Anda di halaman 1dari 5

KALIBRASI SIMULASI BREAKWATER DI PANTAI BANTAN

KAB. BENGKALIS

Doli Ananta Putra1), Bambang Sujatmoko2), Manyuk Fauzi2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : doli.ananta@student.unri.ac.id

ABSTRACT
Bantan Coast in Bengkalis Island that suffered worst abrasion due to wave attack. Protection of abrasion area
against the wave can be done by proper lay-out of breakwater with certain configuration. To get the optimal
configuration of breakwater, wave pattern around the breakwater were analyzed quantitatively. It was conducted
to obtain the optimum condition of wave height reduction produced. Evaluation of breakwater lay-out effect to
wave pattern can be done by numerical model approached. Wave pattern simulation that occurred due to the
breakwater was done by Surface water Modelling System (SMS) - CGWAVE software module. This module is a
2-D depth average numerical model using finite element model. To get accurate simulation, a deviation of the
numerical result and the measurement result at several locations was used as the indicator parameter in the
calibration process. Based on the forecasting of the empirical wave method, the period of 5.4 seconds; 1.30 meters
high as data input. Calibration Results of numerical models of semicircular radius (R = 2000m) in modeling to
achieve wave height (H = 1.1m).

Keywords : Bantan Coast, breakwater simulation, SMS-CGWAVE

PENDAHULUAN menggunakan program simulasi yang


memperoleh tinggi gelombang terbesar dari
Sutikno dkk (2016) menyatakan arah Barat dan tinggi gelombang minoritas
bahwa sebagian besar pantai utara Pulau dari arah Barat Laut dan Barat Daya.
Bengkalis mengalami abrasi dengan tingkat Berdasarkan kondisi Pantai Bantan
abrasi yang bervariasi, pantai utara seperti yang disampaikan oleh Sutikno dkk
Bengkalis bagian barat merupakan pantai (2016) tersebut maka diperlukan suatu
yang mengalami abrasi paling parah, kajian untuk memperoleh tinggi, kecepatan
sedangkan bagian selatannya mengalami dan pola gelombang yang terjadi.
sedimentasi. Pada kurun waktu 26 tahun
terakhir telah terjadi abrasi di Pulau
Pembangkit Gelombang
Bengkalis dengan laju abrasi rata-rata 59 Pembangkit gelombang adalah
ha/tahun, dan laju sedimentasi 16.5 kecepatan angin dan jarak dan lama
ha/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa hembusan yang menyebabkan gelombang
Pulau Bengkalis mengalami pengurangan laut dalam terjadi. Untuk mengetahui tinggi
luas daratan yang cukup besar yaitu sekitar dan perioda gelombang bangkitan
42.5 ha/tahun. diperlukan data seperti kecepatan angin U,
Pengukuran secara langsung akan lama hembus angin, t, sudut arah angin dari
membutuhkan data untuk memperoleh data mawar angin (wind rose), dan fetch F.
yang valid. Sehingga cenderung dilakukan 1) Data Angin
dengan metode simulasi. Simulasi ini Data angin yang digunakan untuk
menggunakan program (software) tertentu. peramalan gelombang adalah data angin di
Penggunaan software seperti Surfacewater permukaan laut sehingga perlu dikonversi
Modeling System (SMS) versi 10.0 modul dan digunakan pada peramalan gelombang
CGWAVE dapat mensimulasi keadaan laut dalam.
gelombang di Pantai Bantan. 2) Konversi Kecepatan Angin
Zulkifli (2011) melakukan penelitian Umumnya data pengukuran data
tentang simulasi gelombang perairan sula angin yang mudah didapatkan adalah
Kota Baubau, Sulawesi Utara dengan pengukuran kecepatan angin yang

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 1


dilakukan di darat. Namun, gelombang Perioda gelombang rencana, T(detik) dapat
dibangkitkan oleh angin yang berada di atas dihitung dengan menggunakan Persamaan
laut dan perlu transformasi menggunakan (5)
Gambar 1. g ∙ Tm g ∙ F 1/3
= 2,857 × 10−1 ( U2 ) ..... (5)
UA2 A
Peramalan gelombang metode
nomogram dapat menggunakan Gambar 2.
Apabila panjang fetch (F), faktor tegangan
angin (UA) dan durasi diketahui maka
durasi, tinggi dan periode gelombang
signifikan dapat dihitung dari perpotongan
nilai (F) dan (UA).

Gambar 1. Hubungan Kecepatan Angin


di Laut dan di Darat
Sumber: (Triadmodjo, 1999)

Kecepatan angin di atas laut


selanjutnya akan dikonversikan menjadi
faktor tegangan angin.
UA = 0,71 U1,23 ............... (1) Grafik 2. Grafik Peramalan Gelombang
Faktor tegangan angin menjadi salah Sumber: (Triadmodjo, 1999)
satu variabel pada peramalan gelombang.
Faktor tegangan angin ini ditunjukkan oleh CG-WAVE
Persamaan (1). Penelitian ini menggunakan
3) Fetch pendekatan kondisi lapangan yaitu
Fetch merupakan daerah pembangkit memodelakan/ mensimulasi gelombang
gelombang laut yang dibatasi oleh daratan dengan bantuan program Surfacewater
yang mengelilingi laut. Modeling System (SMS) versi 10.0 modul
∑𝑁
𝑖=1(𝐹𝑖 ×𝑐𝑜𝑠𝛼𝑖 )
CGWAVE. Program ini dapat digunakan
𝐹𝑒𝑓𝑓 = ∑𝑁
............. (2) untuk memprediksi perambatan gelombang
𝑖=1(𝑐𝑜𝑠𝛼𝑖 )
Panjang fetch ini dihitung untuk linier melewati daerah pantai dengan
mendapatkan panjang fetch efektif dengan kondisi bathimetri yang kurang beraturan.
menggunakan Persamaan (2).
METODOLOGI PENELITIAN
Peramalan Gelombang Lokasi Penelitian
Berdasarkan (US Army, 1984) Lokasi objek penelitian secara
persamaan peramalan gelombang metode geografis ditunjukkan pada Gambar 3.
empiris dapat menggunakan Persamaan (3) Koordinat geografis objek tinjauan
untuk mendapatkan durasi angin, (t) dalam penelitian adalah 1°32'54,64" LU dan
jam. 102°19'35,97" BT.
g∙t g∙F 2/3
= 6,88 × 101 (U2 ) ........... (3) Data Penelitian
UA A
Tinggi gelombang rencana, H0(m) dapat Data penelitian terdiri dari peta
dihitung dengan menggunakan Persamaan batimetri Pantai Bantan, peta alur pelayaran
(4) Pulau Bengkalis, peta situasi fetch dari
g ∙ Hmo g ∙ F 1/2 Google Maps, dan data angin tahun 2012-
= 1,6×10-3 ( U2 ) ............ (4) 2016 dan peta.
UA2 A

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 2


Berdasarkan arah dominan angin
yang berasal dari Timur Laut, maka
digunakan arah 45o sebagai sudut arah
gelombang datang.

Fetch
Lokasi Penelitian Fetch efektif dihitung berdasarkan
Pantai Bantan arah angin dominan dari mawar angin. Peta
1°32'54,64" LU
fetch diperoleh dari Google Maps seperti
102°19'35,97" BT
yang dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 3. Lokasi Pantai Bantan

Analisis Penelitian
Ukuran radius pemodelan pada
simulasi gelombang akan diuji coba secara ai = 6 0
berulang (trial and error) untuk
mendapatkan kondisi tinggi gelombang
yang terjadi di Pantai Bantan. Gambar 5. Peta Perhitungan Fetch
Sumber: Google Maps (2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Perhitungan Fetch Efektif


Mawar Angin Simpangan Panjang Fecth
Data angin dikelompakan dalam cos ai Fi × cos ai
ai Fi (km)
bentuk kolom tahun, bulan, tanggal, jam, 24 64,12 0,42 27,20
arah angin dan kecepatan angin seperti pada 18 62,31 0,66 41,15
Tabel 1. 12 58,39 0,84 49,27
6 57,81 0,96 55,51
0 57,14 1,00 57,14
Tabel 1. Kelas Angin Tahun 2012-2016
6 56,33 0,96 54,09
12 63,47 0,84 53,56
18 70,03 0,66 46,24
24 71,64 0,42 30,39
Jumlah (Σ) 6,78 414,54

Berdasarkan Pers.(2) dan Tabel 2, maka


Kemudian mawar angin dibuat dengan diperoleh fetch efektif sebesar 61,17 km
bantuan perangkat lunak WR-Plot View. dengan arah angin dominan datang dari
yang dapat dilihat pada Gambar 4. Timur Laut.

Faktor Kecepatan Angin Rencana


Kecepatan angin rencana yang
digunakan adalah kecepatan angin rerata
harian pada arah dominan Timur Laut
(UL)= 7 m/detik dikonversi menggunakan
Gambar 6.
Kecepatan angin perlu dikonversi
karena data yang diperoleh merupakan hasil
rekaman di darat (UL). Untuk mendapatkan
kecepatan angin di laut (UW) dapat
digunakan grafik hubungan RL=Uw/UL
pada Gambar 6. Hasil pengukuran pada
Gambar 6 menghasilkan nilai RL sebesar
Gambar 4. Mawar Angin Tahun 2012-2016

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 3


1,28 dengan Uw=1,28×7,0 m/detik sebesar empiris menjadi data masukan simulasi
8,96 m/detik. Selanjutnya nilai Uw gelombang.
digunakan untuk menghitung faktor Berdasarkan tinggi dan perioda dari
tegangan angin (UA). Dengan peramalan gelombang, maka nilai ini
menggunakan Pers.(1) didapat faktor digunakan sebagai data input pada
tegangan angin, UA=0,71×8,961,23 sebesar pemodelan gelombang.
10,53 m/detik.
Faktor kecepatan angin merupakan Input Pemodelan
salah satu nilai yang digunakan pada Mesh yang dibuat berdasarkan garis
peramalan gelombang bangkitan batas atau domain tepi pantai dan lepas
menggunakan metode empiris maupun pantai. Maka sebelumnya kondisi
metode nomogram. gelombang perlu dimasukan sebagai data
masukan untuk eksekusi atau running
program. Parameter input simulasi
gelombang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Input Simulasi Gelombang


Koordinat Karakteristik
Titik Tinjauan Gelombang
X=198639,4 H= 1,33 m atau a= 0,67m;
dan T= 5,40d;
Y=171928,5 Arah= 450 (Timur Laut)
Karakteristik gelombang ini
Gambar 6. Nilai Rasio Angin di Darat dan di diperoleh dari peramalan gelombang dan
Laut, RL arah diperoleh dari mawar angin yang
menunjukkan arah angin dominan.
Peramalan Gelombang Sedangkan koordinat titik tinjauan
Tinggi gelombang, perioda merupakan daerah pantai yang tampak
gelombang, dan durasi angin dapat mengalami kemunduran garis pantai.
diperkirakan dari peramalan gelombang.
Peramalan gelombang dapat menggunakan Kalibrasi Model
metode nomogram dan metode empiris dari Kalibrasi model menggunakan
metode SPM’84 dari buku Shore Protection program SMS (Surface Water Modeling
Manual (US Army, 1984). System) 10.0 – modul CGWAVE dilakukan
Tabel 3. Karakteristik Gelombang Bangkitan
dengan cara trial and error untuk
Menggunakan Metode Empiris dan mendapatkan nilai karakteristik gelombang
Nomogram yang sesuai dengan kondisi lapangan.
1) Kalibrasi secara Kualitatif
Kalibrasi ini memfokuskan pada hasil
secara visual pola gelombang yang akan
dihasilkan dari pemodelan, ditunjukkan
oleh Gambar 7.

Perbandingan data gelombang yang


terdapat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa (a) (b)
hasil gelombang bangkitan menggunakan Gambar 7. Kontur Ketinggian Gelombang dari
metode empiris dan nomogram tidak jauh Kalibrasi secara Kualitatif
berbeda. Maka dari itu dipilih karakteristik Keterangan:
(a). Rbesar = 12020,3 meter
gelombang dengan metode perhitungan (b). Rkecil = 2000 meter

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 4


2) Kalibrasi secara Kuantitatif gelombang yang terjadi adalah 5,4 detik
Skema pemodelan kalibrasi secara dengan tinggi 1,33 meter.
kuantitatif yang dipilih sama dengan skema 3. Radius setengah lingakaran model yang
pemodelan kalibrasi secara kualitatif. Hasil digunakan hasil kalibrasi secara
kalibrasi secara kuantitatif dapat dilihat kualitatif dan kuantitatif adalah Radius
pada Tabel 5 dan kontur gelombang yang kecil sebesar 2000 meter.
dihasilkan bisa dilihat pada Gambar 7. (b)
Saran
Tabel 5. Hasil Tinggi Gelombang dari Kalibrasi Simulasi dapat juga dilakukan
secara Kuantitatif
dengan menggunakan sudut arah datang
Ukuran Radius Kalibrasi secara Kuantitatif
T=5,4detik; A=0,67m gelombang yang berbeda sesuai dari arah
Radius besar angin yang terjadi.
H= 0,0 m
T=5,4 detik; A=0,67m
Radius kecil
H= ±1,1 m DAFTAR PUSTAKA
Tabel 5 menunjukkan adanya S. Sutikno, Handoyo, D. P., M. Fauzi, & K.
perbedaan tinggi gelombang yang Murakami. Model Numerik Untuk
dihasilkan. Hal ini terjadi dikarenakan Simulasi Alternatif Perlindungan
radius model pantai yang dipersempit Pantai Berbasis Sistem Informasi
sehingga berpengaruh pada pertambahan Geografis (2016). Proceedings ACES
tinggi gelombang ketika ukuran radius (Annual Civil Engineering Seminar),
diperkecil. I, 227–234 (2004)
B. Triadmodjo, Teknik Pantai (1999)
Gelombang Hasil Simulasi USA. A. C. Engineer, Shore Protection
Perambatan gelombang hasil simulasi Manual, I, 344-350 (1984)
dapat dilihat pada Gambar 6. Aquaveo ©, Surface Water Modeling
System, 1-27 (2011)
Zulkifli, H.M. Thaha, R. Karamma,
Simulasi Gelombang Perairan Sulaa
Kota Baubau dengan Menggunakan
SMS (Surface Water Modeling
System), (2016)
F. Rabung. Prediksi Gelombang Signifikan
Sekitar Pantai Makassar untuk
Perencanaan Pembangunan
Gambar 6. Perambatan Gelombang
Infrastruktur Pantai, 978–979
Titik tinjauan pada pada model ini (2014).
dipilih karena titik tinjauan merupakan titik S. Sutikno, Shoreline Change Analysis of
di mana garis pantai tampak mengalami Peat Soil Beach in Bengkalis Island
abrasi. Based on GIS and RS. International
Journal of Engineering and
Technology, 233 (2016)
SIMPULAN DAN SARAN
W.Press, Administrasi Kabupaten
Simpulan
Simpulan dari penelitian ini yaitu: Bengkalis. Retrieved from Peta
1. Faktor kecepatan angin yang diperoleh Tematik Indonesia:
adalah 10,53 m/d berdasarkan dari arah https://petatematikindo.wordpress.co
dominan mawar angin yaitu Timur Laut. m/2014/09/01/administasi-
2. Gelombang bangkitan dari peramalan kabupaten-bengkalis/ (2014)
gelombang, periode dan tinggi

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 5

Anda mungkin juga menyukai