Anda di halaman 1dari 7

SERBA SERBI SEDIMENTOLOGI

1. PENGERTIAN.
Menurut Gary Nichols (2009), sedimentologi adalah studi yang membahas proses
pembentukan, transportasi dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen
pada lingkungan darat dan laut yang pada akhirnya membentuk batuan sedimen. Secara
umum sedimentologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sedimen alami, baik yang
telah terlitifikasi maupun belum terlitifikasi dan proses pembentukannya.

2. BATUAN SEDIMEN.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk melalui proses pelapukan dan erosi
kemudian terbawa oleh angin, atau air, atau salju, dan atau oleh gas gravitasi yang bekerja
pada partikel itu sendiri.

3. KLASIFIKASI.
Batuan sedimen dikelompokkan menjadi lima kelompok besar, pengelompokkan ini
berdasarkan cara terbentuknya batuan tersebut. Pembagian batuan sedimen tersebut, seperti :
1. Batuan Sedimen Detrius ( Klastik ).
Batuan sedimen ini diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan
besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butir. Cara terbentuknya batuan tersebut
berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk di lingkungan darat di lingkungan air
(laut ). Golongan serius kasar terdiri dari batuan yang ukuran besar seperti breksi dapat teraso
pengendapan langsung dari ledakan gunung berapi dan diendapkan di sekitar gunung tersebut
dan dapat diendapkan di lingkungan air seperti sungai, danau atau laut. Batuan konglomerat
biasanya diendapkan di lingkungan sungai dan batuan batupasir dapat terjadi di lingkungan
laut. Sedangkan golongan detrituss halus terdiri dari batu lanau, batu serpih, batu lempung
dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya diendapkan di lingkungan laut
dari laut dangkal sampai laut dalam.
2. Batuan Sedimen Evaporit.
Proses untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia
yang cukup pekat. Umumnya terbentuk di danau atau laut tertutup. Faktor yang penting juga
adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu en dapan dari larutan tersebut.
Batuan-batuan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah gip, anhidrit, batugaram, dan
lain.
3. Batuan Sedimen Batubara.
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan.
Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang
tebal di atasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya pelapukan. Lingkungan
terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan
sehingga kalau tumbuhan itu mati atau tumbang tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
4. Batuan Sedimen Silika.
Batuan ini terdiri dari rijang (chert), radiolaria dan tanah diatom. Proses terbentuknya batuan
ini adalah gabungan antara proses organik seperti radiolaria atau diatom dan proses kimiawi
untuk lebih menyempurnakannya. Batuan golongan ini tersebarnya 0hanya sedikit dan
terbatas sekali.
5. Batuan Sedimen Karbonat.
Batuan ini sudah umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, alga,
foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Atau oleh proses pengendapan yang
merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan diendapkan di suatu
tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoral sampai neritik, sedangkan
proses kedua diendapkan pada laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak
sekali jenisnya tergantung material penyusunnya, suatu contoh batugamping terumbu
terbentuk karena batuan tersebut disusun oleh material terumbu koral.

Gambar memperlihatkan proses sedimentasi utama dan golongan batuan sedimen yang
dihasilkan. (koesoemadinata, 1981).
4. Pemerian Batuan Sedimen.
Penamaan dan pemerian litologi berbeda-beda untuk macam-macam litologi. Untuk
ini macam-macam batuan yang umum adalah:
1. Detritus (klastik) kasar.
2. Detritus (klastik) halus.
3. Karbonat.
4. Evaporit.
Di dalam memeriksa batuan sedimen klasuk, beberapa
hal yang harus diperhatikan, seperti:
1. Warna
Warna sangat penting pada setiap batuan. Khususnya pada batuan sedimen akan membantu di
dalam beberapa hal seperti masalah lingkungan pengendapan.
Contoh: Warna merah, hijau lingkungan oksidasi.
Warna abu-abu tua, hitam lingkungan reduksi.

2. Kekompakan.
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan, beberapa istilah yang biasa dipergunakan untuk
kekompakan batuan, yaitu
Dense : sangat padat.
Hard : keras dan padat, contoh kuarsit.
Medium Hard : agak keras, tetapi masih dapat digores oleh jarum baja.
Soft : lunak, dengan mudah bisa tergores dan dipecahkan.
Friable : keras tetapi dapat diremas dengan tangan.
Spongy : berongga.
3. Bentuk Butir.
Klasifikasi Zingg (1955) yang biasa dipergunakan,
adalah perbandingan antara panjang (a), lebar (b)
dan tebal (c), maka menghasilkan kelas sebagai
berikut:
Gambar menujukkan klasifikasi Zhingg dalam bentuk pebble

3. Ukuran Butir.
Ukuran partikel atau yang juga dikenal dengan ukuran butir mengacu kepada diameter
butiran individu sedimen ataupun pada batuan sedimen yang telah terlitifikasi. Ukuran objek
padat tiga dimensi seperti butiran sedimen dapat diketahui dengan melakukan pengukuran
volume atau dengan melakukan beberapa pengukuran geometri linier. Pada pengukurannya,
umumnya dilakukan dengan mengukur volume atau juga bisa didapatkan melalui persamaan
(3√V) dengan pengukuran geometri linier.
5. Pemilahan Butir.
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen,
artinya bilasemakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.
Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. Beberapa istilah yang
biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu : a. Sortasi baik bila besar butir merata
atau sama besar b. Sortasi sedang bila ukuran butirnya relatif seragam c. Sortasi buruk bila
besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen.

5. Struktur Sedimen
Struktur sedimen adalah struktur yang terbentuk selama pengendapan sedimen.
Pembentukan struktur sedimen sendiri akan sangat dipengaruhi oleh mekanisme
pengendapan sedimen melalui jenis arus transportasinya, media dan juga oleh lingkungan
pengendapan sedimen. Ombak laut yang berulang-ulang akan membentuk struktur sedimen
gelembur gelombang (ripple marks) dipantai, sedangkan pengendapan suspensi lempung di
dataran banjir atau danau yang dalam akan membentuk lapisan-lapisan tipis berbentuk paralel
(parallel lamination) dari endapan lempung yang jatuh oleh gaya gravitasi.
Selain itu, aktivitas organisme juga berpengaruh pada pembentukan struktur sedimen.
Pergerakan organisme yang hidup disekitar lingkungan pengendapan sedimen akan
membentuk struktur-struktur seperti jejak, alur dan bekas-bekas kehidupan lainnya. Seperti
jalur yang dibentuk siput-siput dipantai maupun danau akan dapat merusak struktur gelembur
gelombang yang dibentuk oleh ombak. Pada kondisi arus traksi yang mengalir terus menerus
seperti pada sungai, pergerakn sedimen yang dibawa oleh air akan terus berlangsung,
khususnya sedimen yang ada pada kolom air dan bergerak pada dasar aliran sungai (bed load
sediment). Hal tersebut akan membentuk struktur sedimen silang siur (cross bedding) karena
pergerakan sedimen yang terus bergerak mengikuti arah aliran arus.

Dalam sebuah aliran arus turbulenatau arus densitas dimana fluida pembawa
bercampur dengan sedimen dan mengalir mengikuti kemiringan lereng hingga mencapai
posisi stabil seperti pada longsoran bawah laut, longsoran bawah danau ataupun alluvial fan
sedimen akan di endapkan pada suatu kondisi dimana arus tidak lagi bergerak. Proses
pengendapan yang mengikuti gaya gravitasi menyebabkan sedimen yang berukuran kasar
akan mengendap lebih dulu karena faktor gaya berat yang dimilikinya dan sedimen berukuran
paling halus akan mengendap terakhir sebagai suspensi. Proses ini akan membentuk endapan
sedimen dengan struktur graded bedding yang menghalus keatas (fining upward). Struktur
sedimen seperti silang siur (cross bedding), gelembur gelombang (ripple marks) dan gradasi
perlapisan (graded bedding) digunakan dalam studi stratigrafi untuk menentukan posisi
sebenarnya dari lapisan geologi yang kompleks dan untuk mempelajari lingkungan
pengendapannya.

Anda mungkin juga menyukai