kuman, dengan cara melipat masker ke arah dalam, diletakkan
ke dalam kantong plastik yang ditutup rapat.
8
2. Pencegahan cedera otot dan tulang
1) Pada saat memindahkan barang, tubuh sebisa mungkin dekat dengan barang
tersebut dan hindari gerakan membungkuk atau posisi membungkuk ke arah
depan, sebaiknya berlutut atau kedua kaki direndahkan sehingga pusat
beban berkurang untuk menghindari cedera di bagian pinggang. Pada saat
memindahkan barang jangan hanya memutarkan pinggang, harus dengan
satu kaki sebagai tumpuan, kaki yang lain bergerak dan memutarkan
seluruh badan untuk menghindari cedera di lutut dan pinggang.
2) Pada saat merawat pasien apabila ada gerakan condong ke depan sebelum
membungkuk, harus dengan satu tangan sebagai tumpuan badan untuk
menghindari pinggang mendapat beban terlalu besar. Apabila perlu
memindahkan pasien, harus dengan kedua kaki merendah sehingga pusat
beban terkurang untuk menghindari terjadinya cedera di bagian pinggang.
9
3) Jagalah posisi duduk yang benar, bagian punggung sebaiknya menempel di
punggung kursi, untuk menghindari tulang pinggang melengkung, dapat
diganjal dengan barang tumpuan kecil atau bantal kecil, untuk mengurangi
beban di tulang pinggang.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
pratiknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan
kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
3.2 Saran
Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan disarankan bekerja dengan
memperhatikan fungsi dan perannya tersebut. Kesehatan dan keselamatan kerja sangat
penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian
ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara, oleh karena itu kesehatan dan
keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y., Hastuti. T. 2002. Health industrial hygiene safety medicine industrial works
environment. Universitas Indonesia. Jakarta
Fabre, June. 2009. Smart Nursing: Nurse Retention & Patient safety Improvement Strategies.
New York: Spring Publishing Company.
Reese, C.D. 2003. Occupational Health and Safety management. Lowes Publisher. USA.