Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ANALIS


( Titrasi Argentometri )

DISUSUN OLEH :
EKA AYU AGUSTIN
19330085
Kelas : C

LABORATORIUM KIMIA
DASAR PROGRAM STUDI
FARMASI FAKULTAS
FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
NASIONAL JAKARTA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Argentometri merupakan salah satu metode dari titrasi penetapan. Titrasi dengan
metode ini digunakan dalam penentuan ion halogenida. Metode pengendapan
digunakan karena metode ini lebih mudah dilakukan dengan memisahkan suatu
sampel menjadi komponen-komponennya dan saat ini pengendapannya merupakan
teknik pemisahan yang luas penggunaannya.
Kompleks yang terbentuk dari suatu reaksi ion logam, yaitu kation dengan suatu
anion atau molekul netral. Ion logam didalam kompleks disebut atom pusat dan
kelompok yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Jumlah ikatan terbentuk oleh
atom logam pusat disebut bilangan koordinasi dari logam. Dari komlpeks diatas perak
merupakan atom logam dengan hilangan koordinasi dua, dan sianidanya merupakan
ligannyaReaksi membentuk kompleks dapat dianggap sebagai asam-basa lewis
dengan ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang elektron, kepada
kation yang merupakan suatu asam.
Dalam penentuan ion-ion logam secara titrasi kompleksometri umumnya
digunakan III (EDTA) sebagai zat pembentuk kompleks khelat dimana EDTA
bereaksi dengan ion logam yang polivalen seperti Al3+, Bi3+, Ca2+, Cu2+
membentuk senyawa atau kompleks khelat yang stabil dan larut dalam air.

I.2. Tujuan Praktikum


Mahasiswa mempunyai kemampuan untuk mengerjakan penetapan kadar zat
secara titrasi argentometri.

I.3. Prinsip Percobaan


Pengendapan senyawa oleh perak nitrat (AgNO₃)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Dasar Teori :


Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada
suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga metode pengendapan karena pada
ergentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut (endapan).
Indikator yang dapat digunakan adalah Kalium kromat, yang akan menghasilkan
warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+. Reaksi yang mendasari titrasi
argentometri adalah :
AgNO3 + Cl- AgCl(s) + NO3-
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan
reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini
biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion
halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3.
Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide akan
tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan
beberapa anion divalent seperti ion fosfat dan ion arsenat.(Kisman,1988)
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut
antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl. (Kisman,1988)

Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam
suasana netral dengan larutan baru perak nitrat dengan menambahkan larutan kalium
kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida
dan setelah tercapai titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan
bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak nitrat kromat yang
berwarna merah. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
2 AgNO3 + K2CrO4  Ag2CrO4 + 2KNO3
Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri. Argentometri
merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion
lainnya (CN-, CNS) dengan ion Ag+ dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk
endapan perak halida (AgX). Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat
ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standart perak nitrat. Endapan putih
perak klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan
indicator larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion klorida mengendap maka
kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indicator
membentuk endapan coklat kemerahan Ag2CrO4 (Mulyono,2005)
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Pipet Volume
2. Labu Erlenmeyer
3. Pipet Tetes
4. Seperangkat Alat Titrasi

B. Bahan
1. Larutan AgNO₃ 0,1 N
2. Indikator Kalium Kromat ( K₂CrO₄) 5%
3. Sampel Cuplikan
4. Larutan NaCl 0,1 N

III.2. Prosedur Kerja

Prosedur Penentuan Klorida Mohr :


Pipet 10 ml larutan sampel masukkan ke labu titrasi + 1 ml indikator K₂CrO₄ 5%. Titrasi dengan
AgNO₃ 0,1 N sampai terbentuk endapan merah bata. Hitung kadar zat % b/v NaCl.

Pembuatan Pereaksi :
a. Larutan Perak Nitrat 0,1 N : Timbang 4,7 perak nitrat, larutkan dengan air suling 1 L
sampai di dalam botol coklat.
b. Larutan NaCl 0,1 N : 2,5 gr NaCl keringkan di oven dengan temperatur 250-300 ˚C,
timbang sebanyak 1,462 gr dan dinginkan dalam eksikator, dan larutkan dlm air suling 1 L.
c. Indikator : Larutan 5 gr K₂CrO₄ dlam 100 cc air, 1 ml untuk volume akhir 50-100 ml.
Pembakuan
Pembakuan AgNO₃ dilakukan secara mohr: pipet 10 larutan baku NaCl 0,1 N + 1 ml indikator
K₂CrO₄, titrasi dengan AgNO₃ sampai memerah.
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengamatan Rumus Pengenceran


1. Perhitungan Pembakuan AgNO₃ N1.V1 = N2.V2
Diketahui : (N.V) AgNO₃ = (N.V) NaCl
V NaCl = 10 mL N AgNO₃ . Vol akhir titrasi = 0,1 N . 10 mL
N NaCl = 0,1 N N AgNO₃ . 23,6 mL = 1
V AgNO₃ = vol akhir titrasi = 23,6 mL 1
N AgNO3 = N
Ditanya : N AgNO₃ ? th݅‫݅ݎ ݐ ݅ ݐ‬
N AgNO3 = 1 N
23,6
N AgNO₃ = 0,042 N

2. Perhitungan penentuan kadar NaCl sampel dengan metode Mohr


Diketahui :
V NaCl = 10 mL
Kadar sampel = ….% b/v ?
 V AgNO3 = vol akhir titrasi 2 = 15 mL
 N AgNO3 = x N
Reaksi :
Cl- + AgNO3  AgCl ↓ + NO3
Rumus
∑ mol ekivalen Cl- = ∑ mol ekivalen AgNO3

Cl- × valensi Cl- = (M.V) AgNO3 mg Clˉ = (0,042 N . 15 mL) . 35,5

M.V AgNO3 BM Cl− 1


mg Cl -
=
valensi Cl− mg Clˉ = 22,365 mg
. ݅ ‫ ݅ݎ ݐ‬. 3tht % Clˉ = 22,365 mg X 100 %
mg Cl- =
1
10 mL
═ −
% Cl- =
mL sampel
× 100% % Clˉ = 223,65 %
IV.2. Pembahasan
Pada percobaan titrasi argentometri ini merupakan salah satu cara untuk
menentukkan kadar zat dalam suatu sampel yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan
pembentukkan endapan dengan ion Ag⁺. pada titrasi argentometri zat pemeriksaan
yang telah dibubuhi dengan indikator., dicampur dengan larutan standar garam perak
nitrat AgNO₃. Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga
seluruh ion Ag⁺ dapat tepat diendapkan.
Titrasi argentometri merupakan titrasi pengendapan yang melibatkan
pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit.
Hasil yang diperlukan dari titrasi jenis argentometri adalah pencapaian keseimbangan
pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya
interferensi yang menggangu titrasi dan titik akhir titrasi mudah diamati (Day &
Underwood, 2002).
Prinsip Argentometri Mohr adalah reaksi pengendapan dimana senyawa
klorida dalam NaCl berada pada suasana netral dengan tambahan larutan baku
sekunder perak nitrat (AgNO3) dan penambahan larutan indikator kalium kromat
(K2CrO4) pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida setelah titik
ekuivalen, maka dengan penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan
kromat dan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah kecokelatan.
Penambahan Indikator kalium kromat (K2CrO4) bertujuan untuk mengetahui warna
dari titik akhir titrasi (Sudjadi, 2007). Berikut reaksi yang terjadi pada analisis titrasi
argentometri metode mohr.
Ag+ + Cl- → AgCl(s)↓ (endapan putih)
2Ag+ + CrO4→ Ag2CrO4 (merah kecokelatan)

Titrasi pengendapan logam murni dengan menggunakan kadar NaCl 0,1 N


dalam garam dapur dengan menggunakan metode mohr. Konsentrasi ion klorida
dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standar
AgNO₃. Mula-mula larutan sampel NaCl ditambahkan dengan indikator K₂CrO₄ 5 %.
Penambahan indikator ini sudah menjadi ketentuan dalam titrasi pengendapan cara
mohr. Setelah penambahan indikator tersebut, warna larutan sampel menjadi kuning.
Lalu dititrasi dengan larutan Baku AgNO3 0,1 N. Alasan dititrasi dengan AgNO3
adalah berdasarkan namanya, titrasi argentometri menggunakan larutan AgNO3
sebagai titrannya karena AgNO3 adalah satu – satunya garam perak yang terlarutkan
air sehingga pereaksi perak nitrat dengan garam lain akan menghasilkan endapan.
Seperti halnya pada NaCl, dapat ditentukan kadarnya berdasarkan reaksi :

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 (endapan putih)

Warna putih yang terbentuk akibat reaksi antara AgNO3 dengan NaCl,apabila Cl-
habis beraksi dengan Ag+ dari AgNO3. Titik akhir titrasi dapat dinyatakan dengan
indicator larutan K2CrO4 yang dengan ion Ag+ berlebih menghasilkan endapan AgCl
yang berwarna putih mulai berubah menjadi kemerah-meraha, dengan kadar sebesar
223,65 %
Titrasi harus dilakukan dalam suasana netral atau basa lemah dengan pH antara
6,5 – 9, dengan begitu garam perak kromat tidak akan terbentuk. Setelah dititrasi pada
larutan sampel terbentuk endapan kemerah – merahan, hal inilah yang membuktikan
bahwa metode titrasi pengendapan yang dilakukan adalah cara mohr. Munculnya
endapan yang berwarna kemerah-merahan pada titik akhir titrasi dikarenakan kromat
terikat oleh ion perak membentuk senyawa yang sukar larut berwarna merah bata.
Indikator yang kami gunakan yaitu K2CrO4, hal ini karena Indicator ini merupakan
suatu senyawa organic yang kompleks dan digunakan untuk menentukan titik akhir
suatu reaksi netralisasi. Titik akhir titrasi adalah suatu keadaan dimana penambahan
satu tetes larutan baku dapat menyebabkan perubahan warna pada indikator.
Perubahan warnna tersebut karena adanya pertukaran ion-ion antara ion-ion pereaksi
sehingga membentuk senyawa baru yang berbentuk endapan dan berwarna
merah-kemerahan.
IV.3. Tugas Pendahuluan
Apakah sebabnya pada titrasi cara Mohr harus dilakukan dalam suasana netral/basa
lemah? Sebutkan zat – zat atau senyawa apa saja yang mengganggu pada titrasi cara
Mohr ini.
Jawab : Dalam suasana asam endapan AgCrO₄ akan larut karena berbentuk perak
kromat (Ag₂Cr₂O₃) dalam suasana basa perak nitrat akan bereaksi dengan ion
hidroksida membentuk endapan perak hidroksida.
 Zat yang menggangu pada titrasi mohr.
1. Ion yang mengendapkan lebih dahulu dari AgCl, Misal : F,Br,Cn6ˉ
2. Ion yang membentuk kompleks dengan Ag⁺, misal : CHˉ, NH₃diatas PH 7
3. Ion yang membentuk kompleks dengan Clˉ, misal : Hg2+
4. Kation yang mengendap kromat, misal : Ba2+
BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Dapat percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penentuan kadar NaCl
dalam garam dapur dapat ditentukkan dengan cara titrasi pengendapan dengan metode
mohr, dimana digunakan larutan standar AgNO₃ sebagai titratnya, dan K₂CrO₄
sebagai indikatornya, yang menunjukkan perubahan warna mejadi endapan merah
bata pada titik equivalent. Konsentrasi dari AgNO3 dapat diketahui berdasarkan
volume AgNO3 rata-rata yang diperoleh dari titrasi yaitu 23,6 ml sehingga dengan
rumus N1.V1 = N2. V2 didapatkan konsentrasi AgNO3 0,042 N dan kadar NaCl
dalam garam dapur yang diperoleh dalam percobaan ini sebesar 223,65 %
DAFTAR PUSTAKA

1. Beckett A.H, Stenlake S.B., Practical Pharmaceutical Chemistry, The Athione


Press, London, 1962 hal. 155 – 163.
2. Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar. Yogyakarta, hal
146-149.
3. Ham, Mulyono, 2005, Kamus Kimia, Bumi Aksara : Bandung
4. Harjadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramadia Pustaka Utama:
Jakarta
5. Danney, B., 1979, Vogel Analisis Kuantitatif Anorganik, EGC:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai