Anda di halaman 1dari 2

Beda Transmisi CVT dan Matik Konvensional, Kenapa CVT Lebih Smooth

Dadan Kuswaraharja - detikOto


Sabtu, 16 Mar 2019 1924 WIB
13 komentar
SHARE

URL telah disalin

Foto dok. Toyota


Jakarta - Mobil bertransmisi otomatis di Indonesia terbagi dua, konvensional dan
transmisi Continous Variable Transmission atau disingkat CVT. Meski sudah cukup
banyak populasinya, ternyata sampai saat ini masih banyak pemilik mobil yang
bingung membedakan antara transmisi otomatis konvensional dengan CVT.

Bicara teknologi, sejatinya CVT dengan sabuk baju lebih modern dibandingkan matik
konvensional yang kerap disingkat menjadi AT. Tetapi, transmisi AT masih tetap
menjadi andalan pada sejumlah mobil baru. Satu hal yang perlu diingat, walau sama-
sama otomatis dan tak perlu injak pedal kopling, namun secara teknologi keduanya
sangat berbeda.

Perbedaan paling mendasar menurut Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso Suparman
adalah dari cara kerjanya. Transmisi otomatis versi konvensional sistem perpindahan
gigi menggunakan planetary gear set. Sementara untuk transmisi CVT, proses
perpindahan tersebut dihasilkan dari perubahan diameter sepasang puli atau dikenal
dengan drive dan driven pulley yang mengikuti putaran mesin mobil.

Baca juga
Punya Kebiasaan Gini Sama Mobil Matik Hati-hati Jadi Cepat Rusak

Sistem kerja transmisi CVT sudah menggunakan puli yang dihubungkan oleh belt atau
sabuk baja. Dampaknya, kerja CVT lebih senyap dan tiap perpindahan gigi yang
dihasilkan lebih halus atau bisa dibilang minim entakan, ujar Suparman seperti
detikcom kutip dari situs Auto2000, Sabtu (1632019).

Tiap puli pada transmisi CVT bekerja dengan didorong oleh sistem pompa fluida,
kondisi tersebut membuat beban kerja mesin jauh lebih ringan. Karena kelebihan
tersebut, transmisi CVT pun diklaim punya sensasi perpindahan level kecepatan yang
lebih smooth dan nyaman.

Untuk transmisi otomatis konvensional sistematikanya menggunakan torque converter


yang berguna sebagai pengganti perangkat kopling pada transmisi manual.

Torque converter bekerja dengan memanfaatkan tekanan oli dari valve body yang
menggerakkan input shaft dari transmisi otomatis yang berguna untuk menggerakkan
mobil.

Menurut Suparman, biasanya mobil yang menggunakan transmisi matik konvensional


Toyota memiliki sistem empat percepatan atau 4-speed. Pilihan percepatannya terdiri
dari gigi 1, 2, 3, 4, dan gigi mundur.

Sementara untuk CVT, seiring dengan kemajuan teknologi ikut mengalami perkembangan.
Bila dulu penerapannya tak berbeda jauh seperti transmisi matik konvensional, kini
sudah banyak dikembangkan.

Seperti pengoperasian dua mode, yakni otomatis dan manual, sampai disematkan fitur
paddle shift yang memberikan pengendara sensasi memindahkan transmisi hanya dengan
sentuhan jari.

CVT sendiri bukan teknologi baru bagi deretan produk Toyota, transmisi jenis ini
sudah diterapkan para New Yaris. Bahkan sudah lengkap dengan fitur paddle shift
yang siap memberikan sensasi baru bagi pengendaranya. Memang secara teknologi, CVT
lebih advance dibandingkan otomatis konvensional, jelas Suparman.

Dari sisi kenyamanan, CVT menawarkan kehalusan, sedangkan untuk matik biasa masih
terasa entakan, tapi dari sisi konsumsi bahan bakar tidak ada bedanya ujarnya.

Pereli Rifat Sungkar menambahkan transmisi otomatis konvensional adalah direct


replacement dari transmisi manual, yang ada perubahan transmisinya bahkan hingga 8
kecepatan. Sedangkan transmisi CVT, sistem kerjanya persis seperti scooter. CVT
memproporsikan RPM terbaik dengan kecepatan yang kita mau. Selain itu, dengan
menggunakan transmisi otomatis CVT, membutuhkan sikap dan pengetahuan yang baru
dari pengemudi, ungkap Rifat.

Anda mungkin juga menyukai