Disusun oleh
Diah Widya Retnani 121180172
Rena Trijayanti 121190019
Arina Bintan Kamila 121190041
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah berjudul “Proses Pencucian Batubara
Dan Desulfurisasi Batubara” dapat diselesaikan dan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Batu Bara.
Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan,maka dari itu kami berharap kritik serta saran yang bersifat membangun
guna kesempurnaan makalah di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya
mahasiswa Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
ukuran 60 mm.
Gambar 1. Alat Jig
b. Dense Medium Separator (DMS)
Dense medium ini juga dioperasikan berdasarkan perbedaan
spercific gravity. Menggunakan medium pemisahan air, yaitu campuran
magnetite dan air. Medium campuran ini mempunyai spesific gravity
antara batubara dan pengotornya. Slurry magnetite halus dalam air dapat
mencapai densitas relatif sekitar 1,8 ukuran batubara yang efektif untuk
dilakukan pencucian adalah 0,5 – 150 mm dengan Spesifik gravity 1,3 –
1,9 type dense-medium separator yang digunakan dapat berupa bath
cyclone dancylindrical centrifugal. Untuk cylinder centrifugal separator
digunakan untuk pencucian batubara ukuran besar dan sedang. Dense
medium cyclone bekerja karena adanya kecepatan dense medium, batubara
dan pengotor oleh gayacentrifugal. Batubara bersih ke luar menuju ke atas
dan pengotornya menuju ke bawah. Gambar 2 menunjukkan contoh dense
medium bath dan dense medium cyclone. Faktor penting dalam operasi
berbagai dense medium sistem didasarkan pada magnetite dan efisiensi
recovery magnetite yang digunakan lagi.
d. Concentration table
Concentration table adalah konsentrasi dengan meja miring terdiri
dari rib-rib (tulang-tulang) bergerak ke belakang dan maju terus menerus
dengan arah yang horisontal. Partikel-partikel batubara bersih (light
coal) bergerak ke bawah table, sedangkan partikel-partikel kotor (heavy
partical) merupakan partikel yang tidak diinginkan terkumpul dalam rib
dan bergerak ke bagian akhir table.Batubara ukuran halus dapat dicuci
dengan alat ini secara murah tetapi kapasitasnya kecil dan hanya efektif
untuk melakukan pencucian pada batubara dengan spesific gravity lebih
besar 1,5 dengan ukuran partikel batubara yang dicuci 0,5 – 15 mm.
e. Froth Flotation
Froth Flotation merupakan metode pencucian batubara yang
banyak digunakan untuk ukuran batubara halus. Froth flotation cell
digunakan untuk membedakan karakteristik permukaan batubara.
Campuran batubara dan air dikondisikan dengan reagen kimia supaya
gelembung udara melekat pada batubara dan mengapung sampai ke
permukan, sementara itu partikel-partikel yang tidak diinginkan akan
tenggelam. Gelembung udara naik ke atas melalui slurry di dalam cell dan
batubara bersih terkumpul dalam gelembung busa berada di atas.
Kesesuaian ukuran butir batubara yang dicuci < 0,5 mm dengan spesifik
gravity 1,3.
Gambar 5. Alat Froth Flotation
2.2. Proses Pencucian Batubara
Dalam coal washing plant terdapat empat tahap proses pencucian yaitu
preparasi batubara, pra-pencucian batubara, pencucian batubara, dan
pengurangan kandungan air pada batubara.
2.2.1. Preparasi Batubara
Tahap preparasi atau operasi pengecilan pada pabrik pencucian perlu
dilakukan dengan tujuan :
a. Menyesuikan ukuran partikel batubara yang cocok dengan oprasi
peralatan pencucian.
b. Kotoran mudah terliberasi dari tubuh batubara.
c. Agar ukuran partikel batubara sesui dengan permintaan pasar.
Proses preparasi sampel terdiri atas empat tahapan kerja antara lain :
1. Pengeringan, jika sampel masih basah dan susah untuk di gerus.
Pengeringan udara atau air driying kadang- kadang diperlukan dalam
tahapan kerja preparasi sampel. Faktor yang menentukan diperlukan atau
tidaknya pengeringan udara adalah apakah batubara akan melalui peralatan
pembagi sampel atau melalui penggerus. Pengeringan sampai berat yang
konstan serta suhu yang terus ditinggikan itu tidak perlu untuk General
Analysis, karena hal ini dapat berakibat terjadinya oksidasi pada batubara
rank rendah. Pengeringan dapat dilakukan di dalam oven atau Drying Set
suhu 10°C di atas suhu kamar. Aturan pengeringan dalam standard ISO,
ASTM, British Standard, dan AS.
2. Memperkecil ukuran partikel, dengan cara milling (crushing dan grinding)
yang disebut sebagai size reduction.
Kegiatan pengelompokan partikel ukuran yang berbeda-beda
merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan didalam pabrik
pencucian (Sudarsono,2003). Dalam pencucian batubara ukuran
memegang peranan penting,ada keterkaitan antara ukuran dan metode
pencucian, Keterkaitan ukuran dan metode pencucian dapat di lihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Coal Size Ranges for Cleaning Equipment
Ukuran Batubara Metode Pencucian
+ 8 inches Picking tables
8 × 1/4 Heavy media bath or drums
Jigs
1/4 × 48M Diester tables
Heavy media cyclones
Air tables
48M × 0 Froth flotation
4. Pembagian sampel
Bila preparasi sampel dimulai dengan memperkecil ukuran
menjadi ukuran pertengahan dan pada langkah kedua diperkecil lagi
menjadi ukuran akhir, yakni -200μm, maka cara ini disebut two-stage
preparation. Kegiatan pengelompokan partikel ukuran yang berbeda-beda
merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan didalam pabrik
pencucian.
2.2.2. Pra-Pencucian
Tujuan dari tahap ini adalah menghilangkan material pengotor
yang melekat pada batubara dan mengurangi batubara yang berukuran -0,5
mm atau kurang 3/8 inchi. Pada tahap ini akan memisahkan batubara (high
-ash) dengan batubara (low-ash). Batubara kadar abu tinggi berada diatas
sedangkan batubara kadar rendah berada dibawah.
Dalam tahap pra-pencucian kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Pre-washing/wetting adalah tahapan pembasahan, yang bertujuan
untuk mengurangi kadar kekotoran.
b. Desliming adalah proses penyaringan yang bertujuan untuk
memisahkan batubara kasar dengan batubara halus.
2.2.3. Proses Pencucian
Tahap pencucian ini terjadi di dalam baum jig dan hydrocyclone
a. Baum Jig
Batubara pretreatment yang berukuran -75 mm dialirkan ke
baum jig melalui lubang umpan (jig fedd sluice). Pada baum jig,
umpan mengalami konsentrat gaya berat, sehingga diperoleh tiga
macam produk yaitu :
1. Batubara tercuci hasil konsentrasi gaya berat berukuran -75 mm +
0,5 mm diteruskan ke dalam static screen dan double deck
vibrating screen untuk dikurangi kandungan airnya, serta
dilakukan pemisahan ukuran partikelnya.Double deck vibrating
screen mempunyai lubang bukaan sebelah atas 5 mm dan lubang
bukaan sebelah bawah 0,5 mm, sehingga terjadi pemisahan
ukuran batubra tercuci setelah melewati double deck vibrating
screen sebagai berikut :
● Batubara tercuci ukuran -75 mm + 5 mm batubara tercuci
ukuran -75 mm + 5 mm ini diangkut oleh belt conveyor.
● Batubara tercuci ukuran -5 mm + 0,5 mmbatubara tercuci
ukuran -5 mm + 0,5 mm ini dibawa oleh belt conveyor dan
selanjutnya bersama produk kasat di bawa ke storage.
● Batubara tercuci ukuran -0,5 mm batubara tercuci ukuran -0,5
mm ini ditampung pada dua macam sumuran (sump). Untuk
yang lolos dari descliming screen ditampung effluent sump,
sedangkan yang lolos dari sizing screen ditampung pada main
sump. Batubara yang masuk ke effluent sump, bersama-sama
dengan air dipompakan ke effluent cyclone dan yang masuk
ke main sump dipompakan ke classifying cyclone untuk
kemudian diproses lebih lanjut pada unit pencucian
berikutnya.
2. Produk menengah (middling) Produk menengah dari baum jig
diangkut dengan elevator A. dan ditumpahkan ke dalam bak
penampung kotoran (discard bin)
3. Batuan pengotor (Discard) Batuan pengotor dari pengotor
produk baum jg diangkut dengan elevator B yang kemudian
ditumpahkan ke dalam discard bin. Selanjutnya produk
menengah dan produk pengotor ini dibuang ke tempat
pembuangan dengan alat angkut truck. Skema dari Jig-Table
Cleaning Circuit ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 7. Jig Table Cleaning Circuit
b. Hydrocyclone
Umpan (feed) dari hydrocyclone berasal dari effluent sump dan
main sump. Material yang masuk ke dalam hyrocylone tersebut akan
mengalami konsentrasi gaya karena adanya gaya sentrifugal yang
terjadi di dalam cyclone, sehingga akan menghasilkan produk
limpahan atas (overflow) dan produk limpahan bawah (under flow).
Limpahan bawah tersebut selanjutnya akan menjadi umpanm
pada slurry screen. Produk limpahan atas dari hydrocyclone
selanjutnya diproses pada peralatan sebagai berikut :
a. Head box
Pada head box produk limpahan atas dari cyclone tersebut
terbagi lagi menjadi dua macam produk, yaitu produk limpahan
atas dari head box yang dipompakan lagi pada lounder untuk
dipakai pencucian kembali dan produk limpahan bawah yang
selanjutnya dialirkan ke thickener. Pengotor batubara yang berasal
dari lumpur dan juga batubara berbutir halus (fine coal) ikut
bersama air pencucian yang dialirkan ke tempat penampungan.
( R.Hutamadi dan Edie Kurnia Djunaedi,2005).
b. Bak Pengendap (Thickener)
Over flow dari cyclone dialirkan ke bak penampungan
(thickener). Material yang masuk ke thickener merupakan
material pengotor yang telah bercampur membentuk lumpur,
walau pada kenyataannya masih banyak produk batubara umuran
0,5 mm yang terbawa bersama kotorannya. Didalam thickener
dengan bantuan flocculant terjadi proses pengendapan.Air yang
digunakan akan diproses untuk dapat digunakan kembali batubara
akan di ditambahkan reagen sehingga batubara akan mengapung
diatas cairan.air akan dialirkan kembali kepencuian dan batubara
bersih akan masuk ke mesin pengering. Skema dari Water
Clarification Circuit ditunjukkan pada gambar 8.
Aladin, A., Henny, A., dan Wiwin, S., (2002), Studi Kinetika Desulfurisasi
Batubara Menggunakan Besi(III) Sulfat pada Temprature Kamar,
Seminar Nasional Teknologi Proses Kimia 2002, UI-Jakarta