TINJAUAN PUSTAKA
A. Apendisitis
1. Definisi
proksimal dan melebar pada bagian distal. Appendiks adalah tonjolan kecil
seperti jari di dasar sekum atau berbentuk kantung buntu di bawah tautan
antara usus halus dan usus besar di katup ileosekum (Sherwood, 2012).
Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang dikenal
sebenarnya adalah sekum. Organ yang tidak diketahui fungsinya ini sering
infeksi pada usus buntu atas umbai cacing (apendiks). Peradangan akut
berikut :
a. Apendisitis Akut
purulen
b. Apendisitis Infiltrat
c. Apendisitis Abses
Apendisitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi nanah
d. Apendisitis Perforasi
e. Apendisitis Kronis
bedah abdomen darurat. Menurut Lindseth, 2006 (cit Andra & Yessie,
2013) apendisitis akut adalah nyeri atau rasa tidak enak di sekitar
anoreksia dan muntah. Menurut Pieter (2005) (cit Andra & Yessie,
2013) apendisitis kronik adalah nyeri perut kanan bawah lebih dari 2
3. Etiologi
c. Pemberian barium
e. Tumor
4. Manifestasi Klinis
antara lain :
spina anterior ilium) terasa nyeri tekan lokal dan kekakuan pada bagian
5. Pemeriksaan
CRP adalah salah satu komponen protein fase akut yang akan
bisa dicapai dengan jari telunjuk. Menurut Craig, (2009) (cit Arif &
a) Psoas Sign
6. Patofisiologi
sebelumnya.
mukosa. Pada saat tersebut, terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai
daerah kanan bawah. Pada saat ini terjadi apendisitis supuratif akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan timbul infark dinding dan
gangren. Stadium ini disebut apendisitis gangrenosa yang bila rapuh dan
pecah menjadi apendisitis perforasi. Meskipun bervariasi, biasanya
Bila semua proses diatas berjalan dengan imunitas yang cukup baik,
Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena ada gangguan
Sumber :
8. Penatalaksanaan
lain :
a. Sebelum operasi
1) Observasi
2) Antibiotik
b. Operasi
1) Laparatomi
nyeri perut hebat dan gejala-gejala lain dari masalah internal yang
2) Laparoscopi
jelas.
c. Pasca Operasi
dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama itu
diperbolehkan pulang.
B. Nyeri Pada Post Apendiktomi
1. Klasifikasi Nyeri
akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara
iskemia, dan spasme otot. Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa
pada bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada
2. Fisiologi Nyeri
dimana energi dari stimulus berupa suhu, kimia, atau mekanik dapat
spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya
Segmen pertama sinyal nyeri dari daerah yang terluka berjalan sebagai
faktor tersebut dalam menghadapi klien dengan masalah nyeri hal ini
sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi
nyeri yang efektif.. Menurut Porry & Potter (2010) beberapa faktor
a. Faktor Fisiologis
1) Usia
2) Kelemahan (fatigue)
3) Gen
b. Fungsi Neurologis
c. Faktor Sosial
1) Perhatian
2) Pengalaman Sebelumnya
pengalaman nyeri.
1) Kecemasan
2) Teknik Koping
e. Faktor Budaya
f. Riwayat Nyeri
1) Lokasi nyeri
Pery, 2005).
3) Kualitas Nyeri
bergerak?
4) Pola
2) Efek perilaku
yang sangat penting yang hanya dapat dirasakan oleh klien yang
nyeri, ada tiga jenis analgesic, yakni : (1) non-narkotik dan obat anti
inflamasi nonsteroid (NSAID), (2) analgesik narkotik atau opiat, dan (3)
obat tambahan (adjuvan) atau koanalgesik. NSAID narkotik umumnya
menghilangkan gejala lain yang terkait dengan nyeri seperti depresi dan
mual.
a) Definisi
sebagai berikut :
berkurang.
2) Teknik Distraksi
a) Definisi
1) Distraksi visual
(Sulistyo, 2013)
2) Distraksi audio/pendengaran
2013).
3) Distraksi intelektual
3) Tirah Baring
untuk tetap berada ditempat tidur untuk tujuan teraupetik. Tujuan tirah
4) Masase
(Sulistyo, 2013).
1. Pengkajian
1) Identitas klien
keterbatasan akivitas.
c. Riwayat penyakit
masing klien.
keluarga.
4) Riwayat psikologis
tubuh, identitas diri, fungsi peran, ideal diri dan harga diri).
5) Riwayat sosial
6) Riwayat spiritual
7) Kebiasaan sehari-hari
8) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
apendiks.
b) Sistem pernafasan
klien.
c) Sistem kardiovaskuler
jantung.
d) Sistem pencernaan
e) Sistem perkemihan
apendisitis.
f) Sistem muskuloskeletal
toleransi aktivitas.
g) Sistem integumen
pada awitan).
h) Sistem persarafan
i) Kenyamanan
nyeri.
2. Diagnosa
a. Nyeri akut
1) Definisi :
2) Batasan Karakteristik
c) Dilatasi pupil
penilaian numerik)
Pain Inventory)
waspada)
k) Perilaku distraksi
o) Putus asa
berlebihan)
3. Perencanaan
a. Nyeri Akut
1) NOC :
a) Pain Level,
b) Pain control,
c) Comfort level
2) Kriteria Hasil :
mencari bantuan).
manajemen nyeri
nyeri)
d) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
3) NIC:
a) Pain Management
presipitasi
dukungan
nyeri
b) Analgesic Administration
(2) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
nyeri
optimal
secara teratur
samping)
4. Implementasi
a. Nyeri Akut
1) Pain Management
presipitasi
menemukan dukungan
o) Meningkatkan istirahat
2) Analgesic Administration
frekuensi
nyeri
optimal
samping)
5. Evaluasi
a. Nyeri Akut
mencari bantuan)
manajemen nyeri
nyeri)