pH
N0 Jenis sampel
awal Arang 3 kg Arang 4 kg Arang 7 kg
1 Bak air plastik 6,64 6,67 6,68 6,80
2 Bak air beton 6,63 6,66 6,76 6,81
3 Bak air cincin sumur 6,61 6,70 6,75 6,78
Tabel 4.1.1 hasil analisaderajat keasaman (pH)
Besi
N0 Jenis sampel
awal Arang 3 kg Arang 4 kg Arang 7 kg
1 Bak air plastik 0.022 0.017 0.009 0.005
2 Bak air beton 0.024 0.020 0.007 0.005
3 Bak air cincin sumur 0.030 0.011 0.009 0.007
Tabel 4.1.3 hasil analisa Besi
Nitrit
N0 Jenis sampel
awal Arang 3 kg Arang 4 kg Arang 7 kg
1 Bak air plastik 2.00 1.90 1.80 1.00
2 Bak air beton 3.00 2.40 2.40 1.60
3 Bak air cincin sumur 5.00 3.50 3.00 1.80
Tabel 4.1.4 hasil analisa Nitrit
Klorida
N0 Jenis sampel
awal Arang 3 kg Arang 4 kg Arang 7 kg
1 Bak air plastik 67.5 32.5 22.4 11
2 Bak air beton 73,6 35.5 22.5 10
3 Bak air cincin sumur 85.5 33.5 23.5 10.5
Tabel 4.1.5 hasil analisa Klorida
Kesadahan
N0 Jenis sampel
awal Arang 3 kg Arang 4 kg Arang 7 kg
1 Bak air plastik 62.5 43.5 40.3 10
2 Bak air beton 90.7 79.4 62.5 42
3 Bak air cincin sumur 94.3 79.7 70.4 51
Tabel 4.1.6 hasil analisa Kesadahan
Sulfat
N0 Jenis sampel
awal Arang 3 kg Arang 4 kg Arang 7 kg
1 Bak air plastik 30 17 6 3
2 Bak air beton 37 20 9 9
3 Bak air cincin sumur 45 35 17 10
Tabel 4.1.7 hasil analisa Sulfat
4.2 PPEMBAHASAN
4.2.1 Pembahasan Derajat keasaman pH
Dari tabel 4.1.1 hasil analisa kadar keasama (pH) menunjukan bahwa
semakin besar massa arang aktif yang digunakan, maka fektifitas peyerapan
(adsorbsi) kadar asam pada air semakin tinggi. Asam pada air hujan diakibatkan
oleh reaksi percampuran zat-zat asam yang menguap (volatile) di udara yang
kemudian bercampur dengan uap air sebelum tersublimasi menjadi awan. Titik air
yang mengandung asam ini kemudian terikut pada air hujan, air hujan pada
sampel wadah beton cendrung lebih asam dibandingkan wadah lainnya, hal ini
diakibatkan oleh permukaan bak yang sebagian besar ditumbuhi oleh sumut dan
alga.
Dapat kita lihat semakin berat arang ktif yang kita gunakan akan lebih
memperbesar permukaan kontak, sehingga memungkinkan penyerapan kadar
asam pada air,penyerapan ion anion oleh arang aktif juga mempengaruhi kadar
keasaman pada sampel.
Dari tiga sampel yang diuji masih memenuhi syarat sebagai air minum
dari batas yang dipebolehkan 6,5-8,5 sesuai kepmenkes nomor 907 tahun 2002
Disimpulkan air hujan pada bak penampungan bersifat alkali karena pHnya lebh
dari 7. Akalinitas di pengaruhi adanya kandungan kalsium karbonat dalam air
tersebut. Perlu diketahui bahwa pada batuan karts seperti didaerah pinto makmur
komposisi mineral batuannya didominasi Ca dan Mg sehingga tidak
mengherankan jika air hujan pada bak penampungan bersifat alkali. Alkalinitas
adalah kapasitas air untuk menerima protein.
HCO3- + H CO2 + H2 O
CO22- + H+ HCO3-
OH- + H+ H2O
Yang lainya, yang sedikit menyumbang alkalinitas adalah amonia dan konyugat
basa-basa dari asam-asam fosfat, silika, borat dan asam-asam organik.
Total Disolvet solid pada sampel air hujan yang diteliti tidak melebihi ambang
batas yaitu, pada sampel 1, 272 mg/l. pada sampel 2, 347 mg/l dan pada sampel
3, 317 dari ambang batas sebesar 1000mg/l. berarti dapat disimpuklkan bahwa
dari semua sampel yang di uji memenuhi salah satu persyaratan sebagai air
minum sesuai dengan dengan kopmenkes nomor 907 tahun 2002.
Jumlah zat padat terlarut dapat membarikan rasa yang tidak enak pada lidah , rasa
mual yang disebabkan oleh natrium sulfat, magnesium sulfat dan dapat
menimbulkan cardiac disease toxemia pada wanita hamil (waluyo, 2005). Kadar
zat padat terlarut tidak begitu besar dampak terhadap kesehatan dan perlu adanya
kajian yang lebih mendalam mengenai penyebab utama jumlah zat padat terlarut
tersebut.
Pada tabel 4.1.2 diatas dapat dilihat bahwa air yang bersumber dari bak
penampungan beton sumur lebih tinggi konsentrasi TDS-nya. penyerapan
optimum terjadi pada konsentrasi arang aktif sebesar 7 kg. penyerapan kekeruhan
yang terjadi adalah sebesar 0,7 NTU. Jika disesuaikan dengan standar ambang
batas turbiditi yang di perbolehkan (5 NTU) turbidity removal tidak perlu
digunakan untuk air hujan, namun penelitian ini menunjukan bahwa arang aktif
dapat menyerap sebagian besar kandungan zat padat terlarut. Semakin tinggi luas
permukaan penyerapan maka, semakain besar pula tingkat penyerapan kandungan
zat padat terlarut yang dapat di serap.
Zat besi (Fe) merupakan unsur yang sangat penting dan berguna untuk
metabolisme dan juga untuk membentuk sel-sel darah merah, tubuh
membutuhkan 7-35 mg/hari yang tidak hanya diperoleh dalam air (sutrisno,
1996).
Akan tetapi dalam dosis besar besi dapat merusak usus, garam besi dapat
mengiritasi mukosa lambung terutama pada saat perut dalam keadaan kosong.
Pada peneltian ini kadar besi yang terdapat pada sampel bak air plastik
sebelum filtrasi yaitu 0,022mg/l, bak air beton 0,024mg/l, bak air cincin
sumur 0,030mg/l.
Natrium pada air hujan berasal dari kontaminan yang tardapat pada wadah
penampungan. Penyerapan natrium oleh arang aktif dapat menurunkan
konsentrasa natrium. Pada tabel 4.1.4 dapat dilihat bahwa air yang berasal dari
penampungan bak cincin sumur lebih tinggi konsentrasi natriumnya. Penyerapan
ini dibutuhkan agar kontaminasi logam natrium dapat diturunkan sehingga air
hujan menjadi layak digunakan.
Klorida pada air minum berasal dari sumber- sumber alami, limbah efluen
industri, dan industri air laut. Terpaparnya manusia oleh klorida adalah
ditambahkan dalam garam makanan, dan untuk hal ini pengaruhnya lebih besar
daripada air minum (waluyo, 2005). Senyawa halida, klorida, dan fluorida
merupakan senyawa- senyawa umum yang terdapat pada perairan alami. Senyawa
senyawa tersebut mengalami proses disosiasi dalam dalam air membentuk ion-
ionnya. Ion klorida pada tingkat sedang relatif mempunyai pengaruh kecil
terhadap sifa- sifat kimia dan biolaogi perairan. Kation dari garam- garam klorida
dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut, dan ion klorida scara umum tidak
membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga
tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi
kelebihan garam- garam klorida ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air
yang disebabkan oleh tingginya salinitas. Air ini tidak layak untuk pengairan dan
rumah tangga (Achmad, 2004).
Efek negatif pada kalor terhadap kesehatan dalam air minum belum pernah
dilaporkan, tetepi klorida dalam konsentrasi diatas 250/l menim bulkan rasa yang
berbeda dalam air. Bila berkaitan dengan ion natrium dapat menyebabkan rasa
asin dan dan dapt merusak pipa-pipa air.
Pada penelitian ini kesadahan dari tiga sampel berkisar 62.5 - 94.3 mg/l
dengan perincian sampel 1 dengan kesadahan 62.5 mg/l, sampel 2 dengan
kesadahan 90.7 mg/l dan sampel 3 dengan kesadahan 94,3 mg/l jauh dari ambang
batas yaitu 500 mg/l.sehingga air hujan pada bak penampungan ini memenuhi
salah satu syarat untuk dijadikan sebagai air minum.
Kesadahan dengan kadar yang tinggi seperti pada penelitian ini berkaitan
dengan kadar residu terlarut dan kadar besi yang juga memiliki kadar yang tidak
terlalu tinggi. Menurut pengamatan penelitian kesadahan yang terjadi pada
penampungan air hujan Gampong Pinto Makmur adalah kesadahan yang bersifat
sementara karena pada perabot dapur yang digunakan untuk memasak air milik
masyarakat yang memanfaatkan air dari bak penampungan air hujan ini terdapat
endapan atau kerak putih dari kalsium bikarbonat. Endapan putih pada dasar
perabot memasak air tidak berlangsung singkat tetapi membutuhkan waktu sedikit
lama kira- kira 1 minggu baru tampak adanya kerak putih didasarnya, hal itu biasa
terjadi karena kesadahan yang dimiliki air pada bak penampungan tidak tinggi.
Sulfat (SO4) secara alamih terdapat pada sejumlah mineral dan digunakan
secara komersial dalam industri kimia. Secara umum, makanan juga merupakan
suatu yang terkena atau sumber sulfat (waluyo, 2005). Dalam air ion sulfat dapat
berasal dari banyak sumber. Sulfat bisa berasal dari pencucian mineral utama gips,
CaSO4 ,2H2O. oksidasi dari mineral-mineral sulfida yang dipengaruhi dari mikro
organisme, seperti pyirite, FeS2 menghasilkan sulfat. Garam sulfat digunakan
dalam pembuatan diterjen dan dalam banyak industri seperti pupuk ZA. Sulfat
juga berasal dari pencemaran udara yang cukup berat oleh gas SO2 yang kemudian
mengalami oksidasi Udara :
Adanya H2SO4 diatmosfer inilah yang menyebabkan terjadinya hujan asam yang
kadang pH-nya mencai 4 (achmat,2004).
Pada penelitian ini pengujian awal kandungan sulfat (SO4) jauh di bawah
ambang batas yang ditentukan sebesar 250 mg/l. kadungan kelima sampel adalah
sebagai berikut : sampel 1 memiliki kadar sulfat 30 mg/l, sampel 2, 37 mg/l dan
sampel 3. 45 mg/l. dari data tersebut dapat disimpulkan air yang diuji memenuhi
salah satu syarat sebagai air minum. Kandungan sulfat (SO4 ) kandungan sulfat
tersebut kemungkinan besar bersal dari kontiminasi deterjen kedalam bak
penampungan pada saat pemanfaatan air pada saat aktifitas mencuci. Masyarakat
tidak sadar bahwa sanya diterjen juga dapat menjadi polutan dengan tidak
memisahkan wadah yang digunakan untuk mencuci dengan wadah yang
digunakan untuk mengambil air dari bak penampungan. Kemungkinan lain
adanya sulfat (SO4) berasal dari oksidasi gas SO2 akibat pencemaran udara juga
memberikan kontribusi terdapatnya sulfat pada bak penampungan air hujan.
Senyawa sulfat (SO4 ) dalam jumlah besar dapat bereaksi dengan ion
natrium atau maknesium dalam air sehingga membentuk garam yang dapat
menimbulkan iritasi gastrointestinal disampingjuga dapat menyebabkan catharsis
dan dehidrasi(waluyo, 2005). Melihat kadarnya yang kecil kemunggkinan
berpengaruh terhadap kesehatan tidak terlalu mengkhawatirkan karena air pada
bak penampungan bersifat basa.