A
DENGAN MASALAH ARTRITIS RHEUMATOID
DI LAWANG KABUPATEN MALANG
Oleh :
ADELA LISIANI
P17220183033
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kumpulan dua orang atau
lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Didalam sebuah keluarga terdapat
tujuan, tugas dan fungsi serta peran-peran anggota keluarga. Didalam fungsi keluarga salah
satunya adalah fungsi pemenuhan kesehatan. Fungsi pemenuhan kesehatan keluarga beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi yaitu faktor keturunan, lingkungan pelayanan, dan perilaku dari
keluarga itu sendiri dalam melakukan pemeliharaan kesehatan guna untuk mengatasi masalah
Masalah kesehatan yang dapat terjadi pada anggota keluarga salah satunya adalah
Artritis Rheumatoid.
Artritis Rheumatoid adalah penyakit inflamasi kronik dan sistematik yang menyebabkan
destruksi sendi dan deformasi serta menyebabkan disability. Penyakit ini sering terjadi dalam 3-4
dekade ini pada lansia. Penyebab Artritis Rheumatoid tidak diketahui, tetapi mungkin akibat
dan pada tahap lanjut dapat mengenai lutut dan paha (Fatimah, 2010)
Di dunia Astritis reumatoid merupakan penyakit muskuloskeletal yang paling sering
terjadi. Angka kejadian rematik pada tahun 2016 yang dilaporkan oleh World Health Organisation
(WHO) 335 juta penduduk didunia yang mengalami rematik, yang berarti 20% penduduk dunia
terserang penyakit Astritis reumatoid, dimana 5 – 10% adalah mereka yang berusia 5 – 20 tahun
dan 10% mereka yang berusia 55 tahun, artinya 1 – 6 lansia di dunia ini menderita rematik.
Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan
Di Indonesia, Astritis reumatoid mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan
bahwa tingginya angka kejadian Artritis reumatoid. Menurut hasil Riskesdas tahun 2018, untuk
wilayah Sumatra Barat mencapai 7,1%. Peningkatan jumlah populasi yang mengalami Astritis
reumatoid juga terjadi pada tahun 2018 di Bukittinggi khususnya area Puskesmas Gulai Bancah
Salah satu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal perlu dilakukan asuhan
keperawatan keluarga khususnya keluarga dengan resiko tinggi atau keluarga yang rentan
mengalami masalah kesehatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dilakukan
pendekatan yang digunakan adalah dengan asuhan keperawatan . Dengan pendekatan ini makan
masalah kesehatan didalam keluarga dan membantu keluarga untuk mengatsi masalah kesehatan
yang ditemukan.
a. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami
b. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
c. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,
e. The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga i nti ditambah
f. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian).
g.Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul
a. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa
c. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup
serumah.
Tahap ini adalah “between family”. Berarti bahwa tugas perkembangan secara
alami bersifat individual dari pada berorientasi pada keluarga. Carter dan McGoldrick (1989)
menjelaslakan bahwa tugas perkembangan primer pada dewasa muda lajang adalah sesuai
satu sama lain. Berhubungan dengan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan, dan
pada periode ini, perencanaan keluarga meliputi tiga tugas kritis. Tugas Perkembangan
kelompok sosial.
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarag dimulai anak pertama berusia 2 1/2 tahun dan
diakhiri ketika anak berusia 5 tahun, Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima
saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda (Duvall & Miller, 1985).
b. Menyosialisasikan anak.
Tahap ini mulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh,
biasanya pasa usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13 tahun
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan
kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh
tahun, walaupun dapat lebih lama jika anak tetap tinggal dirumah pada usia 19 atau 20
tahun.
Permulaan fase kehidupa keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama dari rumah orang tua
rumah.
anaknya.
c. Membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
pertengahan bagi orang tua dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
terakhir dengan pensionan atau kematian . Tahap ini biasanya berusia sekitar 45
tahun.
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pension salah satu
pasangan dan berakhir dengan kematian pasangan yang lainnya (Duvall & Miller, 1985).
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
3. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga Tn A adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri
dari ayah, ibu dan anak
4. SUKU BANGSA
Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia,sedangkan bahasa
sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Jawa. Keluarga Tn. A tidak
memiliki pantangan, namun kebiasaan suku yang diterapkan oleh Tn.A
kadang-kadang mengkonsumsi jamu “kunyit, temulawak, dan madu”
(sejenis tumbuhan) untuk mengurangi pegal-pegal.
5. AGAMA
Anggota keluarga Tn.A beragama Islam. Tn.A dan Ny. N selalu
mengajarkan anak-anaknya untuk selalu dekat dengan Allah S.W.T,
mengingatkan anak-anaknya sholat 5 waktu, sering mengusahakan untuk
sholat berjamaah, setiap malam jumat seluruh anggota keluarga membaca
yasin bersama.
6. STATUS EKONOMI KELUARGA
(1) Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari KK ± Rp 2.000.000/bulan.
Kebutuhan yang diperlukan keluarga :
- Makan Rp 1.000.000
- Bayar Listrik/PDAM Rp 200.000
- Lain-lain Rp 800.000
Rp 2.000.000
Sisanya ditabungkan untuk kebutuhan yang mendadak.
(2) Barang-barang yang dimiliki
1 buah TV, 1 kipas angin, 2 motor. Pada ruang tamu terdapat 1 set kursi
dan lemari, pada ruang tengah terdapat 2 lemari pakaian dan 1 kulkas.
7. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV
bersama dirumah, sedangkan rekreasi diluar rumah kadang-kadang ikut
rombongan pengajian yang ada (ziarah wali songo ) yang diadakan 2-3
tahun sekali.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. KARAKTERISTIK RUMAH
- Luas : 8 X 20 M2
- Jenis : Permanen
- Sirkulasi udara : cukup baik
- Pemanfaatan ruangan rumah : perabot tertata rapi
- Kebersihan ruangan : bersih
- Lantai : keramik
- jarak septic tank dengan sumur : > 10 meter
- Sumber air minum : tandon air hujan
- Pembuangan limbah : melalui selokan
- Halaman dimanfaatkan dengan tanaman hias keadaan pekarangan bersih
- Pembuangan sampah dibakar
DENAH RUMAH
(Gambarkan denah rumah keluarga)
Halaman
R. K2
Tamu
K3 KM
KM
R.
Musholla R.
K1
Makan Tengah
Dapur
D. STRUKTUR KELUARGA
1. POLA KOMUNIKASI
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan
mendapat informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya
didapat dari televisi dan radio.
2. STRUKTUR KEKUATAN KELUARGA
Saudara-saudara dari Ny.N dan Tn.A selalu siap membantu apabila keluarga
Tn.A membutuhkan pertolongan. Mereka tidak memikirkan jarak yang
harus dilalui, bagi mereka saudara tetaplah saudara dan saudara harus saling
tolong menolong.
3. STRUKTUR PERAN
(1) Tn. A
Peran formal : sebagai suami dari istri, sebagai kepala keluarga,
ayah, pelindung dan pemberi rasa aman dalam keluarga, sebagai
anggota masyarakat.
Peran informal : pengambil keputusan tertinggi di rumah.
(2) Ny. N
Peran formal : sebagai istri dari suami, ibu, mengurus rumah
tangga, mendidik anak-anak.
Peran informal : sebagai pendamai antar anggota keluarga.
(3) An.S :
Peran formal : menjadi anak, mahasiswa
Peran informal : sebagai penyelaras dan sebagai tempat bercerita
adiknya
E. FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI AFEKTIF
Keluarga Tn.A dan Ny.N selalu menyayangi dan perhatian kepada anak-
anaknya, Ny.N dan Tn.A juga selalu mendukung dan mengarahkan segala
sesuatu yang dilakukan oleh anak-anaknya selama dalam batas kewajaran
dan tidak melanggar norma dan etika sopan santun.
2. FUNGSI SOSIALISASI
Interaksi Tn. A dengan anak istrinya terjalin dengan sangat baik, saling
mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan. Tn.A memiliki
peran yang besar dalam mengambil keputusan, namun Tn.A selalu adil
kepada keluarganya.
Masing masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan
sopan santun dalam berperilaku. Keluarga mengajarkan dan menanamkan
prilaku sosial yang baik, keluarga cukup aktif di dalam masyarakat. Di
waktu senggang biasanya keluarga berkumpul.
3. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
1) Kemampuan keluarga mengenal kesehatan
Saat dikaji keluarga Tn. A mengatakan bahwa mereka mengetahui bahwa
Ny. N terkena rematik tapi tidak mengetahui tentang penyakit rematik.
Kesimpulan: Keluarga tidak mengenal masalah kesehatan yang dialami
oleh anggota keluarganya, yaitu rematik pada Ny. N
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. A mengatakan jika pinggang dan kaki Ny. N nyeri/pegal,
biasanya Ny. N pergi ke puskesmas.
Kesimpulan: Keluarga dapat mengambil keputusan pengobatan untuk
Ny. N yaitu dengan pergi ke puskesmas.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. A mengatakan apabila Ny. N sedang nyeri pinggang dan
kaki, hanya disuruh istirahat atau minum jamu atau memijat kakinya.
Kesimpulan : Keluarga Tn. A tidak mampu merawat anggota keluarga
yang sakit Rematik, yaitu Ny. N.
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Tn.A dan Ny.N tidur di kamar dan tidurnya di ranjang berkasur.
Kesimpulan : Keluarga Tn. A mampu memodifikasi lingkungan.
5) Kemampuan keluarga mengguanakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
Keluarga Tn. A sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu
Puskesmas. Dan memanfaatkan fasilitas kartu JKN/BPJS.
4. FUNGSI REPRODUKSI
Jumlah anak 1 orang, anaknya masih kuliah semester 2
5. FUNGSI EKONOMI
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk
anak dan biaya untuk berobat.
MATA Kedua mata simetris, Kedua mata simetris, Kedua mata simetris,
konjungtiva an- konjungtiva an-anemis, konjungtiva an-anemis,
anemis, sklera tidak sklera tidak ikterik, sklera tidak ikterik,
ikterik, penglihatan penglihatan baik, penglihatan baik, apabila
baik, apabila apabila membaca tidak membaca menggunakan
membaca tidak menggunakan kacamata (-2)
menggunakan kacamata.
kacamata.
HIDUNG Hidung simetris, tidak Hidung simetris, tidak Hidung simetris, tidak ada
ada polip, tidak ada polip, tidak polip, tidak sinusitis,
sinusitis, penciuman sinusitis, penciuman penciuman baik.
baik. baik.
NO DIAGNOSA TTD
1 Defisit nutrisi keluarga Tn.A berhubungan dengan Adela
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
2 Gangguan pola tidur An.S pada Keluarga Tn.A Adela
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenali dan mengontrol aktivitas anggota
keluarganya
3 Defisit pengetahuan keluarga tentang penyakit Tn. A Adela
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenali dan memahami penyakit Tn.A
DIAGNOSA
Hari/Tgl
NO DIAGNOSA TTD
ditemukan
1 Selasa. 2 Maret Defisit nutrisi keluarga Tn.A Adela
2021 berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
2 Selasa. 2 Maret Gangguan pola tidur An.S pada Adela
2021 Keluarga Tn.A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam
mengenali dan mengontrol aktivitas
anggota keluarganya
3 Selasa. 2 Maret Defisit pengetahuan keluarga tentang Adela
2021 penyakit Tn. A berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga
mengenali dan memahami penyakit
Tn.A
INTERVENSI