Anda di halaman 1dari 7

1

Struktur Beton Bertulang I

BAHAN AJAR
PERTEMUAN KE 2

Program Studi : Teknik Sipil


Nama Mata Kuliah/Kode : STRUKTUR BETON BERTULANG I
Jumlah SKS :2
Pengajar : 1. Dr. Eng. Rita Irmawaty, ST., MT.
2. Dr. Rudy Djamaluddin, ST., M. Eng.
3. Tim Dosen KBK Struktur

Sasaran Belajar : Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu


Mata Kuliah Prasyarat : Matematika Rekayasa 1, Statika dan Mekanika Bahan
Deskripsi Mata Kuliah :
11
Struktur Beton Bertulang I

I. PENDAHULUAN
1.1 Cakupan atau Ruang Lingkup Materi Pembelajaran
Untuk mempelajari dan memahami perilaku elemen gabungan dari beton,
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik masing-masing komponen. Beton
dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi sejumlah material
pembentuknya. Dengan demikian perlu dibahas fungsi dari masing-masing
komponen tersebut sebelum mempelajari beton secara keseluruhan. Dengan cara
demikian seorang perencana dan ahli bahan dapat mengembangkan pemilihan
material yang layak dan komposisinya yang tepat sehingga diperoleh beton yang
efisien, memenuhi kekuatan yang disyaratkan oleh perencana dan memenuhi
persyaratan servicebility.

1.2 Sasaran Pembelajaran


Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar material dan sifat perilaku
kekuatan beton serta konsep-konsep perencanaan dan manfaat struktur beton

1.3 Manfaat
Setelah mempelajari materi ini maka mahasiswa diharapkan mampu
memahami prinsip dasar material dan sifat perilaku kekuatan beton serta konsep-
konsep perencanaan dan manfaat struktur beton.

1.4 Urutan Pembahasan


Pokok bahasan dalam Modul I ini merupakan pengetahuan dasar tentang
material dan sifat-sifat beton yang meliputi:
1.1. Material beton
1.2. Kekuatan beton
1.3. Baja tulangan
1.4. Konsep perencanaan
1.5. Manfaat dan Kerugian struktur beton.
12
Struktur Beton Bertulang I

II. PENYAJIAN
MODUL 1. PENDAHULUAN

1.4. Konsep perencanaan

Dengan bentuk struktur dimensi, dan jenis peruntukan bangunan yang ada
dalam proposal, ahli struktur melakukan perhitungan. Proses analisis yang
dilakukan oleh seorang ahli struktur pada perinsipnya adalah meninjau respon
struktur terhadap beban yang bekerja, disamping menentukan tegangan ataupun
gaya-gaya pada elemen-elemen struktur dan memeriksanya terhadap kriteria
disain.

Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), SNI 03-2847-2002 dipaparkan


bahwa metode disain struktur beton tulang disebutkan ada 2 (dua) metode disain
struktur beton, yaitu :

1. Metode Disain Kekuatan;


2. Metode Beban Layan/Kerja.
Metode Disain Kekuatan dimuat di SNI 03-2847-2002 secara luas dan
dominan, metode ini berdasarkan pada beban layan/kerja yang digandakan dengan
faktor beban yang lebih besar dari 1 (satu) sementara kekuatan struktur dikalikan
dengan faktor reduksi yang besarnya kurang dari 1 (satu) jadi filosofinya adalah
beban kerja dibesarkan dan kekuatan nominal struktur dikecilkan.
Metode Beban Layan (Motode Beban Kerja atau Metode Elastis)
berdasarkan pada beban layan/kerja tanpa faktor beban (beban layan tidak
digandakan dengan faktor beban atau tidak dibesarkan) dan menggunakan
tegangan kerja ijin, sehingga sering juga disebut Metode Tegangan Kerja. Motode
Tegangan Kerja ini dimuat di SNI 03-2847-2002 sebagai “ Desain Alternatif”di pasal
25 sebagai Metode Desain Alternatif.

1.4.1 Desain struktur

Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses


perencanaan bangunan. Proses sendiri dapat dikatakan sebagai gabungan antara
unsur seni dan sains yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dalam
mengolahnya. Prosesnya dapat dibedakan menjadi dua bagian :
13
Struktur Beton Bertulang I

1. Desain umum yang merupakan peninjauan secara garis besar


keputusan-keputusan disain. Tipe struktur dipilih dari berbagai alternatif
yang mungkin, seperti tata letak struktur, geometrik atau bentuk
bangunan, jarak antara kolom, tinggi lantai dan material bangunan secara
tentatif dalam tahap ini;
2. Desain terinci yang antara lain meninjau penentuan tentang besar
penampang melintang balok, kolom, dan elemen struktur lainnya.

1.4.2. Sasaran desain

Selain dapat berfungsi dengan baik pada kondisi beban-beban yang bekerja,
struktur yang direncanakan harus pula mempunyai nilai ekonomis yang bersaing.
Pada dasarnya tujuan itu meliputi daya layan, kekuatan yang cukup, fungsi, estetika
dan ekonomi.

1.4.3. Kriteria desain

Analisis ataupun perencanaan terperinci akan dihadapkan pada ketentuan-


ketentuan yang ada dalam peraturan yang berlaku. Besar defleksi, lebar retak dan
rentang keamanan terhadap variasi beban harus memenuhi ketentuan atau kriteria
disain. Kriteria minimum untuk struktur beton bertulang diberikan dalam peraturan
atau berbagai pedoman yang sesuai. Ketentuan tersebut umumnya hanya
memenuhi kondisi-kondisi biasa, sedangkan pengambilan kriteria disain untuk
struktur-struktur yang rumit dan khusus membutuhkan kebijakan profesional dari
perencana.

1.4.4. Keamanan struktur

Tujuan utama desain struktur adalah untuk mendapatkan struktur yang aman
terhadap beban atau efek beban yang bekerja selama masa penggunaan
bangunan. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang beban-beban yang
bekerja, meliputi beban mati, beban hidup, gempa dan beban angin. Bila intnsitas
dan efek beban yang bekerja diketahui dengan pasti, maka struktur dapat dibuat
aman dengan cara memberikan kapasitas kekuatan yang sedikit lebih besar dari
pada efek beban. Tetapi seringkali dirasakan adanya ketidak pastian, baik ketika
menentukan beban-beban yang bekerja pada struktur, maupun dalam hal kekuatan
struktur dalam menahan beban tersebut. Ketidak pastian karena adanya variabilitas
14
Struktur Beton Bertulang I

penampilan struktur dapat disebabkan oleh variasi kekuatan dan kekakuan beton
akibat mutu material yang tidak seragam, kualitas pelaksanaan yang
mempengaruhi kepadatan dan gradasi kekuatan beton, variasi dimensi elemen-
elemen struktur, geometrik struktur, penempatan tulangan dalam setiap elemen,
dan efek lain yang merugikan.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas digunakan faktor keamanan atau


angka keamanan, dengan kekuatan struktur diusahakan sama atau lebih besar dari
perkalian antara angka keamanan dengan beban kerja. Dengan kata lain, angka
keamanan dimaksudkan untuk menjamin bahwa kapasitas struktur selalu lebih
besar dari pada beban kerja. Ditinjau dari aspek pembebanan, SNI 03-2847-2002
ini tidak lagi menganut pola seperti dalam PBI’ 71 yang menggunakan angka
keamanan yang sama untuk beban mati maupun untuk beban hidup.

1.4.5. Pembebanan

Beban yang bekerja pada struktur dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu
beban mati, beban hidup, dan beban akibat pengaruh alam.

1. Beban mati merupakan beban yang intensitasnya tetap dan posisinya tidak
berubah selama usia penggunaan bangunan. Beban mati merupakan berat
sendiri dari suatu bangunan, sehingga besarnya dapat dihitung secara akurat
berdasarkan ukuran, bentuk dan berat volume materialnya;
2. Beban hidup merupakan beban yang dapat berpindah tempat, dapat bekerja
penuh atau tidak ada sama sekali;
3. Beban akibat pengaruh alam. Beban ini dapat berupa beban angin, gempa,
tekanan tanah atau air, serta beban akibat perbedaan waktu;
4. Beban angin merupakan pergerakan udara, Kecepatan angin yang
ditetapkan dalam NI – 18 minimum sebesar 25 kg/m2, untuk daerah pantai
40 kg/m2 dan untuk yang lebih konservatif diambil beban angin P sebagai
berikut :

…………..………………. (1.3)
Dimana V = kecepatan angin, m’/detik.
15
Struktur Beton Bertulang I

1.4.6. Faktor beban


Provisi keamanan Metode Desain Kekuatan yang disyaratkan dalam SNI
03-2847-2002, adalah sebagai berikut :

1. Kuat perlu U untuk menahan beban beban mati D


U = 1,4 D ………………………………………………(1.4)
2. Kuat perlu untuk menahan kombinasi D, beban hidup L, beban atap A
atau beban hujan R :
U = 1,2 D +1,6 L + 0,5 (A atau R) ………………….. (1.5)
3. Kuat perlu untuk menahan D, L, beban angin W, A dan R :
U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 ( A atau R) ……….(1.6)
4. Kuat perlu U untuk menahan kombinasi D, beban hidup L, gempa E :
U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E ………………………… (1.7)
atau U = 0,9 D ± 1,0 E …………………………………….(1.8)
5. Kuat perlu U untuk menahan kombinasi : D dan L.
U = 1,2 D + 1,6 L ……………………………………. (1.9)
Kombinasi –kombinasi yang lainnya dapat dilihat lebih lanjut pada SNI
03-2847-2002 Pasal 11.
6. Faktor reduksi kekuatan Φ :
a. Kekuatan lentur tanpa gaya aksial ……………….. 0,80
b. Aksial tarik & aksial tarik dengan lentur ………….. 0,80
c. Aksial tekan & aksial tekan & lentur :
Dengan tulangan spiral ……………………………. 0,70
Dengan tulangan sengkang ikat ……………………. 0,65
d. Geser dan torsi ……………………………………… 0,60
e. Tumpuan pada beton ………………………………. 0,70

1.5. Manfaat dan kerugian struktur beton

1.5.1. Manfaat struktur beton


a) Ekonomi, Merupakan pertimbangan yang sangat penting, meliputi :
material, kemudahan pelaksanaan, daktilitas.
b) Dapat dibentuk sesuai keinginan;
c) Tahan api ( sekitar 1 – 3 jam tanpa bahan kedap api tambahan);
16
Struktur Beton Bertulang I

d) Kekakuan yang tinggi;


e) Biaya pemeliharaan rendah.

1.5.2. Kerugian struktur beton

a. Memerlukan biaya bekisting – perancah dalam pelaksanaan;


b. Kekuatan tarik rendah;
c. Sifat kurang baik yang tergantung sepanjang waktu seperti rangkak
dan susut.

III PENUTUP
Soal tes formatif.

Daftar Pustaka :
1. Anonymus, (2002), Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002, Dep. Pekerjaan Umum.
2. Nawy, E.G. & Bambang, S (1990), Reinforced Concrete a Fundamental
Approach, terjemahan PT. Eresco, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai