SATUAN ACARA PENYULUHAN Relaxasi Otot Progresif
SATUAN ACARA PENYULUHAN Relaxasi Otot Progresif
A. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan Relaxasi Otot Progresif mampu memahami
melakukan tenik Relaxasi Otot Progresif.
2. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 X 30 menit diharapkan
masyarakat mampu:
a. Menyebutkan pengertian Relaxasi Otot Progresif
b. Menyebutkan manfaat Relaxasi Otot Progresif
c. Posisi Dalam Melakukan Teknik Relaksasi Progresif
d. Menyebutkan langkah langkah teknik Relaxasi Otot Progresif
e. Mempraktekan teknik Relaxasi Otot Progresif di keluarga
1
3. Para fasilitator lain menyebar kesekitar peserta penyuluhan sambil membagikan
leaplet
Tanya jawab
3 Penutup dan Menyimpulkan hasil Menjawab 5 menit
salam materi Mendengarkan
G. Evaluasi
1. Kegiatan : Jadwal, alat bantu atau media, pengorganisasian, proses
penyuluhan
Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada pasien yang mengikuti penyuluhan
2
a. Apa pengertian Relaxasi Otot Progresif
b. Menyebutkan manfaat Relaxasi Otot Progresif
c. Menyebutkan Posisi Dalam Melakukan Teknik Relaksasi Progresif
d. Apa langkah langkah teknik Relaxasi Otot Progresif
e. Bagaimana mempraktekan teknik Relaxasi Otot Progresif di keluarga
H. Susunan Acara
NO WAKTU ACARA
1. 10.30 - 10.35 WIB 1. Pembukaan
2. 10.36 - 10.55 WIB 2. Penyampaian materi dan demontrasi
3 10.56 - 11.00 WIB
3. Diskusi dan Tutup
RELAKSASI PROGRESIF
3
1. Definisi relaksasi Progresif
Edmund Jacobson (1929) dalam bukunya menjelaskan bahwa teknik relaksasi
progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan
atau sugesti. Berdasarkan kenyakinan bahwa tubuh manusia berespon pada kecemasan dan
kejadian yang merangsang pikiran dengan ketegangan otot (Davis, dkk, 1995).
Teknik relaksasi progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot,
dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks (Murphy, 1996).
2. Manfaat Teknik Relaksasi Progresif
a) Bagi individu yang mengunakan latihan relaksasi progresif akan memberikan kesempatan
yang baik untuk latihan, dengan demikian akan meningkatkan keterampilan dasar
relaksasi;
b) Bagi individu yang mengalami ketegangan kronis akan menolong untuk mengelolah
melemahkan rangsangan sehari – hari;
c) Bagi individu yang menjadi tegang dalam situasi – situasi khusus, (Bernstein dan
Borkovic, 1973).
Sedangkan menurut Townsend, 1996 menjabarkan keuntungan dari teknik ini adalah
menurunkan ketegangan otot, kecemasan, insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasma
otot, nyeri leher – punggung, tekanan darah tinggi, fobi ringan, dan gagap ringan.
3. Posisi Dalam Melakukan Teknik Relaksasi Progresif
Posisikan tubuh secara nyaman yaitu dengan berbaring dengan bantal dibawah
kepala dan lutut, atau duduk dikursi dengan kepala ditopang.
4. Cara Melakukan Teknik Relaksasi Progresif
Cara melakukan teknik relaksasi progresif adalah:
1. Menggenggam tangan sambil membuat suatu kepalan dan dilepaskan
2. Menekuk kedualengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan
bagiabelakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit
3. Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan
kemudian membawa kedua kepalan ke pundak
4. mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga
menyentuh kedua telinga
5. Menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-
otot yang mengendalikan gerakan mata
6. Mengatup rahang, diikutidengan menggigit gigi sehingga ketegangan disekitar otot-otot
rahang
7. Bibir dimnyongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut
8. Letakkan kedua tangan dibelakang kepala, kemudian dorong kepala ke belakang sambil
tangan menahan dorongan kepala.
4
9. Membawa kepala ke muka,kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke
dadanya, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka
10. Kedua tangan diletakkan di belakang sambil menyentuh lantai dan menahan badan.
Kemudian busungkan dada.
11. Menarik nafas panjang Posisi ini ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada kemudian diturunkan ke perut. Pada saat ketegangan dilepas,
klien dapan bernafas normal
12. Menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian
13. menahannya sampai perut menjadi kencang dan keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas,
kemudian diulang kembali seperti gerakan awal untuk perutnini.
14. Meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
Selama melakukan teknik relaksasi catat respon non verbal klien, jika klien menjadi
agitasi atau tidak nyaman, hentikan latihan , dan jika klien terlihat kesulitan relaxing hanya
sebagian tubuh,perawat melambatkan kecepatan latihan dan berkonsentrasi pada bagian
tubuh yang tegang. (Greenberg, 2002).
5
6
DAFTAR PUSTAKA
Shives, L.R, 1998, Basic Concept Of Psyciatric Mental Health Nursing, Philadelphia, Lippincott
Razali, M.S dkk, 1997, Health Education and Drug Counseling for Schizophrenia, IMJ. Vol. 4
No. 3, pp 187-189
Tim Penyusun buku pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa I, 2000, keperawatan Jiwa : Teori dan
tindakan keperawatan, Jakarta, Dep Kes RI
7
8