PENDAHULUAN
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya. Salah satu sumber informasi adalah
arsip.
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.1
Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi
bagi pimpinan yang dijadikan sebagai dasar ataupun pedoman untuk membuat
sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen informasi secara
dan penyusutan arsip yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan organisasi
guna menjamin bahwa arsip yang sudah tidak berguna sudah tidak disimpan,
sedangkan arsip yang bernilai dapat terpelihara dan tersedia apabila diperlukan.2
dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan,
pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis ke
memiliki nilai guna dan seharusnya arsip tersebut dapat diselamatkan dan
disimpan secara permanen atau bernilai statis. Anggapan yang kurang tepat
mengenai lingkup kegiatan kearsipan ini menjadi salah satu faktor mengapa
bahkan kata “kearsipan” masih terdengar awam di telinga masyarakat dan ilmu
kearsipan belum terlalu berkembang seperti ilmu-ilmu yang lain. Kondisi seperti
dibandingkan dengan negara-negara maju dan hal ini diperburuk lagi oleh potret
fungsi suatu organisasi sehingga jumlah arsip pun semakin meningkat. Apabila
peningkatan jumlah arsip ini tidak diimbangi dengan kebijakan pengurangan arsip
peralatan dan perlengkapan kearsipan tidak lagi mencukupi, dan petugas akan
kesulitan dalam menangani arsip-arsip tersebut. Dengan demikian, arsip juga akan
sulit untuk ditemukan kembali ketika dibutuhkan dan mudah hilang. Penyusutan
arsip merupakan salah satu tahapan dari life cycle of records (daur hidup arsip),
sehingga apabila penyusutan arsip tidak dilakukan maka siklus arsip akan terhenti.
Oleh karena itu, kedudukan penyusutan arsip dalam life cycle of records dianggap
tersebut sudah tidak bernilai guna lagi maka hanya akan sia-sia dan menyebabkan
pemborosan khususnya dalam pengelolaan arsip.7 Oleh karena itu, apabila hal
arsip maka akan semakin besar masalah yang akan dihadapi oleh organisasi yang
bersangkutan. Hal semacam ini juga dapat memberikan kesan yang kurang baik
bagi organisasi yang bersangkutan apabila ada yang mengetahui atau bahkan
melihatnya.
Provinsi DIY sudah melakukan pengelolaan arsip, namun belum optimal. Hal ini
dan sarana kearsipan yang kurang mendukung, serta ada sarana kearsipan yang
Retensi Arsip (JRA) namun dilakukan dengan cara memilah-milah arsip yang
sudah tidak bernilai guna. Badan Pusat Statistik Provinsi DIY baru akan memulai
Kondisi seperti ini membuat penulis tertarik untuk ikut andil dan berbagi
petugas arsip di Badan Pusat Statistik Provinsi DIY dapat melakukan pengelolaan
berlaku.
Pada tahun 1997, 1998, dan 1999 Badan Pusat Statistik Provinsi DIY
pernah digunakan sebagai tempat PKL oleh mahasiswa D3 Kearsipan UGM. Pada
tahun 1997 digunakan PKL oleh Endah Widyarti K, Atik Widyastuti, Eti Martina,
dan Tri Esti Danawiyah dengan judul Administrasi Pengurusan Arsip Dinamis
Aktif di Kantor Statistik Prop. DIY.9 Pada tahun 1998 digunakan PKL oleh
Kinerja Organisasi di Kantor Statistik Propinsi DIY.10 Pada tahun 1999 digunakan
PKL oleh Syam Ariyanti, Wiji Lestari, dan Agustina Tri P. dengan judul
Mendukung Kegiatan BPS Prop. DIY.11 Pada kesempatan ini penulis akan
mengambil judul Penyusutan Arsip di Badan Pusat Statistik Provinsi DIY. Hal ini
dan fungsi Badan Pusat Statistik Provinsi DIY. Oleh karena itu, Badan Pusat
Statistik Provinsi DIY perlu melakukan penyusutan arsip secara berkala agar arsip
Provinsi DIY?
DIY?
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
Provinsi DIY
7
Provinsi DIY
C. Tinjauan Pustaka
beberapa bahan pustaka yang relevan dengan topik yang dipilih. Beberapa
literatur yang digunakan penulis sebagai acuan teori dalam tugas akhir, antara lain
disusun oleh Boedi Martono yang diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan pada
tahun 1997. Buku ini memiliki bab yang membahas tentang penyusutan arsip
yakni terdapat dalam bab II. Di dalam buku ini dijelaskan tentang tujuan dan arti
penting penyusutan arsip dalam manajemen kearsipan. Selain itu, dijelaskan pula
yakni 20-25% merupakan arsip aktif, 30-35% merupakan arsip inaktif, 35% arsip
akan musnah, dan hanya 10% arsip yang akan permanen atau statis. Kemudian
dalam buku ini juga menjelaskan tentang Jadwal Retensi Arsip (JRA) mulai dari
unsur-unsur yang terkandung dalam JRA dan kegiatan yang dilakukan untuk
menyusun JRA, yakni inventarisasi arsip, pengolahan hasil inventarisasi arsip, dan
penjadwalan arsip. Dalam buku ini juga membahas tentang pemusnahan dan
Modern dari Konvensional ke Basis Komputer yang disusun oleh Agus Sugiarto
dan Teguh Wahyono yang diterbitkan oleh Penerbit Gava Media pada tahun 2005.
Bab 9 dalam buku ini membahas tentang penyusutan arsip. Dalam buku ini
dijelaskan tentang pengertian arsip, arti penting arsip, dasar hukum penyusutan
arsip, dan kegiatan penyusutan arsip. Kegiatan yang dilakukan dalam penyusutan
arsip, dan pemindahan arsip ke dalam media mikrofilm. Kriteria penilaian yang
umum dapat dipergunakan adalah sistem penilaian ALFRED, yaitu singkatan dan
dituangkan dalam bentuk Jadwal Retensi. Arsip yang berdasarkan jadwal retensi
kepada ANRI. Apabila suatu organisasi memiliki dana maka arsip yang akan
arsip yang dianggap penting. Mikrofilm adalah suatu proses fotografi di mana
dokumen atau arsip direkam pada film dalam ukuran yang diperkecil untuk
pencacah, baik manual atau mesin penghancur kertas (paper shredder), proses
Mengelola Informasi dan Dokumen yang disusun oleh Sulistyo Basuki yang
diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2003 di Jakarta. Dalam
(appraisal) arsip dinamis, JRA, dan pemusnahannya. Tujuan jadwal retensi arsip
ketaatasasan dalam hal penyimpanan arsip dinamis. Adanya prosedur retensi yang
bagian yang ada di dalamnya dalam penyimpanan dan pemusnahan arsip dinamis;
buku ini juga dipaparkan mengenai nilai guna arsip. Nilai guna arsip adalah nilai
Ditinjau dari kepentingan pengguna arsip, nilai guna arsip terbagi menjadi 2, yaitu
nilai guna primer dan nilai guna sekunder. Nilai guna primer terdiri dari nilai guna
administratif, nilai guna fiskal, nilai guna hukum, dan nilai guna historis. Nilai
guna sekunder terdiri dari nilai guna kebuktian dan nilai guna informasional.
Basic Readings on Archival Theory and Practice yang disusun oleh Maygene F.
Daniels dan Timothy Walch yang diterbitkan oleh National Archives and Records
1984. Dalam bab 3 di buku ini dijelaskan mengenai penilaian arsip. Pengertian
penilaian arsip merupakan proses untuk menentukan arsip mana yang diciptakan
oleh sebuah organisasi atau institusi yang dapat diterima untuk preservasi di
lembaga kearsipan. Keputusan dari penilaian arsip itu sendiri, memiliki pengaruh
landasan kerjanya. Kemudian dalam buku ini juga dijelaskan mengenai dua nilai
guna arsip menurut T. R. Schellenberg, yakni nilai guna primer (primary value)
dan nilai guna sekunder (secondary value). Nilai guna primer merupakan nilai
guna arsip untuk kepentingan organisasi pencipta arsip itu sendiri. Sedangkan
nilai guna sekunder merupakan nilai guna untuk kepentingan organisasi di luar
informasi yang terbaru dan data yang faktual serta relevan dengan tema yang
dipilih baik secara langsung maupun tidak langsung melalui metode studi pustaka,
1. Studi pustaka
konsep yang telah dinyatakan oleh para ahli terdahulu sehingga penulis
2. Pengamatan (Observasi)
Statistik (BPS) Provinsi DIY apakah sesuai dengan standar atau sama
dengan apa yang dipelajari dalam perkuliahan dan sesuai dengan pedoman
data yang konkret dan valid yang berkaitan dengan topik dan kondisi
objek penelitian.
3. Wawancara (interview)
ini dilakukan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dari metode
E. Sistematika Penulisan
Provinsi DIY ini yang terdiri dari 4 bab yang saling berkaitan menjadi satu
kesatuan dalam satu tema yang utuh. Pada Bab I terdapat 5 subbab, yakni latar
menguraikan alasan topik yang dipilih oleh penulis untuk melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan yang mana dikarenakan topik tersebut masih jarang dipilih oleh
dan kendala dalam proses penyusutan di Badan Pusat Statistik Provinsi DIY.
Dalam tinjauan pustaka yang relevan dengan topik yang diambil penulis
menunjukkan konsep penyusutan arsip. Oleh karena itu, tinjauan pustaka ini
Lapangan.
Provinsi DIY mulai dari sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi serta
uraian tugasnya, tugas, fungsi, dan kewenangan Badan Pusat Statistik Provinsi
DIY. Sejarah Badan Pusat Statistik Provinsi DIY terbagi menjadi 3 masa
jepang, dan masa pemerintahan Republik Indonesia. Selain itu, dijelaskan pula
struktur organisasi Badan Pusat Statistik Provinsi DIY yang terdiri dari 1 bagian
dan 5 bidang, yakni Bagian Tata Usaha, Bidang Statistik Sosial, Bidang Statistik
uraian tugas dari setiap bagian dan bidang yang terdapat dalam struktur organisasi
tersebut.
13
Bab III berisi pembahasan dari tugas akhir ini yang berjudul “Penyusutan
Arsip di Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Dalam bab
Bab VI yang merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini menjelaskan
beberapa pertanyaan yang telah dijadikan sebagai rumusan masalah pada Bab I.
dalam pengelolaan arsip, terutama dalam proses penyusutan arsip yang diberikan