Anda di halaman 1dari 8

HARGA POKOK PRODUKSI

BAB 1

Harga pokok dapat dirumuskan sebagai biaya yang tidak dapat dihindarkan terhisap dalam proses
produksi yang dapat diperhitungkan sebelumnya dan yang secara kuantitatif dapat dihitung.

Harga pokok penjualan merupakan jumlah produk yang dijual dikalikan harga jual per unit. Laba = Selisih
Penjualan dengan harga pokok penjualan.

Pengertian Harga pokok...


Harga pokok adalah biaya yang tidak dapat dihindarkan/inhaerent/melekat pada produk,dapat
dperhitungkan sebelumnya, dan secara kuantitatif dapat dihitung dengan satuan moneter misanya
rupiah. Untuk menghitung harga pokok hendaknya diketahui dengan baik biaya dan jenis-
jenisnya.Komponen/ elemen harga pokok adalah biaya Bahan Baku ditambah Biaya Tenaga Kerja dan
Biaya Overhead Pabrik. 1

Tujuan menghitung harga pokok ;


1. Untuk menentukan harga penjualan.

2. Untuk menentukan laba atau rugi perusahaan.

3. Untuk memberi penilaian didalam laporan keuangan yang berupa neraca.

4. Untuk menentukan kebijakan perusahaan.

5. Untuk menentukan efisiensi perusahaan.


Contoh Soal...
Untuk ilustrasi diberikan contoh sebagai berikut: Untuk Memproduksi 6 uni produk dibutuhkan 5 kg
bahan baku @ Rp 8000,00 , Biaya tenaga kerja 6 Jam kerja @ Rp 5000,00 per jam. Biaya overhead pabrik
50% dari Biaya bahan baku.

Perhitungan:
Biaya Bahan Baku 5 x Rp 8000,00 = Rp 40.000.00
Biaya tenaga Kerja 6 x Rp 5000,00 = Rp30.000.00
Biaya Overhead Pabrik 50% x Rp 40.000 ,00 = Rp 20.000,00
Harga pokok = BBB + BTK + BOP = Rp 40.000,00 + Rp 30.000,00 + Rp 20.000,00
= Rp. 90.000,00
Harga pokok 1 unit produk = Rp 90.000.00 : 6 = Rp 15.000.00
Apabila produk tersebut dijual per unit Rp 20.000.00 maka :
Penjualan = 6x Rp 20.000.00 = Rp 120.000,00
Harga Pokok Penjualan = 6 x Rp 15.000,00 = Rp 90.000,00
Laba = Penjualan - Harga Pokok penjualan = Rp 120.000.00 – Rp 90.000,00= Rp 30.000,00
Dari contoh tersebut diatas dapat diketahui bahwa harga pokok dapat digunakan untuk pedoman
menetukan harga jual, dan dapat diketahui besarnya laba yakni :
( Rp 30.000,00 : Rp 120.000,00) x 100% = 25 % Dengan keuntungan sebesar 25%
tersebut maka dapat diketahui tujuan perusahaan tercapai atau tidak . Juga efisien atau tidak. Bila
mengingat besar bunga Bank untuk waktu sekarang tidak ada 25% maka dapat disebut bahwa efisien
juga tercapai.

Harga Pokok Produksi


1. Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan
untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Perhitungan Harga pokok Produksi dapat digunakan
untuk menentukan harga jual yang akan diberikan kepada pelanggan sesuai dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi.

2. Komponen Biaya Harga Pokok Produksi ;


a. Biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya Overhead pabrik
3. Pengertian Biaya
Biaya adalah jumlah yang dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan
terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu.

4. Penggolongan Biaya
o Biaya Variabel
o Biaya Semi Variabel
o Biaya Semifixed
o Biaya Tetap
5. Pengertian Biaya Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi adalah merupkan penjumlahan dari tiga unsur biaya produksi yaitu : bahan baku,
upah langsung, dan overhead pabrik.3

Harga Pokok Penjualan ( HPP)


Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau
harga perolehan dari barang yang dijual.

HPP = Pembelian bersih + Persediaan awal – Persediaan akhir

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

 Full Closing
Adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur
biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari : biaya bahan baku
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang bersifat variabel
maupun tetap.

Penentuan Harga Pokok Produksi


Dengan Pendekatan metode Full Costing
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap xxx +
Harga Pokok Produksi xxx
Biaya Administrasi dan Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx+
Harga Pokok Produk xxx
 Variabel Costing

Adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Penentuan Harga Pokok Produksi


Dengan Pendekatan Metode Variabel Costing
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx+
Harga pokok Produksi xxx
Biaya Variabel xxx
Biaya Administrasi dan Umum xxx
Biaya Pemasaran Variabel xxx
Biaya Tetap xxx
Biaya Administrasi dan Umum xxx
Biaya Pemasaran Tetap xxx+
Harga Pokok Produk xxx

 Manfaat HPP
 Sebagai patokan menentukan harga

 Mengetahui laba yang diinginkan perusahaan


 Rumus Penjualan Bersih

Pembelian bersih = Pembelian + Biaya Angkut Pembelian – Retur Pembelian – Potongan


Pembelian

 Rumus Pembelian Bersih


Pembelian bersih = Pembelian + Biaya Angkut Pembelian – Retur Pembelian – Potongan
Pembelian
 Rumus menghitung HPP
HPP = Persediaan Awal Barang Dagang + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
 Cara menghitung Harga Pokok Produksi
Tahap 1 = Menghitung Bahan Baku yang Digunakan
Tahap 2 = Menghitung Biaya Produksi
Tahap 3 = Menghitung Harga Pokok Produksi
Tahap 4 = Menghitung HPPq

Break Event Point


BEP untuk produk ganda
Adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang
sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.
Manfaat BEP
Antara lain sebagai alat perencana untuk hasilkan laba, memberikan informasi
mengenai tingkat volume penjualan, mengevaluasi laba dari perusahaan secara
keseluruhan serta mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah
dimengerti.
Break event point dalam unit
BEP = FC
P – VC

Keterangan rumus :
- BEP : Break Event Point
- FC : Fixed Cost
- VC : Variabel Cost
-P : Price per unit
- S : Sales volume

Break Event Point dalam rupiah


BEP = FC
1 – VC
S

Cara Menghitung BEP (Break Even Point)


Contoh Soal Mencari BEP:
Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan data
sebagai berikut :
Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil
Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar
Rp.250.000.000,

Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :


Fixed Cost
Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,
Biaya disribusi : Rp. 65.000.000,
Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,
Total FC : Rp.150.000.000,

Variable Cost
Biaya bahan : Rp. 70.000.000,
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,
Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,
Total VC : Rp.250.000.000,

A. Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.


Penyelesaian :
Kapasitas produksi 100.000 unit
Harga jual per unit Rp. 5000,
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,

Biaya tetap unit = 150.000.000 = Rp.1.500,-/unit


100.000

Biaya variabel unit = 120.000.000,- = Rp.2.500,-/unit


100.000

Untuk mencari BEP daam unit adalah sebagai berikut :


BEP unit = Rp.150.000.000,- = 60.000 unit
Rp. 5.000,00 – Rp. 2.500,-
Jadi perusahaan harus menjual 60.000 unit perkakas martil agar BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP X harga jualunit
BEP = 60.000 unit x Rp. 5.000 = Rp.300.000.000,-

Rumus Perhitungan BEP

1. BEP-Rupiah = Total Fixed Cost x Harga jual / unit


Harga jual per unit - variable cost
2. BEP-Unit = Fixed Cost
Harga Jual – Variabel Cost
3. BEP untuk produk ganda = FC/ [(1-v/c)xWi]

Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :


Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
B. Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :
Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- agar terjadi
BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-.

Contoh kasus BEP


Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000,-
Variable cost Rp.10.000 / unit
Harga jual Rp. 20.000 / unit7

Maka BEP per unitnya adalah :

BEP = Fixed Cost


Harga Jual - Variabel Cost
BEP = Rp.500.000
Rp.20.000 - Rp.10.000
= 50 unit
Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break event point. Pada
pejualan unit ke 51, maka took itu mulai memperoleh keuntungan.
7

Contoh BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima
agar terjadi BEP :
Total Fixed Cost x Harga jual
unit Harga jual per unit (HPP) - variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang
harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.500.000 x Rp.20.000 = Rp.1.000.000
20.000 – 10.000

Nama : Natashya Shavira Hilmi


Kelas : 12 AKL 3

Anda mungkin juga menyukai