Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mahmudhatul Munawaroh

Nim : 1831710052
Prodi/Semester : Ekonomi Syariah 2/6 (enam)
Matkul : Kebanksentralan
Dosen Pengampu : Sinta Ayu Purnama Sari, S.E,I.,M.Si
Tugas : Analisis Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank
Indonesia Bulan Maret 2021

Kebijakan-Kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia dalam Perekonomian


saat ini

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Pada 17-18


Maret 2021 Memutuskan Untuk Mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo
Rate (BI7DRR) Menjadi 3,5 Persen. BI Juga Mempertahankan Suku Bunga
Deposit Facility Sebesar 2,75 Persen. dan suku bunga lending facility juga
tetap sebesar 4,25 persen.
Alasan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate karna perlunya
menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari meningkatnya ketidakpastian pasar
keuangan global, di tengah prakiraan inflasi yang tetap rendah. selain itu,
untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, bank indonesia
lebih mengoptimalkan kebijakan makroprudensial akomodatif. kemudian,
akselerasi pendalaman pasar uang, dukungan kebijakan internasional, serta
digitalisasi sistem pembayaran.
Di dalam negeri perbaikan domestik diperkirakan terus berlanjut didorong
oleh pemulihan global implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasional
yang terus diperkuat, perkembangan sejumlah indikator pada februari 2021
mengindikasikan perbaikan yang terus berlangsung ditengah mobilitas masyarakat
yang meningkat sejalan dengan masih diberlakukannya pembatasan disejumlah
wilayah. kinerja ekspor meningkat terutama komoditas manufaktur seperti besi
baja, biji logam, kimia organik, dan mesin listrik seiring dengan kenaikan
permintaan dari negara mitra dagang utama secara parsial peningkatan tenaga
eksport terjadi disejumlah wilayah seperti sulawesi, maluku, papua di wilayah
jawa maupun sumatera selain itu ekspetasi konsumen penjualan eceran dan
manufaktur indeks di sektor manufaktur juga menunjukan perbaikan .
Untuk mendorong permintaan domestik lebih lanjut sinerji kebijakan
ekonomi nasional terus diperkuat sinergi yang dimaksud mencakup lima aspek
yaitu: 1) pembukaan sektor-sektor produktif dan aman seperti kendaraan
bermotor, properti, restoran dll; 2) aksereasasi stimulus fiskal baik ditingkat pusat
apbn maupun ditingkat daerah APBD; 3) penyaluran kredit perbankandari sisi
permintaan dan penawaran antara lain implementasi lanjutan paket kebijakan
terpadu yang sudah diumumkan; 4) berlanjutkan stimulus moneter dan makro
fundensial yang ditempu oleh bank indonesia; 5) percepatan digitallisasi keuangan
termasuk digitallisasi sistem pembayaran dalam rangka khususnya mendukung
pengembangan UMKM dalam krangka gerakan nasional banga buatan indonesia
dan gerakan nasional berwisata di indonesia saja. dengan perkembanga tersebut
pertumbuhan ekonomi indonesia pada tahun 2021 diperkirakan akan meningkat
pada kisaran 4,3 % sampai dengan 5,3 %.
Di sisi eksternal neraca pembayaran indonessia diperkirakan akan tetap
baik sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi indoensia. defisit
transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah didorong oleh surflus neraca barang
yang tetap berlanjut. neraca perdagangan pada bulan februari 2021 mencatat
surflus sebesar 2 milyar dolar amerika serikat melajutkan surplus bulan
sebelumnya sebesar 1,96 milyar dolar amerika serikat.
Peningkatan nilai ekspor juga tercatat pada sejumlah komoditas primer
seperti CBO dan batu bara. sementara itu aliran masuk investasi porpolio asing
kepasar ekonomi domestik relatif tertahan seiring meningkatnya ketidak pastian
pasar keuangan global yang didorong dengan kenaikan US trisuri bel dolar
amerika serikat. posisi cadangan defisa indonesia pada akhir februari 2021 tercatat
sebesar 138,8 milyar dolar amerika serikat setara dengan pembiayaan 10,5 bulan
import atau 10 bulan import dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
tingkat cadanga defisa ini berada jauh dibawa standar kecukupan nasional sekitar
3 bulan import.
Di tengah menigkatnya pasar ekonomi global pergerakan nilai tukar rupiah
relatif terjaga didukung langkah stabilisasi yang terus ditempuh bank indonesia.
nilai tukar rupiah pada 17 maret 2021 mengalami perlemahan 2,20 % secara releta
dan 1,6% secara poin to poin dibandingkan pada level akhir februari 2021. inflasi
tetap rendah sejalan dengan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang
memadai. inflasi indeks harga konsumen tercatat rendah, inflasi ini tetap rendah
sejalan permintaan domestik yang belum kuat. inflasi pada tahun 2021
diperkirakan akan tetap terkendali dalam sasaran yaitu 3 % ± 1%.

Kebijakan yang BI yang menjadi campur tangan Pemerintah


Akselerasi vaksinasi nasional yang ditempuh pemerintah serta disiplin
masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan covid-19 diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan ekonomi domestik kedepan,
Bank indonesia terus berkomitmen menjaga stabilitas harga dan
menperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah baik ditingkat pusat maupun
daerah melalui tim pengendalian inflasi guna mengendalikan inflasi sesuai dengan
kisaran sasarannya. sejalan dengan kebijakan moneter yang akomodatif yang
ditempu bank indonesia dan sinerji kebijakan fiskal pemerintah untuk mendorong
pemulihan ekonomi nasional kondisi likuiditas di perbankan dan pasar keuangan
tetap longgar.
Sinerji ekspansi moneter bank indonesia dengan akserisasi stimulus fiskal
pemerintah juga terus diperkuat dengan pemberian SBN oleh bank indonesia
dipasar perdana. pada tahun 2021 bank indonesia juga melanjutkan pemberian sbn
dari pasar perdana untuk pembiayaan apbn tahun 2021. besarnya pemberian SBN
di pasar perdana hingga 16 maret 2021 sebesar 65,03 triliun rupiah.

Pendapat mengenai kebijakan yang telah dibuat BI pada rapat Dewan


Gubernur Maret 2021
Pendapat saya mengenai kebijakan yang telah dibuat BI pada rapat
Dewan Gubernur Maret 2021 bahwa kebijakan tersebut dibuat sesuai
dengan perekonomian saat ini dan sebagai upaya memperbaiki
perekonomian nasional. Kebijakan baru BI ditengah Covid-19 dilakukan
untuk menjaga stabilitas moneter dan pasar keuangan dan mengendalikan
nilai inflasi.
Langkah-langkah yang telah ditempu Bank Indonesia dari aspek
kemanusiaan dan ekonomi untuk mengatasi dampak Covid-19 kepada
masyarakat, UMKM, dan dunia usaha. Selain itu juga perkembangan
indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Anda mungkin juga menyukai