Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.

A
DENGAN MASALAH ARTRITIS RHEUMATOID
DI LAWANG KABUPATEN MALANG

Untuk memenuhi tugas PBL matakuliah


Keperawatan Keluarga
yang dibina oleh Ibu Lingling M., S.Kep.Ns.,M.Kep

Oleh :
ADELA LISIANI
P17220183033

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
DIII KEPERAWATAN LAWANG
Maret 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kumpulan dua orang atau

lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai

peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Didalam sebuah keluarga terdapat

tujuan, tugas dan fungsi serta peran-peran anggota keluarga. Didalam fungsi keluarga salah

satunya adalah fungsi pemenuhan kesehatan. Fungsi pemenuhan kesehatan keluarga beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi yaitu faktor keturunan, lingkungan pelayanan, dan perilaku dari

keluarga itu sendiri dalam melakukan pemeliharaan kesehatan guna untuk mengatasi masalah

yang muncul terutama masalah kesehatan.

Masalah kesehatan yang dapat terjadi pada anggota keluarga salah satunya adalah

Artritis Rheumatoid.

Artritis Rheumatoid adalah penyakit inflamasi kronik dan sistematik yang menyebabkan

destruksi sendi dan deformasi serta menyebabkan disability. Penyakit ini sering terjadi dalam 3-4

dekade ini pada lansia. Penyebab Artritis Rheumatoid tidak diketahui, tetapi mungkin akibat

penyakit autoimun dimulai dari interfalank proksimal metakarpofalenkeal, pergelangan tangan

dan pada tahap lanjut dapat mengenai lutut dan paha (Fatimah, 2010)
Di dunia Astritis reumatoid merupakan penyakit muskuloskeletal yang paling sering

terjadi. Angka kejadian rematik pada tahun 2016 yang dilaporkan oleh World Health Organisation

(WHO) 335 juta penduduk didunia yang mengalami rematik, yang berarti 20% penduduk dunia

terserang penyakit Astritis reumatoid, dimana 5 – 10% adalah mereka yang berusia 5 – 20 tahun

dan 10% mereka yang berusia 55 tahun, artinya 1 – 6 lansia di dunia ini menderita rematik.

Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan

mengalami kelumpuhan. (WHO,2016).

Di Indonesia, Astritis reumatoid mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan

bahwa tingginya angka kejadian Artritis reumatoid. Menurut hasil Riskesdas tahun 2018, untuk

wilayah Sumatra Barat mencapai 7,1%. Peningkatan jumlah populasi yang mengalami Astritis

reumatoid juga terjadi pada tahun 2018 di Bukittinggi khususnya area Puskesmas Gulai Bancah

yaitu sebanyak 441 jiwa.

Salah satu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal perlu dilakukan asuhan

keperawatan keluarga khususnya keluarga dengan resiko tinggi atau keluarga yang rentan

mengalami masalah kesehatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dilakukan

pendekatan yang digunakan adalah dengan asuhan keperawatan . Dengan pendekatan ini makan

dapat membantu petuags kesehatan khususnya perawat untuk mengidentifikasikan masalah-

masalah kesehatan didalam keluarga dan membantu keluarga untuk mengatsi masalah kesehatan

yang ditemukan.

2. Konsep Dasar Keluarga

2.1 Definisi Keluarga


Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi
dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
memeprtahankan budaya yang umum : meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima
asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan
menempati posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko, 2012).

2.2 Tipe Keluarga

Tipe-tipe keluarga dibagi menjadi (Friedman, 2010).

2.2.1 Secara Tradisional

Secara tradisional keluarga tradisional dikelompokkan menjadi, yaitu:

a. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami

istri dan anak (kandung atau angkat).

b. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa

anak.

c. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,

sedangkan anak sudah memisahkan diri.

d. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa

disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.

e. The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga i nti ditambah

keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

f. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak

(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau

kematian).

g.Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul

pada hari minggu atau libur saja.


2.2.2 Secara Modern

Secara modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa

individualisme maka pengelompokan tipe keluarga selain diatas adalah :

a. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa

terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

b. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.

c. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup

serumah.

d. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup

bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

2.2.3 Tugas Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap ini adalah “between family”. Berarti bahwa tugas perkembangan secara

alami bersifat individual dari pada berorientasi pada keluarga. Carter dan McGoldrick (1989)

menjelaslakan bahwa tugas perkembangan primer pada dewasa muda lajang adalah sesuai

dengan keluarga aslinya.

1) Tahap I : Keluarga Pasangan Baru

Tugas perkembangan keluarga , membentuk pernikahan yang memuaskan bagi

satu sama lain. Berhubungan dengan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan, dan

pada periode ini, perencanaan keluarga meliputi tiga tugas kritis. Tugas Perkembangan

Keluarga pasangan baru yaitu :

a. Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain.

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,

kelompok sosial.

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.


2) Tahap II : Childbearing Family
Setelah hadirnya anak pertama, keluarga memiliki beberapa perkembangan penting

a. Membentuk keluarga muda sebagai suatu unit yang stabil.

b. Menggabungkan bayi yang baru lahir kedalam keluarga.

c. Memperbaiki hubungan setelah terjadinya konflik mengenai tugas

perkembangan dan kebutuhan berbagai anggota keluarga.

d. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.

3) Tahap III : Keluarga Dengan Anak Prasekolah

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarag dimulai anak pertama berusia 2 1/2 tahun dan

diakhiri ketika anak berusia 5 tahun, Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima

orang, dengan komposisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, putri-

saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda (Duvall & Miller, 1985).

Tugas perkembangan keluarga dengan anak prasekolah :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, privasi, dan

keamanan yang memadai.

b. Menyosialisasikan anak.

c. Mengintergrasikan anak kecil sebagai anggota keluarga baru sementara tetap

memenuhi kebutuhan anak lain.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat didalam keluarga.

4) Tahap IV : Keluarga Dengan Anak Sekolah

Tahap ini mulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh,

biasanya pasa usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13 tahun

(Duvall & Miller, 1985).


Tugas perkembangan keluarga dengan anak sekolah :

a. Menyosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan

membantu hubungan anak-anak yang sehat dengan teman sebaya.

b. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.

c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

5) Tahap V : Keluarga Dengan Anak Remaja

Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan

kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh

tahun, walaupun dapat lebih lama jika anak tetap tinggal dirumah pada usia 19 atau 20

tahun.

Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja :

a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab pada saat anak remaja

telah dewasa dan semakin otonomi.

b. Memfokuskan kembali hubungan pernikahan.

c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua an anak.

6) Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda

Permulaan fase kehidupa keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama dari rumah orang tua

dan berakhir dengankosongnya rumah, ketika anak terakhir juga meninggalkan

rumah.

Tugas perkembangan keluarga melepaskan anak dewasa muda :

a. Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa muda, termasuk

memasukkan anggota keluarga baru yang berasal dari pernikahan anak-

anaknya.

b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan


pernikahan.

c. Membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.

7) Tahap VII : Keluarga Orang Tua Paruh Baya

Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga merupakan tahap masa

pertengahan bagi orang tua dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan

terakhir dengan pensionan atau kematian . Tahap ini biasanya berusia sekitar 45

sampai 55 tahun dan berakhir dengan pensiunnya pasangan, biasanya 16 sampai 18

tahun.

Tugas perkembangan keluarga dengan orang tua paruh baya:


a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
b. Mempertahankan kepuasan dan berhubungan yang bermakna antara orang tua yang telah
menua dan anak mereka.
c. Memperkuat hubungan pernikahan.

8) Tahap VIII : Keluarga Lansia Dan Pensiunan

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pension salah satu

pasangan dan berakhir dengan kematian pasangan yang lainnya (Duvall & Miller, 1985).

Tugas perkembangan keluarga lansia dan pensiunan :

a. Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan.


b. Menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang.
c. Mempertahankan hubungan pernikahan.
d. Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan.
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
f. Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan keberdaaan anggota
keluarga .
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. A
DENGAN MASALAH ARTRITIS RHEUMATOID
DI LAWANG KABUPATEN MALANG

Pengkajian keluarga tanggal 01 Maret 2021


A. DATA UMUM
1. BIODATA
Nama KK : Tn A
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Alamat : Lawang, Malang
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMP Tamat
Penghasilan : ± Rp 2.000.000,-/ bulan
2. KOMPOSISI KELUARGA
Hub
No Nama Jns klmn dg Umur Pekerjaan
KK
1 Tn A Laki-laki Ayah 56 tahun Kary. Swasta
2 Ny N Perempuan Ibu 52 tahun IRT
3 An. S Perempuan Anak 19 tahun Pelajar
GENOGRAM ( Gambarkan hubungan masing masing anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah, disertai dengan penjelasan hubungan)

Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
3. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga Tn A adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri
dari ayah, ibu dan anak
4. SUKU BANGSA
Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia,sedangkan bahasa
sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Jawa. Keluarga Tn. A tidak
memiliki pantangan, namun kebiasaan suku yang diterapkan oleh Tn.A
kadang-kadang mengkonsumsi jamu “kunyit, temulawak, dan madu”
(sejenis tumbuhan) untuk mengurangi pegal-pegal.
5. AGAMA
Anggota keluarga Tn.A beragama Islam. Tn.A dan Ny. N selalu
mengajarkan anak-anaknya untuk selalu dekat dengan Allah S.W.T,
mengingatkan anak-anaknya sholat 5 waktu, sering mengusahakan untuk
sholat berjamaah, setiap malam jumat seluruh anggota keluarga membaca
yasin bersama.
6. STATUS EKONOMI KELUARGA
(1) Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari KK ± Rp 2.000.000/bulan.
Kebutuhan yang diperlukan keluarga :
- Makan Rp 1.000.000
- Bayar Listrik/PDAM Rp 200.000
- Lain-lain Rp 800.000
Rp 2.000.000
Sisanya ditabungkan untuk kebutuhan yang mendadak.
(2) Barang-barang yang dimiliki
1 buah TV, 1 kipas angin, 2 motor. Pada ruang tamu terdapat 1 set kursi
dan lemari, pada ruang tengah terdapat 2 lemari pakaian dan 1 kulkas.
7. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV
bersama dirumah, sedangkan rekreasi diluar rumah kadang-kadang ikut
rombongan pengajian yang ada (ziarah wali songo ) yang diadakan 2-3
tahun sekali.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT


INI
1. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI
Keluarga Tn. A dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap V yaitu
keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulai dari sejak anak berusia 13 tahun dan berakhir pada usia
20 tahun. Pada fase ini pada umumnya keluarga mencapai fase jumlah
anggota keluarga yang maksimal. Tugas perkembangan sebagai berikut :
- Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
- Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anaknya
- Mempertahankan keintiman pasangan
- Memenuhi kebutuhan biaya hidup
2. TAHAP PERKEMBANGAN SAAT INI
Tahap perkembangan keluarga Tn.A masih belum terpenuhi karena Tn. A
harus membiayai 1 orang anaknya. Anak pertama Tn.A masih dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak remaja, yang saat ini anak pertama
(An.S) kuliah semester 2.
RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
Klien bernama Ny. N, berjenis kelamin perempuan, umur 52 tahun,
status kawin, bertempat tinggal di desa Sumberporong, beragama Islam,
pekerjaan Tn. A sebagai karyawan swasta dan Ny. N sebagai IRT.
Pengkajian dilakukan dirumah Tn.A pada hari Senin 01 Maret 2021
jam 08.30 WIB. Keluhan utama yang dirasakan klien adalah nyeri pada kaki
bagian lutut dan pinggang. Riwayat penyakit sudah di rasakan sejak enam
bulan yang lalu. Nyeri bertambah saat beraktivitas fisik yang berat dan
terasa kaku saat habis bersila lama. Keluhan yang menyertai adalah rasa
panas dan baal pada bagian yang sakit.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya, ayah dari Ny. N yaitu Tn. D
sebelum meninggal memiliki riwayat sakit hipertensi.
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindaka
kesehatan (BCG/Pol kesehatan n yang
io/DPT/H telah
B/Campa dilakuka
k) n
1. Tn.A 56 Tn. A juga Lengkap - Tn.A
merasa minum
pusing jika jamu bila
kecapean kecapean
.
2. Ny.N 52 Klien Lengkap Nyeri  Ny. N
mengeluh sendi memija
nyeri pada t
pinggang kakiny
dan a
persendian
kaki
terutama
di lutut.
Klien
mengataka
n nyeri
bertambah
saat
aktifitas
berat
3. An.S 19 50 Tidak ada Lengkap -
keluhan

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. KARAKTERISTIK RUMAH
- Luas : 8 X 20 M2
- Jenis : Permanen
- Sirkulasi udara : cukup baik
- Pemanfaatan ruangan rumah : perabot tertata rapi
- Kebersihan ruangan : bersih
- Lantai : keramik
- jarak septic tank dengan sumur : > 10 meter
- Sumber air minum : tandon air hujan
- Pembuangan limbah : melalui selokan
- Halaman dimanfaatkan dengan tanaman hias keadaan pekarangan bersih
- Pembuangan sampah dibakar
DENAH RUMAH
(Gambarkan denah rumah keluarga)

Halaman
R. K2
Tamu
K3 KM
KM

R.
Musholla R.
K1
Makan Tengah

Dapur

2. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS


Hubungan antar tetangga Tn. A baik, saling membantu, bila ada tetangga
yang membangun rumah dikerjakan saling gotong-royong.
3. MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA
Keluarga Tn. A selama ini sebagai penduduk asli Sumberporong
4. PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN
MASYARAKAT
An. S mengatakan mulai kuliah daring pada pukul 07.30-16.00 wib dan
pada malam hari digunakan untuk berkumpul bersama seluruh keluarganya,
An. S mengikuti pengajian tiap hari minggu.
5. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA
Jumlah anggota keluarga 2 orang , yaitu istri dan 1 anak.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. POLA KOMUNIKASI
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan
mendapat informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya
didapat dari televisi dan radio.
2. STRUKTUR KEKUATAN KELUARGA
Saudara-saudara dari Ny.N dan Tn.A selalu siap membantu apabila keluarga
Tn.A membutuhkan pertolongan. Mereka tidak memikirkan jarak yang
harus dilalui, bagi mereka saudara tetaplah saudara dan saudara harus saling
tolong menolong.
3. STRUKTUR PERAN
(1) Tn. A
Peran formal : sebagai suami dari istri, sebagai kepala keluarga,
ayah, pelindung dan pemberi rasa aman dalam keluarga, sebagai
anggota masyarakat.
Peran informal : pengambil keputusan tertinggi di rumah.
(2) Ny. N
Peran formal : sebagai istri dari suami, ibu, mengurus rumah
tangga, mendidik anak-anak.
Peran informal : sebagai pendamai antar anggota keluarga.
(3) An.S :
Peran formal : menjadi anak, mahasiswa
Peran informal : sebagai penyelaras dan sebagai tempat bercerita
adiknya

4. NILAI DAN NORMA KELUARGA


Tn.A menganut agama Islam dan norma yang berlaku di masyarakat
dan adat istiadat orang Jawa. Keluarga Tn.A sangat mematuhi peraturan
yang ada di rumah, seperti anak perempuannya tidak boleh keluar setelah
magrib tanpa di dampingi keluarga laki-laki. Tn.A dan Ny.N juga
mengajarkan pentingnya bersikap/ sopan santun dengan orang lain.
Apabila ada keluarga yang sakit, keluarga mempercayai bahwa ini
adalah cobaan yang Allah berikan agar keluarga dapat lebih kuat. Keluarga
selalu berusaha dan bertawakal saat menghadapi musibah apapun.

E. FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI AFEKTIF
Keluarga Tn.A dan Ny.N selalu menyayangi dan perhatian kepada anak-
anaknya, Ny.N dan Tn.A juga selalu mendukung dan mengarahkan segala
sesuatu yang dilakukan oleh anak-anaknya selama dalam batas kewajaran
dan tidak melanggar norma dan etika sopan santun.
2. FUNGSI SOSIALISASI
Interaksi Tn. A dengan anak istrinya terjalin dengan sangat baik, saling
mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan. Tn.A memiliki
peran yang besar dalam mengambil keputusan, namun Tn.A selalu adil
kepada keluarganya.
Masing masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan
sopan santun dalam berperilaku. Keluarga mengajarkan dan menanamkan
prilaku sosial yang baik, keluarga cukup aktif di dalam masyarakat. Di
waktu senggang biasanya keluarga berkumpul.
3. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
1) Kemampuan keluarga mengenal kesehatan
Saat dikaji keluarga Tn. A mengatakan bahwa mereka mengetahui bahwa
Ny. N terkena rematik tapi tidak mengetahui tentang penyakit rematik.
Kesimpulan: Keluarga tidak mengenal masalah kesehatan yang dialami
oleh anggota keluarganya, yaitu rematik pada Ny. N
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. A mengatakan jika pinggang dan kaki Ny. N nyeri/pegal,
biasanya Ny. N pergi ke puskesmas.
Kesimpulan: Keluarga dapat mengambil keputusan pengobatan untuk
Ny. N yaitu dengan pergi ke puskesmas.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. A mengatakan apabila Ny. N sedang nyeri pinggang dan
kaki, hanya disuruh istirahat atau minum jamu atau memijat kakinya.
Kesimpulan : Keluarga Tn. A tidak mampu merawat anggota keluarga
yang sakit Rematik, yaitu Ny. N.
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Tn.A dan Ny.N tidur di kamar dan tidurnya di ranjang berkasur.
Kesimpulan : Keluarga Tn. A mampu memodifikasi lingkungan.
5) Kemampuan keluarga mengguanakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
Keluarga Tn. A sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu
Puskesmas. Dan memanfaatkan fasilitas kartu JKN/BPJS.
4. FUNGSI REPRODUKSI
Jumlah anak 1 orang, anaknya masih kuliah semester 2
5. FUNGSI EKONOMI
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk
anak dan biaya untuk berobat.

F. STRESS DAN KOPPING KELUARGA


1. STRESS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
(1) Stressor jangka pendek
Stresor jangka pendek keluarga Tn. A dan Ny. N yaitu apabila banyak
kerjaan yang harus dikerjakan.
(2) Stressor jangka panjang
Tn.A dan Ny.N memikirkan biaya untuk melanjutkan sekolah bagi
anak-anaknya.
2. KEMAMPUAN KELUARGA BERESPON TERHADAP STRESSOR
Respon keluarga Tn.A menghadapi stressor yaitu dengan tetap menghadapi
stressor yang datang dengan santai, namun kadang terjadi perubahan
perilaku anggota keluarga yang berubah menjadi kesal dan cemas. Apabila
menghadapi masalah, keluarga selalu memecahkan masalahnya secara
musyawarah untuk mencari solusi yang tepat.
3. STRATEGI KOPPING YANG DIGUNAKAN
Keluarga Tn. A menggunakan strategi koping tetap santai, dan tetap
menghadapi masalah yang terjadi.

4. STRATEGI ADAPTASI DISFUNGSIONAL


Bila Tn.A sedang mengalami masalah kesehatan, keluarga cenderung
berobat ke puskesmas , dan istirahat.
G. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga Tn. A adalah meningkatkan status kesehatan setiap
anggotanya, pendidikan An. S lancar dan berkualitas, dan juga dapat
meningkatkan status ekonomi keluarga untuk kesejahteraan keluarga Tn. A
An. S
Jenis Pemeriksaan Tn. A Ny. N
(anak)
TTV TD : 90/60 mmHg TD : 110/70 mmHg TD : 110/80 mmHg
RR: 18x/menit RR: 18x/menit RR: 20X/menit
H. PEMERIKSAAN FISIK
N: 64x/ menit N: 72x/ menit N: 72X / menit
S : 36,5 oC S : 36,8 oC S : 37 oC
STATUS GIZI BB : 56 kg BB : 50 kg BB : 50 kg
TB : 170cm TB : 155cm TB : 158cm
BMI : BMI : BMI :
KEPALA Rambut hitam, uban Rambut hitam dan Rambut hitam, lurus,
jarang ditemukan, jarang ditemukan uban, panjang dan bersih
pendek dan bersih ikal, panjang dan bersih

MATA Kedua mata simetris, Kedua mata simetris, Kedua mata simetris,
konjungtiva an- konjungtiva an-anemis, konjungtiva an-anemis,
anemis, sklera tidak sklera tidak ikterik, sklera tidak ikterik,
ikterik, penglihatan penglihatan baik, penglihatan baik, apabila
baik, apabila apabila membaca tidak membaca menggunakan
membaca tidak menggunakan kacamata (-2)
menggunakan kacamata.
kacamata.
HIDUNG Hidung simetris, tidak Hidung simetris, tidak Hidung simetris, tidak ada
ada polip, tidak ada polip, tidak polip, tidak sinusitis,
sinusitis, penciuman sinusitis, penciuman penciuman baik.
baik. baik.

Paru I : Pengembangan I : Pengembangan I : Pengembangan paru


paru simetris paru simetris simetris
P : Vokal Premitus P : Vokal Premitus P : Vokal Premitus sama
sama sama P : Redup
P : Redup P : Redup A : Vesikuler
Kesimpulan : Ny. N mengalami penyakit Rematik karena terdapat nyeri kaki, lutut sampai pangkal paha, baal < 3 detik pada extremitas
bawah.ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Defisit pengetahuan keluarga Ketidakmampuan keluarga mengenali
- Tn. A mengatakan kepalanya sering pusing jika terhadap penyakit Tn. A dan memahami penyakit Tn.A
kecapean
- Ny.N mengatakan bahwa Tn.A tidak pernah
memeriksakan dirinya ke dokter atau puskesmas
jika sakit
- Ny.N mengatakan bahwa penyakit Tn.A hanya
karna kelelahan saja dan tidak terlalu serius.
- Tn.A mengatakan dia sering meminum susu jika
mulai kliyengan.
- Skala nyeri yang dirasakan Tn.A yaitu 4
DO :
- TTV :
TD : 90/70 mmHg
RR : 18X / menit
N : 80X / menit
S : 36 C
- Wajah tampak pucat
- Tn.A terlihat lemah
2 DS : Gangguan pola tidur An.S pada Ketidakmampuan keluarga dalam
- An.S mengatakan bahwa dia begadang Keluarga Tn.A merawat dan mengontrol aktivitas
- An.S mengatakan bahwa dia sering kelelahan anggota keluarganya
- An.S juga mengatakan bahwa kepalanya sering
terasa pusing dan matanya berkunang-kunang
sewaktu bangun tidur.
DO :
- An.S tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- TTV An.S :
TD : 100/70 mmHg
RR : 19X / menit
N : 78X / menit
S :36,4 oC
3 DS: Defisit nutrisi keluarga Tn.A Ketidakmampuan keluarga merawat
- Mual dan muntah dirasakan oleh An.S anggota keluarga yang sakit
- An.S mengatakan bahwa tidak nafsu makan jika
mulai merasakan mual
- An.S mengatakan jika kelelahan dia langsung tidur
- Jadwal makan An.S tidak teratur
- An.S terkadang makan diluar jika lapar
DO:
- An.S tampak pucat
TD : 110/70 mmHg
- BB : 50kg
- TB : 177cm
- Nyeri pada saat perut atas ditekan
SKORING PRIORITAS MASALAH

Masalah Keperawatan 1 Defisit pengetahuan keluarga tentang penyakit Tn.A


b/d Ketidakmampuan keluarga mengenali dan memahami penyakit Tn.A

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifat Masalah : Kurang mengetahui
1) Aktual 2/3 x 1 = tentang penyakit Tn.A
2 1
2) Resiko 2/3 yaitu Hipotensi
3) Sejahtera
2 Kemungkinan Tn.A mengatakan tidak
masalah ingin ke dokter dan
dapat diubah: cukup minum susu.
1 2 1/2 x 2 = 1
1) Tinggi
2) Sedang
3) Rendah
3 Potensial Masalah hipotensi dapat
masalah untuk diatasi oleh keluarga,
dicegah : terutama bila Tn.A
3 1 3/3 x 1 = 1
1) Tinggi dapat mengatur
2) Cukup aktivitas dan
3) Rendah istirahatnya.
4 Menonjolnya 1 1 1/2 x 1 = Keluarga menanggapi
masalah: 1/2 penyakit Tn.A ini tidak
1) Masalah terlalu mengganggu
dirasakan asal selalu di kontrol
dan perlu aktivitas Tn.A
segera
ditangani
2) Masalah
dirasakan
3) Masalah
tidak
dirasakan
Total 31/6

Masalah Keperawatan 2 Gangguan pola tidur An.S pada Keluarga Tn.A


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenali dan mengontrol
aktivitas anggota keluarganya
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1 2 1 2/3 x 1 = An.S sering terlihat
2/3 pucat dan merasa
Sifat Masalah :
pusing setelah bangun
1) Aktual
tidur, namun An.S
2) Resiko
masih belum bisa
3) Sejahtera
meninggalkan
kebiasaannya begadang
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan informasi
masalah mengenai dampak
dapat diubah: terburuk akibat terlalu
1) Tinggi sering begadang
2) Sedang
3) Rendah
3 Potensial 2 1 2/3 x 1 = An.S mau berusaha
masalah untuk 2/3 untuk mengurangi
dicegah : kebiasaannya begadang.
1) Tinggi
2) Cukup
3) Rendah
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga tahu bahwa
masalah: banyak penyakit yang
1) Masalah akan timbul jika An.S
dirasakan terlalu sering begadang,
dan perlu
segera
ditangani
2) Masalah
dirasakan
3) Masalah
tidak
dirasakan
Total 41/3

Masalah Keperawatan 3 Defisit nutrisi keluarga Tn.A berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat Masalah : 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah sangat
1) Aktual sering terjadi, An.S,
2) Resiko sering merasakan mual
3) Sejahtera dan nyeri abdomen
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Ny.N selalu tanggap
masalah memberikan obat jika
dapat diubah: anaknya mulai
1) Tinggi merasakan sakit.
2) Sedang
3) Rendah
3 Potensial 3 1 3/3 x 1 = 1 Ny.N banyak tahu
masalah untuk tentang penyebab dan
dicegah : cara menghindari faktor
1) Tinggi pencetus untuk terjadi
2) Cukup gastritis.
3) Rendah
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga menanggapi
masalah: bahwa penyakit gastritis
1) Masalah ini dapat mengganggu
dirasakan aktivitas dan selera
dan perlu makan.
segera
ditangani
2) Masalah
dirasakan
3) Masalah
tidak
dirasakan
Total 5
PRIORITAS MASALAH

NO DIAGNOSA TTD
1 Defisit nutrisi keluarga Tn.A berhubungan dengan Adela
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
2 Gangguan pola tidur An.S pada Keluarga Tn.A Adela
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenali dan mengontrol aktivitas anggota
keluarganya
3 Defisit pengetahuan keluarga tentang penyakit Tn. A Adela
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenali dan memahami penyakit Tn.A
DIAGNOSA

Hari/Tgl
NO DIAGNOSA TTD
ditemukan
1 Selasa. 2 Maret Defisit nutrisi keluarga Tn.A Adela
2021 berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
2 Selasa. 2 Maret Gangguan pola tidur An.S pada Adela
2021 Keluarga Tn.A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam
mengenali dan mengontrol aktivitas
anggota keluarganya
3 Selasa. 2 Maret Defisit pengetahuan keluarga tentang Adela
2021 penyakit Tn. A berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga
mengenali dan memahami penyakit
Tn.A
INTERVENSI

TUJUAN KRITERIA EVALUASI


NO INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1 Setelah dilakukan 1. Keluarga Tn. A Verbal Keluarga Tn. A 1. Edukasi kesehatan
tindakan keperawatan 1 mampu merawat menyebutkan cara mengenai manajemen
x 25 menit kunjungan keluarga yang sakit penanganan defisit nutrisi
rumah, keluarga dapat 2. Keluarga Tn. A nutrisi pada keluarga 2. Libatkan semua
mengatasi masalah mengetahui cara dengan benar anggota keluarga
defisit nutrisi. penanganan defisit sebagai support
nutrisi Sikap - Keluarga Tn. A system
memberikan nutrisi 3. Diskusikan mengenai
yang cukup situasi dan pilihan
- Tn. A dan Ny. N pengobatan yang
memotivasi anaknya diinginkan.
untuk menjaga pola 4. Ajarkan dan anjurkan
makan secara teratur monitor asupan
makanan
5. Ajarkan dan anjurkan
monitor berat badan
2 Setelah dilakukan 1. Keluarga Tn. A Verbal - Keluarga mengatakan 1. Anjurkan menyusun
tindakan keperawatan 1 mampu mengontrol akan mengontrol jadwal aktivitas dan
x 25 menit kunjungan aktivitas keluarganya aktivitas keluarganya istirahat
rumah, keluarga dapat 2. Keluarga Tn.A - Keluarga dapat 2. Jelaskan pentingnay
mengatasi masalah mampun mengatasi menjawab pertanyaan tidur cukup
gangguan pola tidur permasalahan pada yang diberikan 3. Tetapkan jadwal tidur
pola tidurnya perawat rutin
4. Anjurkan menepati
Sikap - Tn. A dan Ny. N kebiasaan waktu tidur
menasihati An. S agar 5. Ajarkan relaksasi otot
tidak pulang malam autogenik
dan begadang
- Keluarga Tn. A
menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
3 Setelah dilakukan 1. Keluarga Tn. A Verbal - Keluarga Tn. A dapat 1. Jelaskan faktor yang
tindakan keperawatan 1 mengetahui menjawab pertanyaan mempengaruhi
x 25 menit kunjungan patofisiologis yang diberikan kesehatan Tn A
rumah, keluarga dapat penyakit Tn A dan perawat 2. Jelaskan
mengatasi defisit cara perawatannya - Keluarga Tn. A dapat patofisiologis
pengetahuan tentang 2. Keluarga Tn. A dapat menjelaskan ulang penyakit dan cara
penyakit Tn. A mengatasi penyakit faktor resiko yang perawatannya
Tn. A dapat mempengaruhi
kesehatan
IMPLEMENTASI
No. Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi
DX Keperawatan
1 Defisit nutrisi 4 Maret 2021 1. Mengedukasi kesehatan S :
keluarga Tn.A mengenai manajemen 1. Keluarga Tn. A
berhubungan dengan nutrisi menyebutkan cara
Ketidakmampuan 2. Melibatkan semua penanganan defisit nutrisi
keluarga merawat anggota keluarga sebagai pada keluarga dengan benar
anggota keluarga support system 2. Keluarga Tn. N
yang sakit 3. Mendiskusikan memberikan nutrisi yang
mengenai situasi dan cukup
pilihan pengobatan yang 3. Tn. A dan Ny. N
diinginkan. memotivasi anaknya
4. Mengajarkan dan untuk menjaga pola
anjurkan monitor asupan makan secara teratur
makanan O:
5. Mengajarkan dan 1. Keluarga Tn. A mampu
anjurkan monitor berat merawat keluarga yang
badan sakit
2. Keluarga Tn. A
mengetahui cara
penanganan defisit nutrisi
A:
Defisit nutrisi teratasi
sebagian
P:
Hentikan intervensi
2 Gangguan pola tidur 4 Maret 2021 1. Menganjurkan S:
An.S pada Keluarga menyusun jadwal 1. Keluarga mengatakan akan
Tn.A berhubungan aktivitas dan istirahat mengontrol aktivitas
dengan 2. Menjelaskan pentingnay keluarganya
ketidakmampuan tidur cukup 2. Keluarga dapat menjawab
keluarga dalam 3. Menetapkan jadwal tidur pertanyaan yang diberikan
mengenali dan rutin perawat
mengontrol aktivitas 4. Menganjurkan menepati 3. Tn. A dan Ny. N
anggota keluarganya kebiasaan waktu tidur menasihati An. S agar tidak
5. Mengajarkan relaksasi pulang malam dan
otot autogenik begadang
4. Keluarga Tn. A
menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
O:
1. Keluarga Tn. A mampu
mengontrol aktivitas
keluarganya
2. Keluarga Tn. A mampun
mengatasi permasalahan
pada pola tidurnya
A:
Gangguan pola tidur teratasi
sebagian
P:
Hentikan intervensi
3 Defisit pengetahuan 4 Maret 2021 1. Menjelaskan faktor yang S:
keluarga tentang mempengaruhi 1. Keluarga Tn. A dapat
penyakit Tn.A kesehatan Tn A menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan 2. Menjelaskan diberikan perawat
Ketidakmampuan patofisiologis penyakit 2. Keluarga Tn. A dapat
keluarga mengenali dan cara perawatannya menjelaskan ulang faktor
dan memahami resiko yang dapat
penyakit Tn.A mempengaruhi kesehatan
O:
1. Keluarga Tn. A mengetahui
patofisiologis penyakit Tn
A dan cara perawatannya
2. Keluarga Tn. A dapat
mengatasi penyakit Tn. A
A:
Gangguan pola tidur teratasi
sebagian
P:
Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai