Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
FERINA CHAYANTI
NIM. 151711913027
Oleh :
FERINA CHAYANTI
NIM. 151711913027
i
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.
iii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Oleh:
FERINA CHAYANTI
NIM. 151711913027
iv
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
FERINA CHAYANTI
NIM. 151711913027
Oleh:
Pembimbing Ketua:
Pembimbing Pendamping:
Mengetahui,
Koordinator Program Studi DIII Keperawatan
v
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Laporan Tugas Akhir ilmiah ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji pada
Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
Pada Tanggal, 26 Mei 2020
Mengetahui,
Koordinator Program Studi DIII Keperawatan
vi
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
Studi. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan Tugas Akhir
Studi yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Nyeri Akut Pada
Klien Arthritis Gout Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sugio Lamongan”, ini
Keperawatan.
Laporan Tugas Akhir ini merupakan upaya penulis untuk mengekspres ika
Gerontik, pada klien lansua yang mengalami gangguan nyeri akibat gout, sehingga
semakin kompleks.
1. Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Nasih, SE., M.T., Ak.,
CMA, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk mengikuti dan
SE.,AK.,CMA yang telah menyetujui Laporan Tugas Akhir ini menjadi syarat
vii
kelulusan saya.
4. Ibu Iswatun, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing Laporan Tugas Akhir
7. Partisipan yang rela menjadi subyek penelitian studi kasus ini, sehingga saya
Proses pengelolaan laporan tugas akhir ini melalui studi kasus klien lansia
yang mengalami nyeri akibat gout, yang cukup rumit, karena melibat keluarga
mengherankan bila laporan tugas akhir ini perlu perbaikan disana sini.
Artrhitis Gouts Dengan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sugio
viii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pemerintah. Namun kami berharap Laporan Tugas Akhir ini bisa dimanfaatkan
oleh siapa saja, termasuk para perawat yang sedang mengambil pendidikan.
Perlu kami tekankan bahwa upaya pembuatan Laporan Tugas Akhir ini
cukup optimal, namun sebagai langkah perdana pasti masih banyak kekurangan,
kelemahan dan kesalahan. Untuk itu kami mohon kritik, masukan dan saran, demi
penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Semoga Laporan Tugas Akhir ini
Penulis
ix
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvii
ABSTRAK...........................................................................................................xviii
ABSTRACT.......................................................................................................... xix
BAB I : PENDAHULUAN
x
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.3.1 Pengkajian............................................................................................. 18
2.3.3 Perencanaan...........................................................................................22
2.3.4 Implementasi......................................................................................... 22
2.3.5 Evaluasi................................................................................................. 23
xi
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.5.1 Wawancara............................................................................................ 29
3.5.2 Observasi............................................................................................... 29
xii
4.2.1 Pengkajian............................................................................................. 52
4.2.6 Dokuementasi........................................................................................ 56
5.1 Simpulan...................................................................................................... 57
5.2 Saran............................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................59
Lampiran............................................................................................................64
Lampiran............................................................................................................66
Lampiran............................................................................................................69
Lampiran............................................................................................................72
Lampiran............................................................................................................74
xiii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Tabel Pemeriksaan refleks pada daerah ekstremitas.............................35
Tabel 4.3 Pengkajian MMSE (Mini Mental Status Esam) pada Ny. “T”
yang Megalami Arthritis Gout dengan Nyeri Akut di UPT
Puskesmas Sugio Lamogan Tahun 2019.................................................39
xiv
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xv
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRAK
Pendahuluan : Arthritis Gout atau disebut juga dengan asam urat termasuk suatu
penyakit degeneratif yang menyerang persendian baik tangan maupun kaki, dan
paling sering dijumpai di masyarakat terutama dialami oleh lanjut usia (lansia)
dengan keluhan nyeri pada persendian. Asam urat disebabkan oleh penumpukan
purin yang berasal dari hasil akhir metabolisme tubuh baik dalam maupun luar
tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan pada
klien Arthritis Gout dengan nyeri akut diwilayah kerja UPT Puskesmas Sugio
Lamongan.
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah studi kasus, data
yang diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan
dokumentasi. Hasil dari studi kasus didapatkan kesenjangan pada pengkajian yaitu
pada tanda dan gejala klien dengan Arthtitis Gout, pada diagnosa keperawatan
terdapat kesenjangan yaitu hanya ditemukan 2 dari 5 diagnosa dan mengarah pada
prioritas masalah keperawatan utama yaitu nyeri akut, terdapat kesenjangan pada
intervensi keperawatan yang dibuat menyesuaikan dengan kondisi klien, terdapat
kesesuaian pada implementasi dengan perencanaan yang telah dibuat, evaluasi
masalah teratasi sebagian pada kunjungan ketiga, dan klien mau menghindar i
makanan tinggi purin serta datang ke posyandu lansia jika ada keluhan dan obat
habis.
xviii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
The method used in conducting this research is case studies, data obtained by
interview, observation, physical examination, and documentation. The results of
the case study found a gap in the assessment of the signs and symptoms of clients
with Arthtitis Gout, in nursing diagnoses there is a gap that is found only 2 of 5
diagnoses and leads to the priority of the main nursing problems namely acute
pain, there are gaps in nursing interventions made according to the client's
condition, there is conformity to the implementation with the plans that have been
made, the evaluation of the problem is partially resolved at the third visit, and the
client wants to avoid high purine food and come to the posyandu for the elderly if
there are complaints and the medication runs out.
xix
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I
PENDAHULUAN
karena pertumbuhan populasi agregat lanjut usia (Lansia) sebagai kelompok beresiko
(at risk) terhadap masalah kesehatan cukup tinggi. Kondisi kesehatan lansia sering
diikuti dengan masalah multiple deseases seperti Arthritis Gout, sehingga agregat
lansia ini menjadi kelompok yang rentan (vulnerable) terhadap masalah kesehatan
jumlah penduduk lansia didunia berusia lebih dari 60 tahun mencapai 901.000.000
orang, yang terdiri dari 12% populasi global. Pada tahun 2050 jumlah penduduk
lansia diproyeksikan lebih dua kali lipat disbanding tahun 2015, yaitu mencapai
Pada tahun 2020 jumlah penduduk lansia Indonesia secara absolut lebih
tinggi setelah Jepang (25.108.000 jiwa), yaitu mencapai 28.832.552 jiwa. Belanda
sebesar 2.801.000 jiwa, Australia 2.729.000 jiwa, dan Korea Selatan 4.052.000
Data yang diperoleh dari Kemenkes RI 2013 Jumlah lansia diperkotaan 9,07%
dan di pedesaan 10,27%. Jumlah penduduk lansia terbanyak adalah Jawa Timur
1
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
2
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
penyakit infeksi.
Asam urat atau disebut juga Artritis Gout termasuk suatu penyakit
degeneratif yang menyerang persendian baik tangan maupun kaki, dan paling
sering dijumpai di masyarakat terutama dialami oleh lanjut usia (lansia). Asam
urat disebabkan oleh penumpukan purin yang berasal dari hasil akhir metabolisme
tubuh dalam maupun luar tubuh. Kadar asam urat normal untuk pria dewasa 3,5-
7,0mg/dl dan 2,6-6,0mg/dl untuk wanita dewasa. (Damayanti, 2012) ; (Nur Lina &
Setiyono, 2014)
Gout sering terjadi di negara maju seperti Amerika sebesar 26,3% dari total
penduduk. Peningkatan kejadian Arthritis Gout tidak hanya terjadi di negara maju
Indonesia gout menempati urutan kedua setelah Hipertensi dengan perkiraan 1,6-
2015))
tahun 2018 pada orang dewasa usia 20-75 tahun sebesar 67.51%.
Tingginya pola konsumsi masyarakat Indonesia pada makanan tinggi purin seperti
meningkatkan kadar asam urat, terjadi peningkatan kadar asam urat sering ditandai
dengan rasa linu pada sendi, terasa sakit, nyeri, merah dan bengkak keadaan ini
dikenal dengan gout. Nyeri seringkali dikaitkan dengan kerusakan pada tubuh yang
makanan tinggi purin, perbanyak asupan vitamin dan mineral, diet rendah lemak,
hindari rokok dan alcohol serta motivasi klien untuk rutin minum obat dan data ke
tentang Asuhan Keperawatan Gerontik pada Klien Arthtitis Gouts dengan Nyeri
Dengan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sugio Lamongan yang
dengan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sugio Lamongan dengan
tepat.
Sugio Lamongan.
Sugio Lamongan.
Sugio Lamongan.
Sugio Lamongan.
Lamongan.
Manfaat hasil Laporan Tugas Akhir yang berupa studi kasus tentang Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Klien Artrhitis Gouts Dengan Nyeri Akut Di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Sugio Lamongan ini bisa menambah perbendaharan pada
Artrhitis Gout Dengan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sugio
Klien Artrhitis Gouts Dengan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sugio
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persendian atau artikulasi adalah hubungan dua buah tulang atau lebih yang
dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian
dalam terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang rawan yang memungkinka n
terjadinya suatu pergerakan. Sendi lutut merupakan bagian dari ekstremitas infer ior
yang menghubungkan tulang paha dan dan tulang betis, kemuadian anatara tulang
paha dan lutut. Lutut berperan penting dalam pergerakan dan penopang beban tubuh
maka sangat penting untuk memahami kondisi yang dapat mempengar uhi fungsinya.
6
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
7
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Struktur sendi lutut merupakan sendi terbesar dan memiliki susunan yang
sebagai penahan axial loading cukup berat. Sendi lutut terbagi menjadi beberapa
susunan jaringan seperti komponen tulang yang terdiri dari tulang paha (femur),
patella (lutut), tibia(kering), fibula (betis), jaringan saraf serta jaringan pembuluh
dar Sendi lutut terdiri dari dua buah sendi condyloid dan satu buah sendi sellar.
Sendi lutut tertutup dalam kapsul sendi yang memiliki suatu resesus posterolateral
dan posteromedial yang memang kearah distal permukaan subkondral dari tibia
pleura.
Dalam sendi lutut juga terdapat bursa yang merupakan kantung yang berisi
cairan dengan lapisan tipis dan dibatasi oleh membrane sinovium yang
memudahkan jika terjadi gesekan atau pergerakan sendi. Ada beberapa bursa yang
terdapat dalam sendi lutut diantaranya bursa popliteus, bursa suprapartelaris, bursa
infrapatelaris, bursa subcutanea prapetelaris, dan bursa subpatelaris. Selain itu juga
dalam sendi lutut terdapat beberapa macam jenis otot penggerak pada sendi lutut,
bagian medial musculus Sartorius dan musculus tensor fasciae latae pada bagian
gerakannya bebas dimana sendi ini dapat melakukan pergerakan fleksi, ekstensi,
dikombinasikan dengan pergeseran dan berputar atau rotasi, contohnya pada bahu,
panggul, sikut dan lutut. Ciri-ciri sendi ini memiliki kapsula sendi, mempunya i
permukaan artikular yang dilapisi oleh tulang rawan hialin, mempunyai membrane
komponen jaringan lunak atau ligamen yang berfungsi sebagai stabilisasi pada
sendi lutut, ligament terdiri dari ligament cruciatum yang tersusun dari liga me nt
terdiri dari ligament collateral medial dan ligament collateral lateral, patellaris,
posisi dan gerak, serta nociseptor sebagai sensasi sakit, dan juga terdapat ujung
saraf simpatik saraf otonom. Semua komponen tersebut memiliki pembuluh darah
sebagai suplay nurisi, terkecuali tulang rawan sendi yang mendapat pasokan nutris
i dari cairan synovium. (Ángel et al. 2012; (Suriani & Lesmana, 2013)).
Gerakan lutut yang terjadi selama postur berjalan normal adalah fleksi dan
ekstensi. Fleksi dari lutut merupakan suatu kombinasi dari rolling and sliding femur
pada tibia dengan rasio yang bervariasi. Ketika kaki sepenuhnya mengala mi ekstensi
dengan kaki di atas bidang datar, lutut secara pasif terkunci karena rotasi medial
femur pada tibia. Posisi ini membuat ekstremitas bawah menjadi penampang solid dan
lebih adaptatif dengan tahanan berat. Ketika lutut terkunci, otot paha dan otot betis
mengalami relaksasi sebentar tanpa membuat sendi lutut menjadi tidak stabil. Untuk
membuka sendi lutut yang terkunci, popliteus berkontraksi dan memutar femur ke
lateral sekitar 5° pada tibial plateau sehingga fleksi lutut dapat terjadi. Meniskus harus
mampu bergerak di tibial plateau sebagai titik kontak antara femur dan tibia (Nagura,
Selama berjalan normal force (gaya) sekitar 3 kali berat badan akan
sisi medial dari lutut walaupun kedua tibial plateau sesungguhnya mentransmis ika
n beban yang diberikan. Dengan adanya aktivitas yang lebih berat seperti naik
turun tangga, beban yang ditransmisikan akan menjadi 4 sampai 5 kali berat badan
kekuatan utama harus berperan: GRF (Ground Reaction Force) (W); ketegangan
pada tendon patela (FP); dan gaya kompresif di tibial plateau dari sendi lutut (Fj).
Di sini FP diasumsikan bekerja pada 2,5 cm dari pusat O lutut. Untuk memenuhi
saat kesetimbangan sekitar pusat sendi lutut O, momen fleksi (berlawanan) yang
disebabkan oleh gaya reaksi darat + (W) x (7.5) harus sama momen ekstensi
(searah jarum jam) yang disebabkan oleh kekuatan tendon patela - (Fp) x (2,5).
Dengan demikian, kekuatan yang besar untuk mengangkat berat badan dapat
dibuat bahkan saat tungkai menaiki tangga dengan beban yang diasumsikan
dengan serangan mendadak, berulang, yang disertai dengan serangan Arthritis yang
terasa sangat nyeri oleh karena adanya endapan kristal monosodium urat atau asam
urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat
Naingolan, 2009).
Penyebab utama terjadinya serangan gout adalah adanya penimbunan kristal asam
urat yang berlebihan pada sendi. Arthritis Gout sering terjadi pada penyakit
metabolik (metabolic syndrome) yang terikat dengan pola makan diet tinggi purin
Gout adalah :
1. Faktor genetik
2. Faktor sekunder
Gout dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan atau obesitas, diabetes
urat dalam jangka waktu yang lama seperti; aspirin, diuretic, kevodopa,
etambutol.
Serangan Arthritis Gout yang pertama biasanya menyerang satu sendi dan
tidak muncul gejala lain sampai serangan berikutnya terjadi. (Bangun, 2008).
2. Terasa nyeri hebat dan panas pada bagian yang sakit. Nyeri muncul akibat
4. Penonjolan pada area sendi, paling banyak dialami oleh pria berusia lebih
dari 30 tahun sebanyak 90%, dan pada wanita terjadi saat mengala mi
juga kadar asam urat serum orang dewasa lebih dari 7.0mg/dl pada laki-laki dan
6.0mg/dl pada perempuan. Nilai-nilai ini dapat meningkat hingga 9-10mg/dl pada
orang dewasa dengan gout, namun dalam stadium ini klien tidak menunjukka n
gejala-gejala asam urat selain peningkatan kadar asam urat serum. Hanya sekitar 20%
dari pasien hiperurisemia yang berlanjut memasuki tahap akut. (Dianati, 2015)
Pembengkakan secara mendadak dan rasa nyeri berlebihan pada sendi ibu
dan serangan yang bersifat local lainnya. Serangan akut dapat dipucu dari trauma,
pasca bedah, obat-obatan, alkohol dan stress. Serangan akut biasanya pulih tanpa
Pada tahap ini seringkali tidak terdapat gejala-gejala pada tahap interkritis
yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun, kebanyakan orang
mengalami serangan berulang dalam waktu kurang dari satu tahun jika tidak
diobati.
Penimbunan asam urat yang terus menerus dalam itungan tahunan jika
kekakuan sendi, juga penonjolan atau pembengkakan sendi. Gout juga dapat
merusak ginjal, sehingga ekskresi asam urat akan bertambah buruk. Kristal-kristal
asam urat dapat membentuk dalam interstitium medulla, papilla, dan pyramid,
sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan. Batu ginjal juga dapat terbentuk
plasma berlebih, sekita 7.0 mg/dl. Kadar monosodium urat pada plasma bukanlah
waktu yang lama sebelum serangan Arthritis Gout yang pertama kali. Factor –faktor
yang mendorong terjadinya serangan Arthritis Gout pada penderita hiperurise mia
belum diketahui pasti. Diduga kelarutan asam urat dipengaruhi PH, suhu, dan ikatan
antara asam urat dan protein plasma (Busso & So, 2010)
langsung dengan membrane lipid dan protein melalui membrane sel dan glikoprotein
pada fagosit. Interaksi ini mengaktivasi beberapa jalur tranduksi seperti protein G,
p38 mitogen –aktivatec protein kinase. Proses diatas akan menginduksi pengeluaran
interleukin (IL) pada sel monosit yang merupakan factor penentu terjadinya
penumpukan asam urat pada jaringan yang kemudian akan membentuk Kristal urat
yang ujungnya tajam seperti jarum. Kondisi ini memicu terjadinya respon infla mas i
dan diteruskan dengan serangan gout dengan sesnsasi nyeri hebat. Penumpukan asam
urat dapat menyebabkan neflolithiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit
ginjal kronis jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan segera.
Penyakit Athritis Gouts merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang
urat di dalam maupun disekitar persendian lebih besar dari 7mg/dl. (Zahara, 2015)
Asam urat merupakan Kristal putih tidak berbau dan tidak berasa lalu
menghasilkan cairan ekstraseluler yang disebut sodium urat. Jumlah asam urat dalam
darah dipengaruhi oleh intake purin yang dihasilkan dari makanan dan
minuman yang mengandung tinggi purin, biosintesis asam urat dalam tubuh, dan
produksi (10% pasien) dan eksresi (90% pasien). Bila keseimbangan ini terganggu
maka dapat menyebabkan terjadinya penumpukan kadar asam urat dalam darah
membentuk krital asam urat pada sendi. Jika Kristal asam urat mengendap dalam
mendadak dan berulang- ula ng, penumpukan Kristal monosodium urat yang
dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer seperti ibu jari kaki, tangan
Akut dan penanganan serangan Kronis. Ada 5 tahapan dalam terapi penyakit ini :
2) Mengurangi kadar Asam Urat untuk mencegah penimbunan Kristal Urat pada
penderita harus sesuai dengan berat ringannya Arthtitis Gout ((Neogi, 2011) ;
Terapi Nonfarmakologi
1. Serangan Akut
200 mg/hari atau Diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam
menangani serangan Arthtitis Gout Akut, asalkan tidak ada kontra indikasi
dengan Asam Urat dan dapat memperparah serangan Arthtitis Gout Akut.
misalnya adanya penyakit penyerta lain atau Komorbid, obat lain juga diberikan
klien pada saat yang sama dan fungsi ginjal. Obat yang menurunkan kadar Asam
Urat serum (Allopurinol dan obat Urikosurik eperti Probenesid dan Sulfinpirazon)
1) NSAID, NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk klien
harus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 24-48 jam
untuk serangan Akut Arthtitis Gout, dengan dosis awal 75-100 mg/hari.
pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembuh pada saat dosis
obat diturunkan. NSAID lain yang umum digunakan untuk mengatasi Gout
efektif tapi cukup mahal, dan bermanfaat terutama untuk klien yang tidak
karena awal kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering
dijumpai.
dengan cermat diferensial diagnosis antara Arthtitis Gout Sepsis dan Gout
infeksi.
pengawasan dokter atau kepala ruangan yang segala bentuk tindakan dan kegiatan
yang diberikan kepada klien harus sesuai standar operasional prosedur (SOP).
2.3.1 Pengkajian
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
1. Identitas
degeneratif yang menyerang persendian baik tangan maupun kaki, dan paling
sering dijumpai di masyarakat terutama dialami oleh lanjut usia (lansia). Pada
wanita menopause yaitu usia 45-60 tahun, pada laki-laki 30-40 tahun. Semakin
tua usia seseoarang maka semakin tinggi resiko terkena serangan arthritis gout.
(Kertia, 2009).
2. Riwayat Kesehatan
2) Mengobservasi Tanda-tanda
Suhu : 36.7°c
Respirasi: 20x/menit
3) Pemeriksaan fisik ;
(1) Kepala: kulit kepala bersih, rambut warna putih, distribusi tidak merata,
(2) Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat gambaran tipis
(3) Hidung:bentuk simetris, tidak ada sianosis, tidak ada pernafasan cuping
(4) Mulut dan tenggorokan: mulut bersih, mukosa lembab, tidak ada
kesulitan mengunyah & menelan sebab ada makanan yang masih kasar.
(5) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena
(6) Lelinga : bersih tidak ada serumen, tidak ada peradangan, pendengaran
(7) Dada:
Inspeksi: bentuk dada normal chest, tidak terdapat otot bantu pernafasan,
Perkusi: timpani pada kuadran kiri atas, pekak pada kuadaran kanan
(9) Ekstremitas: Kekuatan otot 5, postur tubuh tegap (normal), rentang gerak
terbatas pada bagian kaki sebelah kiri, tidak terdapat deformitas pada sendi,
tidak tremor, tidak ada edema, klien berjalan dengan hati-hati tanpa
kekuatan otot.
Kaji adakah keluarga dari generasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama
Aktivitas dan pola istirahat harus dicatat, seorang yang tidak pernah berolahraga
sendi pada malam hari, serta keletihan dan kelelahan yang hebat. Tanda ang
8) Pengkajian diit termasuk asupan kalsium dan vitamin D. obesitas dan malnutr
10) Neurosensori, gejalanya antara lain, kesemutan pada tangan dan kaki,
hilangnya sensasi pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
(Mini Mental Status Exam) Pada Ny.T tanggal 14 Oktober 2019, didapatkan
intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat yang
2.3.4 Implementasi
yang harus dimiliki perawat pada tahap ini adalah kemampuan komunikasi yang
2.3.5 Evaluasi
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual maupun fungsional dengan waktu yang
mendadak atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat yang berlangsung
Nyeri akut adalah suatu peringatan atau cidera penyakit atau interve ns i
bedah yang memiliki awitan cepat dengan intensitas dari sedang hingga berat dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 6 bulan. Nyeri akut biasanya dapat
Tanda dan gejala pada nyeri akut menurut (PPNI, 2017), adalah :
1. Gejala Mayor
2) Objektif
(3) Gelisah
2) Objektif
(7) Diaphoresis
dialukan oleh perawat berdasarkan pada pengetahuan dan nilai- nilai klinis untuk
mencapai luaran yang diharapkan. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
1) Tujuan :
2) Kriteria Hasil :
(1) Berikan edukasi pada klien tentang penyebab dan cara mengatasi
penyembuhan klien .
BAB III
METODE PENELITIAN
pendekatan studi kasus. Studi kasus ini adalah untuk mengeksplorasi masalah
asuhan keperawatan pada Ny.T yang mengalami Artrhitis Gout dengan nyeri akut
Studi kasus ini melibatkan 1 pasien sebagai partisipan yaitu pasien Athritis
Gouts dengan nyeri akut yang memenuhi kriteria inklusi : 1) Klien tampak rileks,
tuduk dengan skala nyeri 5 didapat dari hasil penilaian Intial Pain Assessment Tool.
27
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
28
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dengan serangan mendadak, berulang, yang disertai dengan rasa sangat nyeri oleh
karena adanya endapan Kristal monosodium urat atau asam urat yang terkumpul
didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperurisemia). Dilihat dari tanda yang muncul yaitu terjadi dilutut yang terasa
nyeri saat berjalan akibat dari endapan kristal monosodium urat yang dialami oleh
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
Instrumen penelitian adalah berupa tes yang bersifat sebagai alat untuk
mengukur kejadian alam maupun sosial yang sedang diamati, karena berisi tentang
3.5.1 Wawancara
Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari data kepada pasien,
keluarga pasien, dan petugas kesehatan wawancara dengan pasien bertujuan untuk
menggali informasi terkait dengan asuhan keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai evaluasi seperti, identitas pasien, keluhan utama yang dirasakan pasien,
keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian, kejadian penyakit 3 bulan terakhir
3.5.2 Observasi
1. Pemeriksaan Fisik
auskultasi) pada sistem tubuh pasien adalah suatu proses melihat, meraba,
pasien. Tujuan pemeriksaan fisik ini adalah untuk menentukan status kesehatan
teknik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (IPPA). (Nursalam, 2011).
sebagai berikut:
1) kepala: kulit kepala bersih, rambut warna putih, distribusi tidak merata, tidak
3) Hidung: bentuk simetris, tidak ada sianosis, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada gangguan penciuman, tidak ada gangguan peradangan, tidak
ada keluhan.
4) Mulut dan tenggorokan: mulut bersih, mukosa lembab, tidak ada peradangan
atau stomatitis, terdapat gigi ompong pada geraham kanan bawah-kanan atas-
kiti bawah, tidak ada ruam gusi, sering mengalami kesulitan mengunyah &
5) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena
3.5.3 Dokumentasi
data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Berdasarkan penjelasan ahli maka
data yang dilakukan dengan menyeidiki kondisi kesehatan pada Ny “T” dan
melakukan sitesa, menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
penelitian. Data dikumpulkan dari hasil FTO (Fakta Teori Opini). Hasil ditulis
dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip (catatan
terstruktur).
dijadika satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokan menjadi data subjektif dan
Penyajian data pada studi kasus biasanya dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling
sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam hal ini peneliti
3.6.4 Kesimpulan
Dari data yang di sajikan, kemudian data di bahas dan di bandingkan dengan
hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan prilaku kesehatan. Penarikan
BAB IV
UPT Puskesmas Sugio beralamat dijalan Balai Desa Jalan Raya Sugio,
No.33, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Puskesmas sugio ini
mempunyai beberapa ruangan mulai dari Loket, Poli Gigi, Poli KIA, Poli Lansia, Poli
Imunisasi, Poli Umum, Poli Jiwa, Ruang Rapat, Apotik, Ruang Rawat Inap, Ruang
TU, IGD, Gudang Obat, Musholla, Laboratorium, Kantin. Loket dibuka dari
hari senin sampai sabtu dan buka pada pukul 07.00 sampai 12.00, untuk IGD buka
setiap hari.
UPT Puskesmas Sugio. Kondisi jalan menuju tempat tinggal pasisien cukup baik,
mudah dijangkau, dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien daerah persawahan.
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. T, Alamat : di wilayah kerja UPT Puskesmas Sugio Lamongan (di
Sekolah dasar.
2. Riwayat kesehatan
terakhir asam urat sering kambuh, apabila kambuh klien merasakan nyeri
selama 4-6 hari, dan pada saat pengkajian klien mengatakan nyeri pada
kaki bagian kiri sudah 4 hari, nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk, dan skala
nyeri 5. nyeri dirasa saat klien kecapekan dan nyeri bertambah jika
bulan ini mengeluh pandangan mata menurun dan pusing, namun klien
mengganggap bawah itu sebagai faktor usia dan yang terakhir klien
4) Penyakit saat ini : klien mengatakan penyakit saat ini yang dia derita dalah
7) Tanda-tanda vital dan status gizi, suhu: 36,7°c, tekanan darah: 120/90
1) Kepala: kulit kepala bersih, rambut warna putih, distribusi tidak merata,
3) Hidung: bentuk simetris, tidak ada sianosis, tidak ada pernafasan cuping
kesulitan mengunyah & menelan sebab ada makanan yang masih kasar.
5) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena
7) Dada:
Inspeksi: bentuk dada normal chest, tidak terdapat otot bantu pernafasan,
8) Pemeriksaan abdomen:
Perkusi: timpani pada kuadran kiri atas, pekak pada kuadaran kanan
terbatas pada bagian kaki sebelah kiri, tidak terdapat deformitas pada sendi,
tidak tremor, tidak ada edema, klien berjalan dengan hati-hati tanpa
Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
Achiles + +
keterangan :
refleks + : normal
refleks - : menurun atau meningkat.
10) Integumen: Kulit bersih, warna tidak pucat, kering, kendur dan tidak ada
(1) Bangun dari kursi : Klien bangun dari duduk dengan mendorong tubuhnya
keatas dengan tangan atau bergerak kebagian depan kursi terlebih dahulu,
(2) Duduk ke kursi : Klien tidak menjatuhkan diri ke kursi, dan duduk di
(3) Menahan dorongan pada stenum : Klien mampu menahan dorongan saat
dukungan (normal).
(5) Mata tertutup : Saat mata tertutup dan mendapatkan dorongan pelan pada
(7) Gerakan menggapai sesuatu : Klien mampu menggapai sesuatu dengan bahu
(8) Membungkuk : Klien dapat mengambil obyek dari lantai dan ketika berdiri
(10) Minta Klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan : Klien berjalan
mengangkat kaki dengan langkah panjang kaki tidak sama, masalah ada
(13) Penyimpangan jalur pada saat berjalan : Klien mampu berjalan baik
(14) Berbalik : Klien sebelum berbalik klien terlebih dahulu berhenti sejenak
Klien mampu berinteraksi dengan baik dengan anggota keluarga yang lain.
Klien mampu berinteraksi dengan baik dengan orang lain dirumah, saling
yang lain.
1) Masalah Emosional
(5) Ny. T mengatakan tidak ada gangguan atau masalah dengan orang lain.
(6) Ny. T tidak pernah menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran
dokter.
(7) Ny.T Senang bersosialisasi dengan tetangganya, dan tidak mengur ung
diri, dari hasil pengkajian masalah emosional maka Ny. “T” tidak
2-3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk pauk satu porsi dihabiskan
kacang-kacangan.
3) Pola pemenuhan cairan : Klien mengatakan minum air putih kurang lebih
7 gelas sehari, dan klien senang meminum air mineral yang didiingin kan
didalam lemari es, alasannya karena sudah terbiasa meminum air dingin
4) Pola kebiasaan tidur : Klien mengatakan tidur malam 6-7 jam mulai pukul
21.00-04.00 WIB, dan tidur siang hanya kurang lebih 1 jam mulai pukul
13.00-14.00.
5) Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur : Klien mengatakan jika pasien
tidak tidur, maka kegiatan yang klien lakukan adalah menonton televisi
6) Pola eliminasi buang air kecil : Klien mengatakan buang air kecil kurag
lebih 4-6 kali dalam sehari dengan warna kuning jernih dan bau khas, serta
7) Pola eliminasi buang air besar : Klien mengatakan buang air besar 1 kali
sehari, memakai sabun, gosok gigi, keramas 2 kali dalam seminggu, dan
tabel berikut
No SKOR URAIAN
2 Bila melihat kehidupan ke belakang, semua yang dapat saya lihat
hanya kegagalan
1Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
√ 0Saya tidak merasa gagal
D Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak mendapat kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
√ 0Saya tidak merasa tidak puas
E Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga
2 Saya sangat merasa bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu
yang baik
√ 0Saya tidak benar-benar bersalah
F Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Say tidak suka dengan diri saya sendiri
√ 0Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
GMembahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuih diri saya sendiri jika ada kesempatan
2 Saya mempuyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
√ 0Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
HMenarik Diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat sya pada orang lain dan tidak
peduli pada mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sdikit perasaan pada mereka
1Saya kurang minat pada orang lain dari pada sebelumnya
√ 0Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keoutusan
√ 1Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen
dalam penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
√ 0Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada
sebelumnya
K Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan kerja sama sekali
No SKOR URAIAN
2 Saya telah mendorong diri sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
√ 1Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira0kira sebaik sebelumnya
L Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah unyuk melakukan sesuatu
√ 1saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih leleah daru yang biasanya
M Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai bafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
√ 0Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
PENILAIAN
0-4 Depresi tidak ada atau minimal √
5-7 Depresi ringan
8-15 Depresi sedang
16 + Depresi berat
rumah dari genting, dinding tembok atas papan, lantai tanah, kebersihan
lantai kurang, ventilasi 15% luas lantai, pencahayaan pada rumah baik,
2) Sanitasi: penyediaan air bersih (MCK) air sumur, penyediaan air minum
dirumah yaitu air yang direbus sendiri, pengelolaan jamban pribadi, jenis
jamban yang digunakan adalah cemplung tertutup, jarak dengan sumber air
<10 meter, sarana pembuangan air limbah adalah selokan keadaan selokan
lancar dan bersih, pengelolaan sampah dibakar, tidak terdapat polusi udara,
tidak ada, sarana olahraga tidak ada, taman tidak ada, ruang pertemuan ada
yaitu ruang tamu, sarana hiburan berupa televisi dan radio, sarana ibadah
musholla.
(2) Transportasi: jenis transportasi yang dimiliki pasien adalah sepeda motor,
Ferina Chayanti
Tabel 4.8 : Analisa data pada Ny.T dengan Arthritis Gouts di wilayah kerja UPT
Puskesmas Sugio Lamongan pada tanggal 14 Oktober 2019
Analisa Data Etiologi Problem
DX 1 GOUT Nyeri akut
DS : Klien mengatakan nyeri
pada lutut sebelah kiri sejak 3 Terjadi pengendapan Kristal
bulan yang lalu, nyeri terasa urat
seperti di tusuk-tusuk dengan
skala nyeri 5, nyeri Mekanisme peradangan
bertambah jika klien
Peningkatan sirkulasi daerah
beraktivitas dan nyeri
berkurang jika beristirahat. radang
DO : Vasodilatasi kapiler
-Wajah tampak menyeringai
-Kadar Uric Acid 7.3mg/dl Aritmia
-Klien tampak mengelus -elus
bagian yang nyeri, yaitu lutut Nyeri Akut
bagian kiri.
DO : Fibrosis
-Wajah klien menyeringai
-Rentang gerak terbatas pada Nyeri
ekstremitas bawah
-Pada saat berjalan klien Tofus-tofus mongering
-Nampak sedikit pincang
pada kaki kiri. Kekakuan sendi
-gerakan lambat.
Tabel 4.9 : Diagnosa Keperawatan pada Ny.T dengan Arthritis Gouts di wilayah
kerja UPT Puskesmas Sugio Lamongan pada tanggal 14 Oktober 2019.
No Diagnosa keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi
1 Nyeri Akut berhubungan dengan Agen 14 Oktober 2019 16 Oktober 2019
Pencedera Fsisiologis D.0077
DS : Klien mengatakan nyeri pada lutut
sebelah
kiri sejak 3 bulan yang lalu, nyeri terasa
seperti di tusuk-tusuk dengan skala nyeri
5, nyeri bertambah jika klien beraktivitas
dan nyeri berkurang jika beristirahat.
DO :
dengan tim
medis terkait
pemberian
analgesic
(I.08238)
TTD
Tabel 4.12 : Evaluasi Keperawatan pada Ny.T dengan arthritis gouts di wilayah kerja UPT Puskesmas Sugio Lamongan .
DX KEP 14 Oktober 2019 15 Oktober 2019 16 Oktober 2019
Nyeri Akut b/d Agen S : Klien mengatakan nyeri pada lutut S : Klien mengatakan tekadang masih S : Klien mengatakan nyeri di lutut
Pecedera Fisiologis sebelah kiri sejak 3 bulan terakhir merasa nyeri pada lutut kiri. kirinya sudah mulai berkurang.
(Mekanisme
Peradangan Sendi) O : k/u cukup O : K/u cukup O : : TD : 120/90mmHg
TD : 120/90 mmHg TD : 120/80mmHg N:89x/men it
D.0077 N : 92x/menit N:90x/men it S:36,5°c
Suhu : 36.7°c S:36,5°c Skala nyeri 3
Skala nyeri 5 Skala nyeri : 5 Kadar asam urat : 6.8mg/dl
Kadar uric acid 7.3 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah teratasi sebagaian.
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi P : Lanjutkan Intervensi
P: Lanjutkan intervensi 1. Observasi kadar asam urat klien 1. Observasi kadar asam urat
1. Ajarkan teknik distraksi 2. Observasi ttv klien.
relaksasi 3. Anjurkan diet rendah purin 2. Observasi ttv
2. Observasi ttv 4. Anjurkan klien untuk rutin 3. Anjurkan diet rendah purin.
3. Monitor kadar asam urat minum obat 4. Ingatkan selaru rutin minum
4. Anjurkan klien diet rendah purin obat.
5. Anjurkan klien rutin minum obat 5. Anjurkan klienke posyandu
6. Anjurkan klien ke posyandu lansia jika ada keluhan dan
lansi bila ada keluhan. obat habis
TTD
kesenjangan dan kesesuaian antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sugio Lamongan. Pembahasan berisi fakta, teori,
opini yang dilakukan pada tiap tahapan proses asuhan keperawatan yang meliputi ;
Keperawatan.
4.2.1 Pengkajian
sesuai dengan format asuhan keperawatan gerontik yang terdapat dalam tijauan
pustaka. Pengkajian kasus dilakukan pada Ny. T yang mengalami Arthritis Gout
dengan tinjauan kasus pada data umum seperti identitas pasien, riwayat dan tahap
teori terletak pada tanda dan gejala Arthtitis Gout, dimana tinjauan kasus pada klien
arthritis gouts tidak ditemukan oedema pada kaki kiri, sedangkan pada tinjauan teori
tanda dan gejala pada Arthtitis Gout adalah oedema, kemerahan pada area sendi,
terasa nyeri hebat dan panas pada bagian yang sakit, nyeri muncul akibat
gesekan Kristal purin dengan sendi. Serangan gout terjadi secara mendadak dan
Hal ini dibuktikan dengan teori dari (Manampiring, 2013) yang menyatakan
bahwa kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara
produksi (10% pasien) dan eksresi (90% pasien). Bila keseimbangan ini terganggu
maka dapat menyebabkan terjadinya penumpukan kadar asam urat dalam darah
membentuk krital asam urat pada sendi. Jika Kristal asam urat mengendap dalam
dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer seperti ibu jari kaki, tangan
Pada saat pengkajian klien sering mengelus bagian kaki kiri, klien Nampak
menyeringai dan klien mengeluh aktivitasnya terganggu karena sulit berjalan dan
beraktivitas. Jika dilihat dari status nutrisi klien makan tidak teratur, 2-3 kali
sehari dengan komposisi nasi dan lauk pauk, klien gemar mengkonsumsi sayuran
tinjauan kasus dan tinjuan teori. Pada tinjauan kasus penulis hanya menemukan 2
diagnosa saja yaitu ; 1) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiolo g is
D.0054. Alasan peneliti mengangkat kedua diagnosa ini 1) Nyeri akut berhubunga n
dengan Agen pendecera fisiologis karena pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal
14 Oktober 2019, klien mengeluh nyeri pada lutut sebelah kiri dan pada saat
dilakukan pemeriksaan kadar asam urat klien mencapai 7.3mg/dl melebihi batas
normal kadar asam urat dalam darah. Kemudian alasan peneliti mengangkat diagnosa
saat dilakukan pengkajian klien mengeluh kesulitan berjalan dan beraktivitas apabila
dirasakan nyeri pada kaki sebelah kiri. Sedangkan pada tinjauan teori, diagnosa
keperawatan pada pasien Arthtitis Gout menurut SDKI adalah : Nyeri akut
nutrien.
sesuai waktu yang telah ditentukan yaitu 3 kali kunjungan rumah dengan hasil yang
diharapkan nyeri dapat segera teratasi. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
spesifik.
Pada tinjauan kasus, intervensi telah disusun berdasarkan diagnosa prioritas, yaitu:
(D.0054).
Pada diagnosa utama Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisiolo gis
(D.0077), intervensi yang diberikan adalah ; 1) Berikan edukasi pada klien tentang
penyebab dan cara mengatasi nyeri, 2) Monitor TTV dan kadar asam urat tiap
untuk mengatasi nyeri, 5)Anjurkan klien untuk diet rendah purin, 6) Anjurkan
klien datang ke posyandu lansi saat ada keluhan dan saat obat habis, 7) Kolaborasi
antara tinjauan kasus dengan tinjauan teori. Dalam tinjauan kasus ketika dilakukan
Indonesia.
kunjungan pertama tujuan belum teratasi, dilihat dari keluhan klien yang
mengatakan bahwa lutut kirinya masih sakit dengan skala nyeri 5, klien nampak
mengelus-elus bagian yang sakit, pada kunjungan kedua dan ketiga masalah
teratasi sebagian hal ini dibuktikan dengan keluhan nyeri sudah berkurang klien
4.2.6 Dokuementasi
Gerontik pada Ny.T dengan Artrhitis Gouts diwilayah kerja UPT Puskesmas
Sugio Lamongan sejak tanggal 14 Oktober 2019, terdiri dari pengkajian sampai
dengan evaluasi.
BAB V
5.1 Simpulan
1. Pengkajian
Pada pengkajian didapatkan kesenjangan pada tanda dan gejala Arthtitis Gout,
dimana tinjauan kasus pada klien arthritis gouts tidak ditemukan oedema pada kaki
kiri.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
Evaluasi akhir pada tindakan keperawatan pada Ny.T kasus Arthritis Gouts
6. Dokumentasi
57
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
58
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gerontik pada Ny.T dengan Artrhitis Gouts diwilayah kerja UPT Puskesmas
Sugio Lamongan sejak tanggal 14 Oktober 2019, terdiri dari pengkajian sampai
dengan evaluasi.
5.2 Saran
makanan tinggi purin seperti kacang-kacangan, jeroan, bayam dan produk tinggi
purin lainnya. Dan bagi keluarga diharapkan selalu memberikan dukungan untuk
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Choi, C. Y., Kim, Y. H., Kim, Y. O., Park, S. J., Kim, E. A., Riemenschneider, W.,
… Kim, Y. (2005). Phosphorylation by the DHIPK2 protein kinase
modulates the corepressor activity of Groucho. Journal of Biological
Chemistry. https://doi.org/10.1074/jbc.M500496200
Flandry, F., & Hommel, G. (2011). Normal anatomy and biomechanics of the knee.
SportsMedicineandArthroscopyReview.
https://doi.org/10.1097/JSA.0b013e318210c0aa
Khanna, D., Fitzgerald, J. D., Khanna, P. P., Bae, S., Singh, M. K., Neogi, T., …
Terkeltaub, R. (2012). 2012 American college of rheumatology guidelines
for management of gout. part 1: Systematic nonpharmacologic and
pharmacolo gic therapeutic approaches to hyperuricemia. Arthritis Care and
Research. https://doi.org/10.1002/acr.21772
Kumalasari, T. sitaresmi, Saryono, & Purnawan, I. (2009). Hubungan Indeks Massa
Tubuh dengan Kadar Asam Urat Darah pada Penduduk Desa BanjarAnyar
Kecamatan Sokaraja kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman.
Kumar B & Linert P. (2016). Clevaland Cinic Jurnl of Medicine. Gout and African
American Reducing Dispaties.
59
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK… FERINA CHAYANTI
60
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Nur Lina, & Setiyono, A. (2014). Analisis Kebiasaan Makan Yang Menyebabkan
Peningkatan Kadar Asam Urat. Jurnal Kesehatan Komunitas.
https://doi.org/10.7454/jki.v2i7.299
Research Coloquium.
Suriani, S., & Lesmana, S. I. (2013). Latihan Theraband Lebih Baik Menurunkan
Nyeri Daripada. Jurnal Fisioterapi.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. In
Nyeri Akut.
Zahara, R. (2015). Arthritis Gout Metakarpal Dengan Prilaku Makan Tinggi Purin
Diperberat Oleh Aktivitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi
Menggenggam Statis. Medula.
Lampiran 1
Pedoman Prosedur : No. Dok. :
Usulan Judul Tugas Akhir
FERINA CHAYANTI
NIM. 151711913027
Menyetujui,
Lampiran 2
Pedoman Prosedur : No. Dok. :
Judul Tugas Akhir
FERINA CHAYANTI
NIM. 151711913027
Lampiran 3
Pedoman Prosedur : No. Dok. :
Konsultasi Tugas Akhir
Penerima,
Lampiran.4
Pedoman Prosedur : No. Dok. :
Konsultasi Tugas Akhir
Lampiran.5
Lampiran.6
Pedoman Prosedur : No. Dok. :
Perbaikan Tugas Akhir
FERINA CHAYANTI
NIM. 151711913027
2.Penulisan kalimat
3.Data gout lansia
Pengukuran skala
nyeri
-Analisa Data
- Diagnosa Keperwatan
10.
Penambahan
opini pada
pembahasan
- Cek kembali
penulisan daftar
pustaka
Makalah perbaikan Tugas Akhir diserahkan paling lambat tanggal, 16 Juni 2020.
Lewat tanggal tersebut akan dikenai sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
Lampiran.7
Pedoman Prosedur : No. Dok. :
Perbaikan Tugas Akhir
NIM. 151711913027
No Halaman Alinea Isi Perbaikan
pada pembahasan
3 BAB IV
- Diagnosa Keperawatan
Makalah perbaikan Tugas Akhir diserahkan paling lambat tanggal 16 Juni 2020
Lewat tanggal tersebut akan dikenai sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
Surabaya, 16 Juni 2020
Tim Penguji,
Lampiran.8
Pedoman Prosedur : No. Dok. :
Perbaikan Tugas Akhir
FERINA CHAYANTI
NIM. 151711913027
penulis pada
pembahasan
Makalah perbaikan Tugas Akhir diserahkan paling lambat tanggal 15 Juli 2020
Lewat tanggal tersebut akan dikenai sangsi sesuai peraturan yang berlaku.