Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI SYARIAH

Resume Perkuliahan 4

Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Syariah

Disusun Oleh : Siti Kartini 43215120274

Nastiti Novretari

Kelas M-709
Perkembangan Awal Akuntansi Syariah

Sebelum berdirinya pemerintahan islam , peradaban di dominasi oleh dua bangsa besar yang memiliki
wilayah luas yaitu bangsa Romawi dan Persia. Pada saat itu akuntansi telah digunakan dalam bentuk
perhitungan barang dagangan oleh para pedagang. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui
perubahan-perubahan, untung atau rugi. Praktik akuntansi pada masa Rasululah mulai berkembang
setelah ada perintah Allah melalui Al-Quran untuk mencatat transaksi yang bersifat tidak tunai dalam
Q.S. Al-Baqarah ayat 282 yang arinya :

“ Hai-orang-orang yang beriman, apabila kamu bermua’malah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah sipenulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mendiktekan
(Apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mendiktekannya, maka hendaklah walinya
mendiktekan dengan jujur…”

Adapun perintah Allah untuk membayar zakat telah mendoring umat islam saat itu untuk mencatat dan
menilai aset yang dimilikinya. Perintah Allahtesebut dalam Q.S. (Al- Baqarah ayat 110) :

“ Dan laksanakanlah salat dan tunaikan zakat. Dana segala kebaiakan yang kamu kerjakan untuk dirimu,
kamu akan mendapatkannya (pahala) disisi Allah. Sesungguhnya Allah maha melihat apa kamu kerjakan”

Perkembangan akuntansi telah lama dipraktekkan dalam peradaban islam, Istlah jurnal telah dulu
digunakan pada zanman khalifah islam dengan istilah “jaridah” untik buku catatan keuangan. Begitu pula
dengan buku Double Entry Bookkeeping yang ditulis oleh Luca Pacioli pada tahun 1494. Dapat kita
saksikan dari sejarah islam bahwa ternyata islam lebih dahulu mengenal sisitem akuntansi, karena Al-
Quran telah diturunkan pada tahun 610M. Yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang
menerbitkan bukunya.

Negara Madinah merupakan letak awal perkembangan islam yaitu pada tahun 622M atau 1H. Hal ini
didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim adalah bersaudara sehingga kegiatan kenegaraan dilakukan
secara gotong royong atau kerja sama dan negara tersebut tidak memiliki pemasukan dan pengeluaran.
Pada Abad ke 7 Rasulullah SAW mendirikan Baitul Maal yang berfungsi sebagai penyimpanan ketika
adanya pembayaran wajib zakat dan unsur ( pajak pertanian dari muslim) dan adanya perluasan wilayah
atau jiziz yaitu pajak perlindungan dari non muslim serta Kharaj yaitu pajak pertanian dari non muslim.

Perkembangan Akntansi Syariah pada Masa Khalifah dan Pemerintahan Islam.

Pada Zaman Rasulullah SAW


Pengmbangan akuntansi dimulai dari pengembangan fungsi-funsi pemerintah afgar mencapai tujuanny
dan penunjukan orang-oarang yang kompeten (Zaid, 2000).

Pemerintahan Rasullah memiliki 42 pejabat yang digaji tersesialisasi dalma peran dan tugasnya
tersendiri (hawari, 1988).

Perkembangan akuntansi pada masa Rasulullah SAW dimulai dengan lembaga keuangan syariah yaitu
Baitulmal yaitu sebuah lembaga keuangan yang dipertahankan sampai masa pemenrintahan Khalfaur
Rasyidin, klalu diadaptasi oleh dinasti islam setelah masa Khalifah. Berfungsi untuk mengatur
pendapatan negara islam yang dibagi menjadi pendapatan primer dan pendapatan sekunder. Pendatan
primer terdiri atas zakat jizyah yaitu pajak yang dibayarkan oleh orang non muslimkhususnya ahli kitab
untuk perlindungan jiwa. kaharaj atau pajak yang dipungut dari orang non muslim ketika Khaibar
ditaklikan, Ushur adalah bea impor yang dikenakan pada semua pedagang.

Pendapatan sekunder seperti uang tebusan untuk tawanan perang, khumuz atau rikaz yaitu harta
karuntenuan pada periode tersebut, amwal fadhla, wakaf, nawaib yaitu pajak yang jumlahnya cukup
besar yang dibebankan pada kaum muslim yang kaya raya, kurban, kaffarat dan lainnya.

Pada Masa Khalfaur Rasyidin

Abu Bakar Assidiq

Sistem yang diterapkan oleh Rasulullah kemudia diikuti oleh Abu bakar Assidiq dengan beberapa
langkah yang digunakan untuk mngembangkan ekonomi sebagai sumber keuangan negara saat itu
antara akurat terhdap perhiungan zakat dan pajak.

Umar bin Khattab

Menambahkan fungsi lembaga keuangan Baitulmal menjadi lembaga keuangan yang mengatur aliran
arus kas negara dan menggaji para tentara islam namyan diganti enjadi Al-Diwan. Dam membangun
beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan perdagangan.

Usman bin Affan

Pada masa ini berhasil menguasai wilayah Armenia, Tunesia, Rhodesa dan sebagian wilayah Persia dan
membentuk lembaga keuangan guna menjamin stabilitas keamanan didaerah perekonomian.

Ali bin Abi Thalib

Pada masa ini dibuat kebijakan untuk menarik semua tanah yang diberikan oleh Usman bin Affan kepada
para pejabat dan melakukan pengawsan ketat terhdap lembaga keuangan. Sertas meneruskan
kebijakan-kebijakan yang dirancang pada masa Umar bin Khattab.

Pada Masa Dinasti Ummayah


Khalifah Muawiyyah

Pada masa Khalifah Muawiyyah dan keturunannya kondisi Baitulmal berubah, kekuasaan Baitulmal
sepenuhnya berada ditangan khalifah tanpa adanya transparansi kepada rakyat, tanpa dapat
dipertanyakan serta dikritik oleh rakyat.

Umar bin Abdul Aziz

Pada masa ini fungsi Baitulmal semakin luas, tidak hanya menyalurkan dana dan tunjangan tetapi juga
menyalurkan pembiayaan demi keperluan pembangunan sarana dan prasarana umum. Membiayai
proyek-proyek penerjemahan buku-buku kekayaan intelektual Yunani kuno dan gelombang intelektual
islam dimulai.

Pada Masa Dinasti Abbasiyyah

Pada masa ini merupakan pemerintahan terkaya karena dana masuk lebih besar dari dana keluar
sehingga Baitulmal penuh dengan harta, pertabahan dana cukup besar dari kharaj.

Al-Mansyur

Pada masa ini bebar-benar meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi dan keuangan negara dan
mendulang keberhasilan.

Hubungan Akuntansi modern dan Akuntansi Syariah

Perkembangan pengetahuan termasuk sistem pencatatan yang sudah masuk pada zanan daulah
Abbasiyyah, sementara dalam kurun waktu yang sama Eropa berada dalam Peroide The Dark Agnes
(masa kegelapan. Dari sini kita dapat melihat hubungan antara Luca Pacioli dan Akuntansi Syariah.

Pada tahun 1429 angka Arab dilarang digunakan oleh Pemerintah Italia, sedangkan pada tahun 1484 M
Luca Paciolli pergi untuk bertemu dengan temannya Onforio Dini Florenc yaitu seorang pedagang yang
suka bepergian ke Afrika Utara. Sehingga diduga Paciolli mendapatkan ide double entry tersebut dari
temannya.

Alfred Lieber ( 1968) mendukung pendapat mengenai adnya pengaruh pedagang Arab terhadap
pedagang italia. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Paciolli, bahwa setiap transaksi harus dicatat
dua kali di sisi sebelah kredit dan di sisi sebelah debit. Atau diawali dengan menulis kredit terlebih
dahulu kemuadian debit. Hal ini memunculkan dugaan bahwa Paciolli menerjemahkan hak tersebut dari
bangsa Arab yang menulis dari sisi kanan.

Kemiripan Praktek Akuntansi Kekhalifahan Islam dengan Buku Paciolli

 Istilah Zornal (sekarang Journal) telah terlebih dahulu digunakan oleh kekhalifahan Islam
dengan istilah Jaridah untuk buku catatan keuangan.
 Penggunaan kalimat “ In The Name of God” diawal buku pencatatan keuangan telah terlebih
dahulu digunakan pada masa kekhalifah dengan kalimat “ In the name of Allah, the Most
Gracious, the Most Merciful”.
 Double entry yang ditulis oleh Pacioli, telah diperaktekkan oleh pemerintah islam.
 Pada tahun 1363 M telah ada manuskrip tentang akuntansi ditulis oleh Abdullah bin
Muhammad bin Kiyyah Al Mzindarani dengan judul Risalah Falakiyah Kitab As-Siyaqaat.
 Manuskrip terseut berisikan kaidah praktik double entry bookkeeping :
 Harus mencatat pemasukan dihalaman sebelah kanan dengan mencatat sumber
pemasukannya.
 Harus mencatat di sebelah kiri dan menjelaskan pengeluarsan tersebut.
 Littleton dan Yame (1978) mendunga double entry bookkeeping berasal dari Spanyol karena
saat itu kebudayaannya jauh lebih tinggi disbanding Italia.

Kebangkitan Baru dalam Akuntansi Syariah

Kebangkitan islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara umum, dan bidang-bidang financial
serta lembaga-lembaga keuangan secara khusus. Sekelompok pakar akuntansi muslim telah
mengadakan riset dan studitentang akuntansi menurut Islam. Perhatian lebih terkonsentrasi pada
beberapa bidang yaitu bidang riset, pembukuan, seminar atau konfrensi, pengajaran dilembaga-
lembaga peguruan tinggi, serta aspek implementasi pragmatis. Berikut adalah segaian usaha awal
masing-masing bidang ;

 Kebangkitan akuntansi ilam dalm riset telah terkumpul beberapa tesis magister serta disertasi
doctor dalam konsep akuntansiyang telah dimulai sejak tahun 1950 dan masih berlanjut sampau
sekarang. Diperkirakan tesis dan disertasi tentang akuntansi terdapat di Al-Azhar saja samapai
tahun 1993 tidak kurang dari 50 buah. Dismaping itu juga telah dilakukan riset-riset yang
tersebar dimajalah-majalah ilmiah.
 Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang pembukuan, para inisiator akuntansi islam
kontemporer sangat memperhatikan usaha pembukuan konsep ini. Hal ini supaya orang-orang
yang tertarik pada akuntansi dapat mengetahui kandungan konsep islam dan pokok-pokok
pikiran ilmilah yang sangat berharga, sehingga kita tidak lagi memerlukan ideide dari luar atau
mengikuti konsep barat.
 Kebangkitan akuntansi Islam disekolah-sekolah dan perguruan tinggi, konsep akuntansi islam
masuk ke sekolahsekolah dan perguruan tinggi sejak tahun 1976 yaitu fakultas perdagangan
Universitas Al-Azhar untuk program pasca sarjana. Dalam mata kuliah akuntasni perpajakan dan
evaluasi akuntansi. Situasi ini terus berlanjut hingga tahun 1978 dibuka beberapa jurusan dalam
cabang-cabang ilmu akuntansi islam diberbagai perguruan tinggi di Timur Tengah. Dan hal ini
berlanjut sampai sekarang diberbagai belahan dunis termasuk Indonesia.
 Kebangkitan akuntansi islam dalam aspek implementasi, implementasi akuntansi Islam mulai
dilakukan sejak berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah tersebuy yang harus
menggunakan sistem akuntansi yang juga sesuai dengan syariah. Puncaknya saat organisasi
akuntansi Islam dunia yang bernama Accounting and Auditing Organization for Islamic Fibancial
institution ( AAOiFI) menerbitkan sebuah standar akuntansi untuk lembaga keuangan syariah
yang disebut Accounting, Auditing and Govermance Standard for Islamic Institution.

Pendekatan-Pendekatan dalam Mengembangkan Akuntansi Syaruiah

1. Pendekatan berbasis Akuntansi Kontemporer (Induktif)


Berdasrkan AAOIFI (2003), pendekatan ini menggunakan tujuan akuntansi keuangan barat
yang sesuai dengan organisasi bisnis orang Islam dan mengeluarkan bagian yang
bertentangan dengan ketentuan syariah.
Misal : PASK Syariah tidak memperkenankan pemberlekuan metode pengukuran present
value pada aset maupun kewajiban.
Tujuan Akuntansi Islam berdasarkan pendekatan ini adalah untuk menganbil kepeutusan
(decision usefulness) dan memelihara kekayaan institusi (stewardship).

Argumen yang mendukung :


 Pendekatan ini dapat diterapkan dan releven dengan institusi yang memerlukan
(rashid, 1987).
 Sesuai dengan prinsip Ibaha (abdelgader, 1994)

Argumen yang menentang :

 Ini tidak tidak bisa diterapkan pada masyarakat yang kehidupannya mesti
berlandaskan pada wahyu. ( Gambling dan Karim, 1991)
 Ini merusak karena mengandung asusmsi yang tidak islami (Anwar, 1987)

2. Pendekatan Deduktif dari Ajaran islam


Pendekatan ini diawalai dengan menetuakan tujuan berdasarkan prinsip islam yang terdapat
dalam Al-Quran dan As-Sunnah.

Pendekatan deduktif dipelopori oleh beberpa pamikir akuntansi syarian antara lain Iwan
Triyuwono, Akhyar Adnan, Gattikin dan beberapa pemikir lainnya.
Argumen yang mendukung :
 Ini akan meminimalisisr pengaruh pemikiran secular terhadap tujuan dan akuntansi
yang dikembangkan(Karim, 1995)

Argumen yang menentang :

 Perkembangan ini sulit dikembangkan dalam bentuk praktisnya ( Rashid. 1987

3. Pendekatan Hybrid
Pendekekatan ini didasarkan pada prisip syariah yang sesuai dengan ajaran islam dan
persoalan masyarakat yang akuntansi syariah mungkin dapat membantu menyelesaikannya
(Hameed, 2000)

Tujuan akuntansi syariah dalam pendekatan ini menurut Hameed adalah berwujudkan
pertanggungjawaban Islam.

Pendekatan Hybrid secara parsial telah diterapkan dalam lingkungan beberapa perusahaan
konvensional. Hal ini dilihat dari laporan keuangan dan laporan non keuangan maupun
disclosure yang memperhatikan tidak masalah ekonomi melaikna juga masalah sosial dan
lingkungan misalnya konsep triple bottom line ( economic, social, environmental) menjadi
four bottom line ( economic, social, environmental dan syariah compliance) (Yaya dan
hameed, 2003)

Daftar Pustaka :

1. Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Paraktik Kontemporer, Yaya R., Martawiredja, Aji
Erlangga dan Abdurahim, A (2016), Salemba Empat, Jakarta.
2. Akuntansi Syariah Indonesia, Salemba EEmpat, 2009, Sri Nurhayati, Wasilah.
3. https://fearleasmey.wordpress.com/2014/02//22/ sejarah-perkembangan-akuntansi-
syariah/

Anda mungkin juga menyukai